Menjadi Ibu Untuk Anakmu

Menjadi Ibu Untuk Anakmu

Bab 1. Ayah!

Bab 1. Ayah!

.

.

.

...🌺🌺🌺...

Perumahan Taman Gading

***

Raka

Sepasang sepatu mengkilap yang membungkus kaki jenjang seorang pria tengah terlihat menapaki lantai marmer bersih nan licin. Kaki milik seorang pria yang berwajah letih dan lesu.

Ia berjalan menuju kedalam rumahnya yang besar malam itu. Rutinitas sama yang telah ia lakoni selama ini.

" Citra lagi apa mbak?" Ia bertanya kepada Mbak Nining, pengasuh Citra yang kedapatan tengah turun untuk mengambil air.

" Non Citra demam, Den. Itu Ibuk lagi ada di sini sama Mbak Kalyna!" Tutur wanita itu dengan wajah muram dan takut.

" Demam? Sejak kapan?" Sahutnya dengan nada bicara penuh kekhawatiran.

Raka tentu saja begitu terkejut. Baru tadi pagi ia menelpon putrinya itu dan mengutarakan jika ia akan pulang terlambat malam ini dan terdengar baik- baik saja.

" Siang tadi Den, tadi berantem sama temannya, terus jatuh!" Ucap Mbak Nining penuh sesal. Wajahnya muram karena dirundung ketakutan.

Mata Raka membulat, ia hendak memarahi penjaga anaknya itu. Namun sebuah suara, membuat niatnya urung.

" Dari mana aja jam segini kamu baru pulang Ka?" Andhira terlihat menapaki anak tangga rumah Raka dengan wajah ingin marah. Berjalan mendekati anaknya yang terlihat lelah.

" Mama!" Raka meninggalkan Nining dan segera menuju ke tempat Andhira dengan wajah suram. Jelas mamanya itu telah salah duga.

" Raka lembur hari ini, banyak banget masalah di kantor!" Wajah Raka menyiratkan lelah dan letih.

" Kamu ini apa enggak ada staff di kantor? Kok lembur terus. Perasaan dulu papa kamu gak begini-begini amat Lo!" Wajah Dhira besengut karena memprotes anaknya. Wanita itu tak bisa mentolerir jika menyangkut cucunya.

" Kamu harusnya bisa fokus ke Citra dong Ka!"

"Minimal tahu kalau anak kamu itu di sekolah lagi gak beres!"

" Kamu ada Niko yang bisa kamu bantu buat handle semuanya kan?" Dhira menatap putranya penuh sesal.

" Coba kamu buka hati kamu Ka. Banyak kok ibu sambung yang baik, yang bisa jadi temen buat Citra kalau kamu sibuk begini. Mau sampai kapan?"

Dhira sangat kasihan sekali dengan cucunya yang saat ini terlihat murung. Bocah TK Nol kecil itu kerap marah jika teman-temannya jahil dan menanyakan keberadaan sang mama. Bullying.

" Raka capek ma, gak usah bahas itu dulu!"

" Raka mau nengok Citra dulu!" Pria dengan kumis tipis itu melenggang pergi saat mamanya lagi-lagi membahas hal itu. Ia tak ingin mendebat sang mama. Meski ia tahu, tujuan mamanya pasti merupakan sebuah kebaikan.

Dhira membuang napasnya dengan wajah muram. Merasa kasihan sekali dengan hidup putranya yang harus menjadi duda di usianya yang masih muda.

Raka melempar jasnya ke kamarnya, melonggarkan dasi serta melepaskan sepatunya. Ia menggulung kemejanya lalu mencuci tangan dan wajahnya barang sejenak.

Menatap diri di dalam cermin. Ia terlihat lelah sekali. Luar dalam. Lahir batin.

" Visya?" Lirihnya dalam hati yang sebenarnya ingin menjerit. Memanggil nama almarhumah istrinya yang telah melesat ke nirwana.

Sejurus kemudian Raka membuka pintu kamar anaknya, terlihat adiknya Kalyna tengah membacakan cerita dongeng pada putrinya yang berbaring pucat diatas ranjang.

" Ayah!" Seorang gadis kecil berusia lima tahun dengan dua mata jernih kini terlihat menyambut kedatangan Raka.

" Hey! Lagi apa? Wah di temani onty ya?" Raka berucap seraya menutup pintu kamar putrinya itu.

" Onty jago banget kalau baca Yah!" Gadis kecil itu kini terlihat membetulkan posisi baringnya.

" Emm anak Ayah udah wangi banget!" Raka menciumi pipi dan rambut Citra. Penuh kasih. Penuh cinta.

" Citra susah banget makan mas. Dari tadi nanyain ayahnya terus. Makanya aku bacain ini dulu sambil nunggu mas Raka datang. Nih coba, ini baru diantar mbak Nining. Mau makan nunggu mas Raka katanya!"

Kalyna mengangsurkan semangkuk bubur yang memang masih hangat kepada Raka dengan wajah muram. Berharap Citra mau membuka mulutnya jika sang Ayah yang menyuapi.

" Kamu kapan datang?" Jawab Raka sembari mengaduk bubur anaknya.

" Tadi sore, mama di kabarin Mbak Nining. Mau telpon mas takut katanya. Jangan galak-galak sama pembantu mas!" Kalyna kini membantu Citra untuk berselanjar.

" Gitu mama nyalahin aku tadi!" Mendecak dalam hati. Sepertinya mamanya itu lebih sayang ke cucunya. Mengingat jika terjadi sesuatu kepada Citra, mamanya itu langsung sigap menuju TKP. Seperti saat ini misalnya.

Raka tak menyahut, ia lebih memilih fokus kepada Citra meski jiwa dan raganya tengah letih sekali.

" Anak Ayah makan dulu yah! Nanti sambil cerita, kenapa kok princess nya ayah tiba-tiba demam!" Raka mengusap lembut rambut hitam Citra.

Bocah itu tersenyum dan mengangguk.

" Onty disini aja ya. Nemenin Citra, Citra takut ayah marah nanti!" Bocah bersuara lembut itu menarik lengan putih milik Kalyna.

Membuat Raka saling melirik dengan adiknya yang beda papa itu.

" Oke princess, nanti kalau Ayah marah, biar onty cubit deh!" Tukas Kalyna sembari terkekeh. Jelas ia tahu isi pikiran kakaknya itu.

Citra tersenyum meski dengan wajah pucat. Onty nya yang cerewet itu benar-benar tak pernah kehabisan kata-kata pamungkas.

" Aaaa!" Raka menyuapkan satu sendok bubur sembari turut membuka mulutnya.

" Aemmm!" Ucap Kalyna saat keponakannya itu melahap suapan dari Raka. Membuat Citra meringis.

" Anak pinter! Harus habis, biar besok sehat, terus kita bisa renang deh!" Tukas Kalyna senang seraya mengusap lembut rambut hitam berkilau milik keponakannya.

Raka tersenyum senang. Pasalnya, adiknya yang cerewet itu selalu bisa membuat suasana ceria. Terlebih, Citra kerap menangis seorang diri kala banyak yang menanyakan keberadaan ibunya .

Hati Raka sebenarnya menjerit. Tapi jalan hidup memang seperti sebuah buku. Cerita selanjutnya tidak akan pernah kita ketahui, jika kita tidak membukanya.

...🌺🌺🌺...

The Paradise Pub

***

Jodhistira

Sementara itu di waktu yang sama, namun berada di belahan bumi yang lain, seorang pria tengah tersenyum sembari meremas foto wanita.

Jodhistira. Pria kini menjadi cassanova yang tengah menyimpan dendam kepada seorang wanita yang ia kenal sejak dulu.

Lintang.

Singkat cerita Jodhi diam-diam menyukai Lintang sejak SMP. Pertemuannya saat di lapangan Voli beberapa tahun silam saat ia menunggui Raka, menjadi titik mula tumbuhnya rasa cinta monyet.

" Gue gak suka sama elo Jo. Sory! Tapi gue sukanya sama Raka!"

" Maaf Jo, tapi aku gak pernah suka dengan pria nakal dan bandel seperti kamu!" Ucapnya di lain hari sewaktu Jodhi mengutarakan kalimat mendayu pernyataan cintanya.

Well, Raka memang pribadi sempurna yang kerap di incar para gadis-gadis karena sikapnya yang tenang dan cerdas. Tak seperti dirinya yang bandel, berandal dan suka berkelahi.

Ia kehilangan jejak Lintang setelah lulus sekolah SMA. Menurut kabar angin, gadis itu pindah ke kota lain bersama keluarganya. Entah kemana.

Tahun-tahun telah berlalu,

Sampai suatu hari, ia yang telah lulus dari universitas di luar negeri dan mulai mengurusi pekerjaan bersama Papa Bastian, tanpa sengaja ia bertemu Lintang di sebuah cafe plus-plus.

Dan hari itu adalah hari ini.

Tapi, yang membuatnya cukup terkejut ialah, mengapa Lintang berpakaian sangat minim dan sibuk melayani tamu.

" Kau dulu menolak ku dengan alasan aku bandel dan nakal. Sekarang lihatlah dirimu? Bahkan kau seperti sedang melacurkan diri Lin!"

Jodhi Tersenyum sumbang sembari terus menata wanita yang kini sibuk menemani pria tua berjas hitam.

Malam itu, ia bersama Papa Bastian kebetulan tengah menemui calon investor untuk pelebaran Dapur Isun yang kini sudah memiliki banyak sekali cabang di seluruh kota di penjuru tanah air.

Relasi Papa Bastian kebetulan meminta mereka untuk bertemu di cafe plus-plus kelas kakap itu.

" Pa, aku ke toilet sebentar!" Ucap Jodhi sembari berdiri. Bastian membalas dengan anggukan. Hal lumrah yang terjadi saat kita berada di luar.

" Hey! Apa wanita itu bekerja disini sudah lama?" Jodhi bertanya kepada salah satu pegawai yang sepertinya merupakan sebuah cleaning servis disana.

" Yang mana Tuan?" Pria itu menyapukan pandangannya ke arah dimana mata Jodhi menatap.

" Yang pakai baju hitam, rambut sebahu!"

" Oh, itu...baru setahun Tuan, ada yang bisa saya bantu?"

" Apa dia open BO?" Tanya Jodhi. Sungguh tak bisa berbasa-basi.

" Bisa jadi!" Ucap pria itu yang entah mengapa membuat Jodhi merasa marah.

" Kau dulu menolak ku dengan alasan aku seorang pria nakal . Dan sekarang kau menjual dirimu seperti ini?" Jodhi tersenyum licik.

" Bisa kau memesankan dia untukku!" Jodhi saling menatap dengan pria pekerja itu. Menyiratkan hal jika Jodhi akan membayar berapapun uang yang pria itu harapkan.

.

.

Meja 07

" Baik Tuan, sekali lagi terimakasih. Anda bisa menghubungi Putra saya Jodhi untuk info selanjutnya!" Bastian menjabat tangan rekan bisnisnya itu. Namun Jodhi malah celingak-celinguk mencari seseorang.

" Pssttt! Jo!" Bastian menyenggol lengan putranya karena tamu di depannya sudah mengatungkan tangannya ke arah Jodhi.

" Oh...maaf maaf. Terimakasih banyak Tuan!" Sambut Jodhi dengan gelagapan. Haishh, anak itu!

Bastian menggelengkan kepalanya.

Usai rekan bisnisnya pergi, Bastian ingin mengajak anaknya pulang. Tentu saja ia tak ingin jika Rania ngomel nanti.

" Ayo Jo, mamamu udah ngamuk-ngamuk nih. Minta di bawain kwetiaw. Mana papa ngantuk banget lagi!" Tukas Bastian yang memang terlihat lelah.

" Papa duluan aja ya, Jodhi mau ketemu sama temen. Bilang aja sama mama kalau Jodhi ada urusan!"

Bastian menggelengkan kepalanya sembari tersenyum penuh arti. Oh jelas ia juga pernah muda.

" Teman apa teman?" Goda Bastian mengerlingkan matanya kepada Jodhi.

" CK, beneran? Udah papa pulang dulu. Nanti mama ngamuk baru tau rasa!" Jodhi terkekeh. Memperingati Bastian akan resiko yang bisa di dapat jika ia meninggalkan Rania terlalu lama.

" Anak sama mamanya sama aja. Sama-sama tukang ancam!" Dengus Bastian yang membuat Jodhi terkekeh.

" Ya udah, papa pulang ya. Cari istri yang bener Jo. Masa kalah sama Raka !" Papa Bastian menepuk bahunya.

Sejenak Jodhi tertegun. Dari dulu ia memang selangkah di belakang kakaknya itu. Tapi ia tak pernah mempermasalahkan. Ia tahu diri akan hal itu. Raka merupakan sosok kakak yang ideal.

" Dari dulu Raka memang selalu menang Pa!"

Lirihnya dalam hati yang merasa menjadi pengecut karena masih saja cemburu kepada Raka, bahkan meski tahu jika Raka tengah berada dalam titik nadir hidupnya saat ini.

.

.

.

.

To be continued...

.

.

.

Note:

Di beberapa part awal, author memang sengaja ngasih spill konflik Jodhi dan Lintang ya readers. Thanks for read 😘

Ingat, baca kisah mereka saat kecil dulu, agar lebih nyambung 🤟

Terpopuler

Comments

dementor

dementor

lanjut up terus mama eng.. semangat.. 💪💪💪💪💪💪

2023-05-19

0

Nazka Aditya

Nazka Aditya

duh raka ko jadi pemarah gini....padahal waktu kecil dulu jadi anak yg manis dan pengertian banget lho....😁

2023-01-08

1

Nazka Aditya

Nazka Aditya

langsung sejauh ini ceritanya....Raka...kangeeennn

2023-01-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Ayah!
2 Bab 2. Sepenggal kisah
3 Bab 3. Losing Valuable Things
4 Bab 4. Manusia dengan segala warna hidupnya
5 Bab 5. Bersembunyi dari kejaran
6 Bab 6. Seperti pernah bertemu
7 Bab 7. Hari buruk untuk semua
8 Bab 8. Pria arogan
9 Bab 9. Sikap Manusiawi
10 Bab 10. Wanita Rapuh
11 Bab 11. Arti kehadiran keluarga
12 Bab 12. Merasa asing dalam rumah sendiri
13 Bab 13. Manusia dengan segala persoalannya
14 Bab 14. Mengetahui fakta
15 Bab 15. Tak sejalan
16 Bab 16. Menghujamku dengan luka
17 Bab 17. Tabir gelap
18 Bab 18. Kau menyakitiku Ayah!
19 Bab 19. Hati yang terluka
20 Bab 20. Menyentuh kalbuku
21 Bab 21. Bertemu lagi
22 Bab 22. Dualisme
23 Bab 23. Kemustahilan
24 Bab 24. Isi Kalbu
25 Bab 25. Persimpangan ambigu
26 Bab 26. Secuil luapan isi hati
27 Bab 27. Di batas keresahan
28 Bab 28. Tak sengaja
29 Bab 29. Getaran itu
30 Bab 30. Kalah telak
31 Bab 31. Insan yang ironis
32 Bab 32. Aku dan segala kesedihanku
33 Bab 33. Mengoyak paksa nurani
34 Bab 34. Petunjuk dari nirwana
35 Bab 35. Ujian seorang pria
36 Bab 36. Bertemu rival sebenarnya
37 Bab 37. Merasa terancam
38 Bab 38. Macam warna hidup manusia
39 Bab 39. Ucapan menohok
40 Bab 40. Menipu diri
41 Bab 41. Arti sebuah kecemburuan
42 Bab 42. Mulai mengendus
43 Bab 43. Secuil sedu sedan
44 Bab 44. Titik terendah dalam hidup
45 Bab 45. Menyingkap tabir gelap
46 Bab 46. Lentera kehidupan yang meredup
47 Bab 47. Mendung di hati
48 Bab 48. Aku dan perasaan ini
49 Bab 49. Fakta
50 Bab 50. Siasat
51 Bab 51. Akar pahit masa lalu
52 Bab 52. Sebuah peringatan
53 Bab 53. Puing kesedihan
54 Bab 54. Jurang yang dalam
55 Bab 55. Sebuah insiden
56 Bab 56. Kekhawatiran itu
57 Bab 57. Satu perhatian
58 Bab 58. Meniti takdir
59 Bab 59. Become a nanny?
60 Bab 60. Seraut wajah yang tak asing
61 Bab 61. Hari pertama
62 Bab 62. Rasa demi rasa
63 Bab 63. A Feud
64 Bab 64. Sebuah petaka
65 Bab 65. Di titik rendah kehidupan
66 Bab 66. Cikal bakal kejahatan
67 Bab 67. Angin sakal sebuah keluarga
68 Bab 68. Pelukan itu
69 Bab 69. Siapa dia sebenarnya?
70 Bab 70. Perasaan yang berubah
71 Bab 71. Menyelamatkan Citra part1
72 Bab 72. Menyelamatkan Citra part2
73 Bab 73. Menyelamatkan Citra part3
74 Bab 74. Dendam hanya membuatmu berteman dengan kerugian
75 Bab 75. Sebuah Cinta yang datang terlambat
76 Bab 76. Akhir dari Kepanikan
77 Bab 77. Rasaku rasamu
78 Bab 78. Puncak rasa legowo
79 Bab 79. Insan dalam amuk asmara
80 Bab 80. Hawa panas
81 Bab 81. Selaksa peristiwa
82 Bab 82. Akulah pelindungmu
83 Bab 83. Resmi milikku
84 Bab 84. Love you
85 Bab 85. Di Lounge
86 Bab 86. Bertemu mantan rival
87 Bab 87. Tirta membangkit sukma
88 Bab 88. Rasa titipan
89 Bab 89. Nyonya Raka
90 Bab 90. Ratu di hidupku
91 Bab 91. Selapis kebersamaan
92 Bab 92. Kebenaran tetap harus di kabarkan
93 Bab 93. Di kesunyian hati Jodhi
94 Bab 94. Two-line fighter
95 Bab 95. Riuh kebahagiaan
96 Bab 96. Wanita berwajah kuyu
97 Bab 97. Penggalan kisah pilu
98 Bab 98. Pertolongan dari wanita dekil
99 Bab 99. Berkalang tanah
100 Bab 100. Danuja Pradipta
101 Bab 101. Kejang
102 Bab 102. Wajah yang meresahkan
103 Bab 103. Sometimes love doesn't need a reason
104 Bab 104. Is that you? My star?
105 Bab 105. Anak haram
106 Bab 106. Dia?
107 Bab 107. Menemukanmu
108 Bab 108. Naluri anak
109 Bab 109. Sesal menggelayut
110 Bab 110. Api kecemburuan
111 Bab 111. Di titik emosional
112 Bab 112. Pria dan sebuah logika
113 Bab 113. Pencabut hatiku
114 Bab 114 . Long time no see
115 Bab 115. Ungkapan hati
116 Bab 116. Sebuah dukungan
117 Bab 117. Anakku
118 Bab 118. Keresahan seorang Ibu
119 Bab 119. Perjuangan Jodhi
120 Bab 120. Sebuah penegasan
121 Bab 121. Tantrum
122 Bab 122. Di sudut malam
123 Bab 123. Kala anak menjadi alasan
124 Bab 124. Inspeksi mendadak
125 Bab 125. Pingsan
126 Bab 126. Belatung nangka!
127 Bab 127. Kamu cemburu?
128 Bab 128. Membuat sebuah kesepakatan
129 Bab 129. Mempertimbangkan
130 Bab 130. Keadaan selalu punya kenyataan
131 Bab 131. Ayah Danuja
132 Bab 132. Potret nyata sebuah kehidupan
133 Bab 133. Secuil titik terang
134 Bab 134. Akhir dari penantian
135 Bab 135. Travel plans to the west
136 Bab 136. Kebijaksanaan para orang tua
137 Bab 137. Danuja's Grandma
138 Bab 138. Anak Ayah!
139 Bab 139. Bertiga bersama kalian
140 Bab 140. See you again
141 Bab 141. Kota J, aku kembali
142 Bab 142. Terimakasih sudah mau menerimaku
143 Bab 143. Aku sayang padamu
144 Bab 144. Rahasia semesta
145 Bab 145. Karma
146 Bab 146. Jelang pernikahan
147 Bab 147. Saya terima nikah dan kawinnya...
148 Bab 148. Perusuh
149 Bab 149. Resah di tengah sukacita
150 Bab 150. Sisipan kisah
151 Bab 151. Arti sebuah kesabaran
152 Bab 152. Oh God!
153 Bab 153. Dibatas logika
154 Bab 154. Akhir kisah bahagia ( The End)
155 Bab 155. From Author with love
156 Bab 156. Present New creation
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Bab 1. Ayah!
2
Bab 2. Sepenggal kisah
3
Bab 3. Losing Valuable Things
4
Bab 4. Manusia dengan segala warna hidupnya
5
Bab 5. Bersembunyi dari kejaran
6
Bab 6. Seperti pernah bertemu
7
Bab 7. Hari buruk untuk semua
8
Bab 8. Pria arogan
9
Bab 9. Sikap Manusiawi
10
Bab 10. Wanita Rapuh
11
Bab 11. Arti kehadiran keluarga
12
Bab 12. Merasa asing dalam rumah sendiri
13
Bab 13. Manusia dengan segala persoalannya
14
Bab 14. Mengetahui fakta
15
Bab 15. Tak sejalan
16
Bab 16. Menghujamku dengan luka
17
Bab 17. Tabir gelap
18
Bab 18. Kau menyakitiku Ayah!
19
Bab 19. Hati yang terluka
20
Bab 20. Menyentuh kalbuku
21
Bab 21. Bertemu lagi
22
Bab 22. Dualisme
23
Bab 23. Kemustahilan
24
Bab 24. Isi Kalbu
25
Bab 25. Persimpangan ambigu
26
Bab 26. Secuil luapan isi hati
27
Bab 27. Di batas keresahan
28
Bab 28. Tak sengaja
29
Bab 29. Getaran itu
30
Bab 30. Kalah telak
31
Bab 31. Insan yang ironis
32
Bab 32. Aku dan segala kesedihanku
33
Bab 33. Mengoyak paksa nurani
34
Bab 34. Petunjuk dari nirwana
35
Bab 35. Ujian seorang pria
36
Bab 36. Bertemu rival sebenarnya
37
Bab 37. Merasa terancam
38
Bab 38. Macam warna hidup manusia
39
Bab 39. Ucapan menohok
40
Bab 40. Menipu diri
41
Bab 41. Arti sebuah kecemburuan
42
Bab 42. Mulai mengendus
43
Bab 43. Secuil sedu sedan
44
Bab 44. Titik terendah dalam hidup
45
Bab 45. Menyingkap tabir gelap
46
Bab 46. Lentera kehidupan yang meredup
47
Bab 47. Mendung di hati
48
Bab 48. Aku dan perasaan ini
49
Bab 49. Fakta
50
Bab 50. Siasat
51
Bab 51. Akar pahit masa lalu
52
Bab 52. Sebuah peringatan
53
Bab 53. Puing kesedihan
54
Bab 54. Jurang yang dalam
55
Bab 55. Sebuah insiden
56
Bab 56. Kekhawatiran itu
57
Bab 57. Satu perhatian
58
Bab 58. Meniti takdir
59
Bab 59. Become a nanny?
60
Bab 60. Seraut wajah yang tak asing
61
Bab 61. Hari pertama
62
Bab 62. Rasa demi rasa
63
Bab 63. A Feud
64
Bab 64. Sebuah petaka
65
Bab 65. Di titik rendah kehidupan
66
Bab 66. Cikal bakal kejahatan
67
Bab 67. Angin sakal sebuah keluarga
68
Bab 68. Pelukan itu
69
Bab 69. Siapa dia sebenarnya?
70
Bab 70. Perasaan yang berubah
71
Bab 71. Menyelamatkan Citra part1
72
Bab 72. Menyelamatkan Citra part2
73
Bab 73. Menyelamatkan Citra part3
74
Bab 74. Dendam hanya membuatmu berteman dengan kerugian
75
Bab 75. Sebuah Cinta yang datang terlambat
76
Bab 76. Akhir dari Kepanikan
77
Bab 77. Rasaku rasamu
78
Bab 78. Puncak rasa legowo
79
Bab 79. Insan dalam amuk asmara
80
Bab 80. Hawa panas
81
Bab 81. Selaksa peristiwa
82
Bab 82. Akulah pelindungmu
83
Bab 83. Resmi milikku
84
Bab 84. Love you
85
Bab 85. Di Lounge
86
Bab 86. Bertemu mantan rival
87
Bab 87. Tirta membangkit sukma
88
Bab 88. Rasa titipan
89
Bab 89. Nyonya Raka
90
Bab 90. Ratu di hidupku
91
Bab 91. Selapis kebersamaan
92
Bab 92. Kebenaran tetap harus di kabarkan
93
Bab 93. Di kesunyian hati Jodhi
94
Bab 94. Two-line fighter
95
Bab 95. Riuh kebahagiaan
96
Bab 96. Wanita berwajah kuyu
97
Bab 97. Penggalan kisah pilu
98
Bab 98. Pertolongan dari wanita dekil
99
Bab 99. Berkalang tanah
100
Bab 100. Danuja Pradipta
101
Bab 101. Kejang
102
Bab 102. Wajah yang meresahkan
103
Bab 103. Sometimes love doesn't need a reason
104
Bab 104. Is that you? My star?
105
Bab 105. Anak haram
106
Bab 106. Dia?
107
Bab 107. Menemukanmu
108
Bab 108. Naluri anak
109
Bab 109. Sesal menggelayut
110
Bab 110. Api kecemburuan
111
Bab 111. Di titik emosional
112
Bab 112. Pria dan sebuah logika
113
Bab 113. Pencabut hatiku
114
Bab 114 . Long time no see
115
Bab 115. Ungkapan hati
116
Bab 116. Sebuah dukungan
117
Bab 117. Anakku
118
Bab 118. Keresahan seorang Ibu
119
Bab 119. Perjuangan Jodhi
120
Bab 120. Sebuah penegasan
121
Bab 121. Tantrum
122
Bab 122. Di sudut malam
123
Bab 123. Kala anak menjadi alasan
124
Bab 124. Inspeksi mendadak
125
Bab 125. Pingsan
126
Bab 126. Belatung nangka!
127
Bab 127. Kamu cemburu?
128
Bab 128. Membuat sebuah kesepakatan
129
Bab 129. Mempertimbangkan
130
Bab 130. Keadaan selalu punya kenyataan
131
Bab 131. Ayah Danuja
132
Bab 132. Potret nyata sebuah kehidupan
133
Bab 133. Secuil titik terang
134
Bab 134. Akhir dari penantian
135
Bab 135. Travel plans to the west
136
Bab 136. Kebijaksanaan para orang tua
137
Bab 137. Danuja's Grandma
138
Bab 138. Anak Ayah!
139
Bab 139. Bertiga bersama kalian
140
Bab 140. See you again
141
Bab 141. Kota J, aku kembali
142
Bab 142. Terimakasih sudah mau menerimaku
143
Bab 143. Aku sayang padamu
144
Bab 144. Rahasia semesta
145
Bab 145. Karma
146
Bab 146. Jelang pernikahan
147
Bab 147. Saya terima nikah dan kawinnya...
148
Bab 148. Perusuh
149
Bab 149. Resah di tengah sukacita
150
Bab 150. Sisipan kisah
151
Bab 151. Arti sebuah kesabaran
152
Bab 152. Oh God!
153
Bab 153. Dibatas logika
154
Bab 154. Akhir kisah bahagia ( The End)
155
Bab 155. From Author with love
156
Bab 156. Present New creation

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!