Keesokkan harinya, Zibran hari ini berniat menjenguk untuk memeriksa keadaan Luna, ia melihat dari luar ruangan sudah ada Mami Cyndia juga Papi Maxim yang menemaninya.
"Permisi, boleh Zibran masuk?". Tanya Zibran dari luar.
"Iyaa masuk aja, nak". Jawab Mami Cyndia dari dalam ruangan.
"Bagaimana keadaan Luna, tan?". Tanya Zibran setelah mencium tangan mereka.
"Luna masih koma , nak". Ujarnya sedih padanya.
"Kita doakan saja semoga Luna cepat sadar". Ujar Zibran padanya.
"Iyaa semoga saja, karena tante sangat takut kehilangan nya". Ujar Mami Cyndia sedih.
"Udah di periksa dokter?". Tanya Zibran padanya.
"Sudah nak, kamu ngga kerja?". Tanya Mami Cyndia.
"Sebentar lagi kok tan, cuman mau lihat keadaan Luna aja". Ujar Zibran.
Mami Cyndia dan Papi Maxim menitipkan Luna sebentar, karena mereka akan makan terlebih dahulu takutnya mereka sakit jika tidak makan, Zibran duduk dikursi dekat ranjang Luna lalu ia mengusap tangannya.
"Heii Luna, ini aku kakak yang selalu ingin kau nikahi dulu, bangunlah semuanya merindukanmu, termasuk aku sayang. Kamu ngga kasian hem? kalau kamu ngga bangun siapa dong calon istri aku nanti?". Bisik Zibran di telinga Luna.
"Sayang, kalau aku cium bibir kamu apakah kamu akan sadar? seperti Cinderella yang dicium oleh pangeran?". Tanya Zibran pelan.
Zibran mendekatkan wajahnya ke muka Luna, ia mencium bibir Luna dengan lembut sesekali ia ******* bibir Luna, ini adalah ciuman pertama bagi mereka berdua, Zibran semakin bergairah ketika mencium bibir Luna.
"Ekhem". Deheman seseorang membuat dia berhenti.
"Ehh tante om, em sudah makannya?". Tanya Zibran salah tingkah.
"Sudah sayang, maaf yaa tante jadi ganggu kamu tadi". Goda Mami Cyndia.
"Apaan sih tan, udah ah Zibran kerja dulu, daaahh tante om". Ujar Zibran langsung berlari keluar ruangan.
Keduanya hanya tertawa kecil melihat tingkah Zibran, mereka menunggu Luna bangun tetapi ia belum bangun membuat Mami Cyndia sedih melihatnya.
"Sayang, bangun nak mami sangat rindu tawa mu, bangun sayang kamu harus lihat seseorang dari masa kecil kamu dulu, dia sudah mapan sekarang sayang, dia adalah orang yang kamu inginkan dari kecil, bangun sayang". Ujar Mami Cyndia sedih.
"Ayolah sayang, anak papi bangun dong, apakah kamu tidak merindukan papi sama mami nak? kamu masih betah disana yaa. Sayang, bangunlah kami semua sangat menantikanmu". Ujar Papi Maxim pada putri semata wayangnya.
Di alam lain, Luna bertemu dengan kedua orangtuanya yang sudah meninggal, betapa senangnya ia melihat kedua orangtuanya, segera mungkin ia memeluk keduanya dengan rasa bahagia.
"Aku kangen ma". Ujar Luna sedih.
"Mama juga kangen kamu sayang". Ujar Mama Santi padanya.
"Sayang, anak papa kamu harus hidup bahagia yaa sayang, walaupun papa tidak ada di samping mu, tapi papa maupun mama ada dihati kamu". Ujar Papa Abrizam lembut menatap putrinya, Luna.
Luna hanya bisa menangis, ia tidak mau kehilangan orangtuanya lagi, tapi ia juga tidak mau meninggalkan orangtua angkatnya, yang sudah merawat dan membesarkan ia dengan penuh kasih sayang.
"Luna, kembalilah sayang, mereka menunggu mu". Bujuk Mama Santi.
"Tapi Luna mau ikut papa juga mama". Ujar Luna sedih.
"Sayang, kamu ngga kasihan sama mereka? setiap hari berbicara dengan mu dalam keadaan kamu yang sedang koma, kembalilah sayang, mamah selalu menyayangi mu". Ujar Mama Santi lembut padanya.
Luna memeluk kedua orangtuanya kembali, ia menangis dalam pelukan keduanya, ia ingin bersama dengan keduanya, namun ia juga punya keluarga, sahabat yang selalu ada untuknya.
Beberapa jam kemudian, Zibran kembali melihat Luna entah mengapa ia sangat menginginkan untuk mencium bibir Luna, untung saja Mami Cyndia dan Papi Maxim menyuruh dirinya menjaga Luna.
"Haii Luna, kamu kapan bangun hem? ngga kasian apa sama calon suami kamu ini walaupun sebenarnya, aku ngga tahu kamu sudah memiliki kekasih atau tidak, tapi cepat bangun dong, bentar lagi sahabat kamu akan menikah loh". Ujar Zibran bercerita pada Luna.
Tasya maupun sahabat Luna yang lainnya, suka menjenguk saat mereka pulang dari kuliah nya, sudah dua hari Luna koma membuat mereka kesepian tanpa kehadiran Luna didekatnya.
"Sayang, ternyata belum ada efeknya yaa ciuman dari aku, apa aku cium kamu lagi?". Tanya Zibran pada Luna yang terpejam.
"Baiklah aku akan menciummu sekali lagi, asalkan kamu bangun yaa". Ujar Zibran pada Luna.
Zibran mendekatkan wajahnya ke muka Luna, bertemulah bibirnya dengan bibir Luna, ia menciumnya begitu lembut sesekali ia ******* bibir Luna, ia tidak sadar jika tingkahnya dilihat oleh kedua orangtua Luna.
"Embhh". Desah Luna keluar ketika Zibran mencium leher Luna.
Zibran yang mendengar segera melepaskan ciumannya, akan tetapi tangan Luna terlebih dahulu menarik leher Zibran, lalu mencium Zibran membuat kedua paruh baya yang sedari tadi melihat Zibran, kini berjalan menghampiri Luna dan Zibran yang sudah terbuai menikmati.
Mereka tidak bicara akan tetapi hanya melihat saja, mereka juga tidak marah pada Zibran maupun Luna, sementara Zibran memeluk tubuh Luna memperdalam ciuman mereka, saat itu juga mata Luna terbangun saat mereka masih berciuman.
Siapa dia? ciuma pertamaku? ahh tidak seharusnya kak Zibran yang mendapatkannya, lalu siapa pria yang sedang menciumku ini. Batin Luna.
"Ekhem". Deheman seseorang membuat Zibran berhenti.
Baru saja ia akan mengeluarkan suara, ia melihat seseorang menatap kearahnya dengan bingung, Zibran senang karena Luna sadar dari koma.
"Sayang, ini mami nak". Ujar Mami Cyndia sedih.
"Mami, papi dan kamu siapa?". Tanya Luna pada Zibran.
"Aku adalah yang menolongmu". Jawab Zibran seadanya.
"Kamu.. kenapa kamu mencuri ciuman pertamaku!! ". Ujar Luna emosi.
Ternyata kita sama sama merasakan namanya ciuman pertama. Batin Zibran.
Luna yang melihat Zibran hanya diam langsung memukul dada pria tersebut, ia menangis karena ciuman pertama nya dicuri oleh orang yang ia tidak kenali, namun Zibran hanya menahan senyum nya saat Luna memukulinya.
"Sayang sudah, kasihan dong dia ini dokter disini". Ujar Mami Cyndia pada Luna.
"Dokter? ada dokter mesum kaya dia mah, dia mencuri ciuman pertama Luna". Ujar Luna emosi.
"Memangnya kamu maunya siapa yang mendapatkannya?". Tanya Papi Maxim.
"Iyaa harus kak Zibran lah, dia kan calon suami aku dari kecil pi". Ujar Luna membuat mereka tersenyum termasuk Zibran.
"Tapi sekarang ia malah merampasnya, ahh pasti kak Zibran kecewa padaku papi". Ujar nya sedih.
"Aku tidak kecewa padamu sayang". Ujar Zibran pada Luna.
"Siapa yang berbicara padamu, pergii kau dari sini". Usir Luna pada Zibran.
"Kamu yakin ngusir calon suami kamu?". Tanya Zibran hanya diangguki olehnya.
Zibran bukannya marah akan tetapi ia tersenyum, karena Luna tidak tahu jika pria yang berdiri didepannya adalah Zibran, yang ia maksud dan Luna marahi sejak tadi ,begitu juga dengan kedua orangtua angkatnya Luna .
Bagaimana kelanjutannya? mau tau?
Jangan lupa Like and Comment:)
Maaf yaa disini ceritanya semua di ungkit bukan hanya pemeran utama nya saja:)
Jika suka silahkan baca, jika tidak jangan menghujat saya ya:)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
flower garden
nah seneng nih ceritanya ada bagiannya masing-masing...tq author dirimu tahu aja sama kita para readers ✌️
2020-09-08
0
Shimizu_Shua
wah thor mantap 🖒 lanjutkan lagi ceritamu thor! Aku tunggu updatenya secepatnya!
feedbackmu kutunggu kak
Salam dari Perjalanan Melawan Dunia 🌟
2020-08-01
0
Indah Febrina
lanjut thor
2020-07-30
0