"Aku tidak mencari siapa-siapa kok!" ucap Aulia malu-malu.
“Yakin!”
Terdengar suara pria dari pintu kamar Aulia.
Aulia membulatkan penuh kedua matanya menatap pria yang sedang berjalan dengan wajah yang mendapat sedikit luka dan telapak tangan kanan di balut perban.
Aulia langsung memalingkan wajah cemberut, kedua tangan di lipat di depan dada. Rasa malu membuat dirinya tidak perduli infus yang masih menempel di salah satu tangannya.
Pria itu terus berjalan, sudut bibir yang terdapat luka tersenyum manis menatap Aulia yang cemberut.
Mama (Marsya) langsung duduk, menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang, bibirnya tersenyum manis menatap wajah Aulia seperti anak kecil yang sedang merajuk. Begitu juga Papa (tuan Agung), Ningrum dan Tarjok.
Pria tersebut duduk di tepian ranjang, perlahan telapak tangan kanan mengambil tangan kanan yang Aulia lipat di depan dada. Pria tersebut meletakkan tangan Aulia di atas pahanya, telapak tangan kanan yang masih di balut perban dan terdapat sedikit cairan merah yang membekas di perban, mengelus lembut punggung tangan kanan Aulia, “Aku sangat senang melihat kamu kembali tertawa.”
“Emang aku kenapa?” tanya Aulia datar.
Pria tersebut membelai lembut puncak kepala Aulia, sentuhan hangat yang selalu ia rasakan dari kecil. “Kamu ini memang gadis yang keras kepala. Berulang kali aku katakan agar kamu selalu memberi kabar kemanapun kamu pergi.”
Aulia segera menepis belaian lembut dari tangan pria tersebut. Tangan pria yang selalu memberikan perlindungan, kasih sayang yang lebih itulah membuat Aulia jatuh hati kepada pria tampan, bertubuh kekar, namun sedikit datar.
Pria tersebut adalah Andra, anak yang sudah dianggap sebagai anak oleh Tarjok dan Ningrum. Andra telah kehilangan kedua orang tua sewaktu dirinya masih berumur 3 bulan, dia di besarkan dan di asuh oleh Alm. Kakeknya dan Ningrum.
“Aku bukan anak kecil lagi. Jadi jangan pernah elus kepalaku seperti anak kecil,” ucap Aulia merasa malu dihadapan tuan Agung, Marsya, Ningrum dan Tarjok.
Andra berdiri, “Baiklah. Kalau begitu aku permisi pamit keluar dulu, karena aku mau menyusun jualan di warung bebek,” ucap Andra, kedua mata menatap Aulia yang masih tersipu malu.
“Tangan kamu terluka, jadi lebih baik istirahat dulu sejenak sampai tangan kamu benar-benar pulih dari lukanya. Dan kenapa tangan kamu bisa luka?” tanya Aulia menahan tangan Andra dari belakang.
“Ada gadis kecil yang ceroboh. Gadis itu tidak mengabari kedua orang tuanya kalau dirinya akan pulang ke tanah air, sehingga dirinya di culik dan hampir…Ah. Sudahlah yang terpenting gadis ceroboh itu sudah tersenyum dan saat ini sedang menahan tanganku!" sahut Andra tak melanjutkan ucapannya karena ia tak ingin Aulia kembali mengenang kejadian buruk yang baru saja menimpanya.
Aulia segera berdiri, memeluk tubuh kekar Andra dari belakang, “Jadi pria itu adalah kamu. Kamu memang malaikat pelindungku!”
Andra segera melepas pelukan Aulia, menempelkan jari telunjuk tangan kananya di dahi Aulia, mendorong pelan dahi Aulia sehingga mendongak sedikit ke atas.
“Bodoh!”
“Papa…Mama!" keluhku dengan wajah yang di tekuk, kedua telapak tangan menempel di dahi.
“Andra. Kamu kenapa jahat dengan adik kamu sendiri, bukannya kamu merindukan Aulia!” ucap Ningrum yang masih berdiri di dekat pinggiran ujung ranjang.
“Aih" Andra tertunduk malu setelah mendengarkan kejujuran dari sang Ibu.
Melihat ekspresi wajah Andra yang tersipu malu, Aulia segera menjahilinya, menundukkan wajahnya, menatap wajah Andra yang tersipu malu, “Hoo....Kamu ketahuan sekarang!”
Andra segera berbalik badan, ia segera melangkah pergi meninggalkan mereka semua yang tertawa geli melihat sikap Andra yang malu-malu. Sikap, tutur kata dan segalanya dari kecil yang tidak pernah berubah.
Marsya mendekati Aulia, mengelus lembut kedua lengan, “Aulia. Sebaiknya kamu tahan Andra agar dirinya tak berjualan khusus hari ini saja. Mama tadi lihat dia mendapatkan 5 jahitan di telapak tangan kanannya. Jahitan itu di dapat karena sudah menolong kamu dari mereka para orang jahat yang tak kenal tempat.”
“Ma. Emang wanita itu siapa? kenapa dia tidak menunjukkan wajahnya dan suaranya begitu lembut dan anggun. Tapi kenapa dia jahat denganku? Apa dia musuh Papa!”
Marsya menatap wajah tuan Agung, seolah memberikan isyarat harus menjawab apa atas ucapan dari pertanyaan yang baru saja Aulia lontarkan.
Tuan Agung segera mendekati Aulia, meletakkan telapak tangannya di puncak kepala, “Kamu tidak perlu kuatir, para penjahat itu sudah di hukum sesuai perbuatan mereka. Kamu juga harus sering memberi kabar kepada Papa dan Mama, jika kamu ingin keluar dari rumah.”
“Baik Papa,” sahut Aulia memeluk tubuh kekar tuan Agung.
Tuan Agung juga membalas pelukan Aulia, membelai lembut punggung putri semata wayangnya. Tuan Agung segera melepas pelukannya karena ada kode yang diberikan oleh Tarjok. Tuan Agung segera melangkah, mendekati Tarjok yang terlihat serius menatap wajah tuan Agung yang sedang berdiri di depannya.
Entah apa yang di bisikan dan bicarakan tuan Agung dan Tarjok. Tarjok juga memberikan tablet yang sedang menyala kepada tuan Agung, membuat punggung kekar tuan Agung terlihat sedikit menegang dari belakang.
Aulia beralih pandang menatap wajah Marsya yang terlihat biasa saja, mungkin karena Marsya sudah terbiasa berhubungan dengan situasi yang menegangkan seperti ini.
Setelah percakapan tanpa suara yang dilakukan Tarjok dan tuan Agung. Tuan Agung segera mendekati Marsya yang sedang duduk di tepian ranjang, melayangkan kecupan manis di dahi Marsya, setelah itu membelai lembut puncak kepala Aulia. Bukan tuan Agung saja yang melakukan hal itu, Tarjok juga melakukan hal itu dengan Ningrum. Setelah meminta izin dengan masing-masing istri, tuan Agung dan Tarjok melangkah dengan kaki tegap meninggalkan kamar Aulia.
“Kalau begitu, saya permisi pamit pulang dulu. Saya takut Andra nekad berjualan dengan kondisi tangan yang seperti itu!" ucap Ningrum ikut berpamitan.
“Baiklah," sahut Marsya sambil berdiri.
Aulia tidak ingin kehilangan kesempatan untuk bersama Andra, ia segera melepas selang infus yang begitu sakit hanya untuk mengejar Ningrum.
“Ikut!” Aulia berlari kecil, tangan kanan segera ia selipkan ke dalam tangan kanan Ningrum.
“Aulia!" panggil Marsya lembut.
“Ma. Aku mau ikut bersama dengan tante Ningrum. Aku ingin bertemu dengan kakak Andra!” sahut Aulia sok imut.
“Jangan nakal di rumah tante Ningrum.”
“Aku sudah gede Ma! Mana mungkin aku nakal seperti anak kecil di rumah orang, apa lagi itu di rumah tante Ningrum yang tak jauh dari rumah kita,” sahut Aulia pelan. Padahal dalam hatiku. ‘Mana mungkin aku menjadi gadis nakal saat di rumah cinta pertamaku. Sudah pasti aku akan menjadi gadis dewasa meski umurku baru 19 tahun.’
“Baiklah. Kalau begitu kami pergi dulu, kamu hati-hati di rumah. Jika ada hal yang mencurigakan segera hubungi saya," ucap Ningrum mengeratkan gandeng tangan Aulia.
“Daaa….Mama!" ucap Aulia melambaikan tangan kanan, meninggalkan Marsya sendirian di dalam kamar.
Marsya menggeleng pelan, telapak tangan kanan menempel di dahinya, bibir tersenyum tipis, “Dasar anak Agung Laksmana. Sifat, sikapnya masih seperti anak kecil saat bersama kami di sini. Tapi aku merasa salut melihat putri kecilku karena mulai umur 15 tahun sudah ahli dalam bidang berbisnis. Keturunan siapa lah Laksmana Aulia ini.”
.
.
✨Di sisi Lain✨
Dengan penuh semangat dan gembira Aulia duduk di bangku belakang sepeda motor matic Ningrum menuju kediaman rumah Ningrum. Rumah setengah lebih kecil dari rumah Aulia. Saat Ningrum memarkirkan sepeda motor matic nya di garasi, Aulia di kejutkan melihat seorang wanita yang sedang duduk manis di kursi teras. Sesekali tangan wanita itu mencoba memukul paha Andra tapi dengan cepat Andra menepis tangan wanita tersebut.
“Siapa wanita itu, tante?” tanya Aulia kesal.
“Wanita mana?” tanya Ningrum yang baru saja selesai memarkirkan sepeda motor maticnya.
...Bersambung........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Dendry Den
dasar wanita. Malu-malunya kelewatan. 😏
2022-11-01
0
Nindira
Ya ampun Aulia kamu kan masih diinfus ko bela²in selang impusnya dicopot gara² mau ketemu Andra
Ciiiieeee...Aulia kek nya cemburu nih
2022-10-06
0
~~N..M~~~
Aulia yang mendapatkan perlakuan romantuis, tapi kenapa aku yang deg deg an.
2022-09-09
0