Istirahat ini Auristela memilih duduk sendiri di kantin. Ah lupa. Bukankah ia biasa sendiri?.
Banyak tatapan-tatapan tak suka mengarah padaya. Tapi apa Auristela peduli? Tentu tidak!.
Tiba-tiba saja...
Prang!!
Terdengar bunyi pecahan. Auristela merilik ke arah suara.
Murid baru!
Auristela mengernyit bingung. Lalu ia bersmirk. Ia tau itu hanya akal-akalan geng Zhafira dkk.
Terlihat sekali, jika Zhafira tidak sengaja menabrak, maka anak baru itu tidak mungkin berdiri terlalu lama. Ia juga menangkap raut kebingungan anak baru itu.
Saat anak baru itu jongkok Auristela memperhatikan kelakuan Zhafira dengan intens.
Dia tertawa lagi dalam hati saat Zhafira bilang minta maaf saat tangan anak baru itu terluka. Padahal dia sendiri yang menekan tangan itu sehingga menancap kepecahan.
Sudahlah Auristela muak melihat drama ini. Biar ia akhiri. Ia sudah tau endingnya seperti apa. Ia tidak akan membiarkan anak baru itu makin tersiksa oleh Zhafira. Ia tau maksud Zhafira. Ia melangkah mendekat. Ia menangkap raut tidak percaya anak-anak di sekelilingnya.
Lalu raut harapan dari anak baru itu.
Terlihat sekali anak baru itu ingin dibebaskan. Ia melangkah mendekat dan ya! Melewati itu begitu saja.
Dan ya, seperti biasa cacian demi cacian melontar! Mengiringi langkahnya. Ia tidak sengaja menatap Clarinta sebelum keluar. Dan ia seperti mengartikan tatapan Clarinta yang mengatainya Bodoh!
Ya, tapi bukannya dengan menolong anak baru itu secara langsung sama saja bodoh?!Geng Zhafira dkk pasti akan memutar akal untuk memanfaatkan itu untuk lebih menjatuhkannya. Lebih baik mengikuti permainan sebagai Gadis Berhati Batu sesuai julukannya. Sesuai yang Zhafira dkk inginkan.
Karena habis istirahat kelasnya kosong 2 jam; Lebih baik ia ke tempat yang sepi. Saat ia memasuki ruangan itu, seketika orang-orang di situ memilih pergi. Dasar drama! Kalau tidak mau belajar jangan memenuhi ruangan ini! Kasihan yang benar-benar membutuhkan ruangan ini!.
***
Adelio berjalan di koridor menuju UKS. Ia diberitahukan kalau 2 jam setelah istirahat tadi kosong. Jadi ia memilih ke UKS saja. Selain membersihkan lukanya, juga sekalian istirahat.
Nyamar juga butuh tenaga!.
Adelio membuka pintu UKS. Satu kata Sepi!.
Adelio celingak-celinguk. Ia mencari petugas UKS namun tak ada.
Ck! Ia tidak tau kotak P3K berada!
Adelio memegang tangannya yang terasa perih, terutama di bagian jari-jari! Karena di situ masih ada pecahan yang menancap.
Ia lelah mencari. Akhirnya ia memilih duduk di brankar sambil menunduk memperhatikan lukanya.
Lalu tiba-tiba seseorang menarik tangannya pelan. Ia mendongak. Sungguh ia tidak menyangka dengan seseorang di depannya ini. Lalu seseorang itu mencabut beling-beling yang menancap itu dengan hati-hati. Adelio sedikit meringis. Setelah itu seseorang itu membuka kotak P3K, lalu membersihkan lukanya, mengolesi Betadine.
Shh! Adelio meringis kecil saat Betadine itu mengenai lukanya. Seseorang itu meniup lukanya lembut. Sehingga rasa sakit akibat Betadine itu tidak terlalu.
Seseorang itu memperban tangannya. Selesai!.
Sedari tadi Adelio hanya memperhatikan gerak-gerik seseorang itu. Kemudian ia memandang seseorang itu masih dengan perasaan tidak percaya. Apa ia mimpi? Apa ia salah lihat? Ah, pasti dia masih melamun tadi!Mungkin ia stres karena rasa sakit di tangannya.
Seseorang itu bangkit, membuka sebuah pintu sambil membawa kotak P3Knya. Pantas ia tadi tidak menemukannya.ternyata kotak P3Knya ditaruh di ruangan itu. Tapi darimana seseorang itu datang? Ia memandangi pintu yang dibuka itu.
Toilet! Ya dia baru menyadari ada toilet disitu.
Adelio memandangi seseorang itu lagi yang kini berbaring di ranjang sebelahnya.
"Kapan lo bakal terus mandangin gue kaya gitu?" ucap seseorang itu.
Adelio gelagapan
"Eh maaf Auristela!"
Ya, orang itu Auristela.
"Ternyata Gue Salah nilai dia," batin Adelio
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments