Part 18

Gresia menggeliat pelan, menyusupkan tubuhnya dibalik tubuh Akeno. Sensasi hangat tubuh Akeno membuatnya nyaman.

Sementara Akeno yang terbangun oleh gerakan Gresia mengetatkan lengannya memeluk tubuh Gresia yang terasa begitu lembut. Iris hitamnya menatap lembut tubuh yang meringkuk dalam dekapannya.

Senyum tipis mengembang sempurna di bibir tipisnya. Dia tak menduga bisa sedekat ini dengan Gresia, mungkin ikatan pernikahan telah menautkan hatinya pada Gresia. Gadis yang selalu bersikap dingin dan tak perduli pada sekitar.

Perlahan jemarinya membelai wajah Gresia yang masih terlelap, terlihat begitu tenang. Dia ingat saat pertama kali bertemu Gresia dirumah ini. Dia terlihat acuh dan tak perduli pada kehadiran Akeno.

Sikap acuh Gresia membuatnya penasaran, diam-diam dia memantau gerak Gresia. Dimatanya gadis itu seperti bunga teratai ditengah kolam indah tapi tak tersentuh. Saat neneknya memaksanya menikahi Gresia dia dengan rela menyetujui permintaan neneknya.

Tapi ego membuatnya bersikap tak perduli pada Gresia. Dia tak pernah mau menjadi hamba wanita karena cinta. Dia menghargai wanita tapi tetap saja meletakkan wanita pada ujung jarinya.

Iris hitam Akeno masih belum beranjak menikmati setiap lekuk wajah Gresia. Dengan gerakan sangat lembut Akeno mengecup kening Gresia. Gresia sedikit terganggu melenguh pelan lalu menyusupkan tubuhnya semakin dalam kebalik tubuh Akeno. Akeno bisa merasakan lembut fan hangatnya dua benda kenyal yang menempel pada dada bidangnya. Rahangnya terlihat mengeras berusaha mengendalikan gejolak gairahnya.

"Kau sungguh menguji pengendalian diriku Gresia," bisik Akeno.dengan helaan napas berat. Aroma lembut yang meruar dari tubuh Gresia semakin memicu Gairahnya.

Tapi Akeno tak ingin melakukan apapun dia memilih menahannya hasratnya. "Hey bangun, apa kau tidak malu bangun kesiangan dirumah nenek mertuamu," bisik Akeno sembari mencubit hidung Gresia.

"Aku masih ngantuk." sahutnya dengan suara serak. Matanya masih terpejam tangannya masih memeluk tubuh Akeno.

"Tapi aku harus pergi pagi ini. Ada kunjungan bisnis di luar kota dengan Hyun pagi ini." jelas Akeno sembari mengecup puncak kepala Gresia.

Entah sejak kapan Akeno kecanduan menyentuh Gresia, dia menyukai aroma lembut tubuh Gresia membuatnya tak ingin berhenti menciumnya dan Gresia sendiri seperti sudah biasa dengan sentuhan Akeno.

Mendengar Akeno menyebut nama Hyun membuatnya sesak napas. Dia menarik diri dari dekapan Akeno guna menghirup lebih banyak udara mengisi rongga dadanya.

Akeno tak ingin istrinya salah paham dengan perjalananya dengan Hyun tapi juga tak ingin menjelaskan.

Gresia turun dari ranjang lalu masuk kamar mandi. Sementara Akeno hanya memperhatikan gerak Gresia dengan posisi masih berbaring. Akeno bisa melihat ekspresi Gresia yang berubah muram.

Guyuran air hangat ditubuhnya membuat pikirannya lebih relaks. Rasa kesal yang tadi sempat singgah dihatinya perlahan hilang. Dia tak ingin terjebak pada perasaannya sendiri. Akeno sudah menegaskan padanya tentang arti pernikahan ini, jadi dia harus membatasi sikap dan hatinya.

Di lantai bawah nenek juga sudah bangun, di temani pelayan dia berjalan santai mengitari taman. Udara masih dingin, langit juga masih terlihat gelap tapi nenek terlihat sangat bersemangat.

Pagi tadi pelayan memberitahukan padanya bahwa tadi malam Akeno datang dan langsung mengunjungi kamar Gresia.

Di usianya yang suda ujur ini tak ada hal lain yang dia inginkan kecuali kebahagiaan Akeno. Cucu satu satunya yang dia punya. Setelah anak dan menantunya wafat.

Kadang dia berpikir kenapa tuhan memberinya umur panjang, kenapa bukan anak dan menantunya saja yang hidup lebih lama.

Gresia turun kebawah lebih dulu, menyusul nenek di taman.

"Kemarilah," panggil nenek melambaikan tanganya pada Gresia yang berdiri tak jauh dari tempatnya duduk.

Gresia mendekat lalu duduk disamping nenek, sembari menyandarkan kepalanya perlahan di bahu nenek.

"Ada apa? Apa Akeno menyusahkanmu malam tadi?" selidik nenek. Sepanjang dia mengenal Gresia saat dia gundah dia akan bermanja seperti ini padanya.

Gresia mendesah pelan. "Dia sangat patuh belakang ini nek. Bahkan sangat manis untuk seorang Akeno." bisiknya.

Nenek tersenyum puas. Pelayan rumah Akeno tidak membohonginya. Dia selalu melaporkan padanya bahwa Akeno selalu keluar kamar Gresia memakai jubah mandi dipagi hari.

"Nenek senang mendengarnya." sahutnya sembari membelai kepala Gresia dengan kasih sayang.

Keduanya berbincang hangat mengenai topik-tpik ringan. Sesekali terdengar tawa keduanya.

Akeno terpaksa pergi sendiri sebab harus keluar kota dengan Hyun.

"Aku pergi dulu. Aku akan pulang menjelang makan malam jadi kau pulanglah kerumah nanti sepulang sekolah," ujar Akeno berpamitan. Gresia yang berada didepannya mengangguk patuh. Sementara nenek mengamati mereka dari sofa ruang tengah.

Setelah Akeno pergi Gresia bersiap juga untuk pergi kesekolah.

"Aku masih ingin disini, tapi nenek dengar tadi dia bilang apa," rajuk Gresia saat berpamitan dengan nenek. Nenek terkekeh lalu mengusap kepala Gresia dengan lembut.

"Kau sudah bersuami sekarang. Maka turuti perintah suamimu. Lain kali kau bisa menginap disini bersama Akeno."

"Baiklah nek aku mengerti." lirih gresia sembari mencium tangan nenek sebelum pergi.

"Hati-hati dijalan."

"Iya nek."

Nenek memndang punggung Gresia dengan mata berbinar. Cucunya telah membuka hatinya untuk Gresia itu sangat melegakan nenek. Mengingat betapa gigihnya keluarga dari pihak ayahnya menjodohkan Akeno dengan sepupu dari pihak mereka.

Sebenarnya dia berniat datang berkunjung kekediaman Akeno begitu mendengar Hyun menginap disana untuk beberapa waktu.

Tapi urung dia lakukan karna Gresia terlebih dulu datang kerumahnya. Dia tau motip kakek Akeno mengirim Hyun dan dia menentangnya.

Mobil Gresia berhenti dì depan gerbang sekolah. Dengan langkah lesu Gresia masuk kedalam kelasnya. Baru beberapa langkah Gresia terlihat menghentikan langkahnya. Matanya menyipit menatap Harisah yang tengah duduk dibangkunya.

Haris yang sedari tadi tertunduk kini menatap lekat kearahnya. Seketika bisik-bisik terdengar diantara siswa yang diam-diam melihat mereķa.

"Kemarilah," ujar Haris pelan bahkan tak terdengar oleh Gresia, tapi Gresia bisa melihat gerak bibir Harisah dengan sangat jelas.

Walau ragu tapi Gresia tetap melangkah kebangkunya lalu duduk di sebelah Harisah. Memasukkan tasnya tanpa menoleh ke Haris yang masih menatapnya.

Ada rasa canggung menyelimuti Gresia. Dia dan Harisah sudah lama tak bertegur sapa semenjak insident surat cinta dari Kety dan kini Kety tengah menatap tajam kearahnya. Apa lagi saat dengan sengaja Harisah menyelipkan rambut Gresia ketelinga, walau Gresia menepis dengan marah tangan Akeno, tetap saja adegan itu membakar hatinya.

"Haris, ini bukan tempat dudukmu," tegur Gresia dengan ekspresi dingin.

"Aku tau. Tapi mulai hari ini aku duduk disini." sahut Haris cuek.

"Lalu Ayana?"

Haris mengarahkan telunjuknya ke tempat duduk Ayana yang baru. Terlihat Ayana menatapnya takut-takut membalas tatapan Gresia.

Gresia mendesah pasrah sahabatnya telah menghianatinya dia bisa apa.

To be continuous

Terpopuler

Comments

Ani Ani

Ani Ani

penacau Banyak sangat

2024-04-28

0

ira

ira

Haris ini bikin emosi aja deh gak usah gangguin gresia deh😤😤😤

2024-04-04

0

gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕

gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕

lalu ngapain lu berubah raut muka? akeno dah berpikirlah Lu suka sama akeno

2024-02-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!