BAB 2

Pakaiannya sudah melayang entah kemana, persis bayi baru lahir. Lenguhan Kanaya hanya karena sentuhan semata membuat Ibra curiga sebelumnya.

Menempatkan posisi dengan sebaik-baiknya, akan tidak lucu jika Ibra gagal melakukannya. Mana mau dia citra sebagai pria perkasa itu gagal dalam percintaan satu malam dengan wanita yang baru saja dikenalnya.

“Aku akan melakukannya, Naya,” ucapnya dengan suara serak tertahan yang dapat menjelaskan napsunya sudah berada dipuncak dan tidak menerima penguluran waktu lagi.

Sebenarnya tanpa izinpun akan dia lakukan, karena hendak berhenti ini sudah terlalu dalam dan Ibra tentu tidak akan mau. Malam ini dingin, sangat-sangat dingin lantaran diluar sana tengah hujan sebegitu derasnya. Hanya hujan, tanpa petir yang menakutkan.

Namun tidak dengan kedua insan ini, kedua insan yang baru saling mengenal nama sejak beberapa jam lalu justru tengah di situasi paling hangat dalam hidupnya. Berupaya menyerang inti Kanaya namun nyatanya tak semudah seperti yang biasa ia lakukan, semakin curiga namun gaiirah dalam jiwanya tak memiliki waktu untuk memikirkan hal itu lagi.

“Aaaarrrgghh,” jerit Kanaya tertahan, jemarinya menggenggam erat sprei sebagai pelarian rasa sakitnya, dalam pengaruh minuman dia tentu lupa mana daratan mana lautan.

Hingga, Ibra merasakan jika memang ada yang berbeda dengan Kanaya kala dirinya berhasil menerobos pertahanan Kanaya yang sejak tadi tidak dia pertahankan sebenarnya. Ibra menelan salivanya, terdiam sebentar baru kemudian memastikannya sesaat.

“Tunggu … dia perawan?” Ibra mengerutkan dahi, sesaat kemudian kembali melanjutkan lantaran rintihan Kanaya lagi-lagi terdengar halus ditelinganya.

Tidak salah lagi, Ibra merusak anak gadis orang. Ini bukan dirinya dan sejak dahulu Ibra memang sengaja menghindari melakukan hubungan dengan wanita polos yang belum terjamah seperti ini. Polos dari mana? Sejak tadi Kanaya yang justru memulainya, pikir Ibra tau mau berada di posisi salah.

“Dasar boddoh, kau memberikannya padaku cuma-cuma anak kecil,” umpat Ibra namun memberikan kecupan hangat demi memberikan ketenangan untuk Kanaya, walau sama sekali wanita itu tidak memberontak ataupun penolakan, akan tetapi dia cukup memahami sebagai pria.

Nasi sudah menjadi bubur, toh juga sudah terlanjur rusak dan mahkota yang seharusnya dijaga dengan sebaik-baiknya sudah Kanaya serahkan begitu saja. Dia yang meminta bahkan sengaja memancing Ibra untuk membuat dirinya terjebak dalam situasi ini.

“Aku menyakitimu?” tanya Ibra lembut menatap khawatir bola mata Kanaya yang kini tampak berkaca-kaca, bohong sekali jika Kanaya bilang tidak.

Kanaya menggeleng, entah kenapa semua yang Ibra berikan hanya membuat batinnya kian tenang. Seakan jiwanya menemukan tempat pulang, tanpa ia sadari bahwa sebenarnya tenang yang ia maksud kini adalah sementara belaka.

Kembali menguasai permainan, tak butuh waktu lama dan tak butuh waktu lama bagi Ibra untuk merenungi status Kanaya yang nyatanya belum terjamah. Baginya saat kini keduanya saling membutuhkan, Ibra butuh pelampiasan sementara Kanaya butuh ketenangan.

Sempat terhenti sesaat, hanya sesaat bahkan tak sampai lima menit. Kini, Ibra seakan baik-baik saja dan tak berpikir bagaimana dirinya setelah ini.

Lenguhan keduanya bersahutan berpadu dengan indahnya gemericik hujan di luar sana. Lantai 20 kamar 202, tempat keramat yang dipilih Ibra sebagai peristirahatan wanita yang menyewanya justru menjadi saksinya bercinta.

Pertemuan yang mereka jalani terlanjur dalam dan bahkan kelewatan. Bagaimana murkanya kedua orangtua dan kakak-kakaknya jika mereka mengetahui tingkah Kanaya. Wanita keras kepala yang selalu menganggap dirinya mampu berdiri di kaki sendiri tanpa butuh sandaran laki-laki setelah percintaannya kandas hanya perkara enggan bersentuhan.

Kanaya tengah sibuk mengecap surga dunia yang Ibra berikan malam ini, sudah kesekian kali mencapai puncak dan sepertinya dirinya bukan mabuk minuman lagi, melainkan mabuk Ibra.

Tak pernah berpikir dia akan bertindak sejauh ini, Kanaya yang biasanya dicolek saja auto jungkir balik kini justru dibuat diam tak berkutik begitu Ibra membelenggunya dalam percintaan dadakan. Matanya sudah tak mampu lagi membalas tatapan lekat Ibra padanya, sejak tadi semua yang Ibra lakukan Kanaya benar-benar tak kuasa menolaknya.

Deru napas kian menggebu, pria itu kian menggila sesaat sebelum akhirnya tubuh tegapnya ambruk.

Dengan napas yang masih belum sebaik itu, Ibra berpindah di sisi Kanaya dan menarik selimut hingga dada wanita itu, untuk apa sebenarnya dia menyelimuti wanita itu, toh sejak tadi tersaji tanpa penutup sama sekali.

“Kau baik-baik saja?”

Ibra bertanya setelah sepersekian detik fokus menatap langit, penyesalan itu tiba-tiba saja hadir walau sejak tadi yang ia lakukan hanya berperang prihal rasa. Pria itu menoleh dan beralih menatap bidadari bodoh di sebelahnya, dan yang dia dapati hanya dengkuran Kanaya yang seakan baik-baik saja padahal dunianya hancur beberapa saat yang lalu.

“Dia masih suci ternyata.”

Ibra tertawa sumbang, pria itu menyeka keringat Kanaya yang membasah hingga membuat anak rambutnya menempel di keningnya. Kanaya terlalu cantik untuk dikatakan nakal, dan apa yang dia lakukan sebelumnya seakan pembalasan dendam demi menunjukkan jika dirinya memang sudah dewasa.

Suci? Suci apanya, mungkin bagian sananya saja yang suci. Itupun dulu, beberapa jam lalu sebelum Ibra merenggutnya. Pria itu tidak tahu bagaimana sintingnya otak Kanaya walau dirinya anti terhadap hubungan yang seperti ini sebelumnya.

Beberapa kali menjalani hubungan, selalu berakhir kandas manakala pasangannya justru meminta hal yang berhubungan dengan ke arah sana. Jangankan adegan ranjang, perihal sentuhan saja Kanaya rela jika harus putus demi mempertahankan diri untuk suaminya kelak.

Berbagi tempat tidur, di bawah atap dan bahkan selimut yang sama. Dia yang begini sepertinya memang karena tengah teler, andai kata kesadarannya pulih dan kekuatannya kembali, mungkin Kanaya akan lari terbirit-birit dan mengutuk Ibra dengan sejuta cacian menyakitkan.

“Cari uang dengan cara seperti ini melelahkan ternyata,” tutur Ibra lagi-lagi mengulas senyum, rasanya seperti mimpi dia kembali tidur dengan memeluk soerang wanita di sisinya.

Tenggelam dalam balutan malam yang tenang, mata Ibra perlahan terpejam meski dengan bibir yang masih senyam-senyum seakan baru saja menang undian. Kecupan keberapa kini ia berikan. Tak khawatirkah Ibra jika nanti justru dirinya yang harus mencari Kanaya setelah kejadian ini.

Persetan dengan esok pagi, yang jelas malam ini mereka adalah pasangan paling menikmati yang tengah lupa diri. Sebenarnya Ibra sadar, tapi lawan mainnya setengah sadar hingga dia memutuskan menolak sadar.

Dia hanya pria dewasa yang juga rindu akan perlakuan tulus seorang wanita, dan kali ini dia mendapatkannya dengan mudah, apa tidak berdosa jika Ibra menganggap ini berkah? Sialan, singkirkan otak udangmu itu Ibra.

❣️

Terpopuler

Comments

0mezell

0mezell

berawal dr baca kisah justin penasaran ma keyvan,belum tuntas di bikin penasaran ma Papa Khail lanjut ka Opa Ibra,trus huzai itu siapa lagi ahhhh tidur ku bnr² terganggu krna rasa penasaranku ma satu kluarga🤭🤭

2025-02-11

0

Irma Wangsa

Irma Wangsa

dari huzai mampir k sini ... blum tau ini cerita tentang siapa

2024-11-29

0

Dwi Ratnaningsih

Dwi Ratnaningsih

pertama baca kisah Sean dan zalina, terus penasaran dengan para tetuanya 🤭

2025-03-13

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 Bukan Visual Cast
42 BAB 41
43 BAB 42
44 BAB 43
45 BAB 44
46 BAB 45
47 BAB 46
48 BAB 47
49 BAB 48
50 BAB 49
51 BAB 50
52 BAB 51
53 BAB 52
54 BAB 53
55 BAB 54
56 BAB 55
57 BAB 56
58 BAB 57
59 BAB 58
60 BAB 59
61 BAB 60
62 BAB 61
63 BAB 62
64 BAB 63
65 BAB 64
66 BAB 65
67 BAB 66
68 BAB 67
69 BAB 68
70 BAB 69
71 BAB 70
72 BAB 71
73 BAB 72
74 BAB 73
75 BAB 74
76 BAB 75
77 BAB 76
78 BAB 77
79 BAB 78
80 BAB 79
81 BAB 80
82 BAB 81
83 BAB 82
84 BAB 83
85 BAB 84
86 BAB 85
87 BAB 86
88 BAB 87
89 BAB 88
90 BAB 89
91 BAB 90
92 BAB 91
93 BAB 92
94 BAB 93
95 BAB 94
96 BAB 95
97 BAB 96
98 BAB 97
99 BAB 98
100 BAB 99
101 BAB 100
102 BAB 101
103 BAB 102
104 BAB 103
105 BAB 104
106 BAB 105
107 BAB 106
108 BAB 107
109 BAB 108
110 BAB 109
111 BAB 110
112 BAB 111
113 BAB 112
114 BAB 113
115 BAB 114
116 BAB 115
117 BAB 116
118 BAB 117
119 BAB 118
120 BAB 119
121 BAB 120
122 BAB 121
123 BAB 122
124 BAB 123
125 BAB 124
126 REKOMENDASI NOVEL BY (EMMARISMA & EL PUTRI)
127 BAB 125
128 BAB 126
129 BAB 127
130 BAB 128
131 BAB 129
132 BAB 130
133 REKOMENDASI NOVEL KEREN
134 BAB 131
135 BAB 132
136 BAB 133
137 BAB 134
138 BAB 135
139 BAB 136
140 BAB 137
141 BAB 138
142 BAB 139
143 BAB 140
144 BAB 141
145 BAB 142
146 BAB 143
147 BAB 144 - Tamat
148 BONUS CHAPTER
149 BONUS CHAPTER II
150 BONUS CHAPTER III
151 BONUS CHAPTER IV
152 GAIRAH CINTA SANG PRESDIR (KARYA BARU)
Episodes

Updated 152 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
Bukan Visual Cast
42
BAB 41
43
BAB 42
44
BAB 43
45
BAB 44
46
BAB 45
47
BAB 46
48
BAB 47
49
BAB 48
50
BAB 49
51
BAB 50
52
BAB 51
53
BAB 52
54
BAB 53
55
BAB 54
56
BAB 55
57
BAB 56
58
BAB 57
59
BAB 58
60
BAB 59
61
BAB 60
62
BAB 61
63
BAB 62
64
BAB 63
65
BAB 64
66
BAB 65
67
BAB 66
68
BAB 67
69
BAB 68
70
BAB 69
71
BAB 70
72
BAB 71
73
BAB 72
74
BAB 73
75
BAB 74
76
BAB 75
77
BAB 76
78
BAB 77
79
BAB 78
80
BAB 79
81
BAB 80
82
BAB 81
83
BAB 82
84
BAB 83
85
BAB 84
86
BAB 85
87
BAB 86
88
BAB 87
89
BAB 88
90
BAB 89
91
BAB 90
92
BAB 91
93
BAB 92
94
BAB 93
95
BAB 94
96
BAB 95
97
BAB 96
98
BAB 97
99
BAB 98
100
BAB 99
101
BAB 100
102
BAB 101
103
BAB 102
104
BAB 103
105
BAB 104
106
BAB 105
107
BAB 106
108
BAB 107
109
BAB 108
110
BAB 109
111
BAB 110
112
BAB 111
113
BAB 112
114
BAB 113
115
BAB 114
116
BAB 115
117
BAB 116
118
BAB 117
119
BAB 118
120
BAB 119
121
BAB 120
122
BAB 121
123
BAB 122
124
BAB 123
125
BAB 124
126
REKOMENDASI NOVEL BY (EMMARISMA & EL PUTRI)
127
BAB 125
128
BAB 126
129
BAB 127
130
BAB 128
131
BAB 129
132
BAB 130
133
REKOMENDASI NOVEL KEREN
134
BAB 131
135
BAB 132
136
BAB 133
137
BAB 134
138
BAB 135
139
BAB 136
140
BAB 137
141
BAB 138
142
BAB 139
143
BAB 140
144
BAB 141
145
BAB 142
146
BAB 143
147
BAB 144 - Tamat
148
BONUS CHAPTER
149
BONUS CHAPTER II
150
BONUS CHAPTER III
151
BONUS CHAPTER IV
152
GAIRAH CINTA SANG PRESDIR (KARYA BARU)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!