Tok tok tok
Jefri mengetuk pintu rumah Naila. Tak lama seorang wanita patuh baya membuka pintu rumah Naila.
"Maaf mau bertemu siapa?" Tanya wanita itu.
"Saya Jefri, saya guru Nail. Saya ingin bertemu dengan orang tua Naila" Jawab Jefri sopan.
"Oh begitu silahkan masuk den" Ucap wanita itu.
Jefri dan Niko di sambut dengan ramah. Mereka juga di persilahkan duduk dulu sambil menunggu kedua orang tua Naila turun.
Jantung Jefri berdetak dengan cepat, keringat dingin mengucur dari tubuh nya. Terlihat jelas kalau Jefri sangat gelisah saat ini.
"Kamu gelisah Jef?" Goda Niko.
"Jangan bercanda deh Nik. Aku kira bakal santai seperti saat menemui client. Tapi sensasi kali ini lebih mendebarkan lagi" Ucap Jefri.
"Serius?" Ucap Niko mentertawakan Jefri.
"Kamu akan tau rasa nya nanti saat kamu merasakan nya sendiri" Ucap Jefri.
Tak lama kedua orang tua Naila turun menemui Jefri. Dan ternyata di belakang mereka juga ada Naila yang tertunduk lesu berjalan mengikuti kedua orang tuanya.
Tubuh Naila terlihat sangat kurus dengan lingkaran hitam di bawah mata nya yang di tutupi riasan. Bibir pucat yang di olesi liptin agar terlihat lebih segar. Namun Jefri tau itu semua tipuan.
"Selamat malam pak, maaf menunggu lama" Ucap Wirawan papah Naila.
"Tidak apa apa pak" Jawab Jefri.
"Silahkan silahkan duduk" Ucap Wirawan sopan.
"Terima kasih pak" Ucap Jefri kembali duduk.
Jefri terus mencuri curi pandang ke Naila. Dia sangat lasihan melihat Naila yang hanya diam tertunduk.
"Maaf ada keperluan apa ya pak? Anda sampai malam malam begini datang ke rumah kami?" Tanya Wirawan.
"Sebelumnya saya minta maaf datang ke rumah bapak malam malam begini mengganggu istirahat anda. Tapitujuan saya ke sini untuk melamar Naila" Ucap Jefri.
Orang tua Naila terkejut dengan ucapan Jefri, bahkan Naila juga terkejut mendengar nya juga.
"Apa maksud anda? Naila masih kecil, dia belum lulus sekolah. Kenapa anda ingin melamar nya?" Tanya Wirawan.
"Karena saya sudah melecehkan Naila pak. Saya ingin bertanggung jawab atas apa yang sudah saya lakukan pada Naila" Jawab Jefri menyesal.
Duack.
Satu pukulan mendarat tepatdi wajah Jefri. Jefri sampai terpelanting jatuh ke lantai rumah Naila. Niko membantu Jefri bangun dan kembali duduk di sofa.
Naila pun terkejut dengan perlakuan papah nya pada Jefri. Dia merasa kasihan san tidak enak dengan Jefri.
"Baj****n anda, anda tega melecehkan murid anda sendiri? Anda tidak pantas di sebut guru dengan kelakuan anda ini" Teriak Wirawan marah.
"Saya tau pak, saya memang salah. Saya melakukanhal itu dalam pengaruh alkohol. Saya sangat menyesal sudah merusak anak bapak. Maafkan saya pak" Ucap Jefri.
Wirawan tidak mampu bicara apa apa lagi. Dia sudah di penuhi oleh emosi yang besar mendengar putri kandung nya di lecehkan oleh guru nya sandiri.
"Apa anda sadar jika anda sudah menghancurkan masa depan anak saya? Bagaimana dia kedepan nya? Apa dia akan terus meminta pada anda, Tidak kan?" Ucap Wirawan
"Pekerjaananda hanya seorang guru. Untuk hidup anda saja, anda serba kekurangan. Bagaimana anda bisa membiayayai anak saya nanti nya?" Ucap Wirawan sedih.
"Saya akan bekerja sangat keras untuk membiayayi Naila pak, saya janji. Saya juga akan pastikan jika Naila mau, saya akan menyekolahkan dia ke jenjang yang lebih tinggi" Ucap Jefri.
"Dengan apa kamu mau menguliahkan Naila? Berapa gaji kamu jadi guru? Jangan berfikir yang terlalu jauh deh" Ucap Yuli meremehkan Jefri.
"Aku percaya sama pak Jefri, dia pasti bisa membahagian ku. Aku akan terima lamaran pak Jefri" Ucap Naila datar.
"Jangan gila kamu Naila, fikirkan masa depan kamu" Ucap wirawan marah
"Masa depan? Masa depan saya sudah hancur ketika anda membawa pulang wanita ini" Ucap Naila menunjuk ke arah Yuli.
Plack.
Tamparan kers mendarat di pipi mungil Naila. Jefri langsung bangkit dari duduk nya menghampiri Naila.
"Apa yang anda lakukan? Dia putri kandung anda sendiri? Tega sekali anda menamparnya" Ucap Jefri marah.
Wirawan baru sadar dengan apa yang telah ia lakukan. Dia merasa menyesal sudah menampar Naila. Padahal Naila hanya memberontak dengan sikap egois papahnya.
Naila menangis dengan memegangi pipinya. Dia juga kecewa dengan sikap papah nya yang selalu tidak peduli dengan nya.
"Saya akan bawa Naila malam ini juga. Akhir pekan nanti saya akan melakukan pernikahan sederhana di rumah saya. Saya harap anda datang saat pernikahan kami. Saya akan menyuruh orang untuk menjemput anda" Ucap Jefri.
"Ayo Naila, kita pergi dari sini" Ucap Jefri lembut.
Jefri memapah Naila keluar dari rumah nya. Naila masih menangis dengan terus memegangi pipi nya. Dia tidak merasakan sakit di bekas tamparan papahnya tadi. Namun hati nya lah yang lebih sakit karena kecewa dengan sikap papahnya.
Di rumah Jefri.
Niko langsung pamit pulang. Dia merasa tidak enak dengan apa yang dialihat tadi. Dia juga memberikan waktu untuk Jefri dan Naila
"Apa masih sakit?" Tanya Jefri lembut. Naila hanya menggelengkan kepala nya.
Jefri ke arah dapur untuk mengambil es batu dan handuk. Setelah mendapatkan apa yang dia perlukan, Jefri kembali menemui Naila.
"Lepaskan dulu biar aku kompres" Ucap Jefri.
"Tidak usah, saya bisa melakukan nya sendiri" Ucap Naila.
Jefri mengangguk lalu menyerahkan handuk berisi es batu pada Naila. Naila mulai menempelkan handuk tersebut ke pipi nya. Jefri tau kalau Naila masih belum nyaman dengan diri nya. Tapi sebisa mungkin Jefri perlahan mendekati Naila.
"Kamu nanti tidur saja di kamar saya. Saya akan tidur di kamar sebelahnya. Tapi saya harap kamu tidak kabur lagi seperti kemarin" Ucap Jefri. Naila hanya mengangguk pelan.
"Ya sudah, ayo saya bantu ke kamar" Ucap Jefri memegangi bahu Naila.
"Ahhh" Ucap Naila kesakitan.
"Kenapa Naila? Apa saya menyakiti kamu?" Tanga Jefri khawatir.
"Tidak, tapi jangan pegang badan saya" Ucap Naila dingin.
Jefri melihat ke arah bahu Naila yang baju nya sedikit merosot. Dia melihat luka lebam pada bahu Naila. Jefri bangkit dari duduk nya lalu merobek baju bagian belakang Naila.
"Siapa yang melakukan ini?" Tanya Jefri marah melihat luka lebam hampir di seluruh punggung Naila.
Naila bangkit dari duduk nya, dia berbalim menatap ke arah Jefri. Dengan hanya memakai pakaian dalam, Naila menatap tajam ke arah Jefri.
"Jangan ikut campur dalam hidup saya. Tugas anda hanya membawa saya keluar dari rumah itu." Ucap Naila dingin.
"Maaf saya permisi" Ucap Naila berjalan ke arah kamar sebelah kamar Jefri.
"Saya akan menempati kamar ini" Ucap Naila dingin.
# selamat membaca ya kak
# terima kasih banyak
😊😊😊🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Suzieqaisara Nazarudin
Jefri bawak Naila kerumah sakit utk pengobatan,dan buat laporan polisi,ikut jalur hukum,biar mama tiri nya dapat hukuman yg setimpal...dasar mak lampir😠😠😠
2022-09-07
1