Setelah hampir 1 jam, akhirnya Davio keluar dari ruangan. Membuat ruangan itu kembali sepi karena sampai saat ini Dave belum juga kembali masuk ke dalam ruangan.
Sebenarnya Ana tidak cukup nyaman dalam ruangan hanya bersama Davio, tapi karena pembawaan Davio yang bisa membangun suasana membuat Ana tidak canggung dan cukup terhibur.
Tapi hati Ana tetap merasa ada yang kurang saat tidak mendapati sang pujaan hati tidak ada di ruangan. Bolak-balik ia menatap pintu ruangan yang masih saja tertutup.
Padahal ini hampir jam pulang kantor, tapi Dave belum kunjung datang.
"Sebenarnya kamu kemana?" Tanya Ana dalam hati. Ia mengecek ponsel nya, tak ada satu pun pesan dari Dave. Kemudian ia berinisiatif untuk menghubungi lebih dulu.
"Dave, kau dimana?" Itu lah pesan yang di kirim kan Ana pada Dave.
Ting
Ana mendengar suara notifikasi ponsel tak jauh dari sini.
Ternyata ponsel Dave masih tergeletak di atas meja. Lemas sudah tubuh Ana saat ini.
Padahal ia sangat merindukan Dave. Merindukan? Padahal baru saja terpisah beberapa jam Ana sudah merindukan manusia kutub itu.
Ana jadi merasa bersalah karena membuat Dave keluar dari tempat kerja. Andai ia tak banyak bicara dan mengganggu Dave saat bekerja pasti Dave tak akan meninggalkan ruangan.
Ya, Ana berspekulasi Dave keluar dari ruangan karena mendengar suara nya yang berisik saat berbicara pada Vio dan itu membuat Dave merasa terganggu karena sedang bekerja.
Ana jadi mondar-mandir sendiri di ruangan itu, berniat ingin mencari tapi kemana?
"Apa mungkin, Dave cemburu melihat aku dekat dengan Davio?" Batin Ana.
Tiba-tiba ia tersenyum sendiri, jika benar Dave marah karena cemburu, itu artinya Dave mencintai nya.
Haaa rasanya bahagia sekali hati Ana, ternyata Dave juga mencintai nya.
Ia harus segera mencari Dave untuk memastikan nya.
Cling
AHA! Tiba-tiba terbersit ide muncul di benak Ana. Ia segera meraih ponsel dan keluar ruangan sembari tersenyum riang.
Cklek
Bruk
"Auh!" Kening Ana seperti membentur tembok, saat ia mendongak ternyata ada Dave di depan nya sembari menatap tajam pada nya, Aura nya semakin dingin.
Ana belum pernah melihat wajah Dave yang sedingin ini meski biasa nya juga dingin.
Baru saja membuka pintu, ternyata Dave sudah ada di hadapan nya.
"Dave? kau dari mana? Aku baru saja ingin men_"
Perkataan Ana tenggelam saat tiba-tiba Dave masuk menyerobot Ana yang masih ada di depan pintu. Bahkan bahu Ana ikut tertabrak badan kekar Dave hingga sedikit terhuyung ke belakang.
"Dave, kau kenapa? kau marah pada ku karena kau cemburu aku dekat dengan Davio? Jika memang benar, itu artinya kau juga mencintai ku. Ah ... aku senang sekali kau mencintai ku, Dave." Ana tersenyum gembira sembari berlari ke arah Dave bersiap untuk memeluk nya.
Namun Dave dengan cepat menghindari pelukan itu. Hingga tangan Ana hanya memeluk angin.
"Dave!" Panggil Ana kesal karena tak mendapatkan tubuh Dave.
Dave hanya bisa menghela nafas panjang, baru saja masuk sudah di suguhi mulut berisik Ana yang terus mengoceh.
"Pulang." Satu kata yang berhasil membuat Ana kesal dan ingin mencoret-coret wajah nya menggunakan pensil warna.
Bahkan ia masih menantikan tanggapan dari Dave tapi si manusia kutub itu tak menanggapi nya sepatah kata pun.
Hal itu berhasil membuat mood Ana semakin memburuk, tapi ia akan terus berusaha mengajak Dave bicara sampai si manusia kutub itu mencair.
Dave berjalan keluar lebih dulu dengan langkah lebar membuat Ana tak bisa mengimbangi langkah nya hingga gadis itu berjalan di belakang Dave dengan sedikit berlari.
"Dave, kau marah pada ku?" Tanya Ana setelah kedua nya berada di dalam mobil. Karena ia melihat raut wajah Dave yang terlihat sangat dingin.
"Dave, Jawab aku, Jangan diam saja!" Ana menengok ke samping memperhatikan raut wajah datar Dave yang terlihat semakin membeku.
Dave menghela nafas panjang. "Aku pusing mendengar ocehan mu! Pekerjaan ku tidak selesai-selesai jika kau terus berisik, apalagi saat kau bicara dengan Davio membuat kepala ku pusing karena kalian sama-sama berisik!" Kata Dave panjang lebar dengan nada sedikit kesal tanpa menatap orang di samping nya.
"Maaf." Ana meminta maaf sembari tertunduk lesu.
Ternyata memang benar, Dave terganggu dengan mulut nya yang sangat berisik.
Padahal Ana sudah mengira kalau Dave marah karena cemburu, tapi ternyata salah.
Sebenarnya hati Ana sakit, tapi ia tidak akan menunjukkan nya. Ana harus lebih bersabar dan terus berusaha menaklukkan si manusia kutub ini agar luluh pada nya.
Setelah merenung beberapa saat dan membulatkan tekad, Ana kembali tersenyum. Ana berjanji tidak akan menyerah untuk menaklukkan du manusia kutub.
Ana tahu selama ini Dave memang tidak dekat dengan wanita mana pun. Jadi ia memaklumi kalau saat ini Dave masih belum terbiasa berdekatan dengan nya.
Maka dari itu, Dave selalu bersikap ketus pada nya.
"Pasang sabuk pengaman mu." Kata Dave dengan pandangan lurus ke depan. Mesin mobil sudah ia hidup kan sejak tadi, tapi Ana belum juga memasang sabuk pengaman.
"Oh iya lupa." Ana kembali tersenyum, bahkan terkekeh pelan saat melupakan belum memasang sabuk pengaman. Seakan lupa dengan kesedihan yang baru saja ia rasakan saat ekspektasi tak sesuai fakta.
Ana terlalu terbawa suasana, jadi maklum saja ia menduga-duga kalau Dave sedang cemburu tapi kenyataan nya Dave tidak suka mendengar suara nya yang seperti kaleng rombeng.
Setelah memastikan Ana benar-benar menggunakan sabuk pengaman, Dave mulai menjalankan mobil.
Di sepanjang perjalanan, Ana hanya diam sembari melihat pemandangan arah luar.
Merasa lelah berbicara terus sedari tadi, ia memilih diam sembari menikmati pemandangan luar yang mulai terlihat gemerlap nya lampu di sore hari.
Ana bahkan tak sekalipun ia melihat ke arah Dave, entah mengapa ia sedang tidak ingin melihat wajah dingin Dave. Padahal biasanya sangat menyukai itu.
Saat ini justru berganti Dave yang sesekali melirik Ana yang tidak mengeluarkan suara bahkan tidak melihat ke arah nya.
Hingga tak terasa mobil itu sudah berada di pekarangan rumah Ana.
Kedatangan Ana dan Dave di sambut baik oleh beberapa pengawal dan asisten rumah tangga yang berjejer rapi menunggu nya.
"Kau tidak ingin masuk dulu? Mommy pasti senang kalau kau ikut makan malam bersama kami." Bujuk Ana. Ia sangat mengharapkan Dave bisa ikut makan malam bersama.
"Tidak, lain kali saja kalau ada waktu." Dave menggeleng pelan.
Sebenarnya dia juga tidak enak hati menolak permintaan Ana. Apalagi saat melihat wajah mendung Ana saat mendengar penolakan nya.
Tapi badan nya sudah sangat lengket dan ingin segera membersihkan diri dan mengganti baju santai. Jadi ia putuskan untuk menolak ajakan nya. Karena lain kali masih bisa.
"Baiklah, aku mengerti." Ana kembali tersenyum menanggapi Dave.
Meski sebenarnya ia tidak rela Dave menolak nya, tapi Ana juga harus memberi pengertian kalau Dave pasti lelah setelah seharian ini pekerjaan nya bertambah banyak karena dirinya. Jadi Ana memaklumi dan harus lebih bersikap dewasa.
"Aku keluar, kamu hati-hati dijalan." Setelah mengatakan itu Ana berjalan keluar mobil dan berlalu dari sana.
...💙💙💙...
...TBC...
See you next chapter 👋🙂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
𝐙⃝🦜しÏA ιиɑ͜͡✦ᵉ𝆯⃟🚀ʰⁱᵃᵗᵘˢ
ana harus bisa lebih dewasa jgn terlalu kekanak-kanakan..
2022-11-25
1
🎯™ Zie ⍣⃝కꫝ 🎸
sabar ya ana masih banyak waktu untuk kamu dan dave menikmati kebersamaan kalian karena besok pasti dave jemput lagi kan
2022-10-26
0
꧁❧❤️⃟Wᵃf ʜꙷɪᷧɑⷮɑͧтᷡʰᵉᵉʳᵅ❦꧂
awas saja nanti kamu dave jika ana cuek dan gak cerewet lagi jangan di tanya kenapa
2022-10-16
1