BAB 4

Mira dan Zaki sedang berada di kantor pengacaranya dia. Pengacara Zaki adalah salah satu sahabatnya dia bernama Charles.

"Oke setelah membacanya silahkan di tanda tangani." ucap Charles.

",Saya belum selesai." jawab Mira membaca dengan teliti.

"1. Pihak kedua wajib patuh kepada pihak pertama.

Pihak pertama wajib memberikan nafkah berupa materi.

Pihak pertama wajib dilayani oleh pihak kedua."

"Ini apa maksudnya dengan point' ketiga?"

"Kamu wajib melayani pihak pertama seperti menyediakan bajunya, makannya dan...." jawaban Charles terputus.

"Saya tidak mau melayani kamu diranjang." ucap Mira memotong ucapan Charles.

"Siapa yang mau dilayani oleh wanita seperti kamu." ucap Zaki sambil tersenyum mengejek.

"Wanita seperti aku?"

"Iya, laki-laki mana yang nafsu sama kamu, pacar saya jauh lebih cantik kemana - mana." jawab Zaki dengan bangga.

"Baguslah." jawab Mira agak tersinggung dengan jawaban Zaki.

"Bagaimana? apakah sudah bisa di tandatangani?" tanya Charles lagi.

"Baiklah." ucap Mira.

Mira menandatangani surat perjanjian kawin kontrak mereka.

"Semoga cepat berakhir, setahun tidak akan lama jika di jalani." ucap Mira dengan pelan.

"Malam Minggu saya akan bawa kamu ke keluarga aku."

"Kamu yakin orang tua kamu akan menerima saya?" tanya Mira.

"Peran kamu hanya berakting, urusan itu serahkan kepada saya."

"Baiklah, apa saya boleh pulang?"

"Baiklah, silahkan."

Mira menghilang di balik pintu ruangan Charles.

"Kamu yakin dengan pernikahan ini?" tanya Charles.

"Iya, tenang aja."

"Ini beresiko loh, bagaimana jika orang tua kamu tau?"

"Nggak akan terjadi jika akting dia alami."

"Aku setuju dengan pendapat papa kamu, sepertinya Eliza kurang cocok dengan kamu."

"Jangan mengada-ada ya, kamu tidak mengenal dia." ucap Zaki dengan malas.

"Udahlah aku mau pamit dulu, sepertinya malam ini aku akan bertemu dengan Eliza."

"Emang dia pulang? nggak sibuk syuting?"

"Tiga hari ini dia akan menemani aku." jawab Zaki dengan senang.

Zaki lansung keluar dari ruangan Charles. Dia sangat malas untuk berdebat dengan sahabatnya itu.

"Lebih baik aku bersenang-senang dengan kekasih hatiku, hampir sebulan ini aku merana tanpa dirinya." ucap Zaki tersenyum senang.

Zaki lansung membawa mobilnya menuju ke apartemen milik Eliza. Apartemen ini pembelian Zaki hadiah untuk Eliza. Zaki akan menginap di apartemen ini jika Eliza sedang di kota ini.

Zaki telah sampai di apartemen termewah dan termahal di kota ini. Zaki lansung memarkir mobilnya lalu berjalan dengan senang menuju tempat yang ia sukai.

Pintu apartemen terbuka menampilkan gadis cantik dengan busana seksi. Ia tersenyum manis di hadapan Zaki. Zaki lansung menutup pintu dan memeluk Eliza.

"Aku sangat kangen dengan kamu." ucap Zaki.

"Aku juga, maaf jarang ketemu karena sedang sibuk."

"Nggak apa-apa sayang, jadi kamu udah siap memanjakan aku?" tanya Zaki mengeratkan pelukannya.

"Buat apa aku berdandan cantik jika nggak siap sayang." ucap Eliza dengan suara yang dibuat - buat manja.

"Kamu memang selalu cantik, aku suka." ucap Zaki memegang dagu Eliza.

"Aku siap melayani kamu sayang selama tiga hari ini, selamat menikmati." ucap Eliza menggoda Zaki.

Zaki lansung menggendong Eliza ke kamar tanpa menunggu lagi. Ketika baru sampai dikamar ponsel Zaki berbunyi.

"Papa."

"Biarkan aja sayang, malam ini akan jadi milik kita."

"Baiklah." Zaki meletakkan ponselnya di nakas yang tidak jauh dari kasur.

Ponselnya berbunyi kembali, dengan terpaksa akhirnya Zaki mengangkat telepon papanya.

"Pulang kamu atau nama kamu papa coret dari keluarga."