"Katakan siapa ayah dari anak yang ada dalam kandunganmu, Queen." Pinta Mama Lita dengan menangis tersedu-sedu.
"Maafkan Queen, Ma. Queen tidak bisa mengatakannya." Lirih Queen.
Mama Lita menghapus air mata yang membasahi kedua pipinya. "Apa kau tidak ingin pria itu bertanggung jawab atas perbuatannya, Nak?" Tanya Mama Lita.
"Ini semua kesalahan Queen, Ma. Dan Queen harus menanggung resikonya karena sejak awal ayah dari anak ini sudah menekankan bahwa dia tidak bisa bertanggung jawab jika Queen sampai hamil." Air mata semakin mengalir deras di kedua pipi Queen.
"Apa maksud ini semua, Queen? Tolong jelaskan pada Mama apa yang sebenarnya terjadi!" Mama Lita dapat menangkap sebuah cerita yang tidak beres dari ucapan putrinya.
"Maafkan Queen, Ma. Queen tidak bisa mengatakannya." Queen menutup wajah pucatnya dengan kedua telapak tangannya. Saat ini ia benar-benar tidak bisa berkata yang sejujurnya pada siapa pun atas apa yang telah terjadi kepadanya.
Tidak berbeda jauh dengan Mama dan Papanya, dirinya pun cukup terkejut dengan berita kehamilannya ini. Ia sungguh tidak menyangka jika percintaan satu malamnya itu berhasil membuatnya mengandung saat ini. Pemikirannya yang dangkal waktu itu membuatnya terjebak dalam kondisi yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya.
Malam itu Mama Lita memilih menjaga Queen di rumah sakit seorang diri tanpa ditemani Riri yang sudah menawarkan diri untuk ikut menemani Queen. Mama Lita berharap dengan kebersamaannya dan Queen dapat membuat putrinya itu buka mulut tentang apa yang telah dialaminya dan siapa ayah dari anak yang dikandungnya.
Hingga tiga hari sudah Queen dirawat di rumah sakit, Mama Lita tak kunjung mendapatkan jawaban dari putrinya itu walau Papa Adam sejak hari itu tidak lagi datang untuk sekedar melihat keadaan putrinya. Mama Lita kira Queen akan melunak dengan ketidakhadiran Papanya. Namun ternyata Queen masih bersikeras dengan keputusannya yang ingin menutup rapat-rapat identitas ayah dari anaknya.
Satu minggu berlalu sejak Queen keluar dari rumah sakit. Sejak hari itu Queen memilih tinggal di apartemen Riri asistennya karena Papa Adam yang masih kuat dengan pendiriannya tidak akan menerima kehadiran Queen di rumah jika Queen tidak kunjung mendatangkan ayah dari anaknya ke hadapannya.
Kedatangan Riri yang berjalan tergesa-gesa ke arahnya membuat Queen tersadar dari lamunannya dan perhatiannya teralihkan pada Riri yang kini sudah berada tepat di hadapannya.
"Ada apa Riri?" Tanya Queen yang dapat menangkap raut wajah cemas Riri.
"Nyonya Lita, Nona..." Nafas Riri terdengar tersengal-sengal.
"Mama? Mama saya kenapa Riri?" Queen bangkit dari duduknya. Queen pun tanpa sadar mengguncang tubuh Riri cukup kuat.
"Nyonya Lita saat ini sedang sakit, Nona." Ucap Riri setelah mengatur nafasnya.
"Mama saya sakit?" Kedua mata Queen membola.
Riri pun mengangguk membenarkan.
"Katakan dimana Mama saya dirawat saat ini?" Tanya Queen dengan tidak sabar.
"Nyonya Lita tidak dirawat di rumah sakit, Nona. Tapi Nyonya Lita dirawat di rumah." Jelas Riri.
"Apa? Kalau begitu saya harus pulang ke rumah sekarang juga." Queen hendak beranjak dari posisinya namun Riri menahannya. "Kenapa kau menghalangi, Riri?" Queen menatap sebal pada asistennya.
"Nona, anda tidak lupa bukan jika Tuan Adam belum memperbolehkan anda untuk masuk ke dalam rumah anda?" Ucap Riri.
Tubuh Queen seketika melemah. Cairan bening mulai tergenang di peluk matanya. "Bagaimana ini, Riri? Aku sangat ingin melihat keadaan Mama." Queen mulai meneteskan air matanya.
***
Jangan lupa berikan vote, like dan komennya sebelum lanjut ke bab berikutnya☺️
Jangan lupa follow IG SHy ya : @shy1210_ untuk mengetahui informasi update☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Lilo Stitch
emang queen ga punya apartemen sendiri ya? kan kaya papanya
2025-01-29
0
evvylamora
ini cerita nya hmpr sm spt Naina, tp dng penggambaran yang berbeda, dr kedua orang tua nya.. yg satu mau bersama dng anaknya mengurus cucunya, yg satu keras..
2022-12-14
3
Rafel
jujur napa Queen
2022-08-02
2