Hari pun sudah sore, aku dan kak Indah pamitan untuk pulang ke rumah barengan dengan yang lain juga. Kak Indah pun menghidupkan motornya dan aku juga naik ke boncengan belakang. Kemudian kak Indah menjalankan motornya dengan kecepatan sedang. Setelah beberapa menit di perjalanan, kami pun sampai di rumah dengan selamat. Selanjutnya kami pun bersiap untuk melaksanakan shalat magrib karna sebentar lagi adzan magrib berkumandang.
Selesai shalat magrib dan makan malam, kami pun menuju kamar untuk beristirahat. Tiba tiba kak Indah menanyakan pendapat ku tentang Afiq. Aku yang di tanya begitu tiba tiba jadi kaget. Kok tumben kak Indah nanyain tentang Afiq, gak biasanya. Ada apa sih? Kok tumben banget kak Indah bahas soal Afiq, biasanya cuek aja. Apa mereka sering komunikasi ya tanpa sepengetahuan ku? Banyak banget pertanyaan yang berseliweran di kepala ku saat ini yang butuh jawaban. Tapi untuk saat ini harus aku ke sampingkan terlebih dahulu.
" Dek, gimana pendapat adek tentang Afiq?" tanya kak Indah
Aku sampe terbengong dan terdiam mendengarnya, gak tau harus bereaksi seperti apa.
" Eh.. Gimana kak maksudnya?" tanya ku balik
" Iy gimana Afiq orangnya menurut adek?" tanya ulang kak Indah sambil menatap ku
" Gak gimana gimana kak. Biasa aja kak. Emang ada apa kak?" kata ku penasaran
' Hmm.. Gak ada apa apa dek. Kakak cuma nanya aja. Adek suka gak sama Afiq, ada perasaan lebih gak ke Afiq?!" tanya kak Indah lagi
" Gimana ya kak?" kata ku sambil mengetuk jari di dagu dan sambil membayangkan
" Ya menurut adek gimana? Masa selama kita jalan selama ini gak ada perasaan apa apa. Gak mungkin banget lah dek.' kata kak Indah dengan wajah yang tak percaya
" Kalau boleh jujur ya kak. Perasaan nyaman itu ada kak, tapi kalau perasaan sayang adek belum tau kak. Dia itu orangnya baik, perhatian, care banget. Kalau untuk perasaan lebihnya adek gak tau kak. Adek aja masih bingung dengan apa yang adek rasain." kata ku lugas
" Berarti adek ada rasa suka dong sama Afiq. Tapi kalau untuk perasaan lebih lainnya adek belum tau gitu maksudnya." kata kak Indah memperjelas
" Iy kak. Kalau perasaan sayang dan cinta adek belum tau kak. Cuma yang adek tau dan adek rasain selama dekat sama dia, ada perasaan aman, nyaman, tenang kak." kata ku jujur
" Cie.. Yang udah mulai ada rasa." kata kak Indah menggoda ku
" Isshhh.. Kakak ni. Adek serius malah di bercandain. Tadi aja nanya serius banget, giliran di jawab gitu malah di godain." kata ku sambil cemberut
" Iy deh gak lagi. Kakak serius ni dek. Kalau seandainya Afiq suka sama adek gimana? Terus dia ungkapin ke adek tentang perasaannya, adek terima gak?" tanya kak Indah
" Adek gak tau kak. Kan apa yang di rasakan orang lain bukan kita yang ngaturnya kak. Kan perasaan itu datang dengan sendirinya. Ya terserah dia mau suka apa gak sama adek kak. Yang jelas adek gak bisa melarangnya. Kalau boleh jujur, adek ada rasa takut dan trauma kak mau menjalin hubungan dengan lawan jenis." kata ku
" Takut dan trauma kenapa dek?" tanya kak Indah
" Adek takut dia hanya mainin adek aja kak. Nanti sewaktu perasaan sayang dan cinta itu tumbuh, dia putusin adek. Adek gak mau seperti itu kak. Karna adek susah buat buka hati kak. Rasa nyaman yang kita dapat dari seseorang itu sangat susah kita dapati kak." kata ku dengan wajah serius
" Adek gak usah takut. Dia gak akan mungkin seperti itu dek. Percaya sama kakak dek." kata kak Indah sambil memegang tangan ku
" Mudah mudahan seperti apa yang kakak bilang. Karna adek bakal kembali trauma kalau dia seperti itu. Karna adek pernah merasa nyaman dengan cowok. Tapi cowok itu pergi begitu aja karna teman adek ada perasaan suka sama dia sedangkan dia gak ada perasaan apa apa ke teman adek itu. Dia cuma ada perasaan suka ke adek. Jadi dia lebih milih pergi tanpa mau merusak hubungan pertemanan kami. Dari sana adek kecewa dan sulit buat terima cowok kak." kata ku
" Jadi selama ini adek ada dekat sama cowok ya. Kok kakak gak tau dek." kata kak Indah kaget
" Bukan sekarang kak dekatnya, tapi waktu adek kelas dua. Adek kenal cowok itu di kelas dua kak di kenali teman adek itu yang suka sama dia. Waktu itu Kakak belum pulang ke sini dan adek juga belum kenal dan dekat sama mereka. Jadi kakak gak tau." kata ku
" Kakak kira sekarang ini adek dekatnya, tapi kok kakak gak tau sama sekali. Karna kan adek tiap pergi dan pulang kakak yang jemput. Kapan adek ketemunya sama cowok itu? Padahal tiap sore kan adek pergi keluar bareng kakak terus. Makanya kakak bingung tadi." kata kak Indah
" Iy kak. Bukan sekarang kok dekatnya, kalau sekarang lagi gak dekat sama cowok mana pun. Masih jomblo adek kak. Lagian belum ada yang membuat adek merasakan hal yang beda kak." kata ku
" Heleh bahasanya dek. Kayak apa aja tu bahasanya." kata kak Indah menahan tawa
" Gak apa apa lah sekali kali pun, gak tiap hari juga kak." kata ku sambil tertawa pelan
Kak Indah hanya bisa geleng geleng kepala melihat tingkah ku malam ini. Yang tadinya suasana kelihatan serius sekarang berubah menjadi cair. Iya dari tadi kak Indah serius banget ngajak aku bicara. Jadinya aku buat aja candaan agar suasana mencair gak serius serius amat. Kan lebih enak seperti ini dari pada suasana tadi.
" Adek mah kebiasaan deh. Kalau kakak ajak bicara serius pasti ujung ujung nya bercanda." kata kak Indah
" Jangan di bawa serius banget kak. Selingi dengan candaan aja kak. Kalau terlalu serius nanti jadi baper kak." kata ku
" Gak baper kok dek. Malah kalau serius kakak jadi tau gimana perasaan adek sebenarnya sama Afiq. Kalau bercanda seperti ini kelihatan hanya main main dek, kakak gak tau adek suka beneran gak sama Afiq." kata kak Indah
" Sekarang adek yang nanya ke kakak. Kakak kenapa nanya adek seperti itu? Apa ada yang nyuruh kakak buat nanya tentang perasaan adek terhadap Afiq?" tanya ku serius
" Sebenarnya gak ada yang nyuruh kakak nanyain hal ini ke adek. Tapi kakak dan yang lainnya penasaran termasuk juga Afiq dek. Apa adek ada perasaan lebih gak ke Afiq? Apa hanya menganggap teman aja?" kata kak Indah
" Eh.. serius kak yang lain pada nanyain termasuk Afiq juga. Kenapa Afiq gak nanya langsung aja ke adek kak? Kenapa harus lewat kakak? Kalau memang dia ada rasa sama adek dan mau tau tentang perasaan adek nanya aja langsung gak usah pakai perantara." kata ku kesal
Sudah gak mood lagi aku buat bahas masalah ini. Setelah aku tau ternyata Afiq juga penasaran tentang perasaan aku. Bukannya dia langsung nanya ke aku malah minta kak Indah yang buat nanya hal ini. Seharusnya kalau dia juga punya perasaan lebih ke aku, dia sendiri yang berani nanya ke aku. Ini malah gak. Aku yang awalnya respect jadi malas kalau ketemu dia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments