10. Pangeran ke Sembilan Belas.

Cakrawala sudah mulai kehilangan warna birunya, sebentar lagi sang mentari akan benar-benar tengelam. Tetapi Yuan baru saja tiba di belakang perguruan, ia berniat untuk pergi ke lembah Chuo.

Yuan pergi seorang diri tanpa memperdulikan wejangan dari guru besar yang takut jika ternyata di danau itu menyimpan sebuah bahaya. Tadinya ia berniat untuk mengajak Xingsheng, tetapi ia urungkan niatnya karena yakin Xingsheng tidak akan bersedia. Xingsheng itu penakut dan pergi saat hari menjelang gelap seperti ini hanya sebuah mimpi baginya.

Tak,

Sebuah apel hampir saja mengenai tubuhnya tetapi untung saja reflek Yuan bagus sehingga ia menghindar dengan cepat.

Pandangan Yuan beralih pada seseorang yang menjadi tersangka utama. Duduk santai di atas pohon dengan sambil menggigit sebuab apel merah.

Mendapati Yuan yang terus menatapnya dengan pandangan tidak mengenakan dengan segera lelaki itu meloncat turun dari pohon. Barulah setelah ia turun maka terlihat jelas siapa pemilik wajah itu.

Han Bai An, pangeran ke-19 dari kekaisaran Han yang entah sekarang menyandang status sebagai apa.

“Kau menganggu ketenanganku, segera pergilah dari tempat ini.” ucapnya sembari masih mengunyah apel.

Yuan mencebik, “Pantaskah kau mengusirku sedangkan tempat ini bukanlah kamar pribadimu!”

“Ya sebentar lagi aku mungkin akan mendirikan kamar pribadi disini, tempat ini adalah tempat paling nyaman.”

“Ternyata rumor yang beredar benar, jika Pangeran ke sembilan belas ini memiliki sedikit masalah.”

Terlihat sedikit kemarahan di wajahnya, "jangan sebut aku pangeran, aku tidak tidak sudi terlahir dengan darah keluarga Han!"

"Tapi itulah kenyataannya, dan seharusnya kau senang bisa terlahir dari seorang kaisar dan permaisuri."

Bai An tersenyum miring, "aku justru lebih ingin terlahir dari pedangan pesisir, dimana kasih sayang yang ada bukannya kemunafikan."

Yuan mengernyitkan dahinya, selama ini gosip yang ia dengar adalah Han Bai An seseorang pangeran yang sangat keras kepala. Di istana kerjaannya setiap hari hanya membuat kekacauan.

Kenakalannya sudah terlihat dari remaja, Bai An tidak pernah mau belajar tatakrama atau kultivasi dengan guru di istana. Hukuman yang diberikan kaisar dengan maksud membuatnya jera, justru malah membuatnya semakin membangkang.

Kenalakan yang semakin menjadi itu membuat kaisar menyerah dan tidak memperdulikan Bai An. Selanjutnya Bai An pergi dari istana dan memiliki kehidupan tidak jelas. Barulah satu tahun terakhir ini Bai An masuk ke perguruan bintang alam. Selama di perguruan Bai An tentu ditakuti karena statusnya yang seorang pangeran, tetapi meski begitu Bai An tetap tidak memiliki teman.

Ia lebih memilih untuk menyendiri sepanjang hari di belakang perguruan saat tidak ada kelas. Bermalas-malasan disana dan tidak lagi memperdulikan apapun.

“Apa salahnya berdamai dengan ayahmu, kau pasti akan menjadi seorang kaisar bukannya seorang pecundang seperti ini.”

Bai An ini adalah satu-satunya pangeran yang terlahir dari seorang permaisuri, sedangkan 27 pangeran lainnya semuanya terlahir dari para selir. Permaisuri melahirkan 3 putri dan 1 pangeran yaitu Bai An. Jadi jika Bai An masih berada di istana tentu ia adalah kandidat paling kuat sebagai putra mahkota.

"Aku lebih memilih menjadi seorang pecundang." ucapnya tanpa minat.

Yuan mulai paham jika ada yang tidak beres dengan gosip yang tersebar tentang Bai An. Jika dilihat sekarang seperti Bai An tidak seperti apa yang digosipkan.

━━━━━ The Legend of Sword Lord ━━━━━

Suka dengan cerita ini?

Jangan lupa berikan like dan juga sebuah kalimat di kolom komentar sebagai bentuk aparesiasi, setiap jejak kalian sangat dihargai!

Terimakasih and love you full.

With love,

Khalisa🌹

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***