💫💫 Di ruang makan 💫💫
Aulia, tuan Agung dan Marsya sedang menikmati santap makan malam.
Aulia melirik wajah tuan Agung dan Marsya terlihat lebih berseri, sendok masih menempel di bibir bagian bawah Aulia, “Pa…Ma.”
“Iya, ada apa sayang?" tanya Marsya lembut.
“Nanti aku pergi ke rumah Tante Ningrum, ya?”
“Maaf. Nona muda malam ini tidak bisa ke mana-mana dulu!" sambung pria berjalan mendekati ruang makan, tangan kanan memegang tas kerja berwarna merah muda, tangan kiri memegang koper, wajah terlihat berantakan dan kusut.
“Venus!" Aulia segera berdiri, berlari mendekati Venus. Tangan kanan segera mengambil tas kecil yang berisikan semua berkas. “Apa semua berkas milikku kamu bawa?”
Aulia segera meletakkan tas merah muda di atas meja makan, kedua tangan membuka tas, memeriksa beberapa Dokumen penting yang masih belum dipindahkan ke flashdisk.
“Nona muda. Seharusnya nona muda mengkuatirkan diriku. Apakah nona muda tidak tahu kalau diriku di lihatin orang karena membawa semua barang miliki nona muda yang semuanya berwarna merah muda ini!” keluh Venus berdiri di sisi kanan Aulia
“Masa bodoh. Bukannya kamu sudah terbiasa!”
Venus memutar badannya menatap Marsya dan tuan Agung, tangan kanan mengarah ke Aulia, “Nona besar dan tuan Agung. Lihatlah, nona muda masih tidak perduli dengan diri saya dan semua Dokumen miliknya.”
Marsya dan tuan Agung hanya tersenyum manis melihat sikap anak kecil Aulia. Jujur saja Aulia memang ahli dalam melakukan semua bisnis dan sukses dalam mengambil semua Investor dan klien agar mau bekerja sama dan terpikat dengan prodak miliknya. Tapi tidak dengan semua Dokumen yang membuatnya malas menyusun rapih.
Marsya melambaikan tangan kanan ke arah Venus, “Kamu makan dan istirahatlah dulu di dalam kamar, tentang Aulia biar kami yang mengurusnya.”
“Baik nona besar,” sahut Venus menundukkan sedikit tubuhnya. Berbalik badan melangkah pergi menuju kamarnya.
“Aulia!” panggil Papa.
“Iya Pa!” sahut Aulia, tangan kanan menarik bangku, duduk, dan kedua tangan diletakkan di atas meja makan.
“Aulia sudah besar, tapi kenapa semuanya Venus masih merapihkan dan menyusun barang kamu. Aulia. Kamu seharusnya tidak boleh sepele dengan semua Dokumen penting itu, memang perusahaan yang kamu pegang tidak seperti perusahaan yang Papa pegang. Tapi kamu harus belajar menjadi wanita disiplin dan jangan menyepelekan hal kecil. 1 lembar saja kertas yang hilang, maka kehidupan dan kepercayaan orang lain kepada kamu akan ikut hilang bersama kertas itu.”
“Maaf, Pa!” Aulia menatap wajah tuan Agung dan Marsya terlihat serius, tangan kanan Aulia letakkan di depan dada, “Aulia janji akan berubah mulai hari ini!” Aulia segera berdiri, “Aulia mau menyimpan semua data-data yang penting dulu.”
“Kamu tidak jadi pergi ke rumah tante Ningrum?” sambung Marsya mengingatkan Aulia.
“Aku selesaikan tugasku dulu, Ma. Aulia pamit ke ruang kerja dulu.”
Aulia melangkahkan kedua kaki menuju ruang kerja miliknya di ujung lorong. Aulia harus menjadi wanita dewasa dan merubah diri di sini, karena semua itu demi Andra. Aulia harus menjadi wanita hebat dan mandiri, tidak ingin kalah dengan Maya.
💫💫Pukul 23:30 malam💫💫
✨✨Di ruang TV keluarga✨✨
“Assalamualaikum!" salam Andra masuk ke dalam rumah, tangan kanan memegang bungkusan plastik yang berisi makanan.
“Wa’alaikumsalam!" sahut tuan Agung dan Marsya secara serentak. Kedua mata bersamaan menatap Andra sudah berdiri di samping sofa tuan Agung duduki.
“Andra. Kamu kenapa malam-malam kemari?” tanya tuan Agung.
Andra mengulurkan tangan kanan yang memegang bungkusan plastik berisikan makanan, “ Mama Ningrum pikir Aulia datang, jadi Mama Ningrum membuat beberapa cemilan ringan buat Aulia. Tapi Aulia tidak datang jadi Mama Ningrum menyuruh Andra memberikan makanan ini kepada Aulia.”
“Oh. Tadinya memang mau ke rumah, tapi karena Venus datang membawa Dokumen penting jadi Aulia tidak datang ke rumah kalian!" sahut tuan Agung, tangan kanan mengarah ke lorong kerja sejajar dengan ruang TV keluarga, “Aulia ada di dalam ruangannya, kamu ke sana saja dan berikan langsung kepadanya.”
“Baik Om. Kalau begitu saya permisi dulu,” sahut Andra sopan. Kedua kaki melangkah menuju ruang kerja Aulia.
“Uluh. Manisnya mereka berdua Pa. Tidak seperti kita dulu yang masih kaku tapi mau!” ucap Marsya mengenang masa muda saat terpaksa menjadi istri kedua tuan Agung dan kini menjadi istri pertama dan satu-satunya untuk selamanya.
Tuan Agung mendekatkan bibirnya di daun telinga Marsya, “Papa gigit nih.”
“Auw. Jangan di sini dong!" ucap Marsya dengan suara lembut, Marsya membalas perbuatan tuan Agung, mendekatkan bibir merah mudanya di daun telinga tuan Agung, “Mau berapa trip malam ini?”
“Nanti pinggang Papa jadi encok kalau kita pakai trip.”
“Tenang saja, Mama ada obatnya,” sahut Marsya sedikit berbisik.
“Mama sekarang mulai nakal, ya!”
.
.
.
💦💦Di ruang kerja💦💦
Tok..tok.
Andra mengetuk pintu ruang kerja Aulia pelan, tangan kanan membuka gagang pintu ruang kerja. Kepala sedikit mengintip ke dalam, “Aulia!" panggil Andra sopan. Tangan kanan membuka pintu ruang kerja, kaki kanan masuk ke dalam ruangan, “Ya ampun. Bisa-bisanya dia tertidur seperti ini!” ucap Andra menatap Aulia tertidur dengan pipi kanan di atas meja kerja.
Andra melangkahkan kedua kakinya mendekati Aulia, tangan kanan memegang bungkusan plastik berisi makanan diletakkan di atas meja. Andra menggendong Aulia, meletakkannya di atas sofa empuk yang berada di ruang kerja. Tak lupa selimut hangat untuk menyelimuti tubuh mungilnya.
Andra duduk di samping sofa, kedua mata menatap wajah Aulia, “Kamu sudah tumbuh menjadi wanita dewasa,” Andra menggeleng pelan, “Apa yang aku pikirkan!” Andra berdiri, tangan kanan masih terbalut perban membelai lembut puncak kepala Aulia, “Kamu harus menjaga kesehatan agar tidak terkena flu. Aku pamit pulang dulu, besok aku akan datang kembali.”
Andra berbalik badan, melihat laptop dan dokumen Aulia masih berantakan di atas meja, Andra memutuskan untuk merapikan barang-barang milik Aulia dan membenarkan beberapa Dokumen yang belum siap dipindahkan. Meski Andra tidak terjun langsung di bidang bisnis, tapi Andra sering membantu Aulia menyelesaikan dokumen kontrak saat sedang berada di tanah air.
Waktu terus berjalan, Pukul 01:00 malam. Andra baru selesai merapihkan dan menyimpan dokumen ke dalam file, mulutnya terbuka lebar, “Hua.. Kenapa kedua mata ini sangat mengantuk?” Andra menutup laptop, kedua mata kantuk tak tertahankan membawa dirinya tidur di atas meja kerja.
10 menit kemudian terdengar suara ketukan pintu di ruang kerja Aulia.
Tok..tok.
“Andra!” panggil Marsya, tangan kanan membuka pintu ruang kerja. Kedua mata menatap Aulia tertidur lelap di atas sofa, kemudian beralih pandang ke Andra yang sedang tertidur di atas meja kerja. Marsya segera menutup pintu ruang kerja pelan, kedua mata menatap tuan Agung berdiri di sisi kiri, “Pa. Mereka berdua ternyata sudah tertidur.”
“Kalau begitu Papa akan bilang ke Tarjok kalau Andra ketiduran di sini!” sahut tuan Agung, tangan kanan mengambil ponsel dari dalam saku kemeja.
“Pa. Karena anak-anak sudah tidur. Mari kita…”
“Ayuk. Papa gak jadi telpon Tarjok. Papa kirim pesan saja.”
"Mama belum siap bicara sudah Papa potong. Emang Papa tahu maksud Nama?"
"Tahu."
...Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Nindira
Nih orang tua bikin pikiran berkelana aja ya😅
2022-10-07
1
~~N..M~~~
Kok aku jadi kesensem sama kedua orang tua ini.
2022-09-21
0
~~N..M~~~
Kalau sudah bucin memang gak ada obatnya ya
2022-09-21
0