BAB 3

“Sssshhh, ah kepalaku.”

Pagi-pagi sudah merintih, Kanaya membuka matanya pelan-pelan. Berusaha mengenali dimana dirinya kini berada. Tubuhnya kenapa selemas ini, rasanya tulang Kanaya tercabut semua. Belum menguasai keadaan, Kanaya terdiam sejenak begitu sadar ini bukan kamarnya. Melainkan …

“Hotel? Tunggu … kenap-“

“Sudah bangun?”

Suara berat itu menyapa, Kanaya menatap ke arah suara dan wanita itu menelan salivanya pahit kala menyadari pria dengan kemeja putih itu menghampirinya dari arah kamar mandi. Makin panik Kanaya kala pemilik senyum manis itu justru duduk di tepian ranjang. Secepat mungkin Kanaya bersingut hingga ujung ranjang dan menarik selimut hingga leher.

“Menggemaskan sekali, kau bisa menatapku begitu setelah membuatku lelah tadi malam?” tanyanya sembari tertawa sumbang dengan gelagat yang bisa dipastikan pria cabul, pikir Kanaya.

“M-maksudmu apa? Kenapa bi-bisa kau masih di sini? Bukankah seharusnya tadi malam tugasmu sudah selesai?” tanya Kanaya bingung, jujur saja kepalanya masih terasa sedikit sakit, dan pria ini mengatakan hal konyol yang justru membuat Kanaya mual seketika.

“Ah nampaknya kau benar-benar mabuk rupanya, sayang sekali … ternyata hanya aku yang akan mengingatnya.” Sumpah, senyum tipis setipis kumisnya itu kenapa membuat Kanaya bergidik ngeri, dia benar-benar Ibra yang kemarin bukan? batin Kanaya heran.

“APA MAKSUDMU?!!” sentak Kanaya panik, menyadari tubuhnya persis bayi baru lahir saja dia sudah sepanik itu, belum lagi senyum tipis Ibra yang kini membuatnya takut.

“Aww seram,” ejeknya memasang wajah takut namun itu tidak lucu sama sekali bagi Kanaya, wanita itu sebal bukan main begitu bayangan hal-hal yang terjadi tadi malam mulai menghantui pikirannya.

“T-tunggu … k-kita hanya tidur kan? Kau tidak melakukan apapun terhadapku … iya, Kan?” Kanaya memastikan walau sejak tadi jantungnya seakan runtuh berhamburan.

“Hm menurutmu? Penampilanmu begitu … lehermu, dadamu dan-“

“STOP!! Berhenti membuatku semakin gila,” titah Kanaya berusaha tegar padahal jiwanya luar biasa hancur.

Bagaimana nantinya, bisa jadi dia jadi bulan-bulanan kakaknya jika sampai hal sehina ini sampai ke telinga mereka. Sejuta kali, Kanaya kembali menyesali keputusannya untuk menyewa seorang pria hanya demi menutup mulut pihak keluarganya sementara.

Ibra tak berkutik, dia menatap datar Kanaya yang sedang berusaha menguasai dirinya. Tak bisa dipungkiri Kanaya sesedih itu karena pada kenyataannya, wanita itu tak bisa menutupi air matanya di depan Ibra. Dia menangis, namun sepertinya berusaha sekuat mungkin untuk tak terlihat kacau.

“Kanaya, aku akan ….”

“STOP, IBRA!!! AKU TIDAK MEMINTAMU UNTUK BICARA,” teriaknya cukup membuat gendang telinga Ibra bergetar, kenapa mulut wanita ini lebih besar dari pada toa masjid, pikir Ibra berusaha menahan kesal.

Baru kali ini ada seseorang berani membentaknya, dan lebih menyebalkan lagi yang membentaknya adalah wanita.

“Lupakan, tidak akan terjadi apa-apa … toh kita cuma melakukannya sekali bukan?” Sorot tajam menatap getir Ibra yang sudah duduk manis di tepi ranjang.

Nampaknya dia mulai sedikit tenang, Kanaya merapikan rambut tebal yang tadi malam begitu indah di mata Ibra.

“Baiklah jika itu maumu, anggap saja ini adalah bagian dari pekerjaanku … tapi perlu kau ingat, jika sampai kau hamil bisa dipastikan itu anakku.” Senyum tipis itu terbit, seakan tak ada beban dan hal segenting ini bukan masalah.

Kanaya tak menjawab setelah itu, dia memalingkan muka dan berusaha turun dari ranjang sialan itu dengan selimut untuk melindungi tubuhnya dari tatapan Ibra. Pria itu hanya berdecih menatap remeh Kanaya yang kini memunguti pakaiannya. Tadi malam dia bahkan sampai melihat sampai ke inti-intinya, bahkan tanda lahir Kanaya Ibra sudah mengetahuinya.

“Ya Tuhan,” keluh Kanaya menatap sendu noda merah di sprei tempatnya tidur, memilukan sekali bukan? Bertahun-tahun ia jaga, bahkan bersepeda saja dia enggan namun kini justru hancur oleh pria yang dia hanya kenal namanya saja.

Berlalu dengan langkah sama sekali tak sopan, Kanaya menuju kamar mandi dan sama sekali dia tak punya pikiran untuk mandi. Secepat mungkin dia harus pergi, kalaupun bukan pulang ke rumah, Kanaya akan pergi ke hotel lain demi menyelamatkan diri dari pria gila yang sudah ia bayar mahal namun justru menghancurkannya dalam satu kali waktu.

-

.

.

.

“Gimana bisa sebanyak ini?”

Kanaya menatap leher dan dadanya putus asa, gaun yang ia kenakan nyatanya tak berhasil menutup tanda kemerahan yang Ibra hadiahkan. Menutup apa adanya, Kanaya mengurai rambutnya agar bercak kemerahan itu dapat terselematakan dengan rambutnya, namun sialnya tak tertolong juga.

“Lama sekali, apa yang kau lakukan di dalam sana?”

Baru saja keluar tapi Ibra sudah menuntutnya dengan pertanyaan sedemikian rupa, dan dia sengaja berdiri di pintu menanti Kanaya keluar dari sana. Sepertinya benar kekhawatiran Lorenza perihal pria yang Kanaya pilih kemarin, nyatanya pria bayarannya selancang ini.

“Bukan urusanmu, pergilah … aku tidak membutuhkanmu lagi,” tutur Kanaya melewati Ibra begitu saja, meraih sepatu yang tinggal sebelah dan sebelahnya tentu saja di mobil Ibra atau bahkan di club malam tempatnya mengawali lingkaran setan tadi malam.

“Tapi kita belum selesai, Naya.”

“Naya? Kau mengenalku sedekat apa sampai berani memanggilku Naya?” sergah Kanaya menatap tajam Ibra yang kini menatapnya datar tanpa ekspresi, berbeda dengan sebelumnya yang selalu senyam senyum tak jelas, kini Ibra justru menunjukkan sisi lain dalam dirinya.

“Sedekat apa? Calon anakku ada di rahimmu, kau masih bertanya?”

Idih, percaya diri sekali dia. Baru juga beberapa jam lalu, mana mungkin sudah berwujud, pikir Kanaya menganggap Ibra pria pembual sejati.

“Berhenti membahas hal itu, sudah kukatakan lupakan … aku membayarmu hanya untuk jadi kekasihku tadi malam, bukan ….” Sialan, Kanaya hampir saja tak bisa mengontrol mulutnya, hampir saja membahas hal kotor yang nantinya justru membuat dirinya terjebak dalam kalimat yang Kanaya buat sendiri.

“Bukan apa? Kau yang merayuku tadi malam … bahkan bisa dikatakan kau memaksaku, perlu aku perlihatkan bagaimana ganasnya dirimu, Naya?” tanya Ibra terdengar seperti ancaman, belum lagi kala dia merogoh saku celananya. Ponsel itu memang tak memperlihatkan apapun, akan tetapi Kanaya memilih untuk tak terpancing dengan kalimat Ibra.

“Terserah.” Kanaya berlalu keluar, secepat mungkin Ibra larang karena batinnya justru tak rela Kanaya meninggalkannya saat ini.

“Tunggu, kau terlihat kacau … setidaknya tutupi tanda kepemilikanku ini.” Memberikan jasnya untuk menutupi semua aib dalam tubuh Kanaya, wanita itu terdiam sejenak begitu mendapat perlakuan manis Ibra.

Jas yang membuat tubuhnya kini tenggelam, namun setidaknya Kanaya dalam menyembunyikan apa yang tak layak dilihat banyak orang dalam dirinya. Pria itu menatap sendu Kanaya yang mulai menjauh, semakin jauh dan batinnya semakin rapuh.

“Kan … Kanaya,” lirihnya memukul angin, menyesal sekali rasanya tak mampu menahan wanita itu pergi dari sisinya.

Rahang Ibra mengeras, gigi-giginya bergemelutuk dan tangannya mengepal sembari menatap tajam tanpa arah. Siapapun yang melihatnya saat ini tentu saja ciut bukan main. Kekecewaan, sedih dan amarah menjadi satu menguasai Ibra saat ini.

“Kau mau pergi kemana lagi, Naya.”

Matanya kian memerah, sesaat setelah itu kembali masuk ke kamar hotel dan dia bermaksud untuk membawa pergi sprei yang menjadi saksi kesucian Kanaya yang ia renggut tanpa diduga. Terdengar gila, namun terserah.

Terpopuler

Comments

𝐙⃝🦜BORNEO ᴮᵁᴺᴰᴬαуяα𒈒⃟ʟʙᴄ

𝐙⃝🦜BORNEO ᴮᵁᴺᴰᴬαуяα𒈒⃟ʟʙᴄ

di simpan yg rapi ya ibra... klo perlu di awetkan dlm kotak kaca yg mahal

2024-03-14

1

HNF G

HNF G

dipigura aja🤭🤭🤭🤭

2024-02-19

1

Fitri Prasetyo

Fitri Prasetyo

jangan lupa, masukin lemari kaca dan pajang di kamar yah Ibra.. 🤭🤣🤣

2023-07-11

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 Bukan Visual Cast
42 BAB 41
43 BAB 42
44 BAB 43
45 BAB 44
46 BAB 45
47 BAB 46
48 BAB 47
49 BAB 48
50 BAB 49
51 BAB 50
52 BAB 51
53 BAB 52
54 BAB 53
55 BAB 54
56 BAB 55
57 BAB 56
58 BAB 57
59 BAB 58
60 BAB 59
61 BAB 60
62 BAB 61
63 BAB 62
64 BAB 63
65 BAB 64
66 BAB 65
67 BAB 66
68 BAB 67
69 BAB 68
70 BAB 69
71 BAB 70
72 BAB 71
73 BAB 72
74 BAB 73
75 BAB 74
76 BAB 75
77 BAB 76
78 BAB 77
79 BAB 78
80 BAB 79
81 BAB 80
82 BAB 81
83 BAB 82
84 BAB 83
85 BAB 84
86 BAB 85
87 BAB 86
88 BAB 87
89 BAB 88
90 BAB 89
91 BAB 90
92 BAB 91
93 BAB 92
94 BAB 93
95 BAB 94
96 BAB 95
97 BAB 96
98 BAB 97
99 BAB 98
100 BAB 99
101 BAB 100
102 BAB 101
103 BAB 102
104 BAB 103
105 BAB 104
106 BAB 105
107 BAB 106
108 BAB 107
109 BAB 108
110 BAB 109
111 BAB 110
112 BAB 111
113 BAB 112
114 BAB 113
115 BAB 114
116 BAB 115
117 BAB 116
118 BAB 117
119 BAB 118
120 BAB 119
121 BAB 120
122 BAB 121
123 BAB 122
124 BAB 123
125 BAB 124
126 REKOMENDASI NOVEL BY (EMMARISMA & EL PUTRI)
127 BAB 125
128 BAB 126
129 BAB 127
130 BAB 128
131 BAB 129
132 BAB 130
133 REKOMENDASI NOVEL KEREN
134 BAB 131
135 BAB 132
136 BAB 133
137 BAB 134
138 BAB 135
139 BAB 136
140 BAB 137
141 BAB 138
142 BAB 139
143 BAB 140
144 BAB 141
145 BAB 142
146 BAB 143
147 BAB 144 - Tamat
148 BONUS CHAPTER
149 BONUS CHAPTER II
150 BONUS CHAPTER III
151 BONUS CHAPTER IV
152 GAIRAH CINTA SANG PRESDIR (KARYA BARU)
Episodes

Updated 152 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
Bukan Visual Cast
42
BAB 41
43
BAB 42
44
BAB 43
45
BAB 44
46
BAB 45
47
BAB 46
48
BAB 47
49
BAB 48
50
BAB 49
51
BAB 50
52
BAB 51
53
BAB 52
54
BAB 53
55
BAB 54
56
BAB 55
57
BAB 56
58
BAB 57
59
BAB 58
60
BAB 59
61
BAB 60
62
BAB 61
63
BAB 62
64
BAB 63
65
BAB 64
66
BAB 65
67
BAB 66
68
BAB 67
69
BAB 68
70
BAB 69
71
BAB 70
72
BAB 71
73
BAB 72
74
BAB 73
75
BAB 74
76
BAB 75
77
BAB 76
78
BAB 77
79
BAB 78
80
BAB 79
81
BAB 80
82
BAB 81
83
BAB 82
84
BAB 83
85
BAB 84
86
BAB 85
87
BAB 86
88
BAB 87
89
BAB 88
90
BAB 89
91
BAB 90
92
BAB 91
93
BAB 92
94
BAB 93
95
BAB 94
96
BAB 95
97
BAB 96
98
BAB 97
99
BAB 98
100
BAB 99
101
BAB 100
102
BAB 101
103
BAB 102
104
BAB 103
105
BAB 104
106
BAB 105
107
BAB 106
108
BAB 107
109
BAB 108
110
BAB 109
111
BAB 110
112
BAB 111
113
BAB 112
114
BAB 113
115
BAB 114
116
BAB 115
117
BAB 116
118
BAB 117
119
BAB 118
120
BAB 119
121
BAB 120
122
BAB 121
123
BAB 122
124
BAB 123
125
BAB 124
126
REKOMENDASI NOVEL BY (EMMARISMA & EL PUTRI)
127
BAB 125
128
BAB 126
129
BAB 127
130
BAB 128
131
BAB 129
132
BAB 130
133
REKOMENDASI NOVEL KEREN
134
BAB 131
135
BAB 132
136
BAB 133
137
BAB 134
138
BAB 135
139
BAB 136
140
BAB 137
141
BAB 138
142
BAB 139
143
BAB 140
144
BAB 141
145
BAB 142
146
BAB 143
147
BAB 144 - Tamat
148
BONUS CHAPTER
149
BONUS CHAPTER II
150
BONUS CHAPTER III
151
BONUS CHAPTER IV
152
GAIRAH CINTA SANG PRESDIR (KARYA BARU)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!