Part 20

Di ruang ganti pria Akeno terduduk dikursi yanga ada disudut ruangan. Tangannya gemetar saat memghubungi Samy dengan ponselnya.

Setelah menunggu sesaat, Samy langsung merespon pangilannya.

"Ada apa?" tanya Samy curiga.

"Samy jemput aku diruang ganti, hubungi juga dokter Eros. Ada yang tak beres dengan tubuhku sepertinya aku di bius," ujar Akeno dengan suara bergetar. Sepertinya pengaruh obatnya sangat kuat, tubuhnya sudah mulai tak terkendali.

"Bertahanlah aku akan menjemputmu."

"Cepat aku sudah tak kuat." desis Akeno.

"Sial!" umpat Samy panik lalu panghilan terputus.

Saat ini Akeno juga tak bisa keluar dari ruangan ini, dengan kondisi tubuhnya yang seperti ini dia akan menjadi makanan empuk bagi musuhnya.

Akeno mengerang dengan suara rendah, keringat mulai membasahi sekujur tubuhnya. Reaksi obatnya berjalan dengan sangat cepat dan sangat kuat mempengaruhi akal sehatnya. Saat ini dia hanya bisa berdoa Samy datang tepat waktu. Atau dia akan hancur malam ini.

Derap langkah terdengar mendekat kearahnya dia tau itu bukan langkah Samy.

Mata Akeno menatap sayu bayangan yang melangkah kearahnya. Samar-samar dia bisa mendengar suara Hyun memanggil namanya.

Tangan hangatnya menyentuh tubuh Akeno, terasa begitu lembut dan penuh sensasi. Pengaruh obat membuatnya mendamba sentuhan Hyun.

"Ayo ikut dengan ku," pinta Hyun dengan suara sangat merdu. Tubuh Akeno langsung meremang oleh glenyar lembut yang meracuni aliran darahnya.

Separuh kesadarannya menolak dengan keras ajakan Hyun. Tapi tubuhnya bereaksi lain, jemari Hyun yang menempel dilengannya bagai sengatan listrik dengan voltase ringan, dia mendesah.

Melihat reaksi Akeno bibir merah Hyun merekah indah. Memperlihatkan senyum indah bak kuntum mawar. Mata akeno berbinar melihatnya, dengan sedikit kasar Akeno meraih tubuh Hyun merengkuhnya dengan kasar.

Akeno hampir saja mendaratkan ciuman panasnya saat tiba-tiba Samy datang menarik tubuh Akeno dengan kasar. Melepas rengkuhannya dari Hyun.

Hyun terlonjak kaget, tapi kemudian menatap Samy dengan gusar. Dia berusaha mempertahankan Akeno tapi Samy lebih kuat darinya.

"Apa yang kau lakukan?" Tanyanya dengan ekspresi marah.

Samy balas menatap Hyun dengan berani. "Itu yang mau aku tanyakan padamu?!" ucapnya sembari memapah tubuh Akeno. Hyun tak mampu berbuat banyak, dia terpaksa membiarkan Akeno diambil alih oleh Samy.

Samy datang tidak sendiri dia datang dengan dua orang suruhannya dan seorang dokter.

Akeno di dudukkan di sopa untuk mendapatkan suntikan penawar sebelum di bawa kehotel untuk istrahat.

Akeno mendesis pelan, tangannya mengepal erat. Rahangnya mengeras, bahkan urat-urat diwajahnya terlihat menonjol. Dia berusaha kerasmelawan reaksi obat yang begitu kuat. Bahkan sentuhan Samy dan Dokter hampir membuatnya mendesis nikmat.

"Obatnya sangat keras, rendam tubuhnya di air dingin agar pengaruh obatnya cepat hilang," jelas Dokter pada Samy.

Saat Samy dan dua anak buahnya memapah tubuh Akeno, Hyun datang mendekat.

"Biar aku bantu." ujarnya dengan suara lembut.

Samy melotot kearahnya dengan gusar. "Menjauhlah dari Akeno! Saat ini kau bisa jadi bencana bagi Akeno."

"Omong kosong! Aku adalah tunangannya!" bentak Hyun.

Samy mencibir. "Tunangan tak dianggap. Minggirlah!" sentaknya sembari mendorong kasar tubuh Hyun. Hyun terhuyung kesamping dan nyaris terjatuh melantai.

"Kau!" teriak Hyun penuh emosi.

Samy tak perduli, dia terus memapah tubuh Akeno keluar ruang ganti pria.

Tubuh Akeno gemetar di bawah guyuran air dingin. Perlahan kesadarannya mulai kembali, pengaruh obat ditubuhnya berangsur menghilang.

"Samy kau masih diluar?" tanya Akeno dengan suara bergetar.

"Iya."

"Tinggalkan aku, cepat cari tau siapa yang sudah meracuniku." titahnya.

"Baik."

Terdengar langkah kaki Samy bergerak menjauh meninggalkan kamar Akeno. Setelah Samy pergi Akeno keluar dari kamar mandi dengan tubuh gemetar kedinginan.

Ini bukanlah yang pertama kali terjadi padanya dan Akeno selalu bisa melepaskan diri dari jebakan yang dipasang lawan untuknya.

Sudah pukul dua dini hari. Akeno duduk disudut kamar di depan jendela kaca berukuran besar. Pada jemarinya terlihat cahaya kecil dari puntung rokok ditengah cahaya temaram penerangan kamar hotel.

Mata kelamnya menatap keluar Jendela. Sesekali dia menyesap gelas pendek berisi es batu dan cairan alkohol. Sementara diluar kamar terdengar suara Hyun yang merengek mencoba masuk kedalam kamarnya.

Akeno benar-benar jijik mendengar suara manja Hyun. Ingin rasanya dia memotong lidah Hyun sekarang juga. Apa lagi setelah mendapat kabar dari Samy bahwa Hyun berkomplot dengan kakeknya guna menjebak Akeno.

Andai saja kekuatan Akeno melebihi kakeknya dia tak segan-segan melenyapkan Hyun. Tapi Akeno harus bersabar sedikit lagi demi tujuannya.

Suara Hyun masih saja terdengar diluar kamar, merengek minta di izinkan masuk.

"Akeno, ijinkan aku masuk. Aku sangat khawatir dengan keadaanmu. Aku janji tidak akan macam-macam didalam sana," rengek Hyun tak menyerah.

Akeno menatap daun pintu dengan kesal, lalu beranjak bangkit melangkah ke pintu, membukanya setengah saja. Dengan Arogan Akeno menatap Hyun di ambang pintu.

"Aku baik-baik saja. Kau bisa pergi sekarang!" ujarnya dengan suara berat dan dalam.

Sorot matanya yang tajam dan kelam membuat Hyun tercekat. Ada kilatan amarah disana membuat Hyun begidik ngeri.

"B-baiklah kalau kau memang sudah baikan, aku akan pergi." ujarnya sembari bergegas meninggalkan kamar Akeno.

Dengan tatapan penuh kebencian Akeno menatap punggung Hyun yang menghilang dibalik pintu.

Akeno menyesap cairan alkohol sembari menatap luar Jendela, tiba-tiba ponselnya berdenting pelan. Pertanda pesan masuk.

Siapa yang mengiriminya pesan ditengah malam begini? Dengan malas dia memeriksa pesan. Wajah datarnya berubah cerah saat membaca nama si pengirim pesan. Gresia, dia mengirimi Akeno pesan di tengah malam. Ada apa?

'Akeno, aku tidak bisa tidur.' bunyi pesan Gresia dengan Emot menagis. "Gadis bodoh!" umpatnya sembari terkekeh.

'Pejamkan matamu, nanti juga tidur.' balas Akeno.

'Sudah, tapi tetap saja tidak bisa tidur.' keluhnya.

'Apa dengan mengirimi ku pesan kau bisa tidur?!' balas Akeno. Setelahnya tak ada jawaban dari Gresia apa dia sudah tidur?

Lima belas menit sudah berlalu, tapi tak satupun pesan dari Gresia masuk keponselnya. Akeno berdecak kesal, tapi kemudian malah melakukan panggilan Video.

Gresia belum tidur, dia menerima pangilan Video dari Akeno. Cahaya kamarnya yang temaram membuat Akeno tak bisa melihat raut wajahnya dengan jelas.

"Nyalakan lampu kamarmu, kau terlihat seperti hantu di dalam gelap." omel Akeno.

"Aku berantakan, lebih baik begini saja." tolak Gresia.

"Jangan membantah, kau sudah menganggu waktu istrahatku. Tidak bisakah kau sedikit patuh."

"Hmmm baiklah."

Tak berapa lama lampu kamar Gresia menyala terang. Pada layar ponsel Akeno terpampang jelas wajah kuyu Gresia. Bagaiamana tidak, sudah jam tiga pagi tapi dia tejaga. Beruntung besok hari minggu dia bisa tidur sampai siang.

"Tidurlah aku melihatmu dari sini," titah Akeno dengan suara lembut. Gresia mengangguk patuh, meletakkan ponselnya tepat didepannya lalu perlahan memejamkan matanya.

Tak berapa lama Gresia benar-benar tertidur dengan dengan nyenyak. "Kau benar-benar candu pelukanku," gumam Akeno seorang diri sembari menatap wajah lelap Gresia pada layar ponselnya.

To be continuous.

Terpopuler

Comments

Nabilah Hanum

Nabilah Hanum

rasain lu Hyun..gatotkan rencana lu..
dan pada akhir'a akeno mendapat penawar gresia disaat emosi

2024-04-27

1

Ani Ani

Ani Ani

dah sayang lah tu

2024-04-28

0

ira

ira

pengen rasanya ku cekik s Hyun ini 😤😤😤🔪🔪🔪🔪🔪

2024-04-04

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!