Mira sedikit melamun membawa mobil merahnya. Entah apa yang ia pikirkan sehingga dia sedikit melamun. Pikirannya menari - nari kemana - mana.
Saat tersadar Mira lansung kaget ketika mobilnya menabrak mobil di depannya. Mira tidak menyadari bahwa di persimpangan lampu menyala merah. Karena tidak terkendalikan lagi sehingga terjadilah insiden yang tidak menyenangkan.
Mira semakin pucat karena melihat seorang lelaki keluar dari mobil yang di tabraknya. Lelaki itu berjalan menuju mobilnya Mira.
"Keluar kamu." ucap laki gagah berpenampilan memakai Jaz.
"Kita menepi dulu ya pak." jawab Mira agak ketakutan.
"Awas jika kamu berniat kabur, keliang semut pun akan aku cari." ucap lelaki itu dengan ancaman lalu kembali ke mobilnya.
Mira kembali membawa mobilnya ketika lampu hijau menyala. Dia mengikuti kemana mobil lelaki tadi menepi. Tidak jauh dari persimpangan tadi kedua mobil itu berhenti mencari kesepakatan.
"Jadi bagaimana? saya tidak punya banyak waktu." ucap lelaki itu dengan belagu.
"Ada asuransikan?" tanya Mira dengan ragu.
"Asuransi tidak melayani hal seperti ini."
"Ya udah saya ganti, berapa?"
"20 juta."
"Apa 20 juta, hey kasih harga yang betul aja, masa semahal ini."
"Ini mobil mahallah, kamu nggak liat merek mobilnya."
"Ini pemerasan namanya, bisa dilaporkan ke polisi."
"Ayo kita ke kantor polisi,itu lebih menyenangkan saya." jawab lelaki itu dengan belagu.
Mira menyadari jika dia tidak punya SIM. Dia juga menyadari bahwa lelaki yang berdiri di depannya bukanlah lelaki biasa.
"Tapi aku tidak punya uang sebanyak itu." ucap Mira dengan jujur.
"Ya udah mari kita selesaikan di kantor polisi." ucap lelaki itu menarik tangan Mira.
"Jangan, aku mohon, aku janji akan bayar secepatnya, tapi tolong kasih aku waktu."
"Berapa lama?" tanya Lelaki itu.
"Tiga bulan."
"Kelamaan, aku kasih waktu dalam satu Minggu."
"Jangan seminggu, satu bulan deh." ucap Mira dengan memohon.
"Dua Minggu, TITIK."
"Tapi..."
"Ya udah mari kita selesaikan di kantor polisi, jangan buang waktu saya."
"Iya deh Saya usahain."
"Dan ini kartu nama saya, kamu boleh hubungi saya di nomor itu, sini KTP kamu."
"Jangan KTP dong, aku janji akan bayar kok."
"Sini KTP kamu." ucapnya dengan kesal.
Mira yang ketakutan akhirnya memberikan kartu tanda pengenalnya kepada lelaki itu dengan terpaksa. Lelaki itu mengambilnya lalu berlalu di hadapan Mira.
"Mati aku, mau cari duit kemana secepat itu." gerutunya sambil masuk mobil.
"Ini bukannya jadi konglomerat malah jadi konglomelarat, benar - benar akan habis semua usahaku selama ini."
"Apa aku jual mobil ini aja? tapi bagaimana untuk mobilitas usaha aku?' tanyanya pada diri sendiri.
"Ahk pusing ah." kesalnya lalu mengendarai mobil dengan kecepatan sedang menuju rukonya.
Mira masuk ke rukonya dengan muka masam. Tiwi yang sedang sibuk paking barang menjadi terhenti melihat muka masamnya Mira.
"Kenapa kamu? mukanya kok masam banget."
"Aku bingung ini, aku tadi nabrak orang, dia minta ganti rugi 20 juta."
"Apa 20 juta?" tanya Tiwi agak kaget.
"Iya, mobilnya mobil mewah, mau cari uang kemana?"
"Minta Abang tirimu aja, uang segitu pasti nggak seberapa."
"Nggak mau ah, gengsi kali aku."
"Udahlah move on, berdamai dengan masa lalu, uang darimana kamu dapat sebanyak itu, itu kita bisa kerja setahun baru bisa kumpul uang segitu."
"Nggak, aku yakin pasti ada solusi lain." ucap Mira dengan keyakinan penuh.
"Terserah."
"Aku jual mobil gimana?" tanya Mira.
"Mobil kamu jika di jual paling laku cuma belasan juta, udah butut kayak gitu."
"Eh butut - butut tapi berjasa loh."
"Bukannya di ATM kamu masih ada duit?" tanya Tiwi.
"Aku nggak akan ambil, karena jika aku ambil maka abangku akan dengan muda melacak aku."
"Terserah kamu aja bagaimananya." ucap Tiwi melanjutkan pekerjaannya.
"Aku yakin pasti bisa mengatasi semua ini." ucap Mira mondar - mandir.
Ditempat lain tepatnya di ruangan pembesar pemilik gedung tinggi. Seorang nampak sedang di ceramahi oleh seseorang lelaki yang nampak lebih tua. Dia adalah Zaki Iskandar anak dari CEO PT. Perkasa Tbk.
"Jika dalam waktu dekat kamu tidak menikah, maka papa akan kasih jabatan CEO kepada sepupu kamu dan semua saham papa akan papa kasih ke dia."
"Nggak bisa gitu dong pa, aku anak kandung papa loh, masa papa tega sama aku." jawab Zaki dengan kesal. Dia paling benci dengan namanya sepupunya yang selalu di banggakan oleh papanya.
"Terserah papa, papa pemilik perusahaan ini, 0apa kasih kamu waktu satu Minggu."
"Pa ini cari jodoh aku, bukan cari kacang di pasar."
"Papa tidak mau tau, jangan pernah kamu bawa perempuan itu kerumahku."
"Tapi Eliza pacar aku pa, aku sangat sayang padanya."
"Papa tidak akan merestui hubungan kamu dengan dia, kamu cari perempuan lain atau saham dan jabatan CEO akan jatuh ke tangan Rama." jawab papanya lalu berlalu meninggalkan ruangan Zaki.
Zaki semakin kesal dengan ancaman papapanya. Dia duduk dengan tidak tenang memikirkan sesuatu cara. Tiba-tiba dia teringat perempuan tadi pagi. Zaki menelpon seseorang untuk mencari tau perempuan itu.
Tiba-tiba wajah Zaki tampak tersenyum karena ide brilian yang muncul di otaknya. Dia merasa idenya akan berjalan dengan lancar jika semua dalam genggaman dia.
Tidak lama kemudian masuklah seorang lelaki yang menjabat sebagai asistennya. Dia membawa beberapa kertas karena hendak melaporkan bapa yang ia cari tadi.
"Ini pak mengenai gadis tadi." ucapnya dengan sopan.
"Oke, selidiki dia lebih jauh, buat jualannya sepi dan tidak ada yang mau membeli mobilnya."
"Baik bos."
Zaki tersenyum penuh kemenangan karena ia yakin misinya akan berjalan dengan baik. Zaki membaca kembali laporan yang ada di tangannya.
"Kamu akan menjadi tameng aku nanti, dan takkan bisa lari dari aku." ucapnya dengan senyum senang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
TePe
astaga ...jahatmen kamu mas, misal kmu ky ttp aja kamu jahat
2022-07-28
0
Rusme Juthec
kasian Mira
harus sakit ht utk yg kesekian kalinya
2022-06-29
0
Cicih Sophiana
seenak nya banget tuh orang...mempermain kan jodoh...semoga aja dia kwalat nti nya jd bucin beneran...
2022-06-28
1