Ke esokan harinya, tepatnya di Jakarta barat. Bangun lah seorang pemuda malas di tempat tidurnya yang berada di sebuah apartemen ‘LUSIN INDAH‘. ‘’huaaaaaaaahhhhh.’’ Zero berdiri dan melihat sekeliling kamarnya, Dengan wajah yang masih ngantuk. Zero bangun dari tempat tidurnya dan berjalan dengan mata tertutup, dia berjalan menyusuri ruangannya sambil beler, ‘’ehhhhhhhh.‘’ tanpa sadar Zero ternyata menendang Kevin, kucing orange peliharaannya, Zero terjatuh ke depan dan dagunya menghantam sebuah meja yang berisi harta karun.
‘PRINGGGG trengg trengg’ suara piring berjatuhan dan tidak pecah. Kok gak pecah kepoyaa, semua piring Zero itu plastic, makannya dia kalau makan nasi pake tangan. Karena tabrakan itu jatah tempe semalam terjatuh kelantai dan membuat Zero sedih ‘’nooooooooooo, YOU FAKINGGGG DOGG HAHH.’’ Zero melempar Kevin ke sembarang arah membuat dia terbang.
Setelah itu Zero membersihkan kejadian tadi dan pergi mengambil makanan ikan yang berada di atas rak dapur, ‘’okee Loki waktunya kamu makan ee.’’ saat Zero mengambil makanan Loki dan menoleh ke aquariumnya. ‘’Lokkk eee heh Loki mana Loki Loki,’’ Zero mengelus dagunya dan berfikir. ‘’jangan bilang kalau dia Loki beneran,’’ Zero menoleh kebelakang betapa terkejutnya ia melihat Kevin kucing sialan. sedang menyimpan Loki di mulutnya, melihat hal itu Zero menjadi marah besar ke kucing laknat itu. ‘’hahh Kevinn liat saja apa yang akan terjadi padamu." Zero mengambil sapu yang yang berada di sebelahnya, mengeluarkan jurus kung fu dan langsung mengejar Kevin ke penjuru kamar.
Kejar-kejaran pun masih di mulai, kevin dengan cepat melompat kesana-kemari untuk menghindar dari serangan Zero, Zero tidak putus asa dia terus mengejar Kevin, semua barang banyak menjadi pecah dan berantakan ada yang terlempar menuju keluar apartemen. Zero terus mengejar sampai akhirnya dia punya ide untuk menangkap kevin, berfikir sejenak dan diam, memegang dagunya melihat ke atas, Setelah itu Zero dengan senyum psikopat mengambil sekaleng sarden di dalam rak dapur tadi. ‘’kevin lihat sini.’’ ternyata cara itu ampuh untuk menangkap Kevin, Kevin dengan otak hewan langsung melepas ikan tersebut dan menghampiri Zero.
‘’meong meongekkkkk.’’ Kevin di cekik
Zero.‘‘hahahaha dapet juga.’’ Zero gembira mendapatkan kucing itu, sementara Kevin meronta-ronta.
Di depan pintu kamar apaterment Zero, Zero meletakan sebuah plastic hitam yang memiliki tulisan tertempel di depannya yang bertuliskan ‘sampah’ dan ada mahluk hidup di dalamnya menggerakan plastic itu dari dalam, ‘’hah akhirnya selesai juga oke waktunya makan.’’ Zero pergi menuju sebuah sofa di depan sebuah televisei kotak tipis, dan menyetel bebas acara tvnya sambil menambul tempe tadi.
‘’sebuah gedung badan yang mengurusi. eee katanya jangan di kasih tahu," wartawan menutupi, Zero sinis.
"meledak menyatu dengan tanah, di ketahui tidak ada korban maupun bukti siapa yang bertanggung jawab atas kejadian ini,’’ seorang wartawan wanita menjelaskan di tempat kejadian.
Zero yang tadi melihat hanya melongo dengan tempe yang belum terkunyah di mulutnya, ‘’terus.’’
‘’terus,’’ Zero kaget wartawan menjawabnya. ‘’di tambah dengan jumlah korban yang bisa di bilang seluruh karyawan. Dan tidak ada satupun yang selamat.’’
‘’busettttt berati jadi kuburan dong itu gedung, kenapa gak ada Agent atau apa gitu yang menyelidiki, hehhh ada-ada saja orang jahat jaman sekarang, eee jahat yang dulu sama sekarang sama aja.’’ Zero berdiri dan akan mencuci piringnya namun Tiba-tiba Zero diam termenung, teringat sesuatu. "dan tidak ada satupun yang selamat." Zero menjadi sinis lalu dia berbicara di dalam hatinya.
‘’huh kenapa ya hidupku begini terus, apa aku tidak bosan, aku memilki mimpi yang tinggi namun apa yang kulihat hanyalah omong kosong belaka, aku ingin berubah mendapatkan kerjaan yang seru gaji yang tinggi walaupun itu berbahaya tapi aku ingin seperti itu, aku hanya seorang guru bahasa inggris namun….. dan gaji ku juga tidak seberapa,’’ lalu Zero terdiam seebentar dan tiba-tiba dia tersenyum. ‘’aku memiliki janji yang harus di tepati, oke pasti biasa.’’ Ucap Zero dengan senang.
Zero sekarang pergi ke suatu tempat yang dimana dia harus melewati jalanan kota, di sana banyak orang yang berlalu lalang. Melewati dengan beda arah untuk kepentingan mereka, banyak kerumunan yang akan mengantri untuk menyebrang di lampu merah, dan diantara kerumunan tersebut ada seorang pencuri. Dia melewati setiap orang dengan mata yang terus melihat ke arah dompet orang-orang. ‘’wih ada mangsa nih.’’
Mangsa yang pertama yang dia incar adalah Zero. Saat Zero sedang ngupil di sekitar banyak orang, Zero membuat orang-orang jijik kepadanya, tapi Zero tidak peduli dan lebih memilih menatap males lampu merahnya, menungggu untuk jalan.
Pencuri sudah jalan agak menunduk, melihat dompet Zero yang terlihat keluar. Si Pencuri berlari, melesat bagai maling yang beraksi menembus para orang kaya-kaya nora, ‘maksud nora ini gak mau nuggu lampu merah’ Pencuri itu mengarahkan tangannya ke celana pendek Zero. Dannnn ‘’hmmmm susah amat keluarnya,’’ DUKKKK Pencuri berhasil mengambil dompet Zero.
Maling itu segara memutari tubuh Zero. namun dia harus jatuh tertahan tali. Tapi itu Cuma awal ending malingnya. Ternyata Zero mengikatkan dompetnya dengan tali rapia lalu di ikat di area sabuk. "hahaha ngapain kou eeee." pencuri itu masih menarik, membuat Zero terbawa dan harus menabrak tiang lampu lalu lintas. SPANGGG.
Zero bangun lalu ngupil menjadi sinis. Pencuri itu langsung berlari menyebrang jalan yang masih lampu merah, ‘THETTTTT’ Pencuri itu hampir tetabrak tapi dia berhasil menyebrang ke tepi, lalu menghilang dengan cepat.
‘’apa-apaan orang itu, kou kira aku bodohhaaaa.’’ Zero menyebrang bersama rombongan tadi, mereka melihati Zero dengan penuh keheranan, masih belum sadar dengan kejadian itu.
Masih dalam perjalan. Zero sempat melihat rombongan militer yang melewati jalan dengan terburu-buru, memasuki sebuah mobil tahanan. Saat Zero melihat ke arah kaca tahanannya, Zero di plototi oleh seorang yang asing, menggunakan baju orange dengan sebuah masker besar entah itu kain atau besi yang jelas bikin serem. Serempak mereka berdua beradu pandangan dan pergi.
"ahhshittt ngapain itu orang liat-liat. mending ngupil aja." Zero menghiraukan orang tadi dan lebih memilih untuk ngupil
Pindah ke si pencuri tadi, pencuri lari terbirit-birit karena takut di sangka maling. yaaa emang maling dia. Dia menghembuskan nafasnya beristirahat sejenak bukan terakhir, lalu pergi menuju pasar yang ramai orang.
Banyak pedagang yang menjual dagangannya, ibu-ibu tukang nawar, di waktu yang kosong itu, si pencuri belum puas, dia harus mendapat satu mangsa hari ini, minimal sehari sepuluh korban. Di waktu melihat sekeliling, dia melihat seorang bapak-bapak yang sedang menelepon dan terlihat dompet besar disaku belakangnya, Pencuri berjalan santay seolah bukan maling tapi orang menawan, tangan Pencuri sudah memegang dan masuk kedalam kantong tersebut namun tiba-tiba terdengar suara teriakan Zero ‘‘KUCING SIALANNN!.’’
Ternyata Zero teringat tentang celana panjangnya di rumah yang terlempar keluar karena kejar-kejaran bersama Kevin. Yaaa bisa di bilang Zero keluar rumah bermodal celana pendek, setelah itu Zero jalan membungkuk dengan gaya orang marah dan pergi menjauh dari situ. karena teriakan tadi semua orang yang berada di pasar menengok ke arah Zero termasuk pencuri itu, setelah Zero pergi keadaan menjadi normal si pencuri menengok kedepan ternyata si bapak tadi sudah menyadari dan melihat kearah pencuri tadi, mereka saling bertatapan ‘’MALING-MALING.’’ Teriak si bapak di tengah kerumunan. Si pencuri langsung pucat dan ia segera di ‘MUKBANG’ orang-orang di sana seperti di film zombie.
Pindah di suatu tempat yang panas, berupa sebuah saung kecil hmmm biasanya buat ngeronda. Zero duduk di bawah saung itu dan berfikir keras. ‘’aha okeee coba aku telepon dulu.’’ Zero menelepon teman-teman nya untuk berkumpul di saung itu.
1.Techno\= Techno adalah teman Zero yang sama-sama tinggal di Jakarta barat, Techno anak yang stay cool, banyak perempuan yang mengejarnya namun ia tidak mau menerima mereka semua karena mempunyai alasan sendiri. Techno pintar dalam hack dan computer dan ia berjualan nasi goreng di depan rumahnya yang viral di medsos.
‘’halo maaf lagi sibuk.’’ Techno mengangkat telepon.
‘’buset okeee,’’ Zero terkesima.
‘’siapa ini ohh Zero oyy maaf maaf ada apa kamu pengen numpang makan lagi,’’ terlihat banyak wanita di depan tokonya yang meminta ke Techno untuk foto.
‘’weeee poto dong heyy aku minta fotonya.’’ Techno dengan stay nya dia mendinginkan udara di sekitarnya, membuat para wanita terpesona.
‘’bukan wee, berisik sekali itu ada apa itu harga semen naik kah,’’ Zero susah menedengar suara Techno di karenakan para wanita.
‘’bukan ngaco itu biasalah,’’ Techno senyum-senyum sendiri.
‘’apa sembako semen kah.’’ Zero keheranan.
‘’sudahlah ada apa,’’ Tchno membenarkan
rambutnya.
‘’oke jadi aku punya rencana bagaimana kita mencari pekerjaan,’’
‘’ohh oke diamana tempatnya,’’
"’tempat biasa,’’’ Zero menjawab tempatnya.
‘’oke oke aku datang.’’ Techno menutup telepon. ‘’sampai jumpa ya.’’ Sahut dia mengangkat tangannya, Wanita yang banyak tidak terima Techno pergi dari tempatnya.
‘’hahh jangan pergi dulu’’ Techno tetap tidak peduli, perempuan di tempat itu hanya bisa menyapa Techno balik.
Ternyata diarah kejahuan terlihat seorang bapak-bapak yang menggunakan pakaian batik coklat dan orange, mengintip di balik pintu rumahnya, dia adalah Pak Samid bukan bapak kou ya. Dia orang yang belum menikah dari muda sampai tua namun dia sebagai pak rt di sana, dia tinggal sebelah rumah Techno. Pak Samid datang menyapa para wanita ‘‘halooo nona-nona.’’ Sahut dia sok di pelanin.
Para wanita langsung buang muka dan pergi dari tempat itu meninggal kan Pak Samid, Pak samid yang terkena BRUTAL DAMAGE jatuh dengan lutut nya dan mengeluarkan sedikit air mata ’’kenapaaa.’’
lalu Zero menelepon orang yg kedua .2.Navigation\= Navigation singkat aja Navy, sama seperti Tehno, Navy juga teman sekaligus tinggal di Jakarta barat, profesi Navy sebagai pembuat puisi, namun karena orang Jakarta sedikit yang suka puisi ‘mungkin’ jualannya dia tidak laku.
Navy sedang menulis di kamarnya yang berantakan. Tidak lama kemudian terdengar suara alrm telepon ‘’trettttttttt’’ suara coretan. ‘’eeeeeee.’’ kecoret lurus kedepan, halaman yang Navy tulis ‘’hmmmmmmmm.’’ dengan suara berat dia mengangkat teleponnya ‘’WOYYYYYY.’’
Zero terkejut hampir menerbangkan hpnya. ‘‘ee ni Navy bukan oh maaf ya bye.’’
‘’ya ini Navy ada apa Zero.’’ Jawab dia judes.
"jadi gini aku punya rencana bagaimana kita mencari kerjaan aku dan Techno sedang menunggu di basecamp oke.’’
‘’ini ke 35 lima kalinya telepon sialan ini bikin puisi ku rusak.’’ Keluh dia dengan sedikit amarah.
Zero dengan wajah tanpa dosanya. ‘‘ohhh kamu masih bikin okee kalau begitu semangat.’’ ‘TET’
‘’oke oke.’’ Jawab Navy agak marah.
Pindah tempat dimana Zero menelepon orang yang ketiga yaitu .3. Beast\= Beast adalah teman Zero yang agak pintar dia orang yang selalu memukul Zero, ketika Zero berbuat aneh, Beast adalah seorang yang ahli memancing, konon ceritanya dia pernah dapat hiu di kali Jakarta.
Beast sedang memancing di pinggir sungai dengan berpakaian ala orang gabut dan topi serta bangku kecil hijau alias kursi. ‘’hmm dimana ikannya,’’ kail tertarik ‘’wih dapat eee besar kayanya eee rasakan ini hiiyyaaa.’’ terdengar suara mancing mania mantap di saku Beast yang berasal dari suara telepon ’’heeee siaaaapa ini yang nelepon sudah tau lagi susah,’’ Beast mengangkat teleponnya ‘’halooo.’’
‘’WOIIIIII!! Beast ayo cari kerjaan.’’
‘’bodoh mikir coba eeenanti aja lagi susah inih.’’
‘’eee kenapa ohh baiklah.’’
‘’ehhh dimana-dimana kumpulnya.’’
‘’di tempat biasa.’’ ‘drukkppppp’ suara ombak menerjang terdengar dari hp Zero, Zero sinis mendengar itu. Setelah itu datanglah Techno dengan Navy disebelahnya. Kenapa mereka cepat datang, yaaa cuma berapa meter. Zero dengan senang menyambut mereka ‘‘wihh sudah pada datang,1.2….lah satu lagi mana.’’
‘’siapa. Beast?" Ucap Navy
‘’sudah di telepon belum.’’ Techno mencari tahu.
Zero menunjukan chatannya. ‘‘sudah tapi ini orang belum datang jangan-jangan.’’ Zero melotot.
‘’jangan jangan apa?’’ Techno jadi risau. Tapi tetap stay.
‘’di makan hiu kali.’’ Zero berulah.
‘’hahah ngaco kamu, mana mungkin orang kuat seperti itu dimakan.’’ Techno sedikit tersenyum.
Zero membuat alasan ‘‘biasaaa jadi kemarin dia digigit lele memar bekasnya.’’
‘’gak nyambung bodoh.’’ Membantah Techno.
"tapi dia terluka kan.’’ balas Zero kalau Beast itu tidak kuat, lalu dari kejahuan terlihatlah seorang yang memakai topi ‘MUGIWARAAA’ pemancing dengan baju yang basah kuyup lalu menghampiri mereka bertiga, ternyata itu adalah Beast.
wajah penuh amarah terukir untuk Zero. Setelah sampai dia langsung memukul Zero tepat di depan mukanya, ‘’hmmmmmuuuuuuuu,’’ slowmo. ‘’hehh kenapa datang datang mukul tidak jelas sekali kou ini.’’
Beast dengan nada kesal. ‘’ini gara-gara kamu nelepon liat tuh pancingan ku.’’ Beast menunjukan pancingan nya yang patah di tengah.
‘’buset kok bisa putus.’’ Heran Zero dengan wajah tanpa dosa.
Beast memukul kepala Zero sekali lagi. ‘’sudah tahu lagi adu mekanik sama ikan tidak tahu apa kamu! Malah nelepon, liat tu jadi basah mau nyuci gak.’’
‘’ya maaf kan gak tau wajarkan manusia.’’
Zero nada lemas dan menggaruk kepalanya.
‘’Manusia-manusia ku pukul lagi mukamu.
Bodo amat cuci,’’ Techno dan Navy hanya tertawa di belakang. ‘’apa kamu tikus.’’ Beast melotot ke Navy yang memiliki gigi monyong.
Navy membalas ejekan Beast, ‘’heeee 50.’’ setengah pintar.
Techno mendinginkan keadaan, semuanya menjadi tentram. ‘’heee sudah-sudah yang waras diam.’’ Beast langsung skak. ‘’Zero.’’ Panggil Techno.
‘’hah?’’ Zero kebingungan.
‘‘lanjutin tadi apa.’’
Navy ikut membalas ‘’ehh iya tadi apa kesini.’’
‘’gak jelas awas kamu.’’ Beast mengancam.
‘’oke-oke jadi gini bagaimana kita cari kerjaan baru yang gajih nya di atas.’’
Navy menjawab kata-kata Zero ‘’emang apa,’’
‘’bagaimana kalau buruh pabrik.’’ Lanjut Zero menjawab.
‘’nanti seperti itu lagi.’’ Beast teringat sesuatu.
‘’apaan.’’ Techno yang lupa hal itu.
‘‘kebakaran masa lupa sih.’’ Balas Beast.
‘’ohhh yang itu bodoh bodoh hahaha.’’ terlihat sebuah pabrik mobil yang kebakaran dan
diluarnya ada boss pabrik tersebut yang jatuh dengan lutut, di belakangnya terdapat Zero dan kawan-kawannya .Zero memegang wadah bensin Navy yang melihat itu panic. ‘’ee sembunyikan.’’ Ucap Navy dengan nada panic setengah berbisik.
Zero teringat. ‘’ohh ya.’’
‘’syukur gak ketahuan gara-gara kamu sih kita di pecat.’’ Navy bilang ke Zero.
‘’bener bala banget.’’ Beast menyindir Zero.
‘’bagus-bagus ada kemajuan.’’ Techno tidak tahu di pihak mana.
‘’ya maaf itu kan aku di suruh.’’ Zero mulai menjelaskan.
‘’di suruh bakar tempatnya.’’ Navy bertanya.
‘’bukan ada atasan yang nyuruh aku buat isi bensin, tapi mobil yang kuisi itu belum di lass sama tukang nya. Masih kerangka.’’
‘’makannya liat-liat katanya detektif kok otak bodoh.’’ Beast menyindir.
‘’ngapain bodohh.’’ Techno tertawa mendengar itu.
Zero di dalam isi hatinya ‘’perasaan dia sama aku biologinya pintaran aku dah,’’ berbicara normal ‘’ya jadi gimana jadi buruh.’’ ucap Zero.
‘’kaya nya gak’’ Techno menolak, menyipitkan matanya sok stay cool, membuat Zero sinis.
‘’huuuhh baiklah kalau jadi chef,’’ balas Zero mencari jalan keluar.
Navy memotong pembicaraan dengan nada tegas. ‘’gak nanti aku lagi korbannya.’’ di lihatkan Navy memakai baju pelayan mengantar makanan di gerobak makanan ke seorang Ibu-Ibu kaya, ‘’selamat di nikmati’’ sahut Navy dengan sopan.
Si Ibu mencoba soup yang di berikan Navy. ‘’baik saya coba ya srupp pehhhh,’’ muncrat ke muka Navy ‘’apa ini kamu pengen saya diabetes. Asin!!, banget.’’ Ucap Ibu Nerang kecewa.
‘’eee maaf ibu perkejaan saya Cuma mengantarkan makanan.’’ Navy mulai senyum-senyum sendiri.
‘’saya tidak peduli, saya marah jika bintang restoran ini tidak ingin di turunkan habiskan semua soup ini sekarang juga.’’ Navy Cuma bisa menurut sedangkan di dapur Techno memasak dengan stay cool dan menggunkan ear phone. Membuat para chef wanita terpesona.
Sedangkan Zero dan Beast sedang sibuk memasak soup tadi. Zero sedang mencoba soupnyanya. ‘’sruppp kurang asin srupp kurang asing.’’ sedangkan Beast mengikuti intruksI Zero untuk menaruh garam dan centong yang di pakai Zero tidak mengambil soup baru tapi yang di centong saja karena itu rasanya sangat asin.
Kembali kesuasana.
Navy agak kesal karena Zero dan Beast meliriknya ‘’apa liat liat.’’ Ungkap dia ketus.
Zero dan Beast menahan tawa.
‘’gak itu Cuma ada katak terbang.’’ Navy mencoba melihat ke atas apakah ada katak terbang.
‘’oke jadi yg terakhir bagaimana kalau kita jadi guru.’’ Ucap Zero.
‘’guru? Hmm kalau aku Cuma bias hack wifi tetangga, sama masak.’’ jawab Techno.
‘’kalau aku Cuma bias mancing.’’ Balas Beast.
‘"kalau aku.."
‘’tidak aku khawatirnya seperti yang dulu.’’ Techno memotong kata-kata Navy, beast dan Zero tertawa melihat itu. dilihatkan Zero dan kawannya selesai mengajar
‘’sampai jumpa ya anak anak.’’ Zero menutup pelajaran dan murid-murid membalasnya
‘’sampai jumpa.’’ lalu masuklah seorang guru mtk, namun setelah Guru itu masuk para murid langsung tertidur, si Guru terheran dan membangunkan mereka lagi.
‘’anak-anak kenapa tidur.’’ Dia masih keheranan.
murid-murid di kelas seni itu serontak menjawab ‘’Bu Guru kata Guru Zero kalau pelajaran mtk mah bikin pusing lebih baik tidur.’’ setela mendengar itu, si Ibu Guru langsung keluar sekolah dan berteriak
‘’ZEROOOOO KAMU APAKAN ANAK-ANAK INI." sedangkan Zero dan kawannya sudah berlari di luar.
‘’so bagaiman.’’ Tanya Zero.
‘’hmmmm kayaknya gak juga.’’ Techno menolak tawaran lagi.
‘’sudah hanya itu.’’ Tanya Navy.
‘’iiiiiya hmmmm bagaimana kalau kita jadi agent?.’’ Mengusulkan.
‘‘agent-agent stress aja kamu ini sudah lah aku lanjut mancing, nanti makan, biasanya juga aku yang kasih makan sudah ya kering juga ini baju.’’
‘’hmmmmm ehhh awassss.’’ Zero berteriak, memperingati sesuata yang datang di belakang Beast. Yaitu sebuah pukulan yang di lancarkan seorang berpakaian aneh.
Beast menyadari hal itu, dia berbalik menarik tangan kanan. Pukulan orang itu sudah di kerahkan, beast menangkis pukulan itu dengan tangan kiri lalu menonjok dagunya, membuat dia terpental sedikit. Di bantu lagi oleh Navy dengan tendangan kedepan lurus, sehingga orang itu kesakitan dan memegang perutnya. Tapi di situ Zero langsung berlari maju, melompat, dan mengeluarkan tendangan seperti liu-kang ‘DUKKKKK’ membuat orang itu tersungkur jauh, saat Zero menghampirinya, dia belutut dan membuat isyarat ampun dengan kedua tangannya dan pergi.
‘’kenapa orang itu,’’ Tanya Zero ‘’haha hebatkan. Lah terus kou ngapain’’ tanya Zero ke Techno.
‘’nonton cehhhh itu mah gampang.’’ Techno Membuang tangannya.
‘’celakalah orang yang sombong.’’ Zero sinis.
‘’hahhaa iya ro iya.’’
‘’ huhhhh yaudah kalau kalian pengen pergi silakan.’’ Ungkap Zero.
‘’yaudah aku pergi nanti kalau kerjaan kasih tau ya.’’ Navy pergi dari tempat itu.
‘’huh kasihan para wanita itu sampai jumpa ya.’’ Zero sinis. Techno pergi di susul Beast.
lalu setelah semua orang pergi, Zero juga pergi dari tempat itu sambil berjalan entah kemana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments