18.30
Verli sedang asyik melihat hadiah dari kakaknya sebuah paket perhiasaan lengkap, tentu dengan harga yang mahal mana mau verli memakai barang murah.
"wah bagus sekali kakak memang hebat tau banget seleraku". Gumam verli senang
"malam ini enaknya ngapain ya aku telfon radit aja deh". Verli meraih teleponnya beeniat menelfon kekasihnya.
Drrtt.
Drrtt.
Drrtt.
Diujung telefon sudah ada yang menjawab panggilan dari verli.
"halo siapa ya maaf radit lagi di kamar mandi". Terdengar suara perempuan yang menjawab panggilan verli.
"hei kau siapa mengapa bukan radit yang membalas panggilanku! Kau siapa haa". Verli merasa kesal bercampur marah rasanya campur aduk mendengar yang mengangkat panggilannya bukan kekasihnya.
"maaf saya gak ada waktu untuk menjawab ocehan anda".
Tut.
Tut.
Tut.
Panggilan pun diakhiri oleh wanita entah siapa itu. Verli merasa kesal dan marah karna selama ini tidak ada yang pernah memegang telepon kekasihnya selain dia.
Verli membanting teleponnya ke lantai, rasa penasaran dihatinya bertanya-tanya siapa wanita tadi? Apa selingkuhan radit? Tapi mana mungkin radit menyakitinya.
Verli lebih memilih tidur dan memikirkannya besok untuk bertemu dengan radit meminta penjelasan. Karna verli tidak mudah dibodohi sangking cintanya sama radit jadi mudah percaya padanya.
***********
Keesokan paginya
Hafka telah bangun dari tidurnya sejak subuh tadi. Sudah kebiasannya bangun tengah malam untuk shalat dan dilanjut sampai subuh tiba.
Hafka berjalan menuju meja makan untuk sarapan bersama. Di sana sudah ada niko, delsa, dan kedua sepupunya menunggu hafka.
"pagi paman, bibi, alif, aisyah maaf ya kalian jadi menungguku". Ucap hafka sambil menyodorkan kursi untuk duduk.
"gak papa, ayo kita makan". Niko pun menyuruh anak dan keponakannya untuk makan.
Tak ada suara di meja makan hanya ada suara gesekan sendok.
Mereka pun selesai sarapan, hafka memutuskan pergi karna ada jadwal hari ini ke rumah sakit.
Sampai di rumah sakit.
Kakinya perlahan masuk ke ruang ganti untuk berganti pakaian dengan baju dinas.
Hafka Keluar menggunakan jas putih dan celana hitam ditambah masker.
Hari ini jadwalnya tidak terlalu padat, selesai itu hafkah akan mengecek satu persatu pasiennya dan pulang.
"dokter hafka". Dari ujung koridor ada yang memanggil nama hafka, sontak dia menghentikan langkahnya dan menoleh siapa yang memanggilnya.
"ada apa dokter brisma apa ada masalah". Hafka bertanya pada dokter brisma.
"iya ada pasien yang baru saja masuk dan butuh operasi karna luka dikepalanya cukup serius karna kecelakaan, belum ada jam yang bisa menggantikan anda, dokter lain masih belum datang". Dokter brisma menjelaskan ke hafka karna memang kedaannya sangat mendesak.
"kalau gitu kita harus segera menolongnya saya akan melakukan tindakan secepatnya, mana rekam medisnya". Hafka terlihat membaca dan mengamati secara detail apa saja luka yang ada pada pasiennya.
Sedikit penjelasan dokter brisma adalah dokter rumah sakit itu juga, usianya lebih tua dari hafka dan hubungan mereka cukup dekat seperti ayah dan anak. Hafka banyak belajar dari pak brisma dialah sosok seperti seorang ayah yang menemaninya saat bekerja sesekali mereka pergi ke kantin dan makan bersama. Hmm sangat mengagumkan padahal pak brisma bukan keluarga hafka namun laki-laki itu sangat menyayanginya.
Dikediaman Safren.
Verli sudah bangun, padahal biasanya dia akan tidur sampai siang berbeda dengan pagi ini.
Pagi sekali verli sudah bangun sepertinya akan pergi untuk kuliah padahal semalam hatinya lagi kacau sekarang sudah membaik entah apa yang ada difikirannya sepertinya dia akan mendengarkan penjelasan radit dulu sebelum dia memutuskan sepihak.
"Papa mama verli ke kampus dulu ya ada jadwal pelajaran pagi ini". Ucap verli ingin pergi.
"kuliah yang bener ya jangan main-main terus, banggakan kedua orang tuamu ini". Safren menasehati verli.
"iya pa".
Mobil verli melaju dengan kecepatan sedang menembus jalanan yang sudah ramai para pengendara berlalu lalang sibuk dengan kerjanya masing-masing.
Sampai di kampus.
"itu radit bukan sih tapi kok mesra banget sama cewek itu ya! Apa jangan-jangan yanh semalem itu dia, hmm awas aja kali ini tak ada ampun". Gumam Verli yang melihat pemandangan tak mengenakkan itu mulai mendekat dan melihat apa itu benar radit.
"Radit!!". Ternyata benar itu adalah radit tapi kenapa bisa sama wanita lain?.
"siapa perempuan centil ini, jelasin ke aku kenapa kamu mesra sekali dengannya dan semalem yang mengangkat telefonku siapa kenapa suara perempuan juga apa itu dia" ucap verli sambil menunjuk perempuan yang sedang ada disamping radit.
"hmm kayaknya ini semua sudah tak bisa ku sembunyikan lagi toh kamu udah melihatnya jadi aku akan jelasin sekarang siapa perempuan ini". Radit mulai menjelaskan siapa sebenarnya perempuan yang ada disampingnya.
Alangkah terkejutnya verli saat tau bahwa itu selingkuhan radit apalagi mereka sudah tunangan tanpa sepengetahuan verli dan perempuan itu sedang mengandung anak radit. Mata verli terlihat memerah dengan air mata yang berjatuhan.
"apa salahku sampai kau mencampakkan aku, memilih wanita murahan ini padahal kita sudah 2 tahun pacaran dan selama itu kau baik padaku tapi apa yang ku lihat hari ini. Kau jahat radit aku membencimu dasar wanita jal*ng, murahan, tak tau diri". Air mata verli sudah tidak bisa dibendung lagi dengan amarah yang membesar. Verli menarik perempuan itu sampai tersungkur ke lantai.
Melihat itu kemarahan radit meningkat dia mengayunkan tangannya ke udara dan alhasil!!.
Plak.
Satu tamparan mendarat di pipi verli. Verli memegangi pipinya yang memerah dan terasa sakit, air mata berjatuhan dia tak menduga radit akan semarah itu padanya. Selama ini radit sangat mencintainya, lemah lembut dan tidak pernah kasar padanya tapi hari ini radit menunjukkan sisi lain dari dirinya entah apa yang terjadi padanya.
"kau berani menamparku demi wanita ini! Apa salahku? Aku selama ini baik padamu rela menunggumu, menemanimu lalu apa ini caramu membalasnya haa!". Kemarahan verli tidak bisa ditahan lagi isak tangis sejadi-jadinya. Melihat wanita tadi kesakitan verli tersenyum sinis.
"awas saja jika terjadi sesuatu padanya akanku balas perbuatanmu nanti camkan itu!". Radit pergi menggendong wanita tadi ke mobil menuju rumah sakit meninggalkan verli yang masih menangis.
"Aaagrrtt". Teriak verli frustasi dengan apa yang baru dia liat.
Verli berlari keluar menuju mobil. Dia pergi membawa mobilnya secepat mungkin. Tanpa memikirkan keselamatannya yang ada dipikirannya sekarang adalah sang kekasih yang tega mendua di belakangnya.
13.00
Dipesantren.
Banyak santri berkegiatan hari ini. Kenza sekarang ada dipesantren baru selesai mengajar. Dia datang bersama istrinya.
"umi, abi dimana dari tadi kok kenza gak liat abi ya?". Tanya kenza
"abi dikamar lagi gak enak badan, tadi udah umi beri obat sekarang lagi istirahat". Jelas halimah.
"sakit apa umi perasaan kemarin baik-baik saja apa demam umi?". Kenza kaget saat tau kalau abinya sakit.
"hmm iya sedikit demam tadi umi udah kompret alhamdulillah demamnya sudah turun".
"alhamdulillah kalau demamnya sudah turun, apa umi tidak menghubungi hafka memberi tau keadaan abi sekarang?".
"mau umi begitu tapi abi melarangnya takut ganggu pekerjaannya, disana pasti juga banyak orang yang harus ditolong". Jelas umi.
"kalau gitu kenza liat abi dulu ya". Ucap kenza berjalan menuju kamar abinya.
"iya".
Kenza berjalan menuju kamar yusuf. perlahan kenza sampai didepan kamar sang abi.
Tok.
Tok.
Tok.
"assalamualaikum abi kenza masuk ya". Tak terdengar suara mungkin abi sedang tidur pikirnya.
Dan ternyata benar abinya sedang tidur, karna tidak mau mengganggu istirahat yusuf, kenza memutuskan pergi keluar.
Dikamar mandi terdengar seseorang yang muntah-muntah. Mendengar itu halimah bergegas ke kamar mandi melihat siapa itu.
"fatim kamu kenapa nak wajahmu pucat sekali ayo umi bantu ke kamar". Halimah membawa fat menuju kamarnya untuk istirahat.
"ada apa umi kenapa dengan istriku". Kenza yang baru masuk bingung melihat istrinya lemah tanpa tenaga.
"tadi istrimu muntah-muntah, tolong kamu temani dulu biar umi panggil dokter kesini".
"baik umi kenza akan temani fatim disini". Kenza naik ke atas ranjang melihat istrinya pucat dan lemas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments