PERJALANAN MENUJU PAHS

dari jam 11 sampai jam 1, di sebuah sampingan jalan kosong kendaraan besar. tiba-tiba ada orang yang berteriak di belakang Zero ‘’PENCURIII TOLONGG.’’ Zero pun langsung memalingkan wajahnya, melihat ke sebelah kanan dan ia melihat pencuri yang mengendarai motor, satu dibelakang memegang tas nya yang satu mengemudi.

Setelah itu Zero langsung berlari ke jalan melompat dan dia mengeluarkan, ‘’TENDANGA GARUDA.’’ Zero mengeluarkan tendangannya sampai membuat si pencuri kaget menepuk pundak temannya yang membawa, lalu si pencuri pengendara terpental keluar dari motornya dikira selamat ternyata kepala dia menabrak tiang polisi ‘tengggggg’ mentalnya seperti orang mabuk, tas yang mereka curi terjatuh berbarengan dengan mentalnya pencuri yang membawa motor dan Zero berhasil jatuh kearah berlawanan dari sebelum dia menedang tadi atau menembus motor.

Sedangkan yang duduk belakang, hanya pasrah motornya di bawa angin, dia menabrak sebuah warung kopi dan ternyata di dalamnya terdapat banyak polisi yang sedang nongkrong.

‘’pak kita itu polisi,’’ polisi yang mendengarkan anak buahnya hanya risih diam meminum kopi. ‘’kita harus jaga setiap waktu, terus jika ada kejahatan di luar sana bagaimana, saya sebagai polisi sejati merasa malu pak dengan istirahat kita.’’

‘’ceppp udah nanti juga malingnya datang ke kita sendiri, eeeee’’ pencuri yang terbawa motor itu menabrak warung kopi tersebut. ‘’udah saya bilang apakan.’’ Ucap boss polisi tadi.

Lalu Zero langsung mengambil tas tersebut dan mengembalikannya kembali ke orang asing yang memanggilnya. ‘’ini kak tasnya eeee hmm kayak kenal kakak kan JEREMYPOWER.’’ Tanya Zero dengan penuh kaget, melihat youtuber yang selalu dia tonton ada di depannya.

‘’hehh pertama makasih ya oh ya aku Jeremypower jadi sebagai ucapan terimakasih apa yang bisa ku lakukan.’’

‘’wuuuuuuuahhh ini bener kak Jeremy kak aku ini subscriber kakak wah kakak jago sekali

mainnya belum lagi perjuanganya hebat lah.’’ Zero menjelaskan dengan semangat.

‘’ehhhhhh.’’ Jeremy merasa tidak nyaman.

‘’oh ya kak kenalkan aku ……. Panggil aku zero.’'

‘’ohh jadi kamu Zero perkenalkan aku Jeremy.’’

‘’oke jadi untuk merayakan pertemuan ini bagaimana hmmmmmm.’’ Zero memegang dagunya.

Jeremy melihat kedepan, sontak dia terkejut melihat pencuri tadi sedang di amuk masa. ‘‘lebih baik kita pisahkan dulu amuk masa itu.’’ Ucap dia terbata-bata.

‘’eeeh iyaa.’’ Setelah membereskan masalah Zero dan Jeremy sedang bermain game di tepi jalan.

‘’yehhh yehh menang lagi terima kasih ya kak jadi makin GG aja main nya.’’

Jeremy merendah. ‘’enggak biasa aja kamu hebat juga mainnya…eee Zero kenapa kamu tidak ikut di wawancara, sekarang liat tuh malah orang asing yang di tanyai reporter, padahal pahlawannyakan kamu.’’

‘’eeee jadi gini kak aku jadi pahlawan itu niatnya menolong bukan di liat ya kalau di pikir-pikir dari tadi kenapa saya tidak menagih upah setelah menolong kakak.’’ Jeremy hanya termenung diam.

‘’kamu benar Zero.’’

‘‘ohya kak kenapa kakak pakai baju berdasi kemeja lengkap kayak gini, memang mau ke nikahan, bukannya kakak youtuber.’’ Tanya Zero ingin tahu.

‘’oh ini rahasia dan youtuber Cuma kerja sampingan sudah ya nanti lain kali aku ajak main sambil recording ok.’’ berlari pergi.

’’okeeeeeeeeeeeeee.’’ teriak zero dari kejauhan. Setelah itu Zero pergi dari tempat itu dan melihat orang ramai di sertai wartawan, Zero hanya tersenyum dan pergi dari tempat itu sambil memakai celana pendek yang di sorot kamera seseorang.

Di setiap jalan yang Zero telusuri dia hanya menatapi tanah, sekarang Zero tidak tahu harus kemana dia hanya menunduk melihat jalan sambil berbicara di hatinya ‘’hmmmm ada yang aneh, rahasia, youtuber Cuma kerjaan sampingan eeeeeee.’’ ‘drukkkk’, Zero tidak sengaja menabrak seseorang yang berpakaian kantoran, kacamata kotak, jas hitam serta dasinya juga dan topi yang mendelep itu lohh topi mafia yang di atas nya ada belahan dua.

Dia sedang membawa banyak brosur, karena tabrakan itu, brosur yang orang asing bawa itu berjatuhan semua. ‘’ee maaf paman maaf,’’ Zero melihat seorang yang dia kenali di medsos ‘’hmmmm tunggu dulu e..e..ekaya kenal hah om Fury bukan yang kaya itu.’’

Agent itu mengambil brosur tadi dan datang lah sebuah mobil bmw hitam menjemputnya di pinggir jalan, awalya saya kira angkot

Agent tadi agak malu menutup mukanya dengan menarik topinya serta berkata ‘’tidak…tidak kou tidak tau aku.’’ sambil berjalan santuy dan masuk kedalam mobil hitam yang terlihat sangat mahal.

Karena cengo/bengong Zero merasa tidak sadar kalau dia menginjak satu brosur, lantas Zero ingin memberikan brosur itu tapi mobilnya Sudah berangkat jauh ‘’ee apa ini hehhh! OYYYY satu lagi pamannn paman ee maksudku om FURYYY haduh gak berahlak aku ni.’’ teriak Zero di belakang, membuat kedua tangannya seperti toa. ‘’masih ada satu lagi.’’

‘’ambil saja semoga kamu sukses.’’ balas Om Fury kejahuan.

‘’eeeee…hmmmmm emang ini benda apa hmmm…,’’ membaca ‘’weehhh.’’ Zero terkejut dan langsung melipat kertas tadi dan dia berlari sangat cepat dan senang ‘’haaaahaaaahahahaakhirnyaaaa.’’ saking cepatnya dia lari tanpa sadar melewati mobil yang Om Fury bawa.

Fury yang sedang menelepon mendengar suara Zero dan membuka kaca mobil belakang sebelah kiri. ‘‘hahahahaha.’’ Fury melongok melihatnya sambil menelpon seseorang.

‘‘jadi serperti itu apa yaa korban total 14 orang, pak pak halo pak apa ada masalah halo Pak Fury.’’ Tanya seseorang di dalam telepon Om Fury.

‘’gak itu Cuma ada katak terbang.’’ balas Fury yang dari tadi masih melongok ke Zero.

Zero ternyata berlari menuju tempat tadi, yaitu basecampnya dan langsung menelepon kawan-kawannya. Techno sedang melayani pelanggan. ‘tettttt’ menjepit hpnya dengan pundak kanan ‘’apa lagi, hahh yang benar, baik oke aku pergi, selamat tinggal.’’ Techno ingin menutup tempatnya namun ia melihat seseorang yang sedang sedih di depan rumah nya dengan otak ips Techno memanfaat kan itu, Techno menghampiri pak Samid, dan memintanya untuk menjaga warungnya selagi dia pergi, pak Samid yang mendengar itu langsung mengambil kunci tokonya dan berlari ke Arah toko namun saat sampai, semua wanita sudah pergi dan dia merasa tidak ingIn melakukan itu dan akan mengembalikan kunci, namun saat dia melihat kebelakang Techno sudah menghilang ‘’eehhheee kenapa.’’ jatuh dengan lutut.

Dan bagian Navy, saat Navy menulis, hpnya ia tumpuk dengan buku banyak, dia sudah siap ancang-ancang kalau hp membuat nya terkejut dengan menyimpannya di bawah tumbukan buku hingga bunyinya akan kecil ‘’oke sudah aman baik saatnya melanjutkan,’’ mulai menulis ‘tettttttt’ suara telepon yang terhubung ke jbl ‘’ahhhhhhh.’’ tercoret kearah depan lagi, setelah itu teleponnya terangkat namun tidak langsung di balas. karena bosan ke coret melulu, Navy mengamuk merobek semua kertas dan buku dengan berteriak seperti monyet ‘’huuuuu hahhhhh hhhhhaaa hu.’’ Zero yang mendengarkan itu sinis ke hp nya ‘’huuuuhhh oke sudah tenang baik siapa ini hahh apa! Yang benar,’’ gembira ‘’oke aku dalam perjalan, asik asik.’’ Navy tersenyum dan langsung pergi.

Berbeda dengan Beast dia baru sampai di tempat mancingnya dan akan duduk di kursi palstik kecil hijaunya, teleponnya menerima panggilan dan mengeluarkan suara mimi peri ‘’SAHURRRRRRR.’’ Beast terkejut ‘‘EEEETONGKOL.’’ ‘Brussss,’ dia terjatuh lagi kesungai.

Karena Beast dari tadi tidak mengangkat, Zero mengirim text saja, setelah itu Techno dan Navy pun datang, Navy yang penasaran langsung bertanya, ‘’mana coba lihat.’’

‘‘hmmmm.’’ Zero mengeluarkan sebuah kertas yang terlipat di kantongnya, lalu tersenyum. ‘’hehhhhh hhehe.’’

‘’apa itu, jangan bilang kertas tagihan hutang.’’ tanya Techno membuat Zero sinis.

‘’bukan ini adalah kunci kesuksesan kita.’’ jawab Zero.

‘’coba lihat.’’ Navy yang penasaran.

Zero memilpat kembali dan memasukannya ke kantong. ‘’gak tungu Beast dulu hmmm,’’menunggu 10 menit. ‘’heh dimana ini orang.’’

Techno agak kesal. ‘’sudah di telepon belum.’’

‘’sudah tapi gak diangkat yasudah aku kirim text saja hmmm nahh itu dia woyyy, lah.’’

ternyata Beast datang dengan keadaan basah, setelah sampai Zero melihat kepalan Beast, Zero berfikir pasti dia akan memukulnya lagi, Zero langsung membuka lipatan itu dan saat sudah sampai Beast sudah melempar pukulan tepat di depan muka Zero, namun Zero memperlihatkan kertas tadi dan pukulan pun tidak jadi di hantam.

‘’apa itu.’’ tanya Beast.

‘’ini heh kebalik coba kita lihat.’’

Navy mencoba melihat. ‘’apa it.. .’’Techno menggeser kepala Navy, membuatnya sinis.

‘’hmmm.’’

‘’ini….ini apaya.’’ Zero sama-sama kebingungan.

Beast ingin mengambil brosurnya. ‘’bodoh coba sini.’’

‘’jangan mendekat, kamu basah sudah duduk saja di luar sambil mengeringkan baju mu.’’ semua orang setuju.

‘’buset awas ya jatah ikan aku abisin.’’ Ucap Beast ketus.

‘’hmmm ini brosur tunggu ini brosur menjadi agent.’’ Ucap Zero

‘’wahh agent.’’ Navy terpukau.

Techno mulai menghalu. ‘‘wihhhhhh dengan ini aku akan kaya.’’

‘’agent hahh saya menolak sudah ya aku pergi.’’ Ucap Beast dengan mentah-mentah.

‘’lahh kenapa Beast.’’ Tanya Zero.

‘‘nanti gagal mati lagi aku masih ingin memancing, sudah ya aku pergi.’’

Zero mengeluarkan ceramahnya. ‘‘Beast kenapa kamu ini, bukannya kamu ingin membahagiakan keluarga mu Beast aku tahu ini memang berbahaya tapi kalau keluarga mu di incar oleh musush bagaimana, bukannya 5 hari yang lalu ayah mu pulang dengan perut yang tertusuk pisau. Kamu memiliki cita-cita untuk membuat sebuah kafekan?, dan itu perlu modal yang banyak sedangkan kamu hanya memancing bukannya itu perlu uang yang banyak apakah itu cukup. Kalau itu semua belum cukup terus siapa yang akan melindungi keluargamu jika ayahmu sudah pergi.’’

Beast termenung sebentar.

Beast mulai menjawab ‘‘baiklah aku ikut tapi ada syaratnya tutup matamu.’’

Zero merasa curiga. ‘‘hmmmm oke jangan aneh-aneh kou ya.,’’ Zero menutup matanyanya. ‘’eooooooooo,’’ slowmo. ‘’heh kok mukul sih.’’ Ucap Zero tidak terima.

‘’itu syaratnya terima gak.’’

‘’oke-oke. baik kita lihat.’’ Zero dan kawan-kawannya mulai membaca isi brosur itu. ‘’Salam hormat orang-orang yang berbakat, kami P.A.H.S atau lebih jelasnya ’PROTECT ASSOSINATION HUMAN SOSIALITY’ sebuah yayasan dunia yang bercabang bertujuan menangani semua permasalahan social. Kami sedang membuhtukan agent hebat baru. dengan adanya kehadiran para agent maka dunia ini akan damai dari ancaman manusia-manusia jahat. Indonesia adalah salah satu cabang dari P.A.H.S yang berdiri di kota Jakarta pusat, sedangkan pusat nya berada di ada di kepoyaa,’’ Zero sinis. ‘’itu rahasia, dengan ini kami mencari agent yang pantas dan hebat kiterianya. yaitu\= cerdik, lincah, dan pandai dalam pelajaran\= sejarah - biologi –fisika - mtk dan bahasa ingris. persyaratan\= ktp - fisik yang kuat. gaji para agent tergantung dia berada di kelas apa A B C, di buka pada tanggal 5 sampai 20 febuary.’’

Zero bertanya ke semua orang. ‘‘ee sekarang tanggal berapa.’’ Navy melihat jam.

‘‘itu hp buat apa.’’ bingung Techno ke pemikiran Zero.

‘’ohh ya.’’

‘’hii bodoh tahu bodoh banget.’’ sindir Beast ke Zero.

‘’sekarang tanggal 19 febuary,’’ semua diam.

Laluuuu berubah panic. ‘’heeeh hayu cepat sekarang hari terakhir.’’ Ucap Zero panic.

‘‘benar juga.’’ Balas Zero.

‘’slow saja.’’ Navy sok tahu keadaan.

‘’heh kok pada slow sih ayo cepat.’’ Balas Zero.

‘‘di Jakarta ini.’’ Balas lagi Navy.

Beast menyindir Zero lagi. ‘‘slow apa bodoh banget kou ini.’’

‘’brengsek hee ini Jakarta barat dan sekarang sudah jam 3 kalau kita berangkat besok memang tahu tempatnya.’’ Ucap Zero dengan nada tinggi.

‘’benar juga.’’ Techno berfikir.

Zero berbicara di hatinya ‘’ini orang sok stay ngomong itu mulu.’’

‘’tumben kamu pintar ro.’’ Beast menyindir Zero lagi.

‘’parah.’’ Ucap Navy yang ketawa.

Zero mengeluarkan muka kesal. ‘‘sudah ayo berangkat sekarang, oh ya Beast masak ikannya.’’

‘‘ikan apaan Cuma dapat 2 biij.’’

‘‘tapi adakan dari pada kita kelaparan oke,’’ beast langsung pergi ‘’lah gak di jawab.’’

Mereka semua pulang kerumahnya masing-masing. Zero mengambil tas, berlari ke lemari, mengambil semua bajunya ‘’aaaaaa.’’ Lemarinya jatuh. ‘’huhhhhh hampir saja. Ohya ktp-ktp di manaya,’’ tiba-tiba Zero teringat dengan celana hitamnya yang terlempar keluar jendela. ‘’TIDAKKKKKK.’’

Saat Zero sudah di bawah dia melihat dua orang yang sedang menodongkan sebuah pisau. seseorang berpenampilan seperti kantoran tapi culun. Satu orang sedang mencoba memakai celana Zero. ‘’ hmmm lihat pantas tidak eee siapa itu.’’

‘’cepat mana hah." tegas seorang yang mengancam orang kantoran ini.

"aku tidak tahu.’’ jawab dia.

Awalnya Zero bengong lalu tersenyum bengis. ‘’hohoho.’’ Membuat dua orang itu merinding.

Saat Navy sedang menyiapka barang dia lupa sesuatu ‘’oke ini sudah itu sudah tinggal apa yaa.’’ Navy melihat sekitar kamarnya. Lalu mengambil sebuah foto ‘’hahh iya hampir saja lupa.’’

Saat Beast pulang, dia sempat terdiam sebentar , mengamati rumahnya yang kumuh lalu masuk kedalam.

‘’huhhh terimakasihya dekkk.’’ Orang yang di todong pisau tadi berterima kasih ke Zero karena menyelamatkannya. Dua orang tadi sekarang dalam ke adaan mengenaskan. Yang satu badannya di masukan keban-ban mobil yang satu terikat dan menggeliat seperti cacing.

Zero mendekati mereka, sontak mereka semua mencoba menjauh, ‘’hihhhh gr kou aku penyuka milikku sendiri hah.’’ Zero mengambil celananya yang tergeletak di sebelah orang yang terikat lalu pergi.

‘’huhhhhhh.’’ Tidak lama ke mudian terdengar suara dua orang yang tidak asing.

‘’pak kita itu polisi, kita haru berpatroli dengan benar, kalau kita,’’ Pak Polisi yang mendengarnya risih. ‘’santuy-santai begini, bagaimana ke amanan rakyat bisa terjamin.’’

Polisi memalingkan wajahnya ke kanan untuk menghilangkan pegal tapi dia terkejut sudah mendapati dua orang jahat yang terikat. ‘’pak apakah bapak mendengarkan say ee pak.’’

‘’its show time.’’ Polisi itu menarik topinya ke bawah dan berlari menuju dua orang itu sembari di ikuti juniornya.

‘’pakkkkk tunggu pakkk.’’

Zero sudah dalam perjalanan, namun dia terhenti karena ada telepon dari Techno. ‘’HALOOO.’’

‘’rooo roo tolong aku roo.’’

‘’hahhh tolong apan kamu belum siap-siap.’’

‘’jadi gini,’’ Techno menjelaskan cerita Pak Samid. ‘’gitu rooo.’’

‘’hehhh kou ajalah.’’

‘’ayolah roo ayolah please ini mah ayo please, kamu kan agent katanya pasti gampang.’’

‘’iye-iyee.’’ Di perlihatkan Zero bersama Navy sedang mengawasi Pak Samid dari jauh dengan teropong kamera hp. ‘’hmmmmm ngapain dia, udah kamu tunggu di sini aja,’’ ucap Zero.

‘’oke-oke thank you ya.’’

‘’sok stay sihh.’’

‘’emang stay ngaco.’’

‘’berisik.’’ Balas Zero

Zero berjalan menuju warung yang sedang di jaga Pak Samid, ohhh ya warungnya yang ngisis bapak-bapak, hmm bisa di bilang hampir mirip sama warteg. Zero sempat melirik saat masuk, saat Pak Samid melihatnya, Zero membuang muka, lalu dia berlagak seperti orang yang sedang mereview barang. Zero melihat dia harus masuk kerumah Techno namun dia harus dapat kuncinya dahulu di Pak Samid. Zero mendekati Pak Samid ‘’eeeee nasi goring bungkusnya pak.’’

‘’berapa dek,’’ balas dia.

Zero di dalam hatinya. ‘’buset dekk,’’ bicara normal ‘’100 bungkus.’’ Memberikan senyum iblis ke Pak Samid. Pak Samid terkejut di susul semua orang di tempat itu memalingkan wajahnya ke Zero.

‘’eee buat……stok puasa,’’ semua orang melanjutkan pekerjaan mereka.

‘’oooongomong gitu pedas atau standar.’’ Balas Pak Samid.

‘’asem aja pak.’’ Pak Samid ketus dan mulai pergi.

Zero melihat pak samid masuk ke dapur me lewati pintu rumah Techno. ‘’haha.’’ Zero berlari masuk kedalam, di dalam Zero sempat melihat Pak Samid sedang meracik bumbu, Zero mengintip, Pak Samid mengusap lehernya menandakan dia merinding, saat memalingkan wajah untuk melihat Zero menarik dirinya ke sebelah pintu. Zero mulai berkeliling mencari kamar Techno.

‘’hmm aha ketemu.’’ Saat masuk betapa kaget atau biasa saja dan jijik, karena Zero melihat kamar Techno yang bersih rapih tapi di penuhi foto Techno. Ada yang di beri apalah itu di tempel di dinding dan banyak lagi. ‘’tempat apa ini,’’ Zero merasa tersiksa.

Diluar Techno sedang menunggu Zero sambil merapikan kuku panjangnya. ‘’hmmm hahhh.’’

‘’huekkkkk aku harus segera pergi dari sini.’’ Zero mengeluarkan sebuah kertas dari kantongnya.

Dan dia langsung melotot tajam, terkejut lalu menyenderkan dirinya ke tembok. ‘’hehhhhh apa iniiii.’’ Zero dengan nada sedih, yaaa kalau kalian ingin lihat terdapat dua lembar yang terisi penuh oleh barang-barang yang harus Zero bawa. Setelah selesai dan beristirahat sebentar. Dia duduk menyender, menggaruk kepalanya, tapi tanpa sengaja dia menyenggol sebuah botol parfume hingga jatuh. ‘DRINGGGGG’ suara itu membuat Pak Samid tambah merinding. Sambil bergetar dia mencoba mencari asal suara.

Zero menjadi sangat panik, dia mencoba mencari cara bagaimana bisa selamat, sampai akhirnya dia teringat saat dia mengintip Pak Samid. Bahwasannya kalau dia itu penakut. Dengan cepat dia pergi ke are ketampanan mengambil semua barang stay cool Techno, dan merias mukannya.

Pak Samid sudah berada di lorong ruangan . Kakinya melangkah gemetar hebat sambil mengangkat tangannya seperti trex. ‘DRINGGGGTENG TENG TENG’ terdengar banyak suara botol dan barang berjatuhan di kamar Techno.

Pak Samid menelan ludahnya mengerakan tangan kanannya ke gagang kamar Techno. Saat Pak Samid terbuka. Setelah pintu terbuka, dia melihat sekeliling, di kiranya tidak ada orang, Pak Samid menguatkan dirinya untuk masuk. Saat melihat-lihat dia menyepatkan dirinya melihat fot Techno yang tertempel di dinding. Sama seperti Zero Pak Samid menjadi sinis.

Di waktu mengamati tiba-tiba pintu tertutup. Pak Samid tidak berani melihat ke arah belakang, yaitu tempat adanya pintu. Bibirnya bergetar, ekspresi wajahnya ketakutan parah, dia mencoba untuk berdoa tapi malah menjadi gagap, seluruh tubuhnya bergemetar. Dan terlihat Zero keluar dari lemari sebelah pintu, dengan pakaian koko putih sarung putih, dengan muka yang di penuhi apalah itu. Dan dia menggunakan hlm yang di celana hitam panjang, saat keluar hlm jatuh ‘DUKKK’ membuat Pak Samid terkejut, Zero memegang kepalanya, seperti mengisyaratkan ‘’HADUHHH SIALL’’ tapi itu tidak membuat Pak Samid menoleh.

Zero berjalan perlahan ke arah kiri. Di waktu bersamaan Pak Samid menoleh, di waktu dia menoleh dia meliahat sebuah benda aneh yang memiliki rambut panjang, Pak samid mencoba memegang tapi tidak ada reaksi. Saat dia melihat dalamnya terdapat foto Techno sedang tersenyum, yang di tempelkan bola dan di masukan ke hlm. Pak Samid heran bingung namun, di waktu dia mengamati hlm itu Zero muncul di belakangnya dan pemandangan di luar memperlihatkan kedamaian bapak-bapak yang sedang memakan nasi gorang, tapi tersedak. ‘’AAAAAAAAAAA’’

semua bapak kaget sampai ada yang jatuh dari kursi, mereka masuk kedalam rumah, dan menemukan Pak Samid dalam ke adaan pingsan. Tak lama kemudian sebuah hlm menggelinding ke arah mereka, semua orang panik, di saat bola berhenti salah satu dari mereka mencoba memegang. Di lihat sebuah foto Techno menempel di dalamnya, membuat semua orang heran. Sewaktu sudah selesai mereka perlahan melihat seseorang muncul di depan mereka, mulai dari bawah sampai atas, saat bagian muka Zero tersenyum lebar, seperti psychopath dan.

Techno sedang mengamati kukunya. ‘’AAAAAAAAAAA’’ Techno terkejut sekalikus tertawa.

Dan tidak lama kemudian keluarlah Zero dengan bangga. Menggunkan topi panjangnya, membawa tas sebelah kanannya dan sebuah plastic. ‘’hahhahahah hebat-hebat-hebat aku bangga padamu.’’ Ucap Techno sambil memukul punggung Zero.

‘’thank you saya memang agent yang hebat. Sudah ayo pergi dari sini.’’

‘’ayo boss.’’

Berpindah waktu di mana mereka naik bis dan menikmati perjalan, serta Zero sambil merekamnya untuk konten youtubenya. Banyak gedung maupun tempat-tempat yang belum pernah Zero lihat sebelumnya, ‘’wahhh jadi ini pusat.’’ Zero sangat terpukau. Dengan pemandangan di luar kaca bis.

‘’Nora amat sih.’’ Sindir Beast.

‘’hmmmm ehhhhh apa itu. Beast coba lihat sini.’’

‘’apa,’’ Zero menunjuk benda asing yang terbang tinggi di atas suatu gedung. ‘’pesawat itu.’’

‘’hmmmm ngapain pesawat terbang sekarang gabut amat.’’

Beast memukul kepala Zero ‘’yaaa patrol lahhhh bodoh, dasar nora.’’

‘’emang iya hmmm.’’ Zero masih belum percaya, karena dia berfikir berbeda dengan Beast, yaa karena saya mengamati.

‘’serah kamu capek aku ngasih tahunya dasar nora.’’

Zero berdiri dari kursinya dan meregangkan badannya, saat melihat kebelakang dia melihat Navy tidur dengan posisi mulut nyangap. Tiba-tiba dia duduk kembali mengambil hpnya lalu menoel pundak Beast.

‘’tuhh tuhh.’’ Menunjuk kebelakang, Beast memberi jempolnya mengisyaratkan iya.

Zero berdiri sedikit, dadanya di tempatkan di atas kursi bis dan memotret Navy sebanyak mungkin.

Malam pun tiba, dimana mereka sudah sampai di Jakarta pusat, mereka turun dari bis namun tidak tahu harus kemana.

‘’ro ro zerooo.’’ Navy yang lelah, berjalan dengan mata tertutup dan kerut dahi ke atas.

‘hmmmmm.’’ Zero malas menjawabnya.

‘‘kita tidur dimana.’’

‘‘hmmmm,’’ Zero malas menjawabnya lalu dia melihat sekeliling jalan myang mereka lewati. ‘’hah itu dia.’’

‘’di sini depan mall.’’ ucap Beast yang sedikit tidak menerima. Banyak sih.

‘’yaa emang mau dimana lagi.’’ Balas Zero

‘’ya mikir aja nanti ada pencuri gimana bodoh banget.’’

‘’hmmmmm aha kita simpan tas kita di tong sampah.’’

‘‘yaudah nih tolong taro aku sudah ngantuk banget tolong ya. hmmm’’ Beast memberi senyum sok manis.

‘’yaa ya.’’ jawab Zero dengan berat hati.

Techno menghampiri Zero dan memberikan tasnya. ‘‘nih sekalian tolong.’’ langsung tidur.

‘’weee kok pada nitip ke aku sih, tas siapa lagi ini Navy bantuin aku Navy-Navy hah sial mereka semua tidur cehhh.’’ Mereka berempat pun tidur di depan mal yang berada dekat pinggir jalan, bermodal kardus keesokan harinya Zero bangun terakhir sedangkan Techno sedang membaca novel dengan segelas cangkir kopi dan Navy serta Beast sudah selesai olahraga.

‘’Ro olahraga, Ro pemalas kali kamu ini ohhh ya ikannya habis gak kebagian Ro’’

Zero langsung melotot, segar dan kaget. ‘’HAHHHHHHH.’’ teriak Zero sampai membuat Techno terkejut dan membuat kopinya jatuh

‘’hahhh roo roo lihat nihh.’’

‘’YANNG BENAR SAJAA!! Kalian menghabiskan ikannya tanpa diriku.’’ Zero dengan nada tinggi, cepat.

‘’iya,’’ Beast menjawab dengan wajah tanpa dosa dan Navy hanya tertawa di belakangnya. Setelah itu Zero berdiri dan pergi menuju tempat sampah, mengambil tasnya. Keadaan mall masih sepi karena waktu mereka bangun, pagi sekali.

Zero langsung membuka tasnya dan mengambil sebuah roti serta sekotak susu, namun dia menemukan kejanggalan, ada sebuah kertas yang bertuliskan tolong.

"apa ini TOLONG Hiihhhhh jadi merinding aku." Zero meremas lalu membuangnya. makanan tadi ia langsung memakannya dengan cepat tanpa melihat ke arah kawannya. Setelah makan dia langsung berlari sekeliling mall, Navy dan Beast hanya melongo ‘’oke haaaaaaaaa,’’ berlari mengelilingi mall satu kali, maksudnya memutari mall. ‘’huhhuh awas saja kalian ini tapi kalian sudah siap-siap, oke waktunya melanjutkan perjalanan.’’ Sahut Zero ke kawannya.

‘‘iyalah dari pada kamu liat tu Techno sudah stay dari tadi.’’ sindir Beast.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!