"Dave!" Ana kembali memanggil Dave, namun tak ada sahutan dari laki-laki itu.
Karena merasa tidak tahu harus melakukan apa untuk menghilangkan bosan menunggu Dave selesai mandi, ia berjalan ke arah rak buku yang berjejer di sana.
Terlihat banyak sekali buku-buku tentang ilmu obat-obatan, Ana yang sangat penasaran mengambil satu buku di sana kemudian membacanya.
"Apa yang kamu lakukan disini?" Suara bariton itu berhasil mengagetkan Ana, buku yang baru saja ia ambil terjatuh ke lantai.
"Maaf." Kata Ana sembari menunduk untuk mengambil buku yang baru saja di jatuhkan.
Baru saja tangannya ingin meraih buku yang tergeletak di lantai, tapi lebih dulu di ambil oleh pemilik tangan besar yang ada di depan nya. Dan akhirnya tangan Ana menyentuh tangan yang sekarang sedang meraih buku.
deg
Ana menatap Dave yang sedang menunduk di depannya seperti dirinya, dua pasang mata itu bertemu menimbulkan debaran jantung yang tidak menentu diantara mereka berdua.
"Sorry."
"Maaf." Mereka berkata bersamaan, Ana melepaskan tangannya karena tidak sengaja menggenggam tangan Dave. Kemudian menegakkan badannya kembali.
Bersamaan dengan itu, Dave pun menegakkan badannya setelah mengambil buku yang terjatuh.
"Dave!" Ana melebarkan matanya sembari menatap Dave tak berkedip.
Dave mengerutkan dahi saat melihat Ana tak bisa mengalihkan pandangan dari nya.
"Ada apa?" Tanya Dave pemasaran.
"Ka_kamu kenapa tidak me_makai baju?" Kata Ana terbata-bata sembari terus menatap tubuh bagian depan Dave tak berkedip yang hanya tertutup handuk di area pinggang nya.
Sedangkan tubuh bagian atasnya terbuka, tidak terhalang apapun membuat Ana menelan saliva nya susah payah.
"Kenapa tidak bilang?" Seru Dave. Matanya melotot kaget kemudian tangan nya mengencangkan lilitan handuk nya yang hampir melorot.
"A_aku ... " Ana menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal, tidak melanjutkan perkataan nya karena bingung harus menjawab apa.
"Kenapa kau disini?" Tanya Dave yang masih berdiri di depan Ana.
"Ah iya. Mom Buu memanggil mu untuk menemui nya. Ada masalah serius yang ingin dibicarakan." Jelas Ana. Ia sempat lupa tujuan nya datang ke kamar Dave saat melihat roti sobek pria di depannya. Di tambah, handuk yang di kenakan hampir melorot membuat Ana tak bisa berkata-kata sangking menikmati rezeki di depan nya.
"Baiklah, Tunggu sebentar." Dave berjalan ke ruang walk in closet.
Sedangkan Ana masih mematung di tempat. Dia tidak salah dengar kan? Dave benar-benar menyuruhnya menunggu disini? di kamarnya? ia tidak marah?
Ah ... rasanya Ana sangat senang, ingin sekali loncat-loncat atau guling-guling di tanah. Tapi tidak ia lakukan karena itu hal yang percuma.
"Ayo." Dave sudah berada di samping Ana yang saat ini sudah mengenakan kaus dan jeans selutut khas pakaian rumahan. Membuat nya terlihat sangat tampan dan jauh lebih muda.
Deg
Tak disangka nya, Dave menggandeng tangan Ana hingga ia dibuat mematung di tempat. "Ayo!" Seru Dave lagi saat melihat tidak ada pergerakan dari Ana.
"Apa ini mimpi, Dave? Katakan, ini bukan mimpi kan?" Tanya Ana menatap tak percaya pada Dave.
"Apa?" Dave mengerutkan keningnya.
"Kau ternyata sangat romantis, Dave." Ana tersenyum bahagia.
"Jangan kepedean." Dave kembali melepaskan tangan nya yang tadi menggenggam tangan Ana. Wajahnya kembali terlihat datar seperti biasa.
"Aku hanya tidak ingin kau tersesat!" Kata Dave, benar-benar tidak masuk akal.
Sedangkan Ana membuka mulutnya lebar-lebar dengan mata melotot sempurna, sungguh sangat tidak masuk akal jawaban Dave ini.
"Issh ... kau ini! Memangnya di hutan, takut tersesat?" Ana mengerucutkan bibirnya saat tangan Dave tidak lagi menggenggam nya.
...💙💙💙...
...TBC...
See you next chapter 👋🙂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
༄༅⃟𝐐🦂⃟ᴘᷤɪᷤᴋᷫᴀᴄʜᴜ💙
klo gk digandeng kamu tar jd patung terus ana wkwkwk
2022-11-26
0
🍁𝕬𝖓𝖉𝖎𝖓𝖎•𖣤᭄æ⃝᷍𝖒❣️HIAT
ngakak baru sadar dia..itu jg baru bilang om 😂😂😂
2022-10-26
0
𝐀⃝🥀👙𝐄𝐥𝐥𝖘𝖍𝖆𝖓 E𝆯⃟🚀
Ish kepedean bgt kmu an, slmt berjuang meluluhkan gunung es nya si dave 🤭🤣🤣
2022-10-26
1