Bab 15. Tak sejalan

Bab 15. Tak sejalan

.

.

.

...🌺🌺🌺...

Galuh

Ia menangkup wajah mungil Citra dengan perasaan tak percaya. Bocah sekecil itu harus menerima hujaman perkataan tak pantas dari oknum guru tidak bertanggung jawab.

Benar-benar diluar nalar.

" Kita mulai dari awal ya nak ya? Citra bisa anggap Bu guru sebagai teman, setuju?" Ia menatap wajah lugu Citra dengan menahan sesak di dadanya. Berusaha membenahi apa yang musti ia benahi.

Citra meraih tangan Galuh yang sudah membingkai wajahnya, lalu melepaskannya perlahan. Terlihat hendak melakukan sesuatu.

" Janji?" Bocah itu rupanya menaikkan satu jari kelingkingnya kepada Galuh. Menanti Galuh turut menautkan kelingkingnya demi bukit nyata perjanjian itu.

Entah mengapa Galuh merasa iba dengan Citra. Dalam diri bocah ini benar-benar tercipta rasa kesepian dan kerinduan yang mendalam.

" Janji!" Galuh menautkan jari kelingking sebelah kanannya. Mereka berdua tersenyum senang.

Sejurus kemudian mereka saling melempar tawa. Sebenernya dua perempuan lintas usia itu sama-sama mengalami kesepian. Yang membedakan hanyalah porsi permasalahan.

" Citra ada tan..." Ucapan Raka menguap saat melihat Galuh dan anaknya tengah berhadapan dengan jari yang masih tertaut.

"Apa yang mereka lakukan?"

" Ada apa Yah?" Tanya Citra yang kini membenarkan letak duduknya sesaat setelah melepas jarinya yang baru saja saling bertaut dengan jari bersih Galuh. Menatap ke arah Paman Jodhi dan seorang wanita yang belum pernah ia jumpai sebelumnya dengan tatapan penasaran.

" Ini teman Papa, mau ketemu kamu!" Tukas Raka tersenyum.

" Halo Citra!" Ucap Dewi riang sembari melambaikan tangannya kepada bocah dengan rambut panjang itu.

Tanpa menunggu, Dewi kini melangkahkan kakinya masuk menuju ruangan dimana Citra dan Galuh tengah berinteraksi. Berniat menjalin keakraban.

Citra memasang wajah biasa saja karena memang belum kenal.

" Saya Tante Dewi, teman Ayah kamu. Kamu apa kabar?" Dewi kini turut mendudukkan dirinya di depan Galuh dan Citra. Membuat Galuh mengalihkan pandangannya.

Tanpa sengaja mata Raka dan Galuh saling bertemu, namun sejurus kemudian Galuh lebih memilih menunduk karena sorot mata Raka masih terlihat tak ramah.

" Citra baik Tante, ini lagi belajar sama Bu guru!" Bocah itu tersenyum menyahuti sapaan Dewi. Terlihat obyektif.

Dewi tersenyum seraya membelai rambut lurus Citra dengan senyum ramah. Sepertinya bocah itu memiliki bibit sikap supel.

" Yah, hari ini Citra sama Bu guru sudah jadi teman. Citra seneng deh, pasti Bu guru nanti mau nemenin Citra mainan Barbie, ya kan Bu guru?" Citra kini menoleh ke arah Galuh meminta persetujuan kepada perempuan itu.

Dengan wajah ragu Galuh tersenyum sembari mengangguk demi menanggapi Citra, meski wajah Raka masih sama dinginnya sejak pertama ia masuk.

Dewi yang merasa di acuhkan oleh Citra seketika mencari materi obrolan lain.

" Citra mainannya banyak ya? Udah punya Barbie mermaid yang koleksi terbaru belum? Gimana kalau kita beli sekarang sama Tante, mau?" Ucap Dewi kepada Citra tanpa mempedulikan Galuh. Merasa berhak untuk dekat dengan Citra.

" Maaf mbak, Citra baru saja sembuh. Sebaiknya biarkan dia dirumah saja dulu!" Sahut Galuh yang kurang setuju dengan ide dari perempuan cantik di depannya itu.

Galuh bahkan juga heran, mengapa ia bisa seberani itu menyangkal ucapan Dewi. Astaga.

Dewi menatap Galuh dengan tatapan yang tak bisa di artikan. Cenderung kesal.

" Ya, gurunya Citra benar. Lagipula, Citra perlu waktu juga biar dia bisa pulih!" Sahut Jodhi realistis. Pria itu bisa lebih bisa membaca aura ketegangan yang terjadi disana dari pada Raka.

Sementara Raka terlihat tak enak hati kepada temannya itu.

" Besok aja Tante Dewi, kita jalan sama-sama ya!" Raka mengambil alih suasana canggung yang mendadak tercipta karena penolakan yang terlontar dari Galuh.

Wanita itu!

" Bu guru ayo kita menggambar di dekat kolam, Citra pingin gambar bunga yang di belakang!"

Citra menggeret lengan Galuh dan sama sekali tak memperdulikan Ayah, Paman dan wanita berambut coklat yang ada di depan mereka.

Citra asik dengan teman barunya itu.

" Citra!" Panggil Raka karena merasa tak enak hati pada Dewi.

" Citra!" Ucapnya lagi berharap Citra mau menoleh. Namun upayanya sia-sia.

" Biarin aja Ka, anak-anak biasa kayak gitu. Dunianya memang bermain!" Ucap Dewi mengerti. Memaklumi sikap anak-anak yang kerap semaunya sendiri.

Raka terlihat terkesima dengan sikap Dewi yang penuh pengertian itu. Sejenak mereka saling menatap dan saling melemparkan senyum.

" Ehem!" Jodhi terpaksa berdehem lantaran dua anak manusia itu malah seperti terkena slow motion.

" Aku cabut dulu ya, belum nengok Dapur Isun sedari kapan hari!" Jodhi berpamitan kepada sepupunya itu. Meski sekedar alibi namun sejujurnya ia memang kepikiran dengan usaha mayornya itu.

Raka mengangguk " Hati-hati!"

Sejurus kemudian Jodhi menatap Dewi seraya mengangguk untuk mewakili ucapan 'mari'.

Dewi tersenyum seraya mengangguk elegan. Wanita itu masih menatap Jodhi dengan tatapan yang menyimpan sejuta pertanyaan. Membuat Jodhi tersenyum simpul penuh arti.

Entah apa yang dimaksudkan oleh perempuan itu.

" Belum married" Tanya Dewi.

" Siapa? Jodhi?" Ucap Raka kepada Dewi sembari menemani wanita itu keluar dari kamar anaknya dan menuju ke ruang tengah.

" Hmmm!" Dewi mengangguk.

" Dia pria bebas, tiap di tanya kapan menikah, jawabnya belum ada pikiran kesana!" Tutur Raka seraya menundukkan tubuhnya ke sofa empuk rumahnya.

Dewi terdiam seraya memikirkan sesuatu. Dua saudara yang sama tampannya dan sama mapan.Wow!

.

.

Raka

Ia tak senang dengan sikap Galuh yang semena-mena dalam mengatur anaknya. Apa-apaan dia, belum-belum sudah mengkudeta Citra.

" Saya harap anda tidak perlu berlebihan dalam mengatur anak saya!" Ucap Raka sesaat setelah ia keluar dari kamar Citra dan hendak pulang.

Ya, pria itu bahkan sengaja menunggu Galuh keluar demi ingin membicarakan hal ini. Benar-benar tak bisa menunda untuk tak menyampaikan hal yang penuh di dadanya.

Galuh ditugaskan oleh Bu Bening untuk melakukan pelajaran senyaman dan semenyenangkan mungkin. Ia pulang karena siang itu Citra sudah tertidur usai ia bacakan cerita. Dan entah mengapa Galuh suka akan hal ini.

" Maksud anda?" Tanya Galuh tak mengerti. Memangnya dia melakukan kesalahan apa?

" Tugas anda hanya mengajar kan? Tidak perlu ikut campur terlalu jauh untuk keseharian Citra. Dan juga tadi, saya tidak suka anda menyela teman saya!" Raka menatap Galuh dengan rahang yang lekas mengetat.

Galuh makin tak mengerti, apa maksud pria itu. Bukankah yang dilakukannya adalah demi kebaikan Citra?

" Saya mohon maaf kalau saya telah salah. Tapi apa yang saya lakukan, semata-mata demi kebaikan Citra. Permisi!"

Raka mengeraskan rahangnya demi melihat Galuh yang langsung pergi usai mengatakan hal itu kepadanya. Benar-benar guru kurang ajar.

.

.

.

.

To be continued...

Terpopuler

Comments

Nazka Aditya

Nazka Aditya

awaaass....nanti jatuh cintaaaaa.....🎤🎤🎶🎶🎶🎵

2023-01-10

0

marhayati

marhayati

jgn terlalu benci rak..ntar malah jdi bucin🤣

2022-09-30

0

susan

susan

lhah Raka. klo kamu org yg lurus hrsnya sdh bisa merasakan mana yg tulus mana yg error.

2022-08-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Ayah!
2 Bab 2. Sepenggal kisah
3 Bab 3. Losing Valuable Things
4 Bab 4. Manusia dengan segala warna hidupnya
5 Bab 5. Bersembunyi dari kejaran
6 Bab 6. Seperti pernah bertemu
7 Bab 7. Hari buruk untuk semua
8 Bab 8. Pria arogan
9 Bab 9. Sikap Manusiawi
10 Bab 10. Wanita Rapuh
11 Bab 11. Arti kehadiran keluarga
12 Bab 12. Merasa asing dalam rumah sendiri
13 Bab 13. Manusia dengan segala persoalannya
14 Bab 14. Mengetahui fakta
15 Bab 15. Tak sejalan
16 Bab 16. Menghujamku dengan luka
17 Bab 17. Tabir gelap
18 Bab 18. Kau menyakitiku Ayah!
19 Bab 19. Hati yang terluka
20 Bab 20. Menyentuh kalbuku
21 Bab 21. Bertemu lagi
22 Bab 22. Dualisme
23 Bab 23. Kemustahilan
24 Bab 24. Isi Kalbu
25 Bab 25. Persimpangan ambigu
26 Bab 26. Secuil luapan isi hati
27 Bab 27. Di batas keresahan
28 Bab 28. Tak sengaja
29 Bab 29. Getaran itu
30 Bab 30. Kalah telak
31 Bab 31. Insan yang ironis
32 Bab 32. Aku dan segala kesedihanku
33 Bab 33. Mengoyak paksa nurani
34 Bab 34. Petunjuk dari nirwana
35 Bab 35. Ujian seorang pria
36 Bab 36. Bertemu rival sebenarnya
37 Bab 37. Merasa terancam
38 Bab 38. Macam warna hidup manusia
39 Bab 39. Ucapan menohok
40 Bab 40. Menipu diri
41 Bab 41. Arti sebuah kecemburuan
42 Bab 42. Mulai mengendus
43 Bab 43. Secuil sedu sedan
44 Bab 44. Titik terendah dalam hidup
45 Bab 45. Menyingkap tabir gelap
46 Bab 46. Lentera kehidupan yang meredup
47 Bab 47. Mendung di hati
48 Bab 48. Aku dan perasaan ini
49 Bab 49. Fakta
50 Bab 50. Siasat
51 Bab 51. Akar pahit masa lalu
52 Bab 52. Sebuah peringatan
53 Bab 53. Puing kesedihan
54 Bab 54. Jurang yang dalam
55 Bab 55. Sebuah insiden
56 Bab 56. Kekhawatiran itu
57 Bab 57. Satu perhatian
58 Bab 58. Meniti takdir
59 Bab 59. Become a nanny?
60 Bab 60. Seraut wajah yang tak asing
61 Bab 61. Hari pertama
62 Bab 62. Rasa demi rasa
63 Bab 63. A Feud
64 Bab 64. Sebuah petaka
65 Bab 65. Di titik rendah kehidupan
66 Bab 66. Cikal bakal kejahatan
67 Bab 67. Angin sakal sebuah keluarga
68 Bab 68. Pelukan itu
69 Bab 69. Siapa dia sebenarnya?
70 Bab 70. Perasaan yang berubah
71 Bab 71. Menyelamatkan Citra part1
72 Bab 72. Menyelamatkan Citra part2
73 Bab 73. Menyelamatkan Citra part3
74 Bab 74. Dendam hanya membuatmu berteman dengan kerugian
75 Bab 75. Sebuah Cinta yang datang terlambat
76 Bab 76. Akhir dari Kepanikan
77 Bab 77. Rasaku rasamu
78 Bab 78. Puncak rasa legowo
79 Bab 79. Insan dalam amuk asmara
80 Bab 80. Hawa panas
81 Bab 81. Selaksa peristiwa
82 Bab 82. Akulah pelindungmu
83 Bab 83. Resmi milikku
84 Bab 84. Love you
85 Bab 85. Di Lounge
86 Bab 86. Bertemu mantan rival
87 Bab 87. Tirta membangkit sukma
88 Bab 88. Rasa titipan
89 Bab 89. Nyonya Raka
90 Bab 90. Ratu di hidupku
91 Bab 91. Selapis kebersamaan
92 Bab 92. Kebenaran tetap harus di kabarkan
93 Bab 93. Di kesunyian hati Jodhi
94 Bab 94. Two-line fighter
95 Bab 95. Riuh kebahagiaan
96 Bab 96. Wanita berwajah kuyu
97 Bab 97. Penggalan kisah pilu
98 Bab 98. Pertolongan dari wanita dekil
99 Bab 99. Berkalang tanah
100 Bab 100. Danuja Pradipta
101 Bab 101. Kejang
102 Bab 102. Wajah yang meresahkan
103 Bab 103. Sometimes love doesn't need a reason
104 Bab 104. Is that you? My star?
105 Bab 105. Anak haram
106 Bab 106. Dia?
107 Bab 107. Menemukanmu
108 Bab 108. Naluri anak
109 Bab 109. Sesal menggelayut
110 Bab 110. Api kecemburuan
111 Bab 111. Di titik emosional
112 Bab 112. Pria dan sebuah logika
113 Bab 113. Pencabut hatiku
114 Bab 114 . Long time no see
115 Bab 115. Ungkapan hati
116 Bab 116. Sebuah dukungan
117 Bab 117. Anakku
118 Bab 118. Keresahan seorang Ibu
119 Bab 119. Perjuangan Jodhi
120 Bab 120. Sebuah penegasan
121 Bab 121. Tantrum
122 Bab 122. Di sudut malam
123 Bab 123. Kala anak menjadi alasan
124 Bab 124. Inspeksi mendadak
125 Bab 125. Pingsan
126 Bab 126. Belatung nangka!
127 Bab 127. Kamu cemburu?
128 Bab 128. Membuat sebuah kesepakatan
129 Bab 129. Mempertimbangkan
130 Bab 130. Keadaan selalu punya kenyataan
131 Bab 131. Ayah Danuja
132 Bab 132. Potret nyata sebuah kehidupan
133 Bab 133. Secuil titik terang
134 Bab 134. Akhir dari penantian
135 Bab 135. Travel plans to the west
136 Bab 136. Kebijaksanaan para orang tua
137 Bab 137. Danuja's Grandma
138 Bab 138. Anak Ayah!
139 Bab 139. Bertiga bersama kalian
140 Bab 140. See you again
141 Bab 141. Kota J, aku kembali
142 Bab 142. Terimakasih sudah mau menerimaku
143 Bab 143. Aku sayang padamu
144 Bab 144. Rahasia semesta
145 Bab 145. Karma
146 Bab 146. Jelang pernikahan
147 Bab 147. Saya terima nikah dan kawinnya...
148 Bab 148. Perusuh
149 Bab 149. Resah di tengah sukacita
150 Bab 150. Sisipan kisah
151 Bab 151. Arti sebuah kesabaran
152 Bab 152. Oh God!
153 Bab 153. Dibatas logika
154 Bab 154. Akhir kisah bahagia ( The End)
155 Bab 155. From Author with love
156 Bab 156. Present New creation
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Bab 1. Ayah!
2
Bab 2. Sepenggal kisah
3
Bab 3. Losing Valuable Things
4
Bab 4. Manusia dengan segala warna hidupnya
5
Bab 5. Bersembunyi dari kejaran
6
Bab 6. Seperti pernah bertemu
7
Bab 7. Hari buruk untuk semua
8
Bab 8. Pria arogan
9
Bab 9. Sikap Manusiawi
10
Bab 10. Wanita Rapuh
11
Bab 11. Arti kehadiran keluarga
12
Bab 12. Merasa asing dalam rumah sendiri
13
Bab 13. Manusia dengan segala persoalannya
14
Bab 14. Mengetahui fakta
15
Bab 15. Tak sejalan
16
Bab 16. Menghujamku dengan luka
17
Bab 17. Tabir gelap
18
Bab 18. Kau menyakitiku Ayah!
19
Bab 19. Hati yang terluka
20
Bab 20. Menyentuh kalbuku
21
Bab 21. Bertemu lagi
22
Bab 22. Dualisme
23
Bab 23. Kemustahilan
24
Bab 24. Isi Kalbu
25
Bab 25. Persimpangan ambigu
26
Bab 26. Secuil luapan isi hati
27
Bab 27. Di batas keresahan
28
Bab 28. Tak sengaja
29
Bab 29. Getaran itu
30
Bab 30. Kalah telak
31
Bab 31. Insan yang ironis
32
Bab 32. Aku dan segala kesedihanku
33
Bab 33. Mengoyak paksa nurani
34
Bab 34. Petunjuk dari nirwana
35
Bab 35. Ujian seorang pria
36
Bab 36. Bertemu rival sebenarnya
37
Bab 37. Merasa terancam
38
Bab 38. Macam warna hidup manusia
39
Bab 39. Ucapan menohok
40
Bab 40. Menipu diri
41
Bab 41. Arti sebuah kecemburuan
42
Bab 42. Mulai mengendus
43
Bab 43. Secuil sedu sedan
44
Bab 44. Titik terendah dalam hidup
45
Bab 45. Menyingkap tabir gelap
46
Bab 46. Lentera kehidupan yang meredup
47
Bab 47. Mendung di hati
48
Bab 48. Aku dan perasaan ini
49
Bab 49. Fakta
50
Bab 50. Siasat
51
Bab 51. Akar pahit masa lalu
52
Bab 52. Sebuah peringatan
53
Bab 53. Puing kesedihan
54
Bab 54. Jurang yang dalam
55
Bab 55. Sebuah insiden
56
Bab 56. Kekhawatiran itu
57
Bab 57. Satu perhatian
58
Bab 58. Meniti takdir
59
Bab 59. Become a nanny?
60
Bab 60. Seraut wajah yang tak asing
61
Bab 61. Hari pertama
62
Bab 62. Rasa demi rasa
63
Bab 63. A Feud
64
Bab 64. Sebuah petaka
65
Bab 65. Di titik rendah kehidupan
66
Bab 66. Cikal bakal kejahatan
67
Bab 67. Angin sakal sebuah keluarga
68
Bab 68. Pelukan itu
69
Bab 69. Siapa dia sebenarnya?
70
Bab 70. Perasaan yang berubah
71
Bab 71. Menyelamatkan Citra part1
72
Bab 72. Menyelamatkan Citra part2
73
Bab 73. Menyelamatkan Citra part3
74
Bab 74. Dendam hanya membuatmu berteman dengan kerugian
75
Bab 75. Sebuah Cinta yang datang terlambat
76
Bab 76. Akhir dari Kepanikan
77
Bab 77. Rasaku rasamu
78
Bab 78. Puncak rasa legowo
79
Bab 79. Insan dalam amuk asmara
80
Bab 80. Hawa panas
81
Bab 81. Selaksa peristiwa
82
Bab 82. Akulah pelindungmu
83
Bab 83. Resmi milikku
84
Bab 84. Love you
85
Bab 85. Di Lounge
86
Bab 86. Bertemu mantan rival
87
Bab 87. Tirta membangkit sukma
88
Bab 88. Rasa titipan
89
Bab 89. Nyonya Raka
90
Bab 90. Ratu di hidupku
91
Bab 91. Selapis kebersamaan
92
Bab 92. Kebenaran tetap harus di kabarkan
93
Bab 93. Di kesunyian hati Jodhi
94
Bab 94. Two-line fighter
95
Bab 95. Riuh kebahagiaan
96
Bab 96. Wanita berwajah kuyu
97
Bab 97. Penggalan kisah pilu
98
Bab 98. Pertolongan dari wanita dekil
99
Bab 99. Berkalang tanah
100
Bab 100. Danuja Pradipta
101
Bab 101. Kejang
102
Bab 102. Wajah yang meresahkan
103
Bab 103. Sometimes love doesn't need a reason
104
Bab 104. Is that you? My star?
105
Bab 105. Anak haram
106
Bab 106. Dia?
107
Bab 107. Menemukanmu
108
Bab 108. Naluri anak
109
Bab 109. Sesal menggelayut
110
Bab 110. Api kecemburuan
111
Bab 111. Di titik emosional
112
Bab 112. Pria dan sebuah logika
113
Bab 113. Pencabut hatiku
114
Bab 114 . Long time no see
115
Bab 115. Ungkapan hati
116
Bab 116. Sebuah dukungan
117
Bab 117. Anakku
118
Bab 118. Keresahan seorang Ibu
119
Bab 119. Perjuangan Jodhi
120
Bab 120. Sebuah penegasan
121
Bab 121. Tantrum
122
Bab 122. Di sudut malam
123
Bab 123. Kala anak menjadi alasan
124
Bab 124. Inspeksi mendadak
125
Bab 125. Pingsan
126
Bab 126. Belatung nangka!
127
Bab 127. Kamu cemburu?
128
Bab 128. Membuat sebuah kesepakatan
129
Bab 129. Mempertimbangkan
130
Bab 130. Keadaan selalu punya kenyataan
131
Bab 131. Ayah Danuja
132
Bab 132. Potret nyata sebuah kehidupan
133
Bab 133. Secuil titik terang
134
Bab 134. Akhir dari penantian
135
Bab 135. Travel plans to the west
136
Bab 136. Kebijaksanaan para orang tua
137
Bab 137. Danuja's Grandma
138
Bab 138. Anak Ayah!
139
Bab 139. Bertiga bersama kalian
140
Bab 140. See you again
141
Bab 141. Kota J, aku kembali
142
Bab 142. Terimakasih sudah mau menerimaku
143
Bab 143. Aku sayang padamu
144
Bab 144. Rahasia semesta
145
Bab 145. Karma
146
Bab 146. Jelang pernikahan
147
Bab 147. Saya terima nikah dan kawinnya...
148
Bab 148. Perusuh
149
Bab 149. Resah di tengah sukacita
150
Bab 150. Sisipan kisah
151
Bab 151. Arti sebuah kesabaran
152
Bab 152. Oh God!
153
Bab 153. Dibatas logika
154
Bab 154. Akhir kisah bahagia ( The End)
155
Bab 155. From Author with love
156
Bab 156. Present New creation

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!