Bab 20. Menyentuh kalbuku
.
.
.
...🌺🌺🌺...
Galuh
Rupanya perasaan khawatirnya tiada terbukti. Ia yang awalnya bingung mengutarakan kepada Citra, bahwa besok ia harus kembali ke Pertiwi dan jika Citra masih bersikeras untuk di ajar private, maka akan ada guru lain yang menggantikannya itu, berubah menjadi lega.
Pasalnya, alih-alih Citra merajuk bocah itu justru terlihat semangat karena dia juga cukup merasa bosan dirumahnya.
" Citra mau ke sekolah aja Bu!"
" Citra janji akan minta maaf sama Alfian besok Bu!"
" Citra bosan dirumah. Ayah enggak asik!"
Ia bernapas lega. Meski ia belum bisa merasakan indahnya merawat seorang anak, namun entah mengapa bersama Citra bisa menumbuhkan sisi keibuannya. Galuh terkesan dengan Citra.
Secara tak langsung, bersama dengan Citra beberapa hari ini, rupanya mampu mengalihkan kesedihannya yang tercipta dari perlakuan suaminya.
Kini, ia tengah bersiap dan hendak berpamitan dengan Andhira dan juga para maid disana.
" Bu Dhira, saya mohon maaf apabila ada salah-salah kata pun dengan perbuatan saya selama disini Ya Bu" Galuh mencium tangan Dhira dengan takzim.
" Makasih ya mbak, selama saya disini, Mbak Nining sama Mbak Las baik banget sama saya!" Galuh menepuk lengan dua orang pembantu itu dengan tersenyum.
" Ya Allah Bu...saya yang harusnya terimakasih. Selama Bu Galuh disini, Non Citra jadi enggak murung lagi!"
Dhira sebenarnya juga merasa tak rela. Entah mengapa wanita muda yang menjadi guru cucunya itu mengingatkan akan dirinya dulu.
" Saya titip Citra di sekolah ya nak. Terimakasih banyak atas bantuannya beberapa hari ini!" Dhira tersenyum menatap Galuh.
" Sama-sama Bu. Citra anak yang pintar. Sebenarnya dia hanya mencari perhatian orang-orang di sekelilingnya saja. Makanya, kadang dia suka bertingkah kasar!"
"Baiklah, kalau begitu saya permisi Ya Bu....Mbak!" Ucap Galuh mengangguk sopan. Merasa jika ia harus segera pergi karena Resti pasti sudah menunggunya di tempat biasa mereka bertemu.
" Bu Guru!!!!" Teriak Citra sembari berlari dan membawa sebuah gambaran buatannya yang terbuat dari crayon.
Sebuah gambar garis yang membentuk pola wanita yang tersenyum berwarna pink dengan hiasan bunga, rumah dan tiga ekor burung yang wajib ada di awan.
Gambar itu bertuliskan Citra ❤️ Bu Guru.
" Ini hadiah dari Citra buat Bu Guru!" Citra membentangkan gambar itu di dadanya dan menunjukkan ke semua orang.
" Makasih ya udah mau jadi teman Citra!"
Mata Galuh berkaca-kaca dan bibirnya bergetar menahan tangis. Ia belum pernah mendapatkan hadiah dari para murid-muridnya seperti ini.
Nining dan Sulastri yang melihat hal itu seketika turut mengharu biru. Pun dengan Dhira yang juga merasakan hal yang sama.
" Terimakasih ya Bu Guru, udah mau temen paliiiing baik buat Citra!" Bocah itu tersenyum sembari menyerahkan benda itu.
" Ini...benar untuk Bu Guru?" Suara Galuh kini benar-benar bergetar. Cairan bening itu tumpah ruah tanpa bendungan.
Seorang gadis piatu yang batin dan jiwanya kesepian, kini memberi warna dalam hidup Galuh. Gadis yang juga merasakan kesepian, sama dengan dirinya.
Kesepian karena hatinya yang seolah mati akan sikap dan perilaku suaminya itu.
" Makasih Citra, terimakasih banyak ya nak!" Galuh menarik tubuh mungil itu lalu memeluknya erat. Bagi Galuh, Citra lebih dari sekedar muridnya. Gadis itu mampu membawa secercah sinar penghiburan bagi dirinya yang selalu dirundung kesedihan itu.
Thanks Citra.
.
.
" Duh cerita elu kok jadi bikin gue terharu deh Luh!" Resti yang kini bertopang dagu di hadapan Galuh turut merasa terharu demi melihat gambar khas coretan anak-anak itu.
" Anak itu sebenarnya seperti perlu pendekatan deh Res. Tapi bapaknya enggak ada mau tahu...ya ..sejauh pengamatan aku sih. Enggak tahu juga aslinya!"
" Orang kan sawang sinawang!"
" Jadi dia duda?" Tanya Resti penuh minat.
Galuh mengangguk sembari meminum ice lemon tea yang terasa menyegarkan. Ah!!!
" Wihhh.. ganteng enggak?" Aku mau dong?" Sahut Resti yang malah membicarakan hal diluar konteks.
" Elu? Sama bapaknya Citra? Gue jamin elu enggak akan suka!" Tukas Galuh yakin.
Membuat kening Resti berkerut.
" Nih ya...gue kasih tahu. Selama aku ngajar disana, orang itu pernah sekali ngajak perempuan. Dan lagi.. pria itu sombong, songong, terus nyebelin banget. Intinya semua orang kaya itu selalu aja somse!"
" Apaan somse?" Tanya Resti bingung.
" Sombong Sekali!" Galuh terkekeh. Membuat Resti mendengus sebal.
Namun baru saja Galuh tersenyum lebar, kini dari mejanya duduk ia melihat Raka yang datang bersama seorang perempuan ,yang ia jumpai di kediaman Citra beberapa hari yang lalu.
" Dia bahkan lebih menyibukkan dirinya dengan perempuan itu. Ah Citra yang malang!"
" Woy! Malah ngelamun!" Resti menepuk udara di depan wajah Galuh. Membuat wanita itu tersentak.
" Panjang umur tuh!" Ucap Galuh menunjuk seseorang di depan menggunakan dagunya.
" Hah?" Resti benar-benar sudah mirip orang bloon. Ia tak mengerti maksud ucapan Galuh.
" Tuh, arah jam 12!"
Resti seketika memutar badannya demi melihat target yang dibicarakan oleh Galuh.
" Wah, itu bapaknya Citra?" Mulut wanita itu kini bahkan sudah membentuk huruf O.
" Gila..ganteng banget Luh. Tapi....itu kok udah sama orang sih?" Resti memanyunkan bibirnya saat melihat wanita cantik yang duduk berhadapan dengan bapaknya Citra.
" Kan udah gue bilang!" Sahut Galuh memutar bola matanya malas.
" Gue enggak jadi suka sama dia kalau gitu!" Ucap Resti mencibir. Terlihat mendapatkan target lain.
" kenapa?"
" Karena gue udah ada target lain. Selera gue banget dan emmm kebule- bulean gitu deh!" Resti terkikik geli dengan wajah mesam-mesem.
" Pasti gueedeee banget Luh. Tuh yang di meja nomer dua dari kiri!"
Resti menunjuk ke arah seorang pria blasteran yang tengah sibuk mengobrol dengan teman prianya. Membuat Galuh kini celingak-celinguk.
Galuh terkekeh demi melihat dua manusia langka itu " Yakin mau?" Tanya Galuh menggoda.
" Mau lah, secara nih ya...tuh coba elu lihat tuh ototnya, uuhhhh mau dong di tindih, auuwww!"
Ucap Resti dengan gaya genitnya.
Galuh tergelak kencang demi melihat aksi konyol sahabatnya itu. Perutnya sampai sakit dibuat Resti.
" Loh..loh... kok mereka pegangan tangan gitu sih Luh. Wah enggak bener ini!"
Resti mengamati dua pria yang sepertinya termasuk golongan spesies lain itu. Astaga, dia telah salah mengira.
Membuat Galuh makin tertawa terbahak-bahak. Rasain lo.
" Tuh, yang elu mau?"
" Aku aja dari awal lihat udah tahu mereka itu kaum apapun Res!" Galuh makin tergelak demi melihat bibir Resti yang tambah manyun karena menelan kekecewaan.
"Jangan ketipu sama orang ganteng jaman sekarang Res. Karena seringnya yang ganteng juga suka sama yang ganteng!"
Galuh tertawa puas demi melihat wajah kusut Resti. Membuat dua manusia di ujung sana itu menatap ke arah mereka dengan tatapan penuh kebingungan.
What the hell!
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
dementor
somse.. sombong sekali.. sombong amat kata mang mandra..
2023-05-20
0
dementor
yang ganteng suka sama yang ganteng.. yang cantik suka sama yang cantik.. emang sudah gila para penghuni dunia ini.. LGBT?? No..
2023-05-20
1
fiendry🇵🇸
aku takut liat orang ganteng trus perutnya kotak-kotak pikiran ku langsung ke arah sana... walaupun semuanya gak kayak gitu
2022-10-23
1