Ada apa kau kemari?" Tanya Dave lagi dengan suara dingin bahkan membeku, yang mungkin tidak akan mencair jika hanya dipanasi oleh sinar matahari.
"Aku, kesini karena diajak Daddy." Ana yang ditatap dengan aura mengintimidasi, tentu membuat nyalinya menciut hingga ia akhirnya sedikit menundukkan kepala agar tidak menatap mata tajam Dave.
"Kenapa kau ke tempat ... " Suara Dave tenggelam saat ada nany datang menghampiri mereka.
"Tuan, Nona, kalian dipanggil tuan besar untuk segera ke ruang makan." Nany itu menunduk kemudian berlalu dari sana setelah menyampaikan perintah Tuan Daniello.
"Tunggu!" Suara Ana berhasil menghentikan langkah pelayan itu.
"Tolong antar aku ke sana, aku belum tahu ... "
"Eh ..!" Ana tersentak saat tiba-tiba tangan nya digenggam oleh Dave dan membawanya pergi dari sana.
Manusia es itu terus melangkah lebar hingga tubuh Ana seperti terseret oleh manusia dingin yang sayangnya sangat tampan sampai Ana menjatuhkan hatinya pada saat pertama kali bertemu.
Ana tersenyum sembari memperhatikan punggung kokoh si manusia es itu yang terus menggenggam tangan nya tanpa berkata sedikitpun.
Sampai di depan ruangan yang diyakini Ana itu adalah ruang makan, Dave tiba-tiba menyentak tangan Ana hingga membuatnya sedikit dibuat kaget.
Tanpa berkata apapun, Dave langsung masuk begitu saja. Ana yang tersadar, ikut melangkah masuk mengikuti Dave meski sedikit kesal pada Dave karena memperlakukan dirinya dengan seenaknya saja.
Tiba-tiba menggenggam tangan nya kemudian menghempaskan begitu saja, ingin sekali Ana mengumpat, sayangnya tidak bisa karena hatinya terlanjur mencintai manusia es itu.
"Itu mereka!" Suara bariton Papi Ello berhasil membuat semua orang yang ada di meja makan mengalihkan pandangan kearah Dave dan Ana.
Terlebih seorang pria muda dengan kadar ketampanan tak jauh beda dari Dave, terus menatap Ana tanpa kedip.
Ia terkesima dengan kecantikan Ana yang menurutnya di atas rata-rata.
Bahkan diantara semua pacarnya tidak ada yang secantik seperti perempuan yang saat ini ada dihadapannya. Dia terus menatap Ana tanpa kedip dengan mulut terbuka hingga air liurnya hampir menetes jika tidak segera menutup mulut nya.
"Tutup mulutmu, Vio." Bisik laki-laki yang ada disebelah vio. Dengan segera Vio menutup mulutnya sembari mengalihkan pandangan ke arah lain.
"Dari mana saja kalian?" Tanya Papi Ello saat putra sulungnya dan anak dari anak dari sahabat nya ini baru saja sampai di ruangan.
"Sorry, papi. Ana tadi penasaran sama foto-foto tiga anak kembar di sana, jadi Ana melihatnya dulu." Ana tersenyum malu sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Sedangkan Dave, si manusia kaku dan dingin itu hanya berjalan ke salah satu kursi yang masih tersisa di sana tanpa menyahuti pertanyaan Papi Ello.
"It's okey, sekarang kita makan malam dulu. Kalau Ana ingin melihat bagian-bagian mansion disini, lanjutkan nanti setelah makan malam selesai."
"Biar Dave yang menemani mu mengelilingi seluruh Mension disini." Lanjut Papi Ello dengan senyum teduhnya.
Sedangkan Dave, si manusia es itu langsung menatap papi nya dengan ekspresi datar, namun cukup membuat semua orang tahu Dave tidak setuju dengan ucapan papinya.
"Kalau Dave tidak mau biar nanti aku yang anterin kamu, na." Davio tersenyum menatap Ana yang saat ini sedang menatap Dave dengan tatapan kecewa. Namun, setelah itu ia mengangguk, mengiyakan perkataan Vio. "Te-- "
"Tidak perlu! Aku yang akan mengantar!" Dave berkata dengan nada dingin tak ingin dibantah, wajahnya datar tanpa ekspresi mampu membuat bulu kuduk adiknya merinding.
"Wow menarik!" Batin pria yang tengah duduk disebelah Dave dengan seringai tipis dibibir nya.
...💙💙💙...
...TBC...
See you next chapter 👋☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
jaran goyang
🤣🤣🤣🤣🤣ᥲᥒᥱһ... 𝗍⍴ gk ᑲs
2024-10-04
0
°•𝕃Ꭵɐ•°🫐°•ᒪ⅁•°
tanda apa itu Dave? apa mulai cemburu kalo Ana sama yang lain, sampe akhirnya berubah pikiran buat ajak keliling Ana?
2022-10-18
0
Farlia♡V
perhatian juga ini es batu, pake narik tangan tiba-tiba buat nunjukin jalan
2022-10-18
0