"Sayang, Kamu pelajari materi ini ya. Kalo ada yang tidak paham, kamu bisa tanya Daddy atau Om Dion." Dad Alex menyodorkan setumpuk kertas pada Ana.
"Oke, Dad." Ana mengambil nya dari tangan Daddy nya kemudian berjalan menurut meja kerja milik nya yang tidak jauh dari meja kerja ayahnya.
Sebenarnya, Ana sendiri belum lulus kuliah. Tapi, Dad Alex ingin Ana belajar se dini mungkin agar bisa cepat-cepat menggantikan dad Alex.
Dad Alex memang sudah lama ingin berhenti dari kerja nya dan menikmati masa tua bersama Mom Jenni dengan tenang, tanpa memikirkan masalah pekerjaan.
Maka dari itu, Dad Alex sangat menekankan Ana agar bisa segera menggantikan dirinya untuk meneruskan bisnis yang sudah ia bangun sejak dulu.
Dad Alex sangat senang karena Ana sangat penurut dan pengertian, sifat yang menurun dari mommy nya. Ia dengan senang hati menuruti keinginan dad Alex untuk menggantikan posisi nya meski dirinya seorang perempuan.
Dulu, sebenarnya Mom Jenni pernah hamil lagi setelah usia Ana menginjak 2 tahun. Namun, naas peristiwa buruk menimpanya. Mom Jenni jatuh dari tangga hingga membuat nya keguguran.
Akibat keguguran itu, mom Jenni di vonis tidak bisa hamil lagi karena rahim nya terpaksa diangkat.
Tentu mom Jenni sangat terpukul mendengar kabar dirinya tidak bisa hamil lagi. Tapi, dad Alex selalu memberikan semangat serta dukungan agar mom Jenni tidak perlu khawatir, yang penting mereka telah dikaruniai anak yang sangat cantik.
"Dad, Aku nggak paham tentang ini." Keluh Ana, dengan wajah ditekuk.
"Mana yang tidak paham, baby?" Dad Alex dengan sigap bengkit dari kursi kebesarannya kemudian berjalan mendekati sang tuan putri.
"Semuanya, daddy."
"Bukankah kemarin, Daddy sudah mengajari di bagian ini?" Dad Alex membolak-balikkan dokumen yang dipelajari Ana.
"Iya, Dad. Tapi, Ana lupa." Kata Ana dengan enteng nya.
"Ya ampun, sayang. Kenapa selalu lupa." Dad Alex memijit pelipisnya karena merasa pusing pada putrinya yang terus-terusan tidak paham dengan materi yang Dad Alex sampaikan.
Padahal, Dad Alex sudah sering mengajarkan dan memberikan materi yang sama, agar Ana bisa menguasainya.
Namun, ujung-ujungnya selalu seperti ini. Ana selalu lupa dengan materi yang sudah ia berikan, dan tetap tidak bisa mengerjakan tugas sesuai materi yang sudah Ana pelajari.
"Ya, mau bagaimana lagi, dad. Ana juga sudah belajar giat, supaya bisa mengerti dengan materi yang Dad berikan. Tapi, tetap saja tidak bisa." Ana tampak murung melihat Dad Alex kecewa.
Ia sangat merasa bersalah karena selalu seperti ini, semua pelajaran yang diberikan oleh dosen ataupun Daddy nya hanya akan lewat telinga kanan kemudian keluar telinga kiri.
Tidak ada yang menyangkut atau sekadar sedikit pun di otaknya.
Banyak pembimbing yang mengeluh mengajari Ana, hingga kebanyakan menyerah dan tidak sanggup memberikan pembelajaran tambahan pada Ana. Menurut mereka, percuma saja memberikan pembelajaran tambahan karena hasilnya sama saja, tidak akan memberikan efek apapun.
Untung nya, dulu Daddy Alex pernah menjadi dosen, jadi sedikit banyak nya dad Alex bisa mengajari putrinya yang terlampau pintar ini.
Dengan telaten, dad Alex terus mengajari putrinya serta memberikan dukungan dan motivasi agar tetap semangat.
Seperti batu yang terkena tetesan air hujan, meski membutuhkan waktu yang tidak sebentar, tapi batu itu lama-lama akan mengikis.
Begitu pula Ana, meski sangat sulit memahami materi pelajaran yang diberikan para dosen dan daddy nya, tapi jika mau terus berusaha belajar, pasti lama-kelamaan akan bisa.
Dari situlah Ana menjadi selalu semangat, dan Dad Alex sangat bangga pada putrinya yang terus belajar keras meski otaknya kurang mampu menjangkau.
"Sepertinya Daddy perlu mencari seseorang untuk membantu mu belajar, baby." Kata dad Alex seperti bergumam namun masih bisa di dengar Ana.
"Maksud Daddy?" Tanya Ana penasaran. Setahu Ana, dad Alex sudah tidak mau lagi mencarikan pembimbing les untuk nya karena dulu pernah ada yang mengatai boddoh pada Ana secara terang-terangan.
Dan hal itu membuat dad Alex sangat murka, siapapun orang tua yang mendengar anaknya di Katai orang pasti tidak terima, begitu pula dengan daddy Alex.
Mulai saat itu, Daddy Alex tidak pernah mengizinkan Ana mengikuti pelajaran tambahan diluar sekolah, karena dad Alex sendiri yang akan mengajarinya.
Padahal waktu itu, dad Alex masih menjadi dosen di salah satu universitas yayasan miliknya.
Tapi karena ingin mengajari putrinya, dad Alex resign agar bisa fokus dan tidak terlalu sibuk.
"Dady akan mencarikan seseorang yang tepat untuk mengajari mu." Dad Alex memandang putrinya sembari tersenyum penuh arti, membuat Ana menerka-nerka apa yang sedang dad Alex pikirkan saat ini.
"Memang siapa yang akan memgajari ku, dad?"
"Kamu juga akan tahu nanti, sayang." Dad Alex mencolek hidung putrinya dengan senyum yang masih tersungging di bibirnya, kemudian berdiri lalu berjalan menuju kursi kebesarannya.
.
.
.
Langit mulai terlihat gelap, semua karyawan sudaj berhamburan keluar gedung untuk pulang ke tempat tujuan masing-masing.
"Sayang, sudah waktunya pulang. Kemasi barang-barang mu." Dad Alex melihat jam tangan mahal yang melingkar di pergelangan tangannya kemudian membereskan kertas serta laptop yang masih berserakan di atas meja.
"Baik, dad." Ana mengangguk kemudian membereskan semua buku-buku di meja lalu meraih tas dan beranjak dari sana yang diikuti dad Alex yang berjalan di belakang nya.
"Jangan lupa, sayang. pukul tujuh kita akan berangkat ke pertemuan tahunan para kolega bisnis." Dad Alex mengingatkan Ana, karena memang putrinya itu suka lupa jika tidak diinginkan.
"Oke, dad. Ana akan langsung bersiap-siap jika sudah sampai mansion." keduanya tampak berjalan beriringan menuju lift.
"Good girl." Dad Alex mengelus puncak kepala putrinya dengan sayang.
Dad Alex dan Jenni yang sudah sampai di parkiran langsung masuk ke dalam mobil karena sudah di tunggu pak Joko, supir pribadi dad Alex.
Tak lama kemudian, pak Joko menyalahkan mesin dan menjalankan mobilnya menuju mansion.
Beberapa menit kemudian, akhirnya mobil yang dikendarai sudah sampai di mansion.
Dari gerbang terlihat mom Jenni sedang menunggu suami dan anaknya di depan pintu utama.
Senyum dad Alex langsung merekah, seakan penat dan rasa lelahnya hilang saat melihat mom Jenni menyambut dirinya.
Itulah kebiasaan mom Jenni sejak dulu, selalu menyambut dad Alex ketika pulang kerja. Dan dad Alex sangat senang atas perlakuan manis istrinya.
Begitu pula Ana, ia merasa bahagia karena mendapatkan keluarga yang harmonis dan saling menyayangi.
"Sayang ... " Selalu seperti ini, dad Alex langsung merengkuh tubuh mom Jenni dan memeluk erat kemudian mencium seluruh wajah mom Jenni kemudian berakhir dibibir yang pasti tidak akan cukup hanya sekadar kecupan singkat.
Sangat romantis, sampai-sampai tidak memikirkan nasib jomblo yang ada disampingnya.
"Dad, bisa nggak sih. Kalo mau seperti itu di kamar aja?" Ana mengerucutkan bibirnya.
"Nggak mikirin nasib jomblo disampingnya." Gerutu Ana, membuat kedua pasangan yang tidak lagi muda itu tertawa melihat tingkah putrinya yang sangat lucu.
"Makanya nikah, kalau ingin seperti Daddy." Kata dad Alex tanpa beban.
Bagaimana mau menikah? jika semua laki-laki yang dekat dengan Ana selalu dihentikan orang suruhan dad Alex hingga banyak pria yang takut dan akhirnya tidak mendekati nya lagi.
Ana hanya mendengus kesal, kemudian berjalan ke dalam mansion karena tidak berlama-lama melihat keromantisan mom dad daddy nya.
...💙💙💙...
...TBC...
See you next chapter 👋☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
🍾⃝ͩ sᷞuͧ ᴄᷠIͣ Hiatus🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ
gpp jen punya anak 1 tp nnt minta byk cucu buat km am alex 😂
2023-01-02
1
#manusiabiasa
kalau aku sih wajar aja ana siapa itu mungkin ada kesalahan diam dirinya
2022-10-26
1
kim
sabar jomblo, ini ujian kalo ada didepan orang bucin wkwkwk
2022-10-16
0