Bab 5. Bersembunyi dari kejaran
.
.
.
...🌺🌺🌺...
Lintang
Dengan langkah gontai, ia membuka anak kunci seperti biasanya malam itu. Namun bedanya, ia tak membawa apapun malam ini untuk ibunya. Lebih tepatnya tak sempat.
Sehari-hari ia meninggalkan ibunya yang stroke dan terkena diabetes seorang diri dirumah kontrakannya. Keterpaksaan sering membuat kita tega akan suatu hal.
" Sudah pulang Lin?" Ibu menyambutnya seperti biasa. Suara teduh ibu terasa begitu menenangkan.
Ibu masih bisa berjalan walau tangan sebelah kanannya sudah mati. Lintang selalu menyiapkan makanan untuk ibu sebelum ia berangkat kerja, dan akan membelikan makanan lagi jika ia pulang kerja. Selama Ibu di tinggal sendiri, wanita paruh baya itu hanya memakan kudapan saja.
" Maaf Buk, Lintang gak sempet beli makanan tadi, Lintang masakin dulu ya. Ibu belum makan kan?" Meski bagian bawahnya masih terasa perih, bahkan jiwanya begitu terluka, namun ia tetap harus mengutamakan Ibu.
" Ibuk sebenarnya belum lapar, tapi kalau kamu makan bareng Ibu, Ibu mau!" Begitulah Ibu, sekalipun kondisinya sudah tidak stabil, namun masih tetap menjadi satu-satunya sumber kekutan bagi Lintang untuk menjalani kerasnya kehidupan.
Lintang masuk kedalam dan berniat membasuh mukanya.
" Kamu kenapa? Kamu habis nangis?" Ibu rupanya melihat wajahnya yang muram, dan matanya yang sembab usai menangis.
Aduh, bagiamana ini?
" Enggak kok, biasa mungkin kebanyakan main ponsel Buk jadi begini!" Lintang tersenyum sumbang. Jangan sampai ibunya tahu jika ia bekerja sebagai wanita malam. Terlebih tahu jika ia telah kehilangan hal berharganya itu.
" Kamu mandi saja dulu terus istirahat Lin. Akhir-akhir ini kamu kok makin kurus ibu lihat. Udah sana!" Pinta ibu dengan wajah muram.
Ia mengangguk, jelas ia kurus. Sebab dia harus memikirkan bagaimana cara agar besok masih bisa makan dan memiliki uang untuk menebus obat Ibu. Lintang benar-benar lelah akan hidupnya. Apalagi, kenyataannya sekarang, mahkota berharganya telah sirna karena perbuatan seseorang.
Biadab!
Usai membersihkan dirinya, ia terlihat mengganti bajunya dengan baju kebesaran kaum perempuan. Daster. Terasa nyaman sekali.
Soto dan Rendang dalam bentuk mie instan kini ia hidangkan. Meski sebenarnya ibunya tidak boleh memakan makanan seperti itu, namun apa daya. Ia sudah lelah jika harus memasak malam ini.
" Jangan sering-sering ya Buk. Kedepannya Lintang janji bakal nyetok bahan masakan. Maaf Lintang malam ini ngasih ibu makanan kayak gini!" Lintang menatap sesal wajah Ibunya.
" Kadang apa yang kita sebut enggak sehat, justru menjadi alasan orang lain untuk bersyukur Lin?" Jawab Ibu singkat. Menampar gengsinya.
Lintang tertegun, Ibu benar. Seringnya kita mengeluh soal makanan tanpa berpikir masih banyak diluaran sana manusia yang menghadap ke piring kosong.
Untuk selanjutnya mereka makan dalam diam. Lintang yang benar-benar merasa gundah, dan Ibu yang sudah setengah mengantuk.
TOK
TOK
TOK
Baik Ibu maupun dirinya seketika saling menatap. Mengehentikan suapan mereka yang tinggal hanya beberapa sendok saja. Siapa yang bertamu di waktu pagi begini?
" Biar Lintang lihat dulu!" Lintang beranjak dari duduknya. Menyibak tirai sederhana dari kain rayon motif dedaunan berwarna ungu.
Mata Lintang membulat dan dadanya seketika berdegup kencang demi melihat pria yang tadi memperkosanya, kini sudah berdiri di depan pintunya. Oh tidak bagaimana ini?
.
.
Jodhi
Mengetahui jika dirinya merupakan pria pertama yang memasuki diri Lintang, membuat Jodhi berniat untuk mengakui saja siapa dia sebenarnya.
Nyatanya, dia masih mencintai Lintang.
Namun, malang tak dapat di tolak dan untuk tak dapat di raih. Ia terkejut demi melihat sosok yang mengayunkan pintu itu. Sosok tua yang kondisinya amat memprihatinkan.
" Cari siapa nak?" Ucap wanita dengan tangan yang kaku karena mati rasa itu.
Jodhi sempat tercenung beberapa detik demi melihat tampilan wanita itu. Apa Zaky menipunya?
" Maaf, apa benar ini kediaman Lintang?" Meski ragu, namun Jodhi tetap menanyakan hal itu.
" Lintang? Saya tinggal sendiri disini nak. Anak saya namanya Deby, dan dia belum pulang karena merantau!"
Jodhi memindai sekilas tampilan wanita itu. Mustahil jika wanita itu menipu.
" Tapi seseorang memberi saya alamat rumah ini Bu!" Ucap pria dengan tubuh yang masih saja harus meski waktu sudah sedini itu.
" Mungkin itu pemilik lama rumah ini nak, tapi saya memang sendiri!" Jawab wanita itu lagi.
Jodhi sempat melirik tampilan rumah kontrakan yang terbilang sangat tidak layak itu, sejurus kemudian keresahan menggelayut di hatinya.
Zaky brengsek!
.
.
Zaky
" Kenapa kau memberitahu alamatku Pak? Tolong nanti jika pria itu datang menemui mu kembali jawab saja sebisamu, yang jelas aku tidak ingin menemui pria itu!"
" Besok pagi aku akan menemui mu!"
BRAK!
Mata Zaky membulat saat pintu kamarnya terjeblak akibat tendangan seseorang. Jodhi yang berhasil mengintimidasi para pembantu di rumah Zaky itu, kini terlihat marah. Membuat Zaky segera memungkasi sambungan teleponnya dengan Lintang.
" Kau mau mempermainkan ku brengsek!" Jodhi langsung mencengkeram kerah baju tidur Zaky dini hari itu juga.
Membuat Zaky benar-benar ketakutan.
" Apa-apaan ini, kau bahkan bertamu dengan tidak sopan!" Zaky tentu saja tidak suka dengan sikap arogansi yang ditunjukkan oleh Jodhi.
" Kau berani menipuku hah!" Ucap Jodhi dengan mata membulat dan dengan posisi tangannya yang besar masih mencengkeram kerah baju Zaky.
" Aku sudah mengatakan padamu tadi, jangan bertanya lagi. Karena hanya itu yang aku tahu. Soal pindah atau tidaknya Lintang mana aku tahu, dia karyawanku! Bukannya anakku!" Zaky menatap Jodhi kesal. Pria itu bisa-bisanya seenaknya sendiri.
Zaky mendengus kesal saat mengutarakan hal itu. Ia hanya berusaha melindungi Lintang. Jodhi seketika melepaskan kerah baju Zaky dengan sisa amarah yang membuat napasnya memburu. Menatap tajam wajah Jodhi yang sudah sangat kesal.
"Jangan tanyakan lagi, karena hanya itu tempat tinggal Melati yang aku tahu!"
Ya, dia ingat akan ucapan pria itu.
Sejurus kemudian Jodhi yang merasa tak akan mendapatkan apa-apa meski ia membunuh pria itu, terlihat membalikkan badannya lalu melesat keluar.
BRAK!
Pintu itu seakan rubuh kala Jodhi membantingnya. Astaga pria, itu sungguh tidak memiliki sopan santun sama sekali.
Setelah membuat para pembantu takut, kini dengan seenaknya ia membanting pintu orang lain saat jam menunjukkan pukul 02.12 dini hari.
Benar-benar pria kurang ajar!
.
.
Lintang
Ia terpaksa meminta Ibu untuk keluar dan menemui pria itu. Lintang bersembunyi di samping lemari usang yang berada di ujung barat. Mendengarkan secara saksama obrolan ibunya.
Ia bernapas lega tatkala melihat Jodhi yang membalikkan badannya dan menuju ke arah mobil yang terparkir di bahu jalan yang terletak agak jauh dari rumah kontrakannya.
" Gimana Buk?" Tanya lintang dengan wajah tegang.
" Sudah pergi, itu siapa sih Lin? Kok kamu ketakutan banget. Dari tampilannya dia sepertinya orang berada Lin. Kamu enggak macem-macem sama orang tadi kan?" Ibu memasang raut wajah muram kala mengajukan pertanyaan itu.
" Bukan macam-macam lagi Bu, aku bahkan sudah di perkosa. Aku hanya takut jika pria itu menyiksaku lagi!" Batinnya menjerit. Terasa pilu dan pedih.
Lintang menggeleng, berusaha meyakinkan ibu. " Itu teman bosnya Lintang Bu. Lintang malas aja nemuin dia!"
Ibu terlihat mengangguk percaya.
" Ya sudah ibu masuk dulu ya, kamu cepetan tidur udah mau jam tiga pagi!" Tutur ibu yang berjalan tersuruk- suruk karena stroke yang di deritanya.
Cairan bening dari dua netra Lintang seketika meluncur bebas begitu saja. Hidung dan matanya memanas, bibirnya bergetar. Harus bagaimana dia sekarang?
Hidupnya yang sulit, kini kian terasa sulit lagi.
Dalam hati kecil Lintang kini terselip ide untuk pindah rumah saja. Ia benar-benar merasa takut dengan pria itu. Dalam waktu singkat, Lintang benar-benar dibuat mumet oleh pria asing tadi.
Pria yang merenggut keperawanannya.
.
.
.
.
To be continued....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Zugix Huawei
aq lebih suka dgan jodi,rasa syangnya pada lintang kyak nya tulus smpai detik dipertemukan dicafe plus2
2023-04-24
0
Adil Adil
Wah... Pemilik club pukul 2 pagi udah Di rumah? Cepet amat thor..... 🤭🤭🤭Apalagi club plus plus....
2022-08-12
0
Maminya Thania
ini kisah galuh dan raka nya kok ngga di up sih kebanyakan jodi sama lintang terus..pemeran utamanya malah kelelep
2022-08-06
2