Ada apa dengan tubuhku?

Satu bulan berlalu.

Hubungan pernikahan Daniel dan Naina terjalanin harmonis dari hari ke hari. Kecanggungan di antara mereka pun perlahan terkikis dengan berjalannya waktu. Hidup Naina kini jauh lebih bahagia dari hari sebelumnya karena hadirnya Daniel di dalam hidupnya sebagai suaminya. Setiap harinya Daniel tidak pernah lupa mengatakan kata-kata cinta pada Naina hingga membuat Naina melayang karenanya.

Walau di perusahaan Alexander banyak yang bertanya-tanya tentang hubungan di antara mereka, namun Naina tidak lagi menghiraukannya. Ia percaya pada perkataan Daniel yang mengatakan jika lambat laun karyawannya pasti mengetahui kebenarannya tanpa mereka menjelaskannya.

Si kecil Zeline pun terlihat semakin bahagia dengan kehadiran Daniel sebagai ayah kandungnya. Setiap harinya ada saja kelakuan gadis kecil itu yang membuat Daniel merasa gemas dengannya. Tak berbeda jauh dengan Naina, Daniel pun turut mengatakan kata-kata cinta pada Zeline yang membuat Zeline malu-malu setiap mendengarkannya.

Hidup Daniel yang dulunya tidak memiliki tujuan kini sudah berubah sepenuhnya. Tujuannya kini sudah ia dapati. Yaitu membahagiakan keluarga kecilnya dan menebus semua kesalahannya di masa lalu walau ia tidak dapat merubahnya.

Tak lupa dalam setiap kesempatan Daniel selalu mengunjungi Aga untuk sekedar bersilaturahmi atau menanyakan kabar Aga. Pria yang telah mengorbankan cintanya untuk Daniel itu terlihat sudah ikhlas melepaskan Naina dari dalam hidupnya walau Daniel dapat melihat tatapan cinta Aga untuk Naina belum-lah lenyap sepenuhnya.

Di balik kebahagiaan Daniel dan Naina, ada sosok wanita yang hancur karena kehilangan cinta pertamanya. Wanita itu selalu berupaya ikhlas melepaskan Daniel hidup bersama wanita yang dicintainya walau ia harus menahan luka. Siapa lagi wanita itu jika bukan Queen mantan tunangan Daniel. Wanita yang telah menemani Daniel selama empat tahun lamanya hingga akhirnya Daniel kembali kepada tempat yang seharusnya.

Di dalam kamar mandi kamarnya, Queen terlihat memuntahkan makanan yang baru saja masuk ke dalam perutnya hingga habis tak tersisa. Perutnya terus terasa bergejolak hebat walau makanan yang masuk ke dalam perutnya sudah keluar sepenuhnya.

Hoek

Cairan bening pun keluar dari mulut Queen karena tidak ada lagi yang bisa ia keluarkan dari dalam mulutnya. Queen membasuh wajahnya yang nampak pucat dengan air yang baru ia tampung dari keran dengan kedua telapak tangannya.

"Ada apa dengan tubuhku?" Gumamnya sambil memijit pangkal hidungnya. Pandangannya mulai berkunang-kunang karena rasa sakit di kepalanya semakin bertambah.

Dengan langkah perlahan Queen keluar dari dalam kamar mandi menuju ranjang. Ia jatuhkan tubuh lemahnya begitu saja di atas ranjang lalu memejamkan kedua kelopak matanya.

"Kepalaku sakit sekali..." lirih Queen. Air matanya pun kembali mengalir karena tubuhnya terasa sangat lemah setelah memuntahkan isi perutnya.

Queen mencoba untuk menidurkan tubuh lelahnya. Berharap jika bangun nanti tubuhnya sudah sehat seperti sedia kala. Cukup lama Queen memejamkan kedua matanya berharap dapat terlelap dengan sendirinya. Hingga akhirnya usahanya pun berhasil karena Queen sudah mulai hanyut dalam dunia alam bawah sadarnya.

Namun baru satu jam ia terlelap, kedua mata Queen kembali terbuka saat merasakan gejolak hebat kembali dari dalam tubuhnya. Queen segera bangkit dari pembaringannya lalu berlari ke arah kamar mandi.