RIBUT SAMA PREMAN PECAK

‘’sudahh ayo lanjut.’’ Balas Navy. Mereka melanjutkan perjalan nya yang di pimpin oleh Navy, di karenakan Navy orang yang pernah ke Jakarta pusat melalui lomba puisi, Navy adalah orang paling tahu mapnya di sini, bukan buta map yaaa, berbekal brosur dan map google dia memimpin perjalanan.

‘’Navy-Navy sudah nyampe belum.’’ tanya Zero yang kelelahan.

‘’ini ke 75 kalinya kamu menanyakan hal itu’’ sambil melihat map.

‘‘kalau begini mah lebih baik aku nyemplung ke sungai.’’ mengeluh Beast kepanasan, bersembunyi di bawah tas yang Zero bawa.

‘’heh diam apa, sudah aku lagi berusaha memakai gps bodoh ini diam coba seperti Techno.’’ Zero melihat Techno dibelakang senyum-senyum sendiri ke arahnya.

‘’kenapa anak ini.’’ sinis Zero.

‘‘e..ee ada minum gak aku jadi pengen nyemplung nih.’’ Keluh lagi Beast.

‘‘hiiih kalian nih ngeluh mulu eeeee.’’ Navy mengerem kakinya sehingga membuat orang-orang di belakangnya tertabrak satu sama lain.

Tepat di antara balok-balok kayu mereka berhenti atau bersembunyi dari sesuatu.

Zero kebingungan. ’’ekk kenapa berhenti.’’

‘’bodoh nih tukang map nya.’’ Tambah Beast.

Techno panik apkah ada seorang wanita yang terluka.

‘’kenapa-kenapa ada seorang wanita yang terluka kah.’’

Zero, Beast, Navy nyilek ke Techno dengan sinis. Navy memalingkan wajahnya dan menjadi berhati-hati. ‘’shttttt liat tuh.’’ Menunjuk ke depan, melihat sedikit dari balik kayu.

‘’apaan heh.’’ Zero menginti sedikit dan melihat sesuatu.

‘’Zero gimana nih.’’ ternyata di depan meraka, ada dua orang yang berpenampilan seperti perampok, menggunakan penutup mata, dan rompi besi, ini orang ngapain. Di arah kejahuan, di tempat yang banyak bangunan kosong mereka sedang memalak seorang anak kecil.

‘’ayo mana lagi uang mu aku tahu kamu anak orang kaya.’’ Sahut Marko mengancam.

‘’gak ada lagi om benar.’’ Jawab si anak itu dengan ketakutan.

‘’kamu gak kasih kamu gak bakal pulang.’’ Ancam Marko, anak kecil itu hanya murung untuk memberikan uangnya atau tidak lalu. Dan kadang-kadang dia melihat kawannya Marko. yaitu Pero. Dia pakai dua penutup mata.

‘’Zerrr gimana ini ee.’’ Navy menjadi risuh.

‘’hmmmehhh dari mana itu orang,’’ padahal tadinya ada dua orang, sekarang menambah menjadi 3. Tapi yang ini membawa senjata mesin, yaaaaaa itu adalah aka 47 yaaa gitulah. ‘’hmmmmm buset bawa senjata dia, hehh oke aku ada ide.’’

Tiba-tiba Zero keluar dari pesembunyiannya, berbekal sebuah tongkat kayu, lalu menatang Marko ‘’heyy kamu,’’ Marko menunjuk Pero, ‘’bukan kamu,’’ marko menunjuk anak kecil, ‘‘haduhhh siapa ya namanya.’’ Zero menggaruk-garuk kepalanya, lalu marko menunjuk dirinya. ‘’hah iya kembalikan uang anak itu.’’

‘’woyy orang gila,’’ Beast tertawa. ‘’beraninya kamu masuk wilayahku.’’ Marko langsung berlari menuju Zero, dan Zero juga yang melihat itu ikut lari, saat sudah dekat Marko mengarahkan tangannya ke muka Zero, tapi Zero menghindar kearah kanan karena dia sudah terbiasa di tinju mukanya oleh Beast, dan lutut kirinya diarahkan ke perut Marko ‘DUBBB’ suara hantaman yang membuat Marko langsung WASTED.

‘‘eeee..stop berhentiee..-berhenti.’’ Marko memegang perutnya kesakitan dan pergi perlahan sambil membungkuk ke bagasi belakang mobil avivi putihnya lalu ia berbaring ‘’ahhhh lebih baik.’’

Tanpa di sangka orang yang membawa aka 47, mengarahkan senjatanya ke Zero. Namun di sini Zero tersenyum. ‘STAKKK’ sebuah batu menghantam topeng anak orang itu. '‘HMMM jadi gini orang yang di awal nyerang Beast sama seperti orang ini, yaitu dari baju sampai topeng, yaaa dia memakai topeng, eee topengnya kaya tengkorak tapi rahang bawahnya di ilangin, terus di ganti sama bolong-bologn, buat nafas mungkin.'' teliti Zero dalam hatinya.

Lalu terlihat dari arah balok kayu tadi, Techno sedang membidik dengan katapel, menutup satu matanya. Zero yang melihat itu langsung memberi kode ke seseorang yang dari tadi sudah berlari di samping sebuah bangunan menuju sisi kanan orang ini. Zero melempar tongkatnya seperti atlet melempar tombak. Tombak melesat cepat, lalu di ambil oleh Navy dengan tangan kanannya sambil melompat melingkar, lalu memukul leher orang itu sampai patah tongkatnya. ‘STRAKKK’ orang itu jatuh pingsan.

Di saat ini Zero, melihat satu orang lagi, yaitu yang menggunakan dua penutup mata, yaitu rekannya Pero. Zero langsung berlari menuju Pero dan melompat serta mengeluarkan tendangan garudanya ‘’TENDANGAN GARUUUUUUEEEE.’’ ternyata saat Zero sudah melayang Marko berteriak ke Pero.

‘‘habisi mereka semua.’’ karena mendengar itu Pero langsung reflek dan dia melakukan kayang sehingga Zero meleset ‘DRUKKK K TENGG TRENGG’ suara perabotan jatuh kemana-mana.

Pero menyembunyikan semua persendiannya lalu mengeluarkan kuda-kudanya, kaki melebar, tangan kiri di Tarik dan tangan kanan di majukan.

Yaaa kaya setan di mugen train.

Zero menabrak tukang perabotan yang tiba-tiba nongol tidak tahu dari mana. di arah lain Navy-Beast-Techno keluar dari tempatnya dan langsung merumpuk Pero dari arah depan, hal yang aneh adalah, walaupun dia menutup kedua matanya tapi dia bisa bergerak leluasa, hmmm byakugan mungkin, Pero langsung mengeluarkan kuda-kuda dan menangkis serta membalas pukulan mereka bertiga. walaupun hanya sedikit luka yang di terima Pero.

Anak kecil tadi hanya duduk melihat hal itu seperti di boskop, kembali ke Zero, dia terbangun dan menemukan sebuah panci yang unik, ‘’uhh wow pak saya ambil ini yaa.’’ pinta Zero.

‘’ayo silahkan tapi usir mereka dari wilayah ini.’’ Sahut orang itu bersemangat.

Zero berdiri dan tersenyum. ‘’dengan senang hati.’’ membalasnya dengan semangat, Zero melihat ke arah Marko yang terbaring di bagasi mobil avivi, dia mengangkat panci seakan ingin memukul Marko dengan pancinya, lalu panci pun ia hantamkan hampir ke muka Marko, lantas Marko berteriak ‘'KYAAAAAA.’’

karena mendengar suaranya Zero tersenyum dan tidak jadi memukulnya soalnya itu hanya untuk memancing suaranya, lalu Zero menarik nafasnya dan berteriak, ‘’PERO BERHENTI.” Marko terkejut karena Zero bisa mengikuti suaranya. Pero pun berhenti dan mereka bertiga berhenti elawan Pero.

Karena melihat hal itu Marko tidak tinggal diam, dia ingin berteriak namun Zero sudah tahu hal itu, lantas ia langsung menghantamkan pancinya kemuka Marko ‘’SUPRISEEEEE.’’ TEENGGGG Marko pingsan di dalam mobil dan Zero berteriak ke Pero lagi ‘‘PERO KITA SUDAH SELESAI DAN SEKARANG BAWA AKU PULANG.’’ Pero yang mendengar itu langsug berhenti bertarung. Eeee itu posisinya lagi cengkram pipi Navy yaudah di lepas, terus Navy kesakitan.

Pero pergi sambil membawa orang pingsan tadi ke dalam mobil dengan. cara di Tarik kakinya, Pero menaiki mobilnya dan pergi dari wilayah itu.

Tidak lama kemudian si tukang perabotan tadi berteriak “KITA BEBAS KITA BEBAS KITA BEBAS.’’ Zero dan kawannya kaget bingung dan tiba-tiba keluarlah banyak orang dari sana dengan baju coklat yang bercampur tanah

“HUHHHHHH YEEEE YEEE HUU TERIMAKASIH TERIMAKSIH." semua orang bahagia dan ada yang menangis, Zero hanya bingung apa yg sebenarnya terjadi,.

Setelah mulai mereda, Zero bertanya ke si tukang tadi, saat ingin berbicara anak kecil tadi datang ke Zero ‘‘kak terima kasih.’’ Ucap dengan wajah polosnya.

‘‘ohh iya.‘’ hanya sepatah kata itu dia langsung pergi, ‘‘whait kayak kenal itu orang oh ya hamper saja lupa maaf pak sebenarnya ini tempat apa.’’ Zero menghampiri orang itu.

‘’kamu kan.’’ memeluk Zero sambil terharu. ‘’makasih yaa nak kamu memang pahlawan kalau tanpa kamu kami nanti gimana."

‘‘eeh iya pak bisa lepas ahhh.’’ Zero memaksa lepas.

‘‘terimakasih ya nak jadi begini ceritanya tempat ini adalah tempat pembuatan senjata illegal kalau saya…’'

‘’HAHHHH.’’ Zero terkejut membuat semua orang menegok ke arahnya dan dia langsung basa-basi. ‘’eee ituu ee hah itu katak terbang.’’ Menunjuk langit yang kosong.

‘’eeee iya ini tempat pembuatan senjata illegal,’’ Zero sangat mengamati pembicaraan sampai muka berubah dan membuat tukang perabotan meresa takut. ‘’tempat ini sudah ada 2 tahun, semua orang di sini di suruh jadi budak, mulai ngerakit sampai bikin senjata juga, terkadang huhhuu ada yang meninggal karena kelaparan atau di hukum. Kalau saya mah Cuma di suruh buat ngasih surat ke si pelanggannya dan kalau beruntung saya bawa makanan yang saya sembunyikan di tempat perabot buat mereka semua, terima kasih ya nak ya.’’

‘’ohh terus kenapa tidak kabur.’’ Balas Zero yang heran.

‘’kalau kabur kami pengen kemana kebanyakan budak sini orang jauh semua.’’

‘‘ohhhh yaa kana da polisi, terus-terus eee boleh saya tahu siapaaaaa.eee….e pemimpinnya.’’

‘‘nahhh gitu dong, semua budak di sini di pasang borgol canggih, kalau keluar dari zona sini nanti bakal nyetrum sampe mati, hihhhh saya merinding yang nyeritain juga, kalau pemimnya eeeee… kalau gak salah namanya jeki bul-bul.’’ Menjelaskan secara terbata-bata kadang melihat ke langit karena lupa.

‘’ohhh ok ok jeki anak siapa sudahlah ee mana hah Navy Beast ayo pergi.’’

‘‘sekarang.’’ ucap Navy seperti tidak mau.

‘‘iyalah sekarang waktu terkhir ee si Techno dimana.’’

‘’Ro Zero pasti kamu akan seneng.’’ Beast menunjuk ke arah samping.

‘‘apa.’’ Balas Zero yang tidak tahu.

‘‘liat itu.’’ Zero melihat kebelakang ternyata Techno sedang di kerumunin banyak perempuan.

‘‘kebiasaan buruk ini anak,’’ ucap dia dengan kesal, Zero langsung menghampiri sedangkan Beast dan Navy hanya tertawa. ‘’eeemaaf maaf mau lewat sini kou,’’ narik Techno. ‘’byeee see you next time mmmhuahh.’’

‘’e Ro Ro sabar-sabar.’’ ketawa tidak tahu karena apa.

‘’sudah kita tidak ada waktu lagi.’’

‘’hahah liat tu beda sama kamu.’’ Navy menyindir.

‘’berisik oke jadi yang pertama kita harus menelepon polisi setelah itu kita pergi.’’ Zero mengusulkan ide.

‘’rencana bodoh apa itu.’’ Ucap Beast terang-terangan sampai membuat Zero sinis.

‘’terus siapa yang jaga mereka aku khawatir orang-orang itu kembali.’’ Techno dengan gaya seorang pangeran, membuat zero sinis.

‘’hmmm aha heyy kamu iya kamu.’’ Zero pergi keseorang yang menunduk dan tidak bahagia. Zero merasa aneh dengan orang ini, menggunakan plastik hitam sebagai penutup mukanya dan juga hanya meratapi tanah. ‘’helo hayyyy.’’ Zero memegang pundaknya ‘‘sepertinya aku tahu apa yang kou rasakan….. sendirian…… kesedihan…… penderitaan benarkan dan…….tidak memiliki keluarga,’’ orang tadi mulai agak melihat ke atas. ‘‘hmmm jangan pernah menganggap dirimu yang paling menderita, jika kou seperti itu maka hanya putus asa yang tidak berguna,’’ Zero memegang kedua tangannya. ‘‘huhh jika kou merasa sendiri dan tidak punya siapa-siapa maka kou harus berusaha dalam hatimu untuk berubah, jika kou peduli dengan dirimu kou harus usaha untuk dirimu baru orang lain, jadi seperti ini,’’ Zero mengambil kelingkingnya dan membuat kelingking janji. ‘‘lihat aku dan kawan-kawanku, aku berjanji dan selamanya akan menjadi temanmu,’’ beberapa orang mulai mlihat kea rah Zero. ‘sekarang kou memiliki rumah untuk di tempati.’’ Zero tersenyum. ‘‘ya begitulah kou harus memiliki tekad untuk berubah aku titipkan mereka semua padamu oke jaga mereka sampai polisi datang, kou laki-laki yang kuat kan, WOYYYY SEMUANYA TOLONG JADI TEMAN DIA OKE.’’ Teriak Zero, membuat bapak perabotan terharu dan mengelap ingusnya di baju Navy, Zero melepas tangannya dan akan pergi namun di tahan oleh orang itu.

Dengan suara serak dan halus dia bekata. ‘‘SIAPA NAMAMU.’’

‘’hah aku, aku Zero panggil aku Zero aku seorang agent.’’ Setelah itu mereka ber empat pergi dan bersalaman ‘‘byeee.’’ ternyata di belakang, orang aneh yang mengunakan plastic di mukanya mulai melihat kea arah depan dan melihati Zero, dan sia mulai di kerumngui orang-orang.

Setelah agak jauh muncullah banyak mobil polisi yang menuju arah lokasi tadi ‘’nahh tukan, Jakarta pusat itu dekat dengan polisi ohya ada yang aneh.’’ Ucap Zero.

‘‘apa yang aneh Techno.’’ Ucap Beast.

‘’bukan eee.’’ ternyata Techno senyum-senyum sendiri dan masih terbayang tempat tadi.

‘’kenapa anak ini heehhh itu soal anak yang di palak tadi dia adalah fatar.’’ Navy sedang meminum air botol langsung muntah-muntah mendengar itu.

‘‘fruss yang benar.’’ semua orang terkejut kecuali Techno.

Techno yang beda pola pikir. ‘’terus kenapa kamu pegang tangan dia Zero, padahal kamu tidak tahu dia perempuan atau laki laki.’’

Navy menepuk tangan. ‘’hee memotong pembicaraan orang saja ehh tadi benar itu Fatar’’ Navy terlihat sangat seang dan kagum yaa gitulah susah di jelasinnya.

‘’iya memang kenapa.’’ Jawab Zero.

Navy bersemangat sambil halu. ‘’huuu kalau begitu aku bisa meminta bantuan untuk menjual puisi ku dengan begitu aku akan terkenal huahhahaha.’’ Navy tertawa gaya orang jahat. Zero dan Beast hanya sinis melihatnya.

‘’Ro tumben kamu hebat juga.’’ Niat Beast sebenarnya nyindir.

‘‘saya sudah berlatih dari anda makannya simak dan pelajari…’’ Navy tertawa kencang lalu kepalanya dipukul oleh beast. ‘‘itu karena tekad.’’ Lanjut Zero.

Techno bertanya lagi. ‘‘ee lanjutin tadi.’’

‘’sabar apa kepala ku pusing habis menabrak tukang tadi, itu karena dia orang yang menderita, aku tidak peduli dia perempuan atau laki-laki yang jelas aku ingin menolongnya.’’ Balas Zero dengan rendah.

‘‘alasan saja kalau itu perempuan bagaimana.’’sindir Beast.

‘‘kalau itu eeeee.’’

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!