"Dave, bantu aku naik ayunan ini." Ana sengaja mengalihkan perhatiannya pada si manusia kaku, yang saat ini masih terus menatapnya intens.
Dan seperti biasa, Dave tidak menanggapi perkataan Ana. Dave masih melanjutkan langkah, tubuhnya semakin mendekat hingga Ana ikut memundurkan langkahnya.
Bruk
Tubuh bagian belakang Ana membentur batang pohon besar yang ada di taman itu.
Sekarang Ana sudah tidak bisa lagi berkutik, terlebih saat jaraknya dengan Dave benar-benar sangat dekat.
"Dave, apa yang ingin kau lakukan?" Tanya Ana panik.
Tiba-tiba Ana teringat drama Korea yang baru saja kemarin dia tonton, persis seperti adegan Ana dan Dave saat ini. "Oh ya ampun, Dave! Jangan bilang kau ingin mencium ku?" Pekik Ana sembari membesarkan pupil mata dan membekap mulutnya.
Duarrr
Kata-kata yang Ana lontarkan bagaikan sambaran petir yang menggelar di telinga Dave, sangat mengejutkan sampai-sampai hampir terkena serangan jantung, tapi untungnya Dave tidak memiliki riwayat jantung.
"Gadis tidak waras!" Dave menekan dahi Ana menggunakan telunjuk jarinya sambil menggeleng-gelengkan kepala.
"Bukan aku yang tidak waras, Dave! Tapi kamu." Ana mengarahkan jari telunjuknya di depan dada Dave.
"Aku memang menyukai mu! tapi bukan berarti aku mau dicium oleh mu! Astaga yang benar saja! aku bahkan baru saja bertemu denganmu, dan sekarang kau langsung ingin mencium ku? Ya, aku memang cantik, tapi seharusnya kau bersabar dulu sampai kita resmi menjadi kekasih. Aku_"
Suara Ana tenggelam saat Dave benar-benar mendekatinya dan tubuh keduanya saking menempel satu sama lain dengan kedua tangan Dave yang berada di antara leher Ana. Akhirnya Ana hanya pasrah dengan apa yang akan dilakukan Dave, dia sudah memejamkan mata dan bersiap jika Dave mencium dirinya.
Satu detik.
Dua detik.
Tiga detik kemudian.
Tidak terjadi apapun, "Kenapa tidak terasa?" Gumam Ana namun masih didengar oleh Dave, tangannya menyentuh bibir karena tidak merasakan apapun.
Ana merasakan tubuh Dave sudah tidak lagi memeluknya, kemudian dengan perlahan ia membuka mata.
"Apanya?" Tanya Dave menatap bingung pada Ana yang saat ini berada di depannya namun masih berjarak.
"Bukankah tadi kau ingin_"
"Mencium mu??" Sela Dave.
Ana hanya menganggukkan kepala karena memang itu lah yang ia pikirkan.
"Hahaha ... " Tawa Dave begitu keras sampai-sampai Ana menatap bengong pada penampakan langka di depannya.
Sepertinya tawa Dave perlu diabadikan bahkan jika bisa dimasukkan ke dalam tujuh keajaiban dunia.
"Cuci otakmu!" Jari tengah dan ibu jari Dave mendarat berhasil mendarat di kening Ana dengan wajah yang sudah kembali datar seperti semula. "Auhh ... sakit, Dave !" Ana menengadah kesakitan saat Dave menyentil keningnya.
Wajahnya kembali ditekuk sedangkan tangannya sibuk mengusap-usap kening yang baru saja disentil Dave.
"Memangnya apa yang kau lakukan tadi? Bukankah tadi kau memelukku dan ingin mencium ku?" Tanya Ana tidak terima.
"Mau tahu apa yang ku lakukan?" Dave kembali mendekati Ana dengan seringai tipis di bibirnya.
Ana hanya mengangguk sembari menatap wajah Dave yang terus mendekat kearahnya.
Tiba-tiba saja...
"Aaaaa ..!" Ana berteriak keras saat melihat sesuatu yang menggelikan di tangan Dave.
Ya, Dave menyodorkan ulat berwarna hijau tanpa bulu terlihat begitu gendut dan berisi yang sejak tadi di genggam nya.
"Dave! Jauhkan hewan itu dariku!!" Pekik Ana yang saat ini sudah menutup kedua matanya menggunakan tangan.
Ingin menghindar pun tidak bisa karena posisinya saat ini masih berada di depan dahan pohon, sedangkan Dave sudah berada di depannya tanpa cela.
"Dave!!! Singkirkan itu!! huaaa ..!" Ana kembali berteriak keras berharap Dave akan menjauhkan hewan itu darinya.
"Bukankah kau tadi ingin melihat ini?" Bisik Dave tepat di telinga Ana dan itu berhasil semakin membuat bulu kuduk Ana semakin merinding.
"Aku bilang buang, Dave!!" Bentak Ana, dirinya memang benar-benar sangat ketakutan hingga membuat sekujur tubuhnya bergetar.
"Hiks ... Dave, singkirkan hewan itu." Suara Ana terdengar bergetar dan menahan tangis, hal ini berhasil membuat Dave mengurungkan niatnya untuk mengerjai gadis didepannya.
Di detik berikutnya Dave berjalan menjauh darinya kemudian berjalan mendekati kolam, ternyata Dave membuang ulat itu ke dalam kolam.
Ana terus memperhatikan gerak-gerik Dave dari kejauhan sembari mengatur nafas dan jantung nya yang seperti sehabis maraton.
Tubuhnya benar-benar lemas, andai saja Dave tidak menakutinya dengan ulat itu, pasti saat ini Ana sedang merasa malu karena telah menuduh Dave ingin menciumnya.
Namun rasa malunya berhasil ia kesampingkan akibat ulah Dave yang membuat adrenalin nya teruji, dan ia akan memanfaatkan keadaan untuk mengerjai Dave kembali karena telah berani membuat seorang keturunan Alexander hampir saja meregang nyawa jika memiliki riwayat penyakit jantung.
Untungnya Ana tidak memiliki penyakit jantung, jadi Ana hanya terkejut hingga membuatnya ingin sekali marah-marah pada Dave.
"Dave, kau harus tanggung jawab telah membuat ku hampir terkena serangan jantung!" Kata Ana tiba-tiba saat melihat Dave mendekat setelah mencuci tangannya di kran yang biasa para pekerja gunakan untuk menyirami bunga.
Sedangkan Dave hanya menanggapi perkataan Ana dengan mengangkat sebelah alisnya.
"Jika kau tidak ingin aku melaporkan mu pada Daddy dan papi Ello yang telah membuatku jantungan, maka kau harus menemaniku bermain ayunan." Ana tersenyum penuh kemenangan, sebenarnya sejak pertama kali menginjakkan kaki di taman ini, satu-satunya yang membuatnya tertarik adalah ayunan sebanyak lima buah yang ada di sana.
"Naik sendiri!" Jawab Dave datar seperti biasa.
"Tapi tidak asik kalau naik ayunan sendiri." Kata Ana sembari memasang wajah sedih.
"Ya sudah, tidak perlu!" Dave benar-benar manusia paling kaku di antara manusia di seluruh dunia. Dengan teganya Dave mengambil langkah untuk menjauh dan membiarkan Ana bermain ayunan sendiri.
"Ya sudah, kalau kau tidak mau menemaniku. Biar aku naik sendiri." Ana pasrah, bersiap menaiki ayunan meski hanya bermain sendiri.
"Jangan yang itu!" Dave kembali mendekat sembari menatap tajam Ana.
Ana yang tersadar telah membuat kesalahan, akhirnya tidak jadi menaiki ayunan lain.
"Naik yang ini." Tunjuk Dave pada salah satu ayunan dengan intonasi lebih rendah, tidak seperti tadi.
Ana tersenyum dan menganggukkan kepala kemudian melanjutkan naik.
Brukk
"Auhh." Ana sedikit meringis saat lututnya mencium tanah karena terjatuh saat ingin menaiki ayunan yang cukup tinggi.
Sedangkan Dave hanya menggelengkan kepala saat melihat tingkah Ana yang seperti anak kecil.
Ana kembali bangkit dan bersiap ingin naik kembali. Sebelum naik, Ana mengalihkan pandangan pada Dave. "Dave, bantu aku naik. Aku tidak bisa." Ana memasang wajah sedihnya.
Dave menghela nafasnya kemudian mendekati Ana dan membopong tubuhnya. Ana yang tidak siap langsung mencengkeram kedua bahu Dave dengan sedikit bergetar karena gugup, ia tidak menyangka tubuh nya digendong oleh laki-laki yang dicintainya ini.
Deg deg deg
Jantung keduanya berdetak lebih cepat dari biasanya.
Tiba-tiba saja tubuh Dave terhuyung ke belakang, sedetik kemudian...
Brukk
Tubuh Ana dan Dave terjatuh ke tanah dengan posisi Ana menindih tubuh Dave hingga...
Cup
Bibir Ana dan Dave menempel sempurna, tubuh keduanya seakan membeku, waktu seakan berhenti saat merasakan sensasi yang berbeda seperti tersengat listrik.
Kedua pasang mata itu saling memandang satu sama lain, tak lama kemudian dua manusia itu tersadar dan...
"Aaaa...!"
"First kiss ku!!"
...💙💙💙...
...TBC...
See you next chapter
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
༄༅⃟𝐐🦂⃟ᴘᷤɪᷤᴋᷫᴀᴄʜᴜ💙
astagaaaa... 7 keajaiban dunia??
bisa terkenal kamu dave 🤣🤣
2022-10-26
2
°•𝕃Ꭵɐ•°🫐°•ᒪ⅁•°
wuaaahh... mereka yang kiss, aku yang kegirangan. apa Ana sukses mencairkan hati beku Dave?
2022-10-18
0
Farlia♡V
kalo Dave masih gak bisa cair dengan ciuman pertama Ana, fix kudu lanjut malam pertama Ana, pasti langsung cair secair-cairnya 😳
2022-10-18
0