Bab 2
"Jodoh Tak Pernah Salah Memilih "
Ana merasa tak enak dengan keluarga Satria,,Ana tidak mengerti dengan sikap ayah nya,, padahal ayah nya tahu hubungan Ana dengan Satria,,di mana kedekatan mereka terjalin saat duduk di bangku SMP.
Ayah nya memang bersikap dingin tanpa kecuali dengan siapa pun termasuk Satria,,berbeda saat dia bersama Ana kehangatan dan kelembutan akan terpancar dari wajah angkuh nya.
Walaupun 10 tahun Ana dan Satria menjalin kasih,,tapi pertemuan sesama orang tua hanya bisa di hitung oleh jari,, sedang kan Ana sendiri sudah sering sekali bertemu dengan orang tua Satria,, karena Ana sering di undang oleh orang tua Satria untuk main ke rumah mereka.
Begitu juga dengan Satria,,sering berjumpa dengan mamah Ana karena sering mengantar jemput Ana.
"Mah,, kenapa sie sikap papah tidak berubah pada Satria..??Ana bertanya dengan wajah cemberut sambil membersihkan make up di wajah nya.
"Papah mu Khan memang seperti itu An,,kamu seperti baru kenal saja.."Rima mamah Ana berkata sambil membuka sanggul di rambut nya.
"Tapi Ana dan Satria itu sudah pacaran 10 tahun mah.."Ucap Ana dengan nada kesal sambil mengusap kasar wajah nya dengan kapas.
"Nanti kita akan bicarakan baik-baik dengan papah,, sekarang lebih baik kamu mandi istirahat,,mamah juga mau mandi dan istirahat.."Rima berkata sambil mengelus lembut pundak Ana,, mencium pipi nya dan pergi berlalu meninggalkan Ana di dalam kamar.
Setelah kepergian Rima,,Ana pun meraih ponselnya dan menghubungi Satria,,selain tidak enak hati,,Ana sudah merasakan rindu pada laki-laki itu,, padahal mereka sudah berpacaran sangat lama,,tapi entahlah perasaan Ana tidak berubah bahkan sangat mencintai Satria.
Satria lelaki yang berbeda,,dia sangat menjaga kesucian Ana,,sejauh dan selama mereka berpacaran,, mereka hanya beberapa kali melakukan ciuman.
Satria pernah berkata,,jika seorang pria benar-benar mencintai seorang wanita,,dia akan menjaga kehormatan wanita nya bukan malah menghancurkan.
Ana tersenyum sendiri saat mengingat hari-hari yang sudah mereka jalani dan lalui,,Ana pun menekan tombol yang layar nya ponsel nya tertera nama My Lovely.
Tak menunggu lama,, panggilan pun tersambung dan terdengar suara pria yang selalu membuat hari-hari nya berwarna.
"Hallo,, Assalamualaikum An.."Ucap Satria lembut diseberang sana.
Entahlah setiap Satria memanggil nama nya dengan sebutan An,,Ana merasakan kebahagiaan, sebutan itu seperti sebutan kesayangan Satria untuk nya.
"Waalaikumsalam Sat,,kamu sudah sampai rumah..??"Tanya Ana lembut.
"Sudah An,,20 menit yang lalu,,kamu sendiri..??"Tanya Satria.
"Sama,,aku juga sudah di rumah,,nie lagi mau bersih-bersih.."Jawab Ana.
"Ya sudah kamu bersih-bersih An,,terus langsung istirahat.."Ucap Satria.
"Iya,,kamu juga istirahat ya Sat.."Ucap Ana.
"Iya sayang,, Assalamualaikum.."Ucap Satria.
"Waalaikumsalam.."Ucap Ana yang kemudian menutup telepon nya dengan tersenyum bahagia.
Ana pun segera melangkah kan kaki nya menuju kamar mandi.
*************
Sementara di rumah sederhana Satria,,tampak Satria yang sedang merebahkan diri nya di kasur tersenyum bahagia saat menutup ponselnya.
Satria pun membuka laci meja belajar nya,,dan mengeluarkan sebuah kotak kemudian membuka nya,, tampak sebuah cincin dengan ukiran sederhana tapi tampak terlihat indah.
"Aku akan segera memakai kan cincin ini di jari manis mu An.."Ucap Satria tersenyum bahagia.
Saat itu pintu kamar terbuka,, tampak wanita paruh baya yang sederhana dan masih terlihat aura kecantikan nya melangkah masuk ke kamar Satria dan duduk di kasur di samping puteranya,, menatap cincin yang berada di genggaman Satria.
"Indah sekali cincin ini nak.."Ucap ibu Satria sambil melihat cincin di tangan putera nya.
"Pasti buat Ana ya..??"Tanya Ibu Satria yang bernama Mirna.
"Ya bu,,ini untuk Ana,,bagus tidak.?"Tanya Satria menatap ibu nya.
"Bagus sayang,,Ana pasti suka.."Ucap Mirna lembut sambil tersenyum dan mengelus lembut pundak putera nya.
"Satria sudah menyiapkan ini lama bu,,dan Satria pikir sudah saat nya Satria memberikan cincin ini kepada Ana.."Satria berkata sambil menatap bergantian ibu nya dan cincin yang berada di genggaman nya.
"Ibu sama bapak tidak keberatan khan,, jika baru lulus kuliah Satria sudah melamar Ana..??"Tanya Satria menatap dalam mata ibu nya.
Mirna tersenyum dan mengusap kepala Satria.
"Ibu mengijinkan nak,, InsyaAllah ayah mu juga pasti mengijinkan.."Ucap Mirna lembut masih terus mengusap kepala puteranya.
"Terimakasih bu,, Satria janji akan bekerja dengan rajin,,agar bisa menghidupi dan mencukupi Ayah,,ibu dan Ana.."Satria berkata sambil menggenggam tangan ibu nya dan menatap dalam mata ibu nya.
"Kamu tidak usah memikirkan kami nak,, melihat kamu bahagia,,itu sudah cukup kebahagiaan untuk kami.."Ucap Mirna masih dengan tersenyum walaupun matanya sudah mulai berkaca-kaca.
"Ayah dan ibu InsyaAllah masih bisa mencari uang.."Mirna berkata dengan suara parau,,air mata yang di tahan nya sudah mulai melewati sudut matanya.
"Terimakasih bu,, terimakasih atas kebaikan dan kasih sayang yang tulus yang kalian berikan untuk Satria.."Satria berkata dengan suara parau sambil mengusap air mata ibu nya.
Satria berusaha keras untuk tidak menangis,,dia tahu sekali bagaimana perjuangan orang tua nya untuk menyekolahkan nya dari Taman Kanak-kanak sampai hari ini dia menjadi sarjana.
Perjuangan yang sangat berat,, sehingga membuat Satria giat dan tekun belajar untuk meraih beasiswa.
Dengan otak encer dan segudang prestasi nya dari sekolah dasar sampai kuliah,, Satria bisa bersekolah di sekolah ternama dan kalangan elit karena beasiswa yang di raih nya.
Itulah awal dia berkenalan dengan seorang gadis bernama Ana,,gadis cantik,,supel,,cerdas dan populer di sekolah terutama di kalangan pria.
Banyak yang mendekati Ana,,tapi entahlah Ana justru malah dekat dengan nya,, kedekatan keduanya menumbuhkan cinta monyet di antara mereka sampai akhir nya cinta mereka berubah menjadi cinta serius saat mereka memasuki sekolah menengah tingkat atas.
"Satria janji tidak akan membiarkan ibu menangis.."Ucap Satria yang masih terus mengusap air mata ibu nya.
"Satria juga janji akan selalu membahagiakan ibu dan ayah.."Ucap Satria lagi dengan mata mulai berkaca-kaca.
"Satria hanya membutuhkan doa dan ridho dari ayah dan ibu.."Ucap Satria dengan suara parau dan sudah tidak bisa menahan air matanya lagi.
Satria mulai menangis tampak punggung nya yang bergetar menahan tangisan.
Mirna langsung membawa Satria ke dalam pelukannya dan mengelus lembut punggung puteranya.
"Setiap saat,, setiap waktu,, ayah dan ibu selalu mendoakan mu nak,,dan kami selalu meridhoi setiap langkah mu yang benar nak.."Ucap Mirna lirih.
"Terimakasih Bu.."Ucap Satria sambil melepaskan pelukan nya dan mencium kedua tangan ibu nya.
***********
Bagaimana rencana Satria?-?
Apakah berjalan lancar untuk melamar Ana..??
Ikuti ya ceritanya terus.
Jangan lupa Author selalu meminta dukungan,, Vote,, like dan, komen.
Jangan lupa terus ikuti novel pertama author
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments