Melamun itu yang Mirna lakukan sekarang, mempertanyakan nasibnya seorang diri yang merasa teramat rapuh. tapi apa yang harus dia lakukan,semua sudah terlanjur ia telah mengambil keputusan ini, masih teringat di benaknya bagaimana kejadian tadi pagi, bagaimana terkejutnya keluarga besarnya menerima berita mengejutkan dari sang anak dan menantunya.
Setelah kedatangan sang kakak Rudi menyampaikan maksud dan tujuannya datang.
"bapak ibu mohon maaf yang sebesar besarnya kedatangan saya dan Mirna kemari untuk memulangkan Mirna" ucapnya terjeda
dan dalam satu tarikan nafas ia mengatakan.
"saya dan Mirna bercerai" semua terdiam mendengar kata CERAI dari mulut rudi, bagai di sambar petir hati Mirna saat itu, ia yang menginginkan ia juga yang ingin mati rasanya apalagi saat melihat raut keputus asaan mantan suaminya, ia tau mantan suaminya sedang menahan air mata.
Tidak seperti dirinya yang telah sesegukan menangis meratapi nasibnya dan anaknya, sungguh sesak dadanya, seandainya semua dapat di putar kembali ia lebih memilih tak pernah dilahirkan dari pada hidup memberi derita untuk sang putra.
pagi itu berbagai nasihat ia dan mantan suami dapatkan dari keluarga besarnya. ada juga yang menyalahkannya karna meminta perceraian ini, Rudi memang tak mengatakan kalau itu keinginannya tapi keluarganya tau bagaimana keras kepalanya dia.
Sekali lagi dia hanya merenung sambil sesegukan di kamarnya, sesekali melihat sang putra yang telah tertidur setelah ia susui. sungguh malang nasibnya, apa mau di kata semua telah terjadi menyesal juga percuma tapi tetap saja ia sedikit menyesal memikirkan nasib sang putra.
Di belainya rambut anaknya sambil sesekali di ciumnya keningnya, ia berdoa semoga kelak anaknya bisa mengerti dan paham kenapa perceraian ini bisa terjadi.
Bahkan iapun menutup mulutnya menggunakan tangan, ingin berteriak ingin membunuh saja dirinya yang tak berguna ini andai ia tak memikirkan nasib putranya,
"oh tuhan sakit sekali" ucapny pelan sambil memukul mukul dadanya.
"Beginilah rasanya tuhan padahal baru tadi rasanya aku dan dia bercanda dan tertawa" gumamnya pelan.
Entahlah apa yang harus ia lakukan sekarang enam tahun mereka bersama, berbagi canda suka dan tawa tapi sekarang enam tahun bukan apa apa kalah dengan rasa sakit dari pembagian tahun saat mereka mulai saling mengikat dengan janji skral pernikan.
Sejak saat itu semuanya telah hancur bukan karna kehadiran orang ketiga tapi karna orang tuanya dan keluarganya yang terlalu ikut serta dalam rumah tangga sang putra.
kini semua hancur hanya karna harta dan tahta, kini semua telah hancur rumah tangga yang ia pertahankan telah hancur, ia HANCUR.
Kini ia bagai orang gila menangisi keadaan rambut bergelombang yang ia cat sedikit pirang yang mulanya tertata rapi kini telah tak berbentuk lagi, matanya yang indah dengan bulu lentik itu kini begitu sembab tak cantik lagi, hidung mancungnya merah dengan dres selutut yang kerahnya basah karna air mata.
Kini ia menangis sendiri lagi, kini ia sendiri lagi tanpa ada sang pujaan hati yang semula selalu di sisi. memang semenjak mereka menikah mereka selalu bersama, sang suami yang membuka usaha kafe dan ia yang selalu membantu sang suami. dulu kafenya di modali mertuanya, ia dan Rudi membuka Kafe kecil hingga mereka cukup berhasil membuka cabang di berbagai daerah, hingga kafenya cukup terkenal di kalangan masyarakat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments