Setelah mencari Alamat kantor Suaminya dengan susah payah,kini Bilqis sudah melangkahkan kakinya disebuah gedung pencakar langit yang merupakan tempat suaminya bekerja.
Dia memandang takjub dengan mata yang berbinar pada gedung menjulang tinggi itu.
Sampailah Bilqis disebuah lobi yang didalamnya ada dua orang resepsionis yang menyambutnya dengan ramah.
"Selamat siang Mba,Ada yang bisa kami Bantu?"
ucap salah satu resepsionis itu dengan senyumannya yang tulus.
"hemmh Siang..Saya ingin bertemu dengan Bapak Raditya Raharja."
Ucap Bilqis yang tak kalah ramahnya.
Sang resepsionis terkejut dengan apa yang dikatakan Bilqis,memandangnya dengan tak percaya,ada seorang gadis belia dengan penampilan sederhana namun juga sangat cantik mencari Bos tempat mereka bekerja.
"maksud mba...mau bertemu dengan CEO perusahaan ini?"
"Bapak Raditya Raharja?"
tanya resepsionis itu dengan ragu
"iya mungkin...saya juga gatau ya
beliau itu posisi dan jabatannya apa yang jelas namanya Bapak Raditya Raharja".
Ucap Bilqis lagi sambil celingak celinguk mengedarkan pandangan,memperhatikan Ruangan gedung itu dengan seksama
"maaf mba,tidak bisa sembarangan Orang bisa bertemu dengan seorang CEO,apalagi bila tidak ada yang hal yang terlalu penting"
"harus membuat janji terlebih dahulu"
"Apakah sebelumnya sudah membuat janji"
Ucap salah seorang resepsionis yang satunya dengan mimik wajah yang menyepelekan,memandang Bilqis dari atas sampe bawah
"loh siapa yang mau sembarangan ketemu.."
"saya hanya ingin memberikan makanan ini pada Sua.."
Bilqis tak melanjutkan kalimatnya saat dari kejauhan terlihat seseorang yang dikenalnya tengah berjalan dengan rombongan beberapa orang
"Maaaaaaassss mass Radiiiiiiiiit"
Bilqis berteriak sambil berlari menghampiri suaminya,yang agak jauh.Begitu dilihatnya sosok sang suami yang bersiap siap akan pergi meninggalkan gedung tersebut.
Saat terdengar ada seseorang yang memanggilnya,Radit mencari sumber suaraa seseorang yang memanggil namanya.
Radit terkejut,Bilqis sudah ada dihadapannya kini sedang mengatur nafasnya yang ter engah engah.
Radit memandangnya terheran heran,untuk apa Bilqis menemuinya seperti itu....pikirnya.
Petugas keamanan yang kebetulan bertugas siap siap untuk menghadangnya,namun Denis langsung mencegah petugas keamanan itu.
"Ada apa kamu kesini?"
"lari lari seperti orang habis dikejar s*t*n"
ucap Radit dengan ketus dan agak melotot memasang wajah juteknya.
"hah..mmhah..Iqis buatin hah..mhaah makan siaanghhh"
Ucapnya masih terengah engah dan mengasongkan paper bag yang berisi masakan yang dibuatnya.
Radit mengambilnya dengan ragu ragu...kemudian membukanya..
"Apa ini"
tanya lagi dengan tatapan yang masih dingin dan jutek.
"mmm itu Mas..Aku bikin masakan kesukaan mas buat makan Siang"
ucap Bilqis sambil tersenyum kearah Radit yang masih menatapnya dengan pandangan permusuhan.
Dibukanya lagi kotak bekal itu.
Kemudian dilihatnya ada steik ikan salmon dan beberapanmakanan lain kesukaannya dalam paper bag itu.
Raditbtertegun sejenak...serasa dejavu dengan apa yang dilihatnya,Radit teringat dulu Artika sering mengantarkan masakan kesukaanya itu kekantornya.Dia sangat memfavoritkan masakannya itu,Dia sangat menyukainya,Sudah lama Dia tidak memakan menu favoritnya tersebut.Ada rasa senang dan haru melihatnya,kembali lagi Artika diingat dalam benaknya....Namun kemudian saat tersadar kalau ternyata Bilqis yang membuatnya.
"Apaa ini?"
"Aku sudah lama tidak menyukainya"
"melihatnya saja aku tidak berselera"
"bawa saja lagi"
"Aku tidak mau"
Radit menyerahkan kembali paper bag itu ke Bilqis,dengan wajah datarnya.
Kemudian Radit menarik lengannya dengan kasar menjauh dari orang orang yang bersamanya tadi,kemudian melepaskannya dengan agak mendorongnya
"dengarkan aku,Kamu tidak usah repot repot datang kesini membawa makanan seperti itu,melihatnya saja aku tidak selera"
"jangan sekali kali lagi datang kekantorku seperti ini,Aku tidak mau orang orang bergosip tentangku,apalagi kalo sampe mereka tahu status perkawinan kita."
ujar Radit sambil menunjuk nunjuk kearah wajah Bilqis dengan marah memandang Bilqis yang tengah meringis kesakitan mengusap usap lengannya yang tadi dicengkram oleh Radit.
"pulanglah dan jangan pernah datang lagi kesini"
Ucapnya sambil pergi berlalu meninggalkan Bilqis yang tengah terpaku menunduk menatap Papper bag itu.Tak sadar air matanya sudah menganak sungai.
"kejam sekali Paman tua itu memperlakukan aku"
"apa salah Bila aku berusaha untuk mengambil hatinya"
Ucapnya kesal.Namun kemudian...Bilqis secepatnya mengelap air mata di wajahnya.kemudian Dia menoleh kebelakang saat Rombongan Radit dan yang lainnya akan pergi,Bilqis menghentikannya.
"Tunggu"
ujar Bilqis dengan suara yang lantang
kemudian berjalan mendekati Radit,namun kemudian Dia melewatinya.Radit memandangnya tertegun
"Kak Dennis ini untuk Kakak saja ya.."
"jangan lupa dimakan"
ternyata Bilqis memberikan masakannya untuk Denis,kemudian dia menggerakkan tangannya agar Denis membungkukkan badannya yang tinggi menjulang itu,kemudian Dia berbisik membisikkan sesuatu yang membuat Denis terkikik.
EHEEMMMM....
Radit mendehem...Dia yang melihat keakraban antara asisten dan dan Istrinya menjadi geram.
Dia mengepalkan tangannya dengan erat dan mengatupkan rahangnya dengan keras.kesal melihat interaksi mereka berdua yang terlihat akrab
"Cepatlah Denis aku sudah terlambat bertemu dengan Pak menteri gara gara meladeni drama kalian ini"
Ucapnya sambil bergegas masuk kedalam mobil mewahnya yang sudah menunggunya.
"terimakasih nyonya muda eh..Neng Iqis.."ucapnya sambil berlalu masuk kedalam mobil yang ditumpangi Bosnya.
Mobil yang ditumpangi Radit sudah melaju meninggalkan Bilqis yang masih mematung berdiri ditempatnya.
Radit memperhatikannya dengan seksama Istri kecilnya yang cantik itu melalui kaca sepion mobil.Ada perasaan menyesal karena sikapnya yang berlebihan padanya.Padahal Dia tau Bilqis membuat makan siang itu agar Dia bisa dekat dengannya,ingin perhatian padanya,Ingin dekat dengannya.
Namun Dia sangat takut..takut dengan perasaannya,yang semakin hari melihat gadis kecil itu semakin Dia mengaguminya,semakin sulit untuk mengontrol perasaannya..semakin membuat jantungnya bertalu talu,Dia ingin mengingkari perasaan itu,ingin mengenyahkannya,jangan sampai perasaan itu berkembang semakin besar.
Walaupun Radit masih sangat meragukan akan perasaannya itu.Dia menganggapnya hanya sebagai perasaan sesaat saja.
"mana makan siangku"tanya Radit sambil menoleh pada Denis yang memegang paper bag berwarna coklat itu.
"Maksud Bos apa ya?"
Tanya Denis pura pura tidak tahu sambil menahan senyumnya.
"mana"
ucapnya lagi sambil merentangkan telapak tangannya meminta Denis mengembalikan makan siangnya dengan memalingkan wajahnya enggan menatap Denis yang memasang wajah seperti mengejeknya.
"maksud Bos makanan ini?"
"maaf Bos ini punya saya"
ucapnya sambil mendekapnya pura pura tak ingin memberikannya
"kemarikan"
Radit merebutnya dengan paksa dan kesal dengan tingkah Denis yang menyebalkan.Denis mentertawakannya dengan terbahak bahak melihat tingkah kekanakan Bosnya itu.
"Bos...Bos.."
"tadi aja..pura pura ga mau"
"sekarang malah main embat aja"
"Hahaha"
lagi lagi Denis mentertawakannya
"Bos kok tega sekali sama Nyonya muda"
"kasian Bos,apa Bos tidak melihat wajahnya sangat merah menangis seperti itu"
"Aku tidak tega melihatnya Bos"
ucap Denis lagi,saat membayangkan wajah Bilqis yang merah dengan air mata namun tetap berusaha tersenyum dan ceria.
"Diam kamu,tidak usah ikut campur dengan urusanku"
"urus saja pekerjaanmu"
ucapnya sambil membuka wadah yang berisi masakan Bilqis.
"Berhenti disini dulu,aku lapar.Tolong belikan aku Air mineral".ucap Radit.
Dimakannya dengaan hati hati steik salmon buatan Bilqis..
"hmmmhh..ternyata enak banget..rasanya berbeda dengan buatan Artika..tapi yang inipun tak kalah lezat"
gumamnya dalam hati...Tak sadar Radit sudah menghabiskannya sampai tak bersisa sedikitpun.Radit tak sadar sedari tadi Denis memperhatikan dengan menelan salivanya tergiur melihat Bosnya makan dengan sangat lahap.
"Kamu Bisik bisik Apa tadi sama Dia"
Tanya Radit setelah selesai melahap makanan favoritnya tadi.
"nggg..nggak Bos bukan sesuatu yang penting"
jawab Denis santai
"Cepat katakan padaku jangan membuatmu menyesal nantinya"
Radit mencengkram kerah kemeja Denis dengan keras dan kesal dengan sikap Denis yang membuatnya marah
"Tenang dong Boooosss...seloooow Beibeeehh"
Ucap Denis sambil mencoel dagu Bosnya itu seraya mengedipkan sebelah matanya.
Denis menanggapi kemarahan Bosnya itu dengan santai dan malah menggodanya
"Nyonya muda hanya menyuruh saya pura pura menerimanya,supaya Bos mau makan"
"eh gataunya feeling Nyonya muda memang tepat"
"dan ternyata ada yang lapar yaaa "
"lapar atau doyan ya"
"Hahahahahaha"
Denis mentertawakannya dengan puas,sambil
menahan perutnya yang sakit karena tertawa dengan terbahak bahak.
"Si****l**n kamu"
ucap Radit sambil.melepaskan cengkramannya.
"lain kali jangan dekat dekat lagi dengan istriku,jangan sok akrab kamu"
ucap Radit pedas
"ehh maaf Bos...ternyata istrinya toh..saya pikir anaknya"
ucap Denis sambil mengulum senyum dan serta merta menahan tawanya jangan sampai meledak lagi.
"sepertinya kamu sudah bosan menjadi asistenku..baiklah hari ini adalah hari terakhir kamu bekerja denganku"
Ucap Radit dengan tampang wajahnya yang datar..
"Hah"
mata Denis terbelalak
"Aduuuh ampun Bos jangan Bos jangan...Aduuuh"
Sang supir yang menyupirinya hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya melihat interaksi Bos dan Asistennya itu.
******
🥰🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 273 Episodes
Comments
Uneh Wee
malu ..malu meong ..kaya tutut aja
2022-10-26
0
Juwita Vena
kalo cemburu bilang boss
2022-07-25
2
evi karyani
enak rasa nys
2022-07-23
1