BAB 7

“Auh berisiknya ya Tuhan,” keluh Kanaya begitu masuk ke tempat ini, senakal-nakalnya dia jujur saja belum pernah menginjakkan kaki walau hanya sebatas pintunya.

“Kau baik-baik saja?” tanya Ibra sedikit menunduk karena tubuh Kanaya memang begitu kecil jika dibandingkan dengan dirinya.

“Hm.”

Rasanya ingin dia berlari dari tempat ini, akan tetapibetapa malunya dia jika harus menjilat ludah sendiri. Bukankah di jalan dia seyakin itu bahkan benar-benar memiliki keinginan untuk mencoba melupakan sejenak masalah dengan memilih tempat seperti ini sebagai tempat pelarian.

Kanaya tak ingin terlihat wanita bodoh yang baru keluar kendang,dia hidup di ibu kota bahkan sejak masih dalam kandungan, seharusnya hal semacam ini dia biasa saja, pikirnya.

“Mual, sialan … kenapa lampunya persis hiasan kamar Lorenza.”

Kanaya mengutuk tempat itu, sungguh dia tak kuasa menahan sakitnya. Matanya seakan berkunang-kunang dan jiwanya ingin terbaring seketika. Nampaknya jawaban yang memberikan kepercayaan pada Ibra adalah kesalahannya. Andai saja dia dapat berpikir jernih tadi, mungkin mie ayam depan perumahan enak, pikir Kanaya menyesali keadaan.

“Kau terlihat tidak nyaman, yakin masih mau di sini, Kanaya?” Ibra menatap Kanaya ragu, gelagatnya dapat menjelaskan jika wanita ini masuk angin, pikirnya.

“Sure, santai saja! Aku sudah biasa di tempat seperti ini.”

Menatap tajam Ibra yang tengah menatapnya lekat, Kanaya dengan mental sok kuat menegak satu gelas minuman yang seharusnya menjadi milik Ibra. Hebat sekali, pikir Ibra sejenak menatap kagum wanita di depannya.

“Baiklah, aku percaya kau tidak membual.”

Menikmati pemandangan di depannya, Ibra benar-benar menikmati peran malam ini. Mana kala wanita itu mulai kehilangan kadar warasnya, racauannya membuat Ibra penasaran. Sempat yakin beberapa menit lalu, Ibra kini merubah keyakinannya dan merasa jika dirinya salah besar.

Faktanya, yang ia lihat kini justru Kanaya yang persis ayam sakit. Belum lagi air mata yang tiba-tiba mengalir dan Ibra hapus dengan selembut itu. Sialan, menjadi pria bayaran ternyata tak semudah dibayangkan. Sempat berpikir, bayaran yang ia terima hanya untuk kencan dan menikmati waktu bersama, dan jika sudah begini sama halnya Ibra menjadi pengasuh dadakan untuk Kanaya.

“Heeeiiih, mu-na-fiiiiik!!” racaunya menelurusi wajah Ibra dengan jemari lentiknya, sejak tadi Ibra hanya berusaha agar wanita ini tak menggila di tempat ini.

“Kamu nggak sayang Khaira kan, Mas?” Kanaya tertawa kemudian menangis lagi, Ibra menghela napas kasar, nampaknya wanita ini patah hati berat dan sudah tidak dapat diselamatkan.

“Paling bulan depan juga kamu ceraikan dia … jangan begitu ya, papanya sangat baik padaku.”

“Gibraaaan … I Miss You, kenapa kamu nggak lamar aku saja waktu itu? Hm?”

Jemarinya kini menempel di bibir Ibra, ingin sekali ia gigit demi menyadarkan wanita yang kini sudah setengah gila. Tak pernah sekalipun dia berhadapan dengan seseorang yang melampiaskan keluh kesah terhadapnya, dan kini Ibra paham mengapa Haikal sekesal itu jika dia mabuk-mabukkan.

“Ah iya aku lupa, semuanya memang tidak pernah memihakku bukan? Bahkan papa meninggalkanku tanpa izin … apa kamu juga akan melakukan hal yang sama?” Kanaya anggap siapa Ibra sebenarnya, sorot mata penuh harap dan jiwanya seakan bergejolak.

“Ck, menderita sekali sepertinya hidupmu.” Ibra menepis pelan jemari Kanaya, jika dia perhatikan lekat-lekat, kesedihan Kanaya benar-benar nyata, dan batin Ibra seketika hancur dibuatnya.

“Hahahah memang … pekerjaan, temanpun badjingan semua, huft hidup itu melelahkan.”

“Wuueek.”

“Aeeeuh shhitt!” Ibra mengibas-ngibaskan jemarinya, niat hati mengusap air mata namun justru tangannya tertimpa sial. Kendati wanita itu sempat membuatnya panik, Ibra berusaha sebisa mungkin agar Kanaya tidak terjatuh. Beruntung saja hanya punggung tangan dan tidak mengotori pakaiannya.

Flashback Off

-

.

.

.

“Aaaarrrrggghhh boddohnya Naya!!!”

Kanaya menatap bayangannya di cermin lebar itu, mencoba menutup bercak kemerahan itu dengan skill make-upnya. Meratapi kebodohan yang benar-benar diluar batasnya, apa yang baru saja dia lakukan? Tidur bersama pria yang baru ia kenal kemaren pagi dan lebih bodohnya lagi, Kanaya rela merogoh kocek demi bisa bersama pria itu.

“Aku yang bayar kenapa aku yang dipakek?”

Ingin marah? Tentu saja, sekarang apa yang ia harus lakukan? Lapor polisi? Polisi mana yang akan percaya jika dia korban pelecehan. Toh nyata-nyata dia yang merelakan bahkan memintanya sendiri dari Ibra.

Kanaya benar-benar sekacau itu, hendak menangis namun rasanya akan percuma. Untuk saat ini yang ia bisa hanya berusaha melupakan kejadian paling memalukan yang membuatnya merasa lebih baik ditelan bumi. Mabuk dan meminta seorang pria menemaninya, oh no Kanaya!! Lebih rendah dari wanita malam rasanya.

“Aah sialan, badanku sakit semua.”

Jujur saja dia lelah, kepalanya terasa berat sebelah dan tak bisa dia bayangkan segila apa mereka melakukannya hingga tubuh Kanaya sakit semua.

“Aku harus bagaimana?” Kanaya menatap sendu bayangan dirinya di cermin, wajah sembab dan bibirnya terlihat bengkak, sudah tentu akibat pagutan yang sedikit gila dari Ibra semalam.

“Bisa dipastikan aku sariawan,” tuturnya pasrah menatap hina bibir ranumnya, sungguh tak berharga. Selama ini ia jaga begitu baik, justru hancur secepat itu hanya karena batinnya terasa patah.

Kanaya kembali mengacak rambutnya yang sejak tadi sudah acak-acakan. Sejak tadi Abygail menghubunginya namun Kanaya sama sekali tak memiliki keberanian untuk mengangkatnya. Matilah dia, bagaimana jika Abygail membakarnya hidup-hidup jika mengetahui adiknya sengaja menghancurkan diri sendiri.

“Jangan hubungi aku dulu astaga.” Kanaya meraih ponselnya saja tak kuasa, apalagi mengizinkan kakaknya bicara.

Akan tetapi, dering ponsel itu tak juga berhenti. Kanaya heran sejak kapan Abygail bisa sesabar itu. Biasanya sang kakak akan berhenti jika memang dirinya enggan dihubungi.

“Ck, mau apa sih … Hallo!! Nanti aku pulang, Mas!! Nggak usah dicari.” Emosi masih menguasai batinnya, Kanaya seakan lupa jika seharusnya dia bersikap sopan pada kakaknya.

“Jadi benar kau belum pulang ternyata.”

Tunggu, suara itu bukan suara Abygail ataupun Adrian. Kanaya memastikan siapa yang kini menghubunginya. Matanya membulat sempurna bersamaan dengan mulutnya yang menganga. Bisa dipastikan ini adalah nomor Ibra, Kanaya diam sesaat lantaran bingung harus berbuat apa.

“M-mau apa lagi? Kau ingin meminta biaya tambahan?” tanya Kanaya ragu, pertanyaan polos yang membuat Kanaya semakin terlihat bodoh dari sudut pandang Ibra.

“Tas dan sebelah sepatumu masih di mobilku, dimana kau sekarang?” tanya Ibra baik-baik, sesantai itu dan seakan tidak melakukan kesalahan apapun. Wajar saja, toh memang pekerjaannya begini, pikir Kanaya.

“Ck, tinggalkan saja … nanti aku ambil sendiri.”

Kanaya tak pernah berpikir untuk mau bertemu dengan pria itu sedikitpun. Sama sekali dia tidak mau. Meski dia berpikir keluar sama halnya bunuh diri, tapi balik lagi ke hotel yang menjadi saksi noda hitam dalam hidupnya itu tidak begitu sulit, pikirnya.

“Yakin? Apa tidak sebaiknya aku antarkan saja, Naya?”

“Tidak perlu!! … kau pergilah.” Suaranya bergetar, kenapa dirinya justru seakan korban pelecehan sungguhan, suara Ibra masih terngiang di kepala, menghantui setiap deru napasnya. Kanaya memutuskan sambungan telepon tanpa aba-aba.

Terpopuler

Comments

Bebz Bee Queen

Bebz Bee Queen

nasib Haura gak beda jauh cm buyutnya bayar laki" 🤭🫣

2024-11-22

0

SasSya

SasSya

sedih
tapi ngakak 🤣🤣🤣😂

2024-05-22

3

E Dnisa

E Dnisa

lah, knapa kmu Bru sadar Kanaya.
mubazir kan uang 10 JTnya.

2023-09-08

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 Bukan Visual Cast
42 BAB 41
43 BAB 42
44 BAB 43
45 BAB 44
46 BAB 45
47 BAB 46
48 BAB 47
49 BAB 48
50 BAB 49
51 BAB 50
52 BAB 51
53 BAB 52
54 BAB 53
55 BAB 54
56 BAB 55
57 BAB 56
58 BAB 57
59 BAB 58
60 BAB 59
61 BAB 60
62 BAB 61
63 BAB 62
64 BAB 63
65 BAB 64
66 BAB 65
67 BAB 66
68 BAB 67
69 BAB 68
70 BAB 69
71 BAB 70
72 BAB 71
73 BAB 72
74 BAB 73
75 BAB 74
76 BAB 75
77 BAB 76
78 BAB 77
79 BAB 78
80 BAB 79
81 BAB 80
82 BAB 81
83 BAB 82
84 BAB 83
85 BAB 84
86 BAB 85
87 BAB 86
88 BAB 87
89 BAB 88
90 BAB 89
91 BAB 90
92 BAB 91
93 BAB 92
94 BAB 93
95 BAB 94
96 BAB 95
97 BAB 96
98 BAB 97
99 BAB 98
100 BAB 99
101 BAB 100
102 BAB 101
103 BAB 102
104 BAB 103
105 BAB 104
106 BAB 105
107 BAB 106
108 BAB 107
109 BAB 108
110 BAB 109
111 BAB 110
112 BAB 111
113 BAB 112
114 BAB 113
115 BAB 114
116 BAB 115
117 BAB 116
118 BAB 117
119 BAB 118
120 BAB 119
121 BAB 120
122 BAB 121
123 BAB 122
124 BAB 123
125 BAB 124
126 REKOMENDASI NOVEL BY (EMMARISMA & EL PUTRI)
127 BAB 125
128 BAB 126
129 BAB 127
130 BAB 128
131 BAB 129
132 BAB 130
133 REKOMENDASI NOVEL KEREN
134 BAB 131
135 BAB 132
136 BAB 133
137 BAB 134
138 BAB 135
139 BAB 136
140 BAB 137
141 BAB 138
142 BAB 139
143 BAB 140
144 BAB 141
145 BAB 142
146 BAB 143
147 BAB 144 - Tamat
148 BONUS CHAPTER
149 BONUS CHAPTER II
150 BONUS CHAPTER III
151 BONUS CHAPTER IV
152 GAIRAH CINTA SANG PRESDIR (KARYA BARU)
Episodes

Updated 152 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
Bukan Visual Cast
42
BAB 41
43
BAB 42
44
BAB 43
45
BAB 44
46
BAB 45
47
BAB 46
48
BAB 47
49
BAB 48
50
BAB 49
51
BAB 50
52
BAB 51
53
BAB 52
54
BAB 53
55
BAB 54
56
BAB 55
57
BAB 56
58
BAB 57
59
BAB 58
60
BAB 59
61
BAB 60
62
BAB 61
63
BAB 62
64
BAB 63
65
BAB 64
66
BAB 65
67
BAB 66
68
BAB 67
69
BAB 68
70
BAB 69
71
BAB 70
72
BAB 71
73
BAB 72
74
BAB 73
75
BAB 74
76
BAB 75
77
BAB 76
78
BAB 77
79
BAB 78
80
BAB 79
81
BAB 80
82
BAB 81
83
BAB 82
84
BAB 83
85
BAB 84
86
BAB 85
87
BAB 86
88
BAB 87
89
BAB 88
90
BAB 89
91
BAB 90
92
BAB 91
93
BAB 92
94
BAB 93
95
BAB 94
96
BAB 95
97
BAB 96
98
BAB 97
99
BAB 98
100
BAB 99
101
BAB 100
102
BAB 101
103
BAB 102
104
BAB 103
105
BAB 104
106
BAB 105
107
BAB 106
108
BAB 107
109
BAB 108
110
BAB 109
111
BAB 110
112
BAB 111
113
BAB 112
114
BAB 113
115
BAB 114
116
BAB 115
117
BAB 116
118
BAB 117
119
BAB 118
120
BAB 119
121
BAB 120
122
BAB 121
123
BAB 122
124
BAB 123
125
BAB 124
126
REKOMENDASI NOVEL BY (EMMARISMA & EL PUTRI)
127
BAB 125
128
BAB 126
129
BAB 127
130
BAB 128
131
BAB 129
132
BAB 130
133
REKOMENDASI NOVEL KEREN
134
BAB 131
135
BAB 132
136
BAB 133
137
BAB 134
138
BAB 135
139
BAB 136
140
BAB 137
141
BAB 138
142
BAB 139
143
BAB 140
144
BAB 141
145
BAB 142
146
BAB 143
147
BAB 144 - Tamat
148
BONUS CHAPTER
149
BONUS CHAPTER II
150
BONUS CHAPTER III
151
BONUS CHAPTER IV
152
GAIRAH CINTA SANG PRESDIR (KARYA BARU)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!