Semangat dan senyuman manis sudah terpancar di wajah ke dua gadis itu,setelah mereka sudah siap untuk melangkah keluar dari rumah sakit tersebut.
Sepanjang langkah nya mereka tak henti-hentinya mengucapkan syukur kepada Tuhan-nya,karena mereka sudah melewati ujian kali ini.
Namun rasanya kehidupan mereka tak lengkap,dan sepertinya mereka kehilangan sesuatu,karena si dewa penolong belum juga menampakkan batang hidung nya saat itu,padahal semalam ia sudah berjanji untuk menjemput mereka pagi sekali.
"Tan,kita pulang naik Taxi aja yaa, kebetulan hari ini ayah dan ibu segera pulang dari luar negeri".Ucap Rani berbohong.
"Iya Ran,.naik becak juga gak masalah,kan lebih seru donk",Jawab Tania semangat.
"Benar juga yaa Tan,aku sudah lama gak pernah naik becak.
Kangen rasanya",Ucap Rani kegirangan.
"Naa,itu makanya,ayo buruan kita pulang",Jawab Tania
Rani benar-benar kagum dengan kepolosan yang di miliki oleh Tania,selain kagum?
Rani juga bersyukur karena Tania mampu mengubah kehidupan nya saat ini.
Sehingga Rani sudah mulai belajar hidup sederhana,dan juga menemukan jalan kebenaran.
Setiba nya di depan rumah sakit!
Tiba-tiba saja mata Rani melotot ke arah mobil mewah,berwarna kuning yang sedang parkir cantik,dan seperti nya mobil tersebut tak asing lagi oleh nya.
Sang pemilik mobil mewah tersebut adalah 'Bela',tak lain adalah istri dari pria tampan sang dewa penolong.
Tubuh Rani sudah mulai gemetaran dan bola mata nya sudah mulai berkaca-kaca,ketika ia mengingat kembali bangaimana kejahatan yang di miliki wanita tersebut,saking jahat nya sehingga Rani seringkali menyebut nya sebagai iblis berwujud manusia.
Sang pemilik mobil mewah tersebut akhir nya turun juga,lalu ia segera menghampiri ke dua gadis cantik tersebut.
”Oh,.ternyata ini adalah karyawan baru suami ku,Ucap Bela sambil menatap sinis kepada Tania,sehingga membuat gadis polos itu membeku seketika,dan tubuh nya sudah mulai keringat dingin,ketika si iblis itu sudah menatap nya penuh dengan kebencian,dan ingin rasanya Tania segera berlari ke ujung dunia,agar dirinya terbebas dari ujian yang tak pernah henti-hentinya datang kepada mereka.
Rani yang sedari tadi sudah jijik melihat wajah si iblis tersebut,hingga ia menarik tubuh tania ke belakang,agar ia terbebas dari serangan iblis yang sudah kelaparan setahun yang lalu.
"Kalau iya,kamu mau apa?",Ucap Rani lalu menatap wajah bela penuh dengan dendam,yang belum pernah terbalaskan sampai detik ini.
"Ran,ini bukan urusan kamu dan urusan kita sudah selesai beberapa tahun yang lalu,jadi kamu jangan ikut campur”,Jelas Bela
”Kata siapa urusan kita sudah selesai?jangan sekali-kali kamu menyakiti atau menyentuh Tania”,Potong Rani lalu menunjukkan jari ke arah Bela.
”Emang nya kenapa?Dia Pelakor wanita itu sudah membuat suami aku tergila-gila padanya”,Teriak Bela sambil membuang ludah di hadapan Rani.
”Astaghfirullah!mengapa wanita itu menuduhku sebagai pelakor?"Gumam Tania.
Tania menarik nafas perlahan-lahan dan istighfar berkali-kali,lalu ia segera melangkah untuk menghadapi Bela,yang merasa tanpa dosa telah menuduh Tania seburuk itu.
"Maksud nya apa mba?Aku gak mengerti sama sekali,suami yang mana yang mba maksud?”.Tanpa basa basi Lagi Bela langsung menjawab pertanyaan dari Tania barusan”Suami yang sudah panik dan berhasil menggendong tubuh kamu masuk ke dalam rumah sakit”Teriak Bela.
"Astaghfirullah”,batin Tania menjerit,sedangkan Rani sudah tak tahan lagi melihat tingkah bela,ingin rasa nya ia segera memotong tubuh bela lalu ia lemparkan ke kandang buaya,agar si iblis itu bisa kembali secepat nya ke neraka.
Namun Tania belum juga mengerti dengan ucapan Bela barusan,karena memang Rani berusaha menyembunyikan hal ini kepada nya.
"Cukup Bel!sebaik nya kamu pergi dari sini sekarang juga,dan merenungi tuduhan-tuduhan kamu kepada Tania”,Usir Rani
”Oh,Berarti kamu mau jadi pahlawan buat wanita pelakor dan miskin ini?”,
Sarkas Bela.
Tania semakin tak mengerti mengapa semestinya Bela,menuduh nya berkali-kali sebagai pelakor,namun di cap sebagai orang miskin,Tania memang sadar diri kalau ia memang berasal dari keluarga yang miskin,hingga ia hanya menelan ludah berkali-kali,dan berusaha menenangkan diri agar ia masih kuat menghadapi segala kata kasar dari Bela.
”Cukup Bel,kalau kamu masih saja menghina Tania dan menuduh nya sebagai pelakor,aku akan menampar mu di sini”Rani ngancam.
Perdebatan mereka semakin memanas,karena mereka tak ingin mengalah satu sama lain,sehingga tubuh Tania sudah keringat dingin dan wajah nya sudah mulai memucat.
"Silahkan,Mumpung di sini banyak mata yang akan menjadi saksi,atas apa yang engkau lakukan”,Teriak Bela.
”S-sudah Ran,kita sebaik nya pulang jika kamu meladeni perdebatan ini?apa beda nya kamu sama dia".Ucap Tania gugup sambil menarik tangan Rani,sedangkan Rani ia mulai mencoba tenangkan diri,karena ia menyadari jika Tania butuh istirahat dan ketenangan,namun Bela belum juga mengalah saat itu,lalu ia kembali memancing kesabaran ke dua gadis itu.
"Eee pelakor!seharus nya kamu sadar diri,kamu hanya orang miskin mana mungkin kamu bisa mendapatkan suami aku”Sarkas bela.
"Astaghfirullah! istighfar mba aku ini bukan Pelakor,aku dan pak ammar gak punya hubungan apa-apa”Ucap Tania meyakinkan.
”Sok,alim kamu!sebaik nya kamu buka saja hijab kamu,percuma”,Jawab Bela sambil menarik jilbab syar'i Tania.
Rani tak kuasa lagi melihat tingkah Bela seperti itu,hingga ia segera melangkah dan menarik tangan Bela lalu memberi nya pelajaran saat itu juga.
Plak!
Tamparan keras sudah mendarat cantik di wajah si wanita iblis itu,sehingga membuat tubuh Tania semakin tak berdaya,dan menit berikut nya tubuh gadis itu langsung terjatuh ke lantai.
Tania yang baru saja menjalani perawatan dokter hari kemarin,kini ia akan kembali menjalani perawatan akibat shock berat,dan tingkah wanita iblis yang belum puas menghina dan menuduh tanpa merasa berdosa.
Menit berikut nya akhir nya si dewa penolong datang juga,tanpa basa basi atau apa pun itu,si dewa penolong segera menggendong tubuh Tania yang sudah terkapar di lantai sejak tadi.
Pemandangan Yang cukup indah untuk mata si wanita iblis itu,hingga tatapan nya begitu tajam setelah ia menyaksikan,bangaimana ketulusan hati yang di miliki oleh suami?yang tak pernah menganggap nya ada di muka bumi ini.
Ingin rasanya ia segera berteriak kepada Tuhan nya,untuk menuntut keadilan namun otak nya masih waras selain malu kepada Rani,ia juga malu kepada ratusan mata yang sudah menyaksikan perdebatan itu sejak tadi.
Sedangkan Rani!
Mata nya sudah mulai memerah lalu menelan ludah berkali-kali,dan ingin rasanya ia menghabiskan Bela saat itu juga.namun Rani menahan diri karena ia memikirkan keadaan Tania yang sudah tak baik-baik saja.
"Bela,sebaik nya kamu pulang sekarang,dan tanyakan pada diri kamu sendiri,mengapa aku seperti ini?”,Ucap pak Ammar.
Pak ammar dan Rani segera meninggalkan bela saat itu juga,sedangkan bela ia masih saja berdiri tegap dan menatap ke arah rombongan yang sudah berlalu.
”Kamu jahat mas,demi gadis miskin itu kamu meninggalkan aku begitu saja di sini,ini benar-benar tak adil”,
Batin Bela menjerit.
Suami mana yang bisa bertahan dengan kelakuan istri seperti Bela?sombong,arogan,dan tak bisa menjaga sikap sebagai istri yang terhormat seperti pak Ammar.
________
Kesedihan dan kecemasan yang baru saja pergi setelah Tania sudah baik-baik saja?namun kini mereka kembali lagi di hadapkan oleh ujian yang sama,sehingga mereka harus terkurung kembali dalam ruangan perawatan,karena ulah Bela.
Pak Ammar semakin benci ke pada Bela,dan ia berjanji akan memberi perhitungan kepada istri bajingan itu.
Begitu pun dengan Rani?
Luka lama belum sembuh sampai detik ini,malah luka itu semakin bertambah karena Tania sudah menjadi korban ke dua,dari sikap Bela yang tak bisa mengontrol diri.
”Ujian mu begitu dahsyat Yaa Robb,sehingga aku gak tahu harus melakukan apa lagi saat ini”,Batin Rani menjerit.
Ingin rasanya Rani berteriak sekencang-kencangnya,agar semua beban hidup nya sedikit berkurang,namun otak nya masih waras karena ia menyadari jika ujian yang menimpah nya hari ini,esok hari pasti akan berbuah manis.
Kini dirinya menenangkan diri di sudut ruangan,memeluk lutut dan menangis sekencang-kencang nya,hingga pak ammar begitu iba melihat keadaan Rani,yang begitu sangat terpukul dengan apa yang telah terjadi hari ini.
Lalu ia bangkit dari sebuah kursi dan mencoba melangkah,untuk menenangkan Rani saat itu juga.
”Ran,kamu tenangkan pikiran dulu yaa,kamu gak boleh berlarut-larut dalam kesedihan”,Ucap pak Ammar di hadapan gadis yang masih berlinang airmata.
”Iya pak,aku tahu itu tapi bangaimana jika terjadi apa-apa kepada Tania,siapa yang akan bertanggung jawab pak?Tanya Rani sambil menyeka airmata nya.
”Kita berdoa saja,semoga Tania baik-baik saja dan kembali seperti dulu lagi”,Jawab pak Ammar.
Mereka menenangkan diri di pojok sambil memikirkan langkah apa yang harus ia tempuh esok hari,sehingga Bela berhenti menganggu kehidupan gadis polos yang tak berdosa itu.
TB.
Dukung Author dengan vote,like serta koment.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments