Siapa wanita itu tante?” tanya Aulia kesal.
“Wanita mana?” tanya Ningrum yang baru saja selesai memarkirkan sepeda motor miliknya di garasi.
Ningrum memperjelas penglihatannya menatap wanita yang sedang duduk bersama Andra dengan begitu akrab. Ningrum menarik tangan kanan Aulia mendekati Andra dan wanita tersebut.
“Maya!" panggil Ningrum. Ningrum dan Aulia menghentikan langkahnya di depan Andra dan wanita yang bernama Maya. Ningrum menarik tangan Aulia, membawanya mendekati Andra. “Jangan cuman berdua saja, ajak nona muda Aulia ngobrol dong!” ucap Ningrum membuat Aulia terjatuh di atas pangkuan Andra.
Aulia dan Andra saling tatap satu sama lain, suasana menjadi hening seketika. Wanita yang bernama Maya tiba-tiba berdiri, wajahnya terlihat tidak senang menatap Aulia dan Andra yang saling bertatap muka di dalam satu pangkuan.
“Sebaiknya aku pulang saja,” ucap Maya.
Melihat Maya ingin pulang Aulia yang malu segera turun dari pangkuan Andra karena merasa tidak nyaman.
Ningrum langsung memegang pergelangan tangan kiri Maya, “Eh, tunggu dulu! tante baru saja ingin membuatkan teh buat kalian. Kamu duduk dulu, jangan ke mana-mana sebelum tante datang membawa teh dan kue,” ucap Ningrum membuat Maya duduk kembali.
Ningrum pun berjalan kebelakang untuk membuat teh dan membawa kue buat kami bertiga.
Aulia duduk di sebelah kiri Andra, bibirnya tersenyum menatap Maya sedang menatap Aulia sinis. Merasa canggung Aulia mengulurkan tangan untuk perkenalan. Namun, Maya tidak menerima uluran tangan Aulia.
“Sebaiknya kamu pulang saja Maya. Buat apa duduk di sini jika kamu tak ingin membaur dengan Aulia!" ucap Andra datar menatap wajah Maya yang tidak menerima ketulusan jabat tangan Aulia.
“Kamu kenapa kasar sekali dengan seorang wanita, biarkan aku memperkenalkan diri lagi, dan jangan usir wanita yang bernama Maya,” Aulia mengulurkan tangan kanan kembali, “Hallo. Perkenalkan nama aku Laksmana Aulia," Aulia melirik ke arah Andra yang berwajah malas, “Aku adalah adiknya Andra.”
“Maya!” sambut Maya menerima jabat tangan Aulia. Maya mengeratkan genggaman tangan kanannya, membuat Aulia merasa kesakitan. “Adik atau adik!" ucap Maya pelan namun sedikit menekan.
Aulia nyengir, tangan kanan berusaha lepas dari genggaman tangan Maya yang seperti ingin meremukkan tangannya, “A-aku hanya adik!”
Melihat wajah Aulia meringis dan genggaman tangan Maya semakin erat, Andra segera memukul tangan Maya, “Maya! Apa kamu sudah tidak waras, kamu telah menyakiti Aulia.”
“Aku tidak menyakiti adik kesayangan kamu," Maya mengarahkan jari telunjuk tangan kiri ke wajah Aulia, "Kamu tanya aja langsung kepadanya.”
Andra meraih tangan kanan Aulia, memperjelas penglihatannya di pergelangan tangan yang memerah. Andra bertambah marah, tangan kanan langsung menarik Maya dari kursinya, “Kamu tidak pernah berubah!" Andra mengulurkan tangan kanannya ke arah gerbang rumah, “Sebaiknya kamu pulang saja dari rumahku. Kita memang sahabat dari kecil May, tapi kenapa kamu selalu tidak senang dan tidak suka jika aku mempunyai teman selain diri kamu.”
“Itu karena aku mencintai kamu Andra. Kenapa kamu tidak peka juga, aku ini jatuh cinta dengan kamu saat kita berada di dalam satu SD yang sama,” sahut Maya sedikit meninggikan nada suaranya di hadapan Andra.
Aulia mundur satu langkah kebelakang, menggeleng pelan. ‘Tidak mungkin. Kenapa ada wanita lain yang lebih dulu mencintai kamu. Kenapa aku terlambat untuk menyatakan cintaku, aku sangat yakin jika Andra akan menerima cinta Maya, apa lagi mereka sudah sangat akrab dan dekat mulai dari SD. Aku…aku harus pulang dan mengubur semua cintaku kepadanya.’
Aulia berbalik badan, mengarahkan jari telunjuk ke arah rumah yang berjarak 50 M dari rumah Andra, “A-aku sebaiknya pulang saja," Aulia menundukkan sedikit tubuhnya, “Aku minta maaf sudah mengganggu kalian!” Aulia berbalik badan, segera berlari meninggalkan teras rumah kediaman Ningrum.
“Aulia, tunggu!” teriak Andra menatap kepergian Aulia dari belakang. Wajah penyesalan tersirat dari kedua mata Andra. Andra berbalik badan, mengarahkan jari telunjuk ke wajah Maya, “Berulang kali aku katakan, aku tidak mencintai kamu Maya. Kita hanya sebatas teman, tidak lebih. Kamu telah melukai dirinya, sebaiknya kamu pulang dari rumahku.”
Andra berlari ke dalam rumah, mengambil kunci motor miliknya yang terletak di atas meja ruang tamu. Andra kemudian berlari menuju sepeda motor scorpio miliknya yang terparkir di garasi rumah. Andra menghidupkan kereta miliknya, memutar arah motornya dan pergi menyusul Aulia.
“Andra kamu mau ke mana?” tanya Ningrum yang baru saja datang, kedua tangan memegang nampan kecil yang berisikan 3 gelas dan beberapa cemilan.
“Jemput Aulia, Ma!” sahut Andra berteriak dari sepeda motor miliknya meninggalkan halaman rumahnya.
Ningrum meletakkan nampan yang berisikan minuman coklat hangat kesukaan Aulia, kopi dan teh hangat di atas meja. Ningrum mendekati Maya, tangan kanan memegang bahu kiri Maya, “May. Aulia itu sudah seperti adiknya sendiri. Andra sangat menyayangi Aulia mulai di dalam rahim hingga lahir ke dunia, Andra selalu berada di sampingnya. Andra itu pria yang selalu menepati janjinya dan tak ingin membuat hati Aulia terluka, jadi kamu jangan pernah menyakiti hati Aulia jika kamu menyukai Andra. Dan jika memang Andra tidak menyukai diri kamu, berhentilah menyakiti dan mengharap cinta seorang pria yang tak mungkin bisa kamu gapai. Berhenti menyia-nyiakan waktu dan umur kamu hanya untuk menunggu Andra membalas cinta kamu.”
“Maya tidak akan menyerah tan. Maya yakin jika anak tante bisa jatuh hati dengan Maya suatu saat nanti!" sahut Maya penuh keyakinan.
“Baiklah. Jika itu keputusan kamu, yang jelas saya sudah memberitahu kamu dan menasehati diri kamu.”
.
.
.
💫💫Di sisi lain💫💫
Aulia sedang berjalan dengan wajah tertunduk, tangan kanan menyeka kasar air mata yang menetes, “Seharusnya aku harus sadar diri, mana mungkin Andra tidak memiliki gadis lain selain diriku. Seharusnya aku ingat jika dirinya terlahir lebih dahulu ke dunia ini 5 tahun lebih dulu dari aku. Meski kami tubuh dan besar bersama, seharusnya aku tetap sadar diri jika diriku hanya adik di matanya,” ucap Aulia mengoceh sendiri di jalan, wajah terus tertunduk, kedua mata tak menatap jalan karena hati masih terasa sakit.
“Aulia….Aulia!" panggil Andra sedikit berteriak dari arah belakang.
Aulia menghentikan langkah kaki, menolehkan sedikit wajah sembab, “Andra!” ucap Aulia pelan, kedua mata melihat Andra menghentikan sepeda motornya tepat di belakang Aulia.
Andra turun dengan gagahnya dari sepeda motor miliknya, bibirnya tersenyum manis menatap Aulia yang berwajah sembab. Andra menghentikan kedua kakinya di hadapan Aulia. Tangan kanan memegang puncak kepala, “Kenapa kamu merajuk dan pulang seperti anak kecil?” Andra mendekatkan wajahnya menatap Aulia sedang tertunduk malu, jari jempol tangan kanan menghapus sedikit sisa air mata di bulu mata bagian bawah, “Apa kamu sedang menangisi hal yang tak penting.”
Aulia menggeleng malu, “Tidak” Aulia kembali menghapus sisa air mata yang membasahi bulu mata lentiknya, “Aku tidak menangis. Jika aku menangis, mungkin semua itu hanya air mata bahagia buat kamu yang sekarang sudah memiliki kekasih hati.”
Andra menarik hidung mancung Aulia hingga memerah, “Gadis bodoh. Mana mungkin aku berpacaran di saat diri kamu masih sendiri dan belum bisa menjaga diri kamu sepenuhnya. Kamu masih tanggung jawabku, jadi aku memutuskan untuk menyendiri sampai kamu mendapatkan pria yang pas buat melindungi diri kamu.”
“Sakit!” Aulia menepis tangan Andra yang ingin menjahilinya kembali. Aulia menatap tawa tulus yang selalu dirindukan saat berada di Paris.
‘Pria yang aku inginkan untuk menjaga diriku itu sebenarnya adalah kamu, Andra. Aku sangat mencintai kamu, apa kamu tidak pernah mencintaiku, apa kamu hanya menganggap diriku sebagai adik saja.’
...Bersambung…...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Denry_Den Den
Cinta itu butuh perjuangan. Kalau beneran cinta, kamu harus berjuang. Dan rebut kembali Andra
2022-11-29
0
Dendry Den
good 👍🏻😘
2022-11-01
0
Dendry Den
Dasar wanita jahat
2022-11-01
0