Bab 6. Seperti pernah bertemu
.
.
.
...🌺🌺🌺...
...Seribu asa yang ada kerap menjadi fatamorgana....
...Apa yang terlihat baik dan indah, nyatanya kerap membawa kita pada ujung petaka....
...Berdiri aku diujung gelap, menatap nyalang rembulan yang seakan mendakwaku sinis....
...Benarkah jika aku ini lacur dan cemar?...
...~Lintang...
.
.
Lintang
Matanya sebenarnya terasa panas dan kepalanya juga terasa berat, namun ia harus menemui Zaky pagi itu juga. Mau tidak mau, ia harus memungkasi hari ini juga.
" Kamu mau kemana? Tumben pagi- pagi mau pergi kamu!" Ucap Ibu yang mendudukkan tubuhnya ke tepi ranjang kamar mereka. Menatap Lintang yang sudah mengenakan jeans panjang dan sweater warna mustard pagi itu.
Terlihat manis sekali.
" Aku di suruh ketemu bos Bu, ga tau kenapa!" Lintang terpaksa berbohong, ia tak ingin ibunya khawatir. Ia menjawab sambil menyapukan lipgloss ke bibirnya yang tipis.
Selama ini, ibunya juga tidak tahu jika Lintang bekerja di cafe plus-plus. Yang Ibu tahu, wanita itu bekerja sebagai kasir di rumah makan dan selalu mendapat shift malam.
" Ibuk nggak usah masak, aku bentar doang kok. Nanti aku beli nasi buat sarapan!"
Usai melewati drama cibiran para tetangga kontrakan, ia kini terlihat sampai dirumah Zaky. Pria gemuk yang menjadi bosnya itu.
" Tumben si Lon te keluar pagi-pagi. Udah gak jualan?"
" Percuma pakai baju, toh kalau malam cuma pakai beha doang!"
Suara-suara sumbang yang mencabik hatinya biasa ia tepikan begitu saja. Biarlah orang berkata apa. Toh selama ini kalau ibunya kumat ya cuma dia sendiri yang bayarin. Bukan mereka.
Begitulah hidup, kadang yang berat bukan hanya soal sulitnya mencari kerja, namun penghakiman orang lain. Lintang masa bodo dengan ucapan orang lain. Ia tak peduli, yang penting ibunya tidak tahu saja.
Lagipula, selama ini ia juga tidak melacurkan diri. Ia hanya menemani orang-orang uzur dengan syahwat tinggi namun stamina loyo itu minum.
Ya meski ia juga sudah terbiasa mengelus- elus pisang keriput milik orang itu. Tak apa lah, kalau gak gitu enggak dapat duit. Begitu pikirnya.
Di sela-sela pekerjaannya yang kata orang enggak bener itu, ia masih bisa menjaga dirinya kok. Tentu sebelum kedatangan pria sunting dan arogan tempo hari.
Lintang sudah kebal luar dalam. Ia menyadari, keadaan hidup yang kurang mujur itu, memang acapkali justru membuat orang malah mencibirnya.
Ia terlihat menggulir ponselnya saat ia telah tiba di depan rumah Zaky. Lintang terlihat mendecak ketika Zaky tak jua menjawab panggilan darinya.
" CK, dimana sih nih orang!" Lintang kesal, ia benar-benar memburu waktu. Takut kalau-kalau pria itu juga mendatangi Zaky.
Sejurus kemudian,
" Hal..."
" Saya udah di depan nih bos, buka pintunya dong ah elah!" Ucap Lintang dengan bersungut-sungut. Membuat ucapan Zaky yang belum sempurna itu, langsung ambyar.
Tak bergune!
.
.
" Apa?" Mata Zaky langsung purnama saat itu juga demi mendengar penuturan Lintang terkait pengunduran dirinya.
" Ya pak benar. Saya berhenti dari cafe Pak Zaky terhitung malam nanti. Saya benar-benar mohon maaf. Tapi...!"
" Kamu pikir lagi Lin, kamu udah banyak pelanggan loh disini!" Zaky menatap muram pegawai potensialnya itu.
" Katanya kamu bakal keluar kalau ibu kamu udah bisa normal!" Zaky menatap Lintang muram.
" Maaf bos, tapi..." Lintang merasa takut. Takut jika pria kasar itu akan mendatanginya lagi.
" Elu di makan beneran ama tuh orang?" Tanya Zaky dengan wajah menyesal. Oh astaga.
Lintang mengangguk meski terlihat malu. Sungguh, ini diluar kendali mereka.
" Maafin gue ya Lin, gue gak bisa nepatin janji gue ke elu!" Zaky terduduk layu seketika usai mendengar kenyataan itu. Merasa sangat bersalah. Tapi sungguh, Zaky benar-benar tak memiliki pilihan saat itu.
Zaky tahu hal berat yang menimpa wanita itu. Soal ibunya dan soal kerasnya kehidupan yang wanita itu alami. Benar-benar mengoyak nuraninya sebagai manusia yang pernah berada di posisi yang sama.
" Saya takut sama orang itu Pak. Saya takut kalau dia datang lagi dan..." Lintang menunduk. Rasanya ia begitu trauma dengan perlakuan Jodhi.
Zaky menatap muram Lintang. Ia sebenernya juga takut, mengingat pria jangkung yang memiliki sorot mata tajam itu benar-benar bisa dengan mudah merobohkan tempat usahanya itu.
" Maafin aku ya Lin. Tapi orang itu kelihatannya memang bukan orang sembarangan!" Wajah muram Zaky semakin terlihat mendung saat menatap Lintang yang kini menitikan air matanya.
Pria gemuk itu terlihat menarik sebuah lagi dan mengambil sebuah amplop coklat.
" Ambil ini Lin!" Zaky menyerahkan segepok uang untuk Lintang.
" Mungkin gak sebanding sama pertolongan kamu dulu. Tapi...ia bisa buat pegangan kamu!"
Zaky sebenarnya sudah terbiasa dengan bisnis lendir macam itu. Tapi untuk Lintang, ia sedari awal sudah mengecualikan wanita itu dan memberikannya pada pria yang dirasa aman dan tidak mungkin kebablasan.
Zaky berhutang budi dan begitu kasihan pada Lintang. Ia juga ingat akan dirinya yang hidup sebatang kara saat ini. Membangun bisnis esek-eseknya dari nol seorang diri.
" Apa ini Pak?" Lintang menatap wajah Zaky yang lesu.
" Ambil, anggap aja ini pesangon dari saya. Memangnya kamu mau kerja apa setelah ini?"
Lintang menggelengkan kepalanya, mewakili ucapan belum tahu. Yang jelas ia akan pergi dari rumah kontrakannya terlebih dahulu. Ia masih memiliki simpanan di rekeningnya yang dirasa cukup untuk menyewa sebuah kamar kost bersama sang Ibu.
" Jangan khawatir, ini bukan uang dari Mavendra!" Tukas Zaky yang melihat kebimbangan di mata Lintang.
" Mavendra?" Tanya Lintang.
Zaky mengangguk " Nama pria itu Mavendra, dia yang pu..."
" Aku tidak ingin tahu siapa dia!" Potong Lintang yang benar-benar tak mau mengingat apapun soal pria kasar itu.
Zaky mengembuskan napasnya seraya menatap tekun wajah Lintang yang sembab. Baiklah. Sepertinya pria kemarin benar-benar menorehkan luka traumatis bagi Lintang.
" Saya benar-benar minta maaf Lin!" Zaky benar-benar terlihat menyesal. Menyesal karena tak bisa menolong Lintang.
"Sudahlah Pak. Mungkin ini sudah jalan hidup saya!" Lintang tersenyum kecut. Meresapi nasibnya.
Lintang berpikir, mungkin yang kuasa memang tak menginginkan dirinya untuk tenggelam lebih lama di tempat itu. Hah, sudahlah. Toh tidak ada yang mengetahui jika ia sudah tidak perawan selain Zaky dan pria itu tentunya.
"Saya cuma mau minta tolong satu hal!" Ucap Lintang menatap lekat Zaky.
" Apa itu?"
" Tolong tutup identitas Melati!"
" Selamanya!"
.
.
TK Pertiwi
***
Galuh
Seorang wanita berparas ayu, terlihat tergopoh-gopoh saat memasuki kantor sekolah taman kanak-kanak di bilangan jalan Kedayunan itu. Wanita yang mengenakan rok span abu-abu sebawah lutut, dengan kemeja putih itu terlihat terburu-buru.
" Ya ampun, semoga aku enggak telat!" Gumamnya saat melihat jam tangan yang melingkar di lengan kirinya.
Galuh Dewi Anjani, wanita itu sebenarnya harus sudah datang setengah jam yang lalu. Namun, karena suatu hal, ia kini menjadi terlambat di hari pertamanya mengajar.
" Permisi, apa Bu Bening sudah datang?" Tanya Galuh kepada satpam sekolah itu.
" Sudah Bu, baru saja lewat. Ibu baru ya?" Tanya satpam bernama Sodik itu. Terpesona demi melihat guru muda begitu wangi.
" Ya udah Pak makasih ya?" Galuh seketika melesat menuju ruangan guru. Membuat Sodik melebarkan cuping hidungnya, lantaran gencar menghirup sisa parfum yang menyebar ke udara disana.
Benar-benar gila.
Keterlambatan dan orang baru jelas bukan perpaduan yang tepat. Integritasnya pasti akan langsung turun jika hal itu terjadi. Oh sial!
TOK
TOK
TOK
" Selamat pagi Bu!" Ucapnya seraya meringis namun jantung yang begitu gugup. Ia baru saja dipindahkan ke TK itu, dan di hari pertamanya malah terlambat. Benar-benar.
" Bu Galuh ua?" Tanya seorang wanita gemuk dengan lipstik merah cabe yang membuat raut wanita itu bagai tokoh cikgu besar ,dalam serial kartun anak kembar yang botak.
Terlihat begitu mengintimidasi.
.
.
Raka
Pria itu menggandeng tangan Citra sambil di ayun- ayunkan. Terlihat riang sekali wajah bocah yang sudah di kepang dua itu.
" Ayah besok malam Minggu, Citra pingin nginep dirumah Opa ya?" Ucapnya sembari bergandengan tangan dengan sang Ayah.
" Memangnya udah janjian sama onty?"
" Bukan sama onty, tapi sama Oma sama Opa. Opa mau ngajak Citra jalan-jalan katanya. Soalnya Ayah sibuk terus!" Ucap Citra yang mengingat jika Abimanyu dan Andhira selalu bisa menjadi sekutunya.
Raka tergelak. Sepertinya kata orang itu benar adanya. Orang akan cenderung lebih sayang ke cucunya dari pada anaknya sendiri.
Citra menatap Raka saat mereka akan berpisah. Sekolah itu sekolah unggulan, membuat Raka tenang saat meninggalkan anaknya untuk belajar. Mahalnya biaya sangat sepadan dengan aspek safety and security disana.
" Boleh Citra boleh kok nginep dirumah Oma. Nanti Mbak Nining yang jemput ya? Harus jadi anak baik. Ingat pesan ayah kan?" Raka mengusap lembut pipi anaknya itu.
Citra mengangguk " Citra sayang Ayah!" Bocah itu memeluk leher Raka dan mencium pipi ayahnya dengan dua kali kecupan. Membuat hati Raka menghangat.
" Da ayah!" Citra melambaikan tangannya kepada Raka. Bocah cilik itu terlihat melesat dan menuju ruang kelasnya.
Duda ganteng itu menghembuskan nafasnya saat mengiring kepergian putrinya, yang sudah menghilang di balik pintu kelasnya. Entah harus berapa lama lagi dia akan hidup seperti ini.
" BRUK!"
Saat membalikkan badannya, tanpa sengaja Raka menabrak tubuh seseorang. Dari suara yang ia tangkap, sepertinya orang yang ia tabrak tengah membawa banyak perkakas.
" Astaga, maaf!" Ucap Raka yang tentu saja merasa bersalah demi melihat buku-buku dan beberapa lembar kertas yang berjatuhan.
" Tidak apa-apa, maaf tadi saya juga buru-buru jadi enggak lihat depan!" Galuh terlihat memunguti ceceran kertas yang berhamburan di lantai. Sejurus kemudian wanita itu mengangguk lalu melesat menuju kelas.
Raka tertegun demi melihat wajah wanita itu. Wajahnya tidak asing.
" Kemarin-kemarin enggak ada. Apa dia guru baru?" Raga bergumam saat menatap punggung wanita yang berjalan kian menjauh darinya.
" Tapi, kenapa aku ngerasa pernah bertemu sama orang itu ya?" Raka bermonolog sambil mengingat-ingat wajah wanita tadi.
Tapi dimana?
.
.
.
.
.
To be continued...
.
.
Hy readers, gimana? Kira-kira Lintang nanti sama siapa ya?😁😁😁
Kasih like sama comment ya, budayakan like dulu sebelum baca🤗🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Intellina Silitonga
harus sama jodoh Thor, sebab dia yg mengambil perawan lintang dan kudu tanggung jawab, kasian lintang
2022-10-10
0
Musyarofah Salim
kepo nich kok banyak banget tokohnya yg mau dinikahkan sama Raka ygana ya
2022-08-30
0
Nina_Naina
yeeess...kadang sanksi sosial itu jauh lebih2 kejaaaam dr sanksi penjara sekalipun...
2022-08-16
1