‘’hee guys kita sudah sampai.’’ Ucap Navy.
‘’Mana-mana.’’ Zero kegirangan.
‘’ituuuu bodoh.’’ Beast Memalikan kepala Zero ke depan.
‘’wowwwweee itu apa ya.’’ Zero bingung.
‘’itu tempatnya bodoh.’’ ucap Beast.
‘’coba lihat hmm hmmhmmmmmm iya sama mungkin,’’ Zero melihat ke brosurnya.
‘’megah sekali tempat ini.’’ Techno terpukau dan ambil foto.
‘’ada penjaganya waduh gimana nih kita bukan tamu special.’’ Beast melihat dua orang penjaga menggunakan baju seperti pasukan galaxy. Sebut Pharmy. Nanti aja ku jelaskannya.
‘’Zero kalau kita kesana pasti kita di anggap orang rendah dan tidak boleh masuk.’’ Navy menambahkan.
Zero berfikir. ‘‘hmmmm aku punya ide.’’
Zero berlari menuju penjaga gedung itu seperti orang ketakutan, saat dia berbicara ke si penjaga. ‘’pakk.’’ Kelelahan.
‘‘ada apa.’’ Salah satu Pharmy merespon.
‘‘itu haaaaa.’’ Zero menarik nafas.
‘‘itu apa.’’ Mulai panik.
‘’‘itu haaaa.’’ Zero menarik nafas lagi.
‘’ADA APA!!.’’ bentak si penjaga.
Zero terkejut sampai nafasnya tertelan dan menyangkut di tenggerokan. ‘‘AAAAeee.ee .ee itu pak ada perampok di bank.’’ Zero sambil memegangi lehernya.
‘‘di bank mana.’’ Tanya penjaga Pharmy.
Zero menghayal cerita. ‘’jadi gini pak, tadi ada bomm der der der meledak terus ada biss yang bawa banyak ayam.’’
‘’ayam?.’’ penjaga kebingungan.
‘’eee perampoknya pakai topeng ayam hahhh terus mereka bawa semua emasnya.’’
‘’jalannya yang mana.’’ Tanyan lagi.
‘’eee..e jalannya ini nanti lurus belokkkkk lurussss,’’ menunjuk ke atas sampai langit, di ikuti kepala Pharmy. ‘’belok lagi.’’
‘’oke terimakasih.’’ para penjaga itu langsung mengendarai motornya dan pergi, Zero dan timnya langsung masuk ke dalam ‘’ayo ayo.’’ Ajak Zero ke teman-temannya.
Saat di dalam ruangan, mereka di lihat aneh oleh orang-orang di sana, memakai baju yang beda, tidak memakai jas kucel dan kotor. Cuma Zero yang gitu Techno gak mau.
‘’kenapa ini orang orang pada liatin.’’ ungkap Zero.
saat lebih dalam lagi, di sebuah meja seketaris yang besar seperti kusir, Zero bertemu dengan Jeremy. ‘’wihhh kak Jeremy kita bertemu lagi ohhh jadi ini tempat yang di rahasiakan kakak.’’ Sahut Zero melambaikan tangannya dan mengelus meja seketarisnya yang bagus.
Jeremy yang sedang meminum kopi langsung menyembur airnya. ‘’ frussss kok kamu bisa kesini terus mereka siapa.’’ nada kesal.
‘‘mereka timku.’’ Beast membuat muka senyum merendahkan, di tambah Techno yang melotot tidak percaya.
‘’Ro itu beneran JEREMYPOWER.’’ berbisik Beast di belakang Zero.
‘‘iya bener ini kak Jeremy.’’ Balas Zero.
‘’ke..ke..kenapa kalian bisa kesini.’’ Ucap Jeremy terbata-bata kesal.
‘‘karena ini.’’ Balas Zero memperlihatkan
brosurnya, lalu Kak Jeremy melihatnya dengan seksama dan memasukannya lagi ke kantongnya.
‘‘ya tuhan bagaimana ini kalau komandan tahu bagaimanaaaa.’’ Jeremy menangis tidak keluar air mata.
Di saat mereka sedang ngobrol tiba-tiba datang penjaga dengan membawa seseorang menggunakan costum ayam. ‘’hahh hahh ketemu dia bukan pelakunya.’’ Pharmy tadi berkata Zero.
semua orang terdiam. ‘‘Ro emang kamu bilang apa.’’ucap Navy dengan muka tidak percaya.
‘‘ehhhhhhh yaa eeee huuuueee.’’ Zero tidak bisa bercakap.
‘’tangkap mereka.’’ Ucap Kak Jeremy
menyuruh pasukan yang membawa orang ber costum ayam tadi.
‘’HEHHHH HEHH MAUNGAPAIN KAK ADA APA,’’ Zero dan kawan-kawan di borgol tangannya. ‘’HEHHH LEPA-LEPAS.’’ Zero mengamuk sambil di bawa.
‘’Ro gimanasih kamu BODOOHH.’’ Beast masih sempat-sempatnya nyindir.
‘‘HE NGAPAIN-NGAPAIN.’’ Navy ingin melawan namun di setrum sampai pingsan, dengan sebuah alat canggih yaa kaya tongkat, saat salah satu penjaga akan memborgol Techno, dia memberi isyarat dengan tangannya ‘‘shttt biar aku saja.’’ Techno tidak di borgol namun langsung mengikuti di belakang dengan menutup dadanya dengan kedua tangannya.
Jeremy memegang kepalanya dengan dua tangannya seperti orang yang butuh migren.
Di sebuah ruangan putih Zero-Beast-Techno-Navy duduk di sebuah kursi dengan meja di depannya, sambil di tutup mukanya dengan karung berwarna putih, lalu tidak lama sesaat di pintu seperti pintu lift keluarlah seorang komandan yang kekar, memakai jas celana serba merah menghampiri mereka berempat.
‘DUKKKK.’ Komandan Bull memukul meja semua orang terkejut ‘’KENAPA KALIAN BISA KE SINI.’’ Tanya Bull bentak.
Zero tanpa ragu langsung menjawabnya. ‘‘karena brosur.’’
‘‘brosur apa perlihatkan kepadaku.’’ Komandan Bull yang masih belum percaya.
Zero mencoba mengambil brosur di kantongnya dengan tangan terborgol. ‘’ee eaaa susah sekalieee ee.’’
‘‘Jeremy ambil.’’ Ucap Komandan Bull menyuruh Jeremy.
Jeremy mengodok kantong Zero. ‘’EEEEEEE BUKAN KIRI ITU SURAT KUPON MAKAN PIZZA.’’ Semua orang melihat ke arah Zero.
‘‘ini komandan.’’ Jeremy memberikan brosurnya. Bull membacanya sebentar lalu memukul meja semua orang kaget lagi.
‘’SIAPA YANG MEMBERI KALIAN INI.’’
‘’ZERO.’’ Teriak semua teman Zero.
‘’lahh,’’ Zero menegok ke kekiri dengan muka masih tertutup karung.
‘‘dimana dia.’’ Komandan Bull yang sudah merah mukanya, membuat semua orang takut.
‘‘halooo.’’ Jawab Zero tanpa rasa takut.
‘‘jika ini tersebar luas keadaan dunia akan terancam, kamu,’’ nunjuk Techno. ‘‘siapa kamu,’’
‘’saya Zero.’’ Zero menjawabnya di karenakan dia tidak tahu siapa yang di tunjuk di karenakan muka mereka di tutupi karung.
‘‘bukan kamu yang saya tunjuk.’’ Masih dalam keadaan menunjuk.
‘‘hahh iya saya Zero.’’
‘‘bukan itu maksud saya kamu.’’ Komandan Bull menunjuk Navy.
‘’di bilanginnya saya Zero.’’ Komandan Bull mulai kesal. ‘DUKKK’ dia memukul meja lagi. ‘‘kalian mempermainkan saya.’’
Zero melihat kekiri dan kanan lalu menjawabnya. ‘’anda itu dari tadi nanya.’’
‘‘eeeeeememang kalian tidak tahu siapa saya.’’ Dengan nada tinggi.
‘’tidakkk.’’ Zero menjawab lagi, sedangkan teman-temannya sudah merinding.
‘‘eeeeeee.’’ Kesal. Komandan Bull ingin meninju Zero, dan Jeremy hanya bisa menyabarkan. ‘’kalian buka semua penutupnya.’’ komandan Bull menyuruh para Pharmy di belakangnya.
‘’siap komandan.’’ Jawab mereka serempak.
‘‘eeeaaaakhirnya udara segar huuu haaa.’’ semua orang melihat ke Zero. ’’hehhhh om Bul!!, apa kabar om Bull.’’ Zero sangat riang bertemu dengan Om Bull. Zero mengenali Bull di karenakan dia adalah artis yang Zero tahu tidak memiliki rambut. Bukan nyindir Om.
‘’DIAMM! Jelaskan kepada saya bagaimana kalian dapat brosur ini.’’ Ucap Komandan Bull dengan tinggi.
Beast berbisisk ke Zero. ‘’Ro jelasin, aku khawatirnya kita di tembak atau di jadiin pembantu di sini, lihat tuh yang di belakang ada yang bawa pelan.’’ Dengan muka ke takutan.
Navy sudah pucat putih. ‘‘Ro cepet jelaskan ini orang mukanya udah kaya monyet liar.’’
Techno hanya menyuruh Zero melalui isyarat muka. Mengedipkan mata kanannya.
‘’eee jadi gini Om Bot,’’ Komandan Bull menjadi sinis. ‘‘hehhh. Maksudnya om Bull, jadi saat sore kemarin saya bertemu dengan kak Jeremy,’’ Komandan Bull melihat ke arah Jeremy, sedangkan Jeremy pura-pura melihat ke tabletnya dan menjadi lebih sinis.
‘‘ee bukan kak Jeremy,’’ Jeremy menghela nafas. ‘‘jadi kemarin saya tidak sengaja bertemu dengan orang yang mirip Om Fury.’’ muka kebingungan di Komandan Bull. ‘‘nah dia itu bawa brosur yang banyak, brosurnya jatuh saya bantuin lalu dia pergi cepat-cepat, ehh ternyata ada satu yang terinjak saya, lalu saya kasih tahu tapi dia bilang buat saya saja dan saya mengajak teman-teman saya begitu ceritanya.’’ Zero menjelaskan dengan muka aneh.
‘‘hanya orang rendahan yang beruntung menemukan ini seperti kalian dan itu kalian. jika kalian tahu hanya orang tertentu yang bisa masuk kesini.’’ Zero sinis. ‘’dan jika saya lepaskan kalian, berita tentang PAHS akan tersebar dan itu sangat beresiko baiklah kalau begitu kalian menjadi tukang bersih-bersih di sini.’’
‘DUKKKK’ suara jantung dari seseorang. Navy yang mendengar itu langsung pingsan sedangkan Zero-Beast-Techno mengoceh terus-menerus, saat mereka masih mengoceh keluar lah dua orang dari pintu tadi yaitu seorang wanita tapi Zero menyebutnya Ibu-Ibu.
Yang bernama Bu yosi, memakai jas coklat panjang kaya setan jepang yang mulutnya sobek dan rambutnya di ikat menonjol bulat kaya balmon, nah gampang di jelasinnya tapi dia dibentuk bulat ujung rambutnya, susah amat ngejelasin rambut doang. Sedang yang satu lagi yaitu Fatar, Fatar hanya menggunkan baju anak biasa bukan fri fayer yaa tapi baju polos hijau dengan celana pendek biru.
‘‘ehh kakak yang tadi kok kakak ada di sini.’’ Ucap Fatar dengan terkejut kalau Zero akan ke sini.
‘’Fatar kamu tahu mereka,’’ Tanya Bull. ‘’jika kalian melakukan yang aneh-aneh dengan keponakan ku awas kalian.’’ Ucap dia sinis.
‘’om mereka tadi yang nolong aku saat aku di palak dan mereka juga yang membebaskan budak yang selama ini om cari.’’ Balas Fatar membuat Zero menangis terharu, ada yang membelanya, sedangkan Bu Yosi hanya terkejut diam dan tidak lama kemudian tersenyum.
‘‘apakah itu benar.’’ Tanya Bull ke Zero.
‘‘iyaaaaa.’’ Membelokan matanya ke kanan sambil melihat ke arah Navy yang pingsan.
‘‘Jeremy coba kamu periksa apakah ada laporan budak yang di temukan.’’
Jeremy mencari info di tabletnya. ‘’baik, di sini tertulis sebanyak 46 budak telah di temukan namun si pelapor tidak di temukan, tapi ada seorang yang di wakilkan untuk menjaga mereka semua selagi polisi belum datang.’’
Zero dan kawannya tersenyum dan berkata. ‘’soo jadi bagaimana komandan Bull.’’
‘’eeeee.’’ Komandan Bull masih ragu namun tidak begitu lama setelah Bu Yosi menyela dan menyindirnya.
‘’Jeremy daftarkan mereka ke daftar agent baru.’’ ucap Bu Yosi.
Komandan Bull tidak percaya akan hal itu dan melihat ke arah Bu Yosi yang sedang memegang tangan kiri Fatar. ‘’ada apa Bull semenjak kamu jadi Komandan, kamu sering menolak orang yang berbakat, apa kamu tidak percaya kalau mereka berbakat,’’ Bu Yosi melihat ke arah Zero dan kawannya. ‘’hmm anak itu sama seperti dia... kamu.’’ Bu Yosi menunjuk Zero. ‘’kenapa temanmu itu.’’ Tanya Bu Yosi.
‘’haaaa ohh dia pingsan.’’ Jawab Zero.
‘’bisa kamu jelaskan.’’ Tanya lagi Bu Yosi.
Zero memperhatikan muka Navy. ‘’hmmmm karena terkejut, jadi membuat pompaan jantung semakin cepat membuat peredaran darahnya acak lalu membuyarkan otaknya.’’ Zero tersenyum ngasal.
‘’hmmmm. Kou mengingatkanku kepada seseorang, bagaimana,’’ membujuk Komandan Bull. ‘’Jeremy daftarkan mereka. Dan kamu bertahan lah malam ini.’’ Bu Yosi tersenyum lalu pergi.
Zero terdiam seribu bahasa. ‘‘yeeee…..’’ Zero senang namun tertahan.
‘‘tapi kalian harus melewati test dahulu.’’ Komandan keluar dari ruangan itu sambil menggendeng Fatar. DI susul Pharmy yang keluar ruangan.
Semuanya orang menjadi senang gembira ‘‘yess yess kita di terima woooo huuu yess.’’
Navy tiba-tiba terbangun dari pingsannya,
‘‘ada apa.’’ Tanya dia agak beler, sambil memegang kepala.
‘’kita di terima.’’ Jawab Zero. Navy yang mendengar itu langsung melompat kemeja dan dengan mudah nya memecatkan borgolnya, Zero dan kawannya kaget melongo lalu pargoy. ‘’dapet kerjaan dapet kerjaan.’’ Jeremy hanya bisa tersenyum.
‘‘selamat ya agent baru tapi Zero dari semua orang yang pernah kulihat hanya kamu yang berani menjawab pertanyaan komandan.’’
Ucap Kak Jeremy dengan tepuk tangan.
‘‘hanya jawab apa susah nya.’’ Zero menjawab nya dengan mudah dan membuat Jeremy tersenyum dan mereka merayakan penerimaan mereka sebagai agent baru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments