ucapan yang memiliki duri

direstoran yang ada di AGA group

kristian seketika terdiam ketika melihat, seorang wanita dengan paras yang begitu memukau, dengan perlahan duduk di meja mereka.

"suamiku bisa mencongkel mata kalian, jika kalian tetap melihatku seperti itu hingga kedatangannya"

kristian dan rayn seketika kikuk ketika mendengar perkataan wanita dihadapannya.

"khmmm"

"perkenalkan beliau adalah kristian alexander, dan saya sendiri adah rayn asistennya"

ucap rayn yang mulai memperkenalkan diri mereka. sebenarnya dia cukup tegang menghadapi wanita di depan mereka. hingga dirinya memilih untuk memperkenalkan diri mereka saja.

"alexa graciela axel, kakak dari alice graciela axel, gadis yang selama ini kau cari keberadaannya"

jelas alexa dingin menbuat kedua pria dihadapan mereka kembali terdiam.

entahlah, kristian merasa menghadapi wanita dihadapannya ini begitu sulit. bahkan semua perkataan yang telah ia rancang di otaknya menguap begitu saja.

"kau ingin membahas kerja sama? atau membahas perihal adikku, pilih salah satunya yang menjadi maksud dan tujuanmu sebenarnya kemari"

"karna jika kau memilih membahas kerja sama, maka kau akan kehilangan membahas apapun tentang adikku dikemudian hari"

jelas alexa panjang lebar, tentu saja dirinya tau apa yang membuat pria dihadapannya mengajukan kerja sama. hanya semata mata mencari informasi tentang adiknya.

"saya ingin membahas tentang adik anda, Nona"

jawan kristian tanpa ragu, karna ia yakin seratus persen jika wanita dihadapannya telah mengetahui maksud dan tujuannya datang kemari.

alexa menarik ujung bibirnya ketika mendengar jawaban dari kristian.

"apa yang ingin kau ketahui, namun sebelum itu, aku cukup penasaran, kenapa seorang kristian alexander rela berbulan bulan mencari tau seorang gadis, yang pernah tidur dengannya, bukankah bagi pria itu, wanita hanyalah barang yang ridak penting, yang telah digunakan bisa dibuang kapan saja"

alexa berkata dengan sinis, menunggu pria dihapadannya itu membuka mulutnya

"itu, aku tidak tau bagaimana menjelaskannya"

entahlah kristian tidak tau bagaimana menjawab pertanyaan wanita dihadapannya, nyatanya memang dirinya tidak tau mengapa dirinya begitu penasaran soal alice.

"aku juga tidak tau kenapa aku seperti ini, namun dirinya seolah menarikku jauh untuk mencari dirinya"

alexa terdiam mendengar jawaban dari kristian

"lalu apa yang ingin kau ketahui tentang adikku?"

namun belum sempat kristian menjawab pertanyaan alexa, teriakan yang begitu ia kenali berhasil mengalihkan perhatiannya.

"kakak"

alice berteriak dengan riang, tidak sadar jika kristian pria yang berusaha dia hindari itu ada dihadapan kakaknya saat ini

dia hanya berfikir jika itu adalah paman almero, secara badan dan postur tubuh mereka sedikit mirip menurutnya.

pandangan alexa tertuju pada suaminya yag menatap kedua pria dihadapannya dengan datar.

tidak heran, karna respon mike tetap sama seperti dulu ketika melihat pria lain dekat dengan istri kesayangannya. lagi pula siapa yang tidak mengetahui sikap posesif pria itu.

rayn seketika merasa bulu kuduknya meremang melihat tatapan mike kepada mereka. ia berusaha sesantai mungkin mengacuhkan tatapan pria itu.

"kenapa duduk di bangku yang sama, sayang"

protes mike ketika telah berada di samping istrinya, ia kemudian menarik kursi yang didekat posisinya kemudian mendudukkan bokongnya.

ia merasa gerah jika melihat pria lain dekat dengan istrinya yang begitu cantik.

tidak di pungkiri itu adalah sebuah fakta, meski alexa telah memiliki anak, namun postur tubuh dan kecantikan yang dia miliki membuat orang tidak akan bisa menebak jika wanita tersebut telah memiliki anak

alexa tersenyum manis, membuat rayn kembali termangu, ia terpesona dengan senyuman manis wanita dihadapannya.

"tidak apa bukan? bukankah kau juga akan datang"

jawan alexa yang merebahkan kepalanya di pundak suaminya.

"singkirkan matamu dari istriku, atau aku akan mendonorkannya pada hewan dirumahku"

sentak mike tidak terima ketika melihat rayn yang terus saja menatap istri kesayangannya. ia jelas tidak suka itu.

rayn tergugu dibuatnya, ia dengan cepat mengalihkan tatapannya, tangannya bergerak meraih minum dihadapannya kemudian meneguknya dengan cepat.

sedangkan alice, ia terlihat mematung ditempatnya, matanya menatap pria yang berusaha ia hindari sebulan ini. dan saat pria itu juga menatapnya, alice memilih membuang pandangannya.

"kenapa datang kemari? belum cukup menghancurkan hidup aunty ku"

suara itu mengejutkan semua orang, dan suara itu milik quena.

mereka semua mengalihkan tatapan mereka pada quena dan quenzq yang baru saja memasuki restoran.

quena dan quenza menatap pria yang ada di hadapan mommynya dengan tatapan tidak senang. baginya pria itu telah menghancurkan hidup bibinya tak terkira.

menghancurkan masa depannya, menghamili dan membuat bibinya secara terpaksa hiatus dalam dunia entertiment yang merupakan mimpi bibinya.

alice gelagapan di buatnya, menurut gadis itu dirinya yang memperkosa kristian, jadi laki laki tersebut tidak menghancurkan hidupnya, meskipun tidak dia pungkiri mahkota yang begitu ia jaga diambil pria itu.

"quena tidak baik berbicara dengan orang lebih tua seperti itu"

ucap alice, ia menangkup pipi quena dengan cemas. bisa gawat jika gadis kecil ini menyebarkan ucapannya yang dipenuhi duri.

"aunty, kenapa aunty membelanya, apa karna dia adalah daddy dari baby, tapi aunty harus ingat, pria tua tampan itu telah membuat aunty mundur di dunia mimpi aunty"

ucap quenza yang menimpali ucapan kakaknya. dan semakin membuat bibinya itu ketar ketir tanpa mereka sadari.

"berhenti mengatakan dia pria tampan quenza, atau aku akan menyumpal mulutmu dengan kaos kaki paman alex"

sungut quena yang begitu benci ketika quenza mengatakan pria yang menyakiti bibinya tampan, meski tidak ia pungkiri jika pria itu memang tampan, tapi apa dirinya peduli.

alex disebrang sana Seketik melotot kesal ketika namanya di bawa bawa.

"nona muda, asal kau tau kaos kakiku tidak bau"

teriak alex yang merasa tidak terima dengan ucapan nona mudanya itu.

"paman, mengaku saja, kaos kaki paman yang bau bangkai itu saja pernah tercium oleh hidungku"

"sudah berapa kali aku harus mengatakannya nona muda, itu bukan kaos kakiku"

kesal Alex, ia merasa kaos kakinya itu tidak pernh bau, tapi nona mudanya selalu berkata sebaliknya

"kau tidak bisa mengalah pada anak kecil?"

suara datar mike berhasil membuat alex terdiam meski ia terus mengumpat dalam hatinya.

"bisa aku bicara dengannya?"

ucap kristian yang bertanya pada alexa. namun alice yang mendengar itu menggelengkan kepalanya pelan. ia tidak mau, bahkan ia tidak punya muka untuk berbicara pada pria itu.

"kemeja ujung sana, kuberi waktu dua puluh menit"

kristian mengangguk mendengar ucapan alexa, ia kemudian berdiri dari tempatnya menuju meja diujung sana.

''kakak, aku tidak mau''

cicit alice pelan

''pergilah dan bicarakan semuanya, kau tidak mungkin akan terus terus kabur bukan?''

perintah alexa, meski ia juga tidak menyukai pria itu. namun terus menghindar tidak akan merubah apapun.

alice menghembuskan nafasnya pelan, dengan terpaksa ia berjalan menyusul pria yang telah duduk diujung meja sana.

perlahan dia mulai mendudukkan bokongnya di kursi yang ada dihadapan pria itu. cukup membuat dirinya gugup

"begini''

alice lebih dulu membuka mulutnya, ia berulang kali mengatur nafasnya sebelum berbicara. ia mengumpulkan keberaniannya untuk menatap netra tajam pria dihadapannya itu.

''aku tau, uncle mengejarku karna uang yang kuberikan waktu itu kurang bukan?''

dan bayangkan bagaimana ekspresi kristian ketika mendengar kalimat itu.

...****************...

Haiiii haiii reader's ku.

aku harap kabar kalian selalu baik.

bisa bantu aku untuk mengembangkan novelku?

cukup like, komen dan juga vote

agar aku selalu semangat untuk update.

aku harap kalian senantiasa berkomentar, ketika selesai membaca setiap bab dari novelku.

aku hanya author biasa, yang sangat sangat membutuhkan semangat kalian,

bantu aku yah hehe

salam hangat dan sayang untuk kalian semua❤