Part 17

Gresia menggeliat pelan. Dering alarm di ponselnya membuatnya berdecak kesal. Dia masih ingin tidur beberapa menit lagi.

Dengan mata terpejam dia menggeser tubuhnya melewati tubuh Akeno. Satu tangannya bertumpu pada nakas untuk menopang tubungnya sementara yang satu lagi menggapai ponselnya di atas nakas.

Merasakan gerakan Gresia melewati tubuhnya Akeno perlahan membuka matanya. Tapi pandangannya gelap terhalang tubuh Gresia yang berada diatasnya.

Akeno mempertajam penglihatannya menatap benda lembut dan hangat yang menempel dipipinya. Tapi cahaya temaram membatasi penglihatannya. Guna memastikannya Akeno menyentuh benda itu menggunakan tangannya.

Gresia yang sedang berusaha mematikan alarm dengan mata terpejam kaget bukan kepalang saat tangan akeno menyentuh benda kenyal miliknya.

"Aaahh!" pekik Gresia, tak ayal tubuhnya merosot jatuh menimpah tubuh Akeno di bawahnya.

Di timpah tubuh Gresia membuat Akeno ikut mengaduh. Gresia menarik tubuhnya dengan perasaan panik.

"Kenapa berteriak, kau ingin membangunkan seisi rumah? Kamarmu ini tidak kedap suara." omel Akeno sembari menatap Gresia yang terdiam kaku di tempatnya.

"Kau menyentuhku!" bentak Gresia sengit. Kedua tangannya terlihat menyilang didada.

Melihat itu Akeno terkekeh. "Kau berlebihan. Setiap malam aku menyentuhnya. Kenapa baru teriak sekarang?" kekeh Akeno netranya menelisik benda di balik kedua tangan Gresia.

Gresia terbeliak dengan pipi merona merah. Akeno benar mereka tidur satu ranjang dia tak tau apa yang bisa dilakukan Akeno saat dia sudah terlelap.

Ini tidak bisa dibiarkan!

"Mulai besok tidurlah dikamarmu sendiri. Bukankah kau memintaku tidur dikamar terpisah tapi kenapa kau datang padaku setiap malam," lirih Gresia sembari menatap Akeno dengan tatapan tak senang.

Akeno balas menatap Gresia, sorot matanya jelas memperlihatkan gairahnya. Dengan gerakan cepat dia menarik tubuh Gresia membenamkannya diatas kasur. Belum lagi Gresia sempat berpikir Akeno sudah berada diatasnya.

"Akeno kau mau apa?!"

Akeno menyeringai menatap Gresia di bawahnya. "Mengambil jatahku." Ucapnya dengan bola mata liar menatap tubuh Gresia yang terus menggeliat berusaha melepaskan diri.

Gerakan liar yang meronta berusa melepaskan diri dibawahnya begitu mempesona dimata Akeno, membuat matanya semakin berkabut. Gresia dapat melihat itu, melihat berapa tatapan Akeno penuh nap su memindai lekuk tubuhnya membuat Gresia semakin ketakutan. Ketakukan membuat Gresia berkeringat, pipinya juga terlihat bersemu merah. Pemandangan itu membuat Akeno semakin gila. Bagaiamana bisa dia se-sensual ini.

"Jangan bergerak lagi, aku hanya ingin menciummu. Kalau kau terus bergerak begini aku bisa hilangan kendali." ujar Akeno akhirnya. Dia harus mengakhiri ini atau dia benar-benar melahap Gresia tak tersisa.

Gresia perlahan menjdi tenang walau dadanya naik turun menahan napasnya yang tersenggal. Perlahan Akeno mengarahkan wajahnya mendekat.Gresia terpejam erat saat bibir Akeno menyapu bibirnya dengan begitu hangat. Sensasi aneh kembali menjalari tubuhnya, ini yang dia rasa setiap kali Akeno menciumnya.

Hanya sekilas Akeno lalu melepas pagutannya, beranjak dari tubuh Gresia tanpa kata melangkah masuk kedalam kamar mandi.

Sementara Gresia mematung tetap pada posisinya semula. Masih terasa olehnya sensasi hangat bibir Akeno yang memacu aliran darahnya mengalir lebih cepat dari biasanya. Samar-samar terlihat senyum di bibir merahnya.Dia masih tujuh belas tahun tapi dia menyukai keintiman yang diberikan suaminya.

Gresia sudah duduk di tepi ranjang saat Akeno keluar dengan tubuh hanya dibalut handuk . Tubuhnya yang ramping tapi berotot memukau Gresia seketika.

"Mandi sana, aku akan kekamarku pakai baju." ujar Akeno sembari terus berlalau meninggalkan kamar Gresia.

Sementara bola mata kelabu Gresia mengikuti tubuh Akeno hingga menghilang dibalik pintu. Gresia menelan saliva dengan kasar lalu memukul jidatnya dengan keras hingga memberikan tanda merah di permukaan kulitnya.

"Dasar me sum kau Gresia!" Umpatnya seorang diri. Dengan pikiran kacau dia pun masuk kamar mandi.

Pagi ini.mereka sarapan tanpa Hyun, gadis itu tak mampu bangun pagi karena pengaruh alkohol. Dia pulang hampir pagi dengan keadaan mabuk berat.

Sementara meja makan terasa sangat hening,bahkan denting sendok terdengar sangat pelan seakan enggan memecah kesunyian.

Akeno sesekali menatap tajam kearah Gresia yang duduk tertunduk didepannya. keintiman tadi pagi membuat Gresia merasa canggung. Bukan karena sentuhan panas suaminya tapi karena imajinasi liarnya saat melihat tubuh Akeno bertelanjang dada.

"Malam nanti aku ada acara makan malam dengan Hyun, mungkin pulang larut malam." ujar Akeno memecah kesunyian. Gresia mengangguk tanpa mengangkat wajahnya.

"Saat orang bicara nengajakmu bicara setidaknya lihat wajahnya, itu termasuk dalam sopan santun," ujar Akeno menegur Gresia.

Gresia mengangkat wajahnya menatap Akeno yang dengan wajah cemberut. Lalu kembali menunduk focus pada piringnya. Senyum samar terlihat di bibir Akeno saat Gresia kembali menunduk. Dia sangat bersemanagat saat melihat respon marah atau pun malu dari Gresia.

Gresia kembali mengangkat wajahnya menatap Akeno.

"Pulang sekolah nanti aku kerumah nenek dan bermalam disana." ujar Gresia memberitahukan niatnya.

"Hemmm pergilah."

Suasana kembali sunyi hingga keduanya selesai sarapan lalu pergi meninggalkan mansion.

Sepulang sekolah Gresia meminta Adrian mengantarkannya kerumah nenek. Kedatangannya disambut gembira oleh wanita paru baya itu.

"Ada apa? Kau bertengkar dengan Akeno?" cecar nenek, saat mereka sudah duduk diruang keluarga.

Gresia menggeleng sembari tersenyum. Di raihnya jemari nenek lalu menggenggamnya erat. "Aku rindu nenek." ucapnya lirih sembari menyandarkan kepalanya di bahu nenek. Senyum nenek mengembang, jemari keriputnya membelai lembut kepala Gresia.

Sebelum menikah dengan Akeno dia sudah tinggal dengan Nenek beberapa bulan. Dalam kurun waktu itu kedekatan antara mereka tentu saja sudah terjalin. Gresia yang sebelumnya tak pernah merasakan kehangatan kasih sayang keluarga kini bisa merasakanya dari nenek Akeno. Itulah mengapa dia tak menolak keinginan nenek menikahkannya dengan Akeno.

Malamnya Akeno membawa Hyun ke pertemuan rekan bisnisnya. Akeno dan Hyun langsung jadi sorotan. Makan malam belum usai, berita sudah menyebar. Isi berinta tak lain membahas kedekatan mereka yang bersetatus tunangan.

Akeno memilih diam, sebab dia tau berita itu pasti ulah kakeknya. Dia sengaja mengatur makan malam dengan mengumpulkan keluarga ternama di kota A lalu meminta Akeno datang bersama Hyun dan tak lupa mengundan para wartawan media one line untuk meliput.

"Sepertinya kakek mengatur sekenario dengan sangat sempurna. Berita tentang kita berada di pencarian teratas media one line," ucap Hyun dengan senyum. Akeno menatap Hyun sekilas lalu menggulir pandangannya pada tamu lainnya.

"Kau tidak keberatan?" tanya Hyun saat melihat reaksi Akeno yang begitu tenang. Kali ini Akeno menatapnya lekat. Melihat itu dia mengedipkan sebelah matanya dengan begitu indah. Malam ini dia tampil sempurna dengan gaun panjang berwa biru muda dia tampil bak putri malam ini.

"Kau ingin aku memperlihatkan sikap keberatanku disini?" Akeno balas bertanya, membuat raut wajah Hyun berubah seketika. Dia tak siap dipermalukan Akeno malam ini.

"Kenapa diam?" Akeno mulai mengintimidasi dengan ucapan dan sikapnya. Membuat Hyun bungkam, dia tau seperti apa Akeno. Kalau dia tetap memprovokasi tak jamin Akeno tetap diam.

Beruntung bagi Hyun tiba-tiba salah satu tamu menyapa Akeno, membuat perhatian Akeno teralihkan dari Hyun.

Selai makan malam Hyun pulang sendiri bersama supir sementara Akeno pergi kerumah nenek menyusul Gresia.

Nenek sudah tidur dikamarnya sementara Gresia masih terjaga di kamar Akeno. Gresia duduk di karpet lantai kamar Akeno sembari membolak balikkan album foto yang diberikan nenek padanya tadi.

"Jadi berita itu benar Gres?" terdengar suara Ayana dari ponsel Gresia. Mereka sedang melakukan panggilan suara saat ini.

Terdengar Gresia mendesah berat sebelum menjawab pertanyaan Ayana. Entah mengapa dadanya sesak saat Ayana memintanya melihat berita Akeno bersama Hyun di media one line.

"Begitulah," sahut Gresia malas.

"Kamu gak bisa nyangkal gitu, biar aku gak patah hati," rengek Ayana prustasi. Idolanya sudah bertunangan dia mana bisa terima.

"Kamu memang pantas patah hati Ay, mereka benar-benar serasi," ujar Gresia yang di sambut teriakan tak terima Ayana.

"Mana bisa! Kamu kok malah dukung mereka sih. Harusnya kamu dukung aku dong," protes Ayana dengan suara manja. Gresia terkekeh oleh tingkah sahabatnya.

"Udah tidur sana, aku juga mau tidur. Stop bahas Akeno, dia lagi dalam dekapan wanita cantik saat ini," ujar Gresia memprovokasi Ayana.

"Kamu aja tidur sana, aku masih ingin hayalin Akeno," sungut Ayana tak perduli. Gresia kembali terkekeh.

"Baiklah, selamat malam."

Gresia memutus panggilan lalu merebahkan tubuhnya diatas lantai sembari memejamkan matanya erat.

Dia tak menyadari sepasang mata kelam Akeno mengawasinya dari ambang pintu. Dengan gerakan pelan Akeno melangkah mendekati Gresia.

"Bangunlah, kau bisa masuk angin berbaring dilantai seperti itu," ujar Akeno. Suaranya mengejutkan Gresia, spontan dia menarik tubuhnya di posisi duduk. Lalu menyentuh dadanya berulang kali karena kaget.

"Kau suka sekali datang diam-diam. Tidak bisakah mengetuk pintu dulu sebelum masuk?!" omel Gresia sembari menatap berang pada Akeno.

"Bagaiman bisa menguping pembicaraanmu kalu aku mengetuk pintu," sahut Akeno. Dia sedikit membungkuk mengulurkan tangannya pada Gresia, begitu Gresia menyambut tangannya Akeno menarik tubuhnya berdiri.

"Kenapa datang?" Tanya Gresia dengan suara lirih menutupi rasa gugupnya. Mereka berdiri sangat dekat saat ini, bahkan Gresia dapat merasakan hembusan napas Akeno yang hangat.

"Kenapa, apa aku tidak boleh datang?" Akeno malah balik bertanya. Nertanya memindai wajah Gresia yang sudah merona.

"Kau meninggalkan tunanganmu."

"Hanya tunangan bohongan."

"Cih! Tunangan bohongan, istri bohongan. Lalu mana yang asli dalam hidupmu," dengus Gresia kesal.

Akeno mencubit dagu runcing Gresia lalu melabuhkan ciuman hangat kebibir Gresia sekilas. "Ini asli dan masih banyak lagi. Apa harus aku perlihatkan satu persatu padamu mana yang asli?" tanya Akeno sembari mengusap lembut bibir merah Gresia dengan jarinya. Gresia tergagap lalu dengan cepat menggeleng.

Akeno tersentum tipis, lalu kembali mendekatkan wajahnya ke wajah Gresia. "Tunanganku memang bohongan tapi istriku asli." Bisiknya dengan suara berat. Bulu kuduk Gresia meremang, bukan oleh ucapan Akeno tapi oleh sentuhan bibir Akeno yang lbut dan hangat pada daun telinganya.

"B-baiklah aku paham. Aku mau tidur kau juga tidurlah," ujar Gresia gugup. Dia menarik tubuhnya menjauh dari Akeno lalu bergegas naik keranjang dan bersembunyi dalam selimut.

Melihat itu Akeno tertawa sendiri, istrinya terlihat seperti seekor kelinci yang sedang sembunyi. Setelah melepas jasnya Akeno ikut naik keranjang mendekap tubuh Gresia seperti malam-malam sebelumnya lalu terlelap dengan tenang.

Tubuh yang lembut dan hangan milik Gresia seperti obat tidur baginya.

To be continuous

Terpopuler

Comments

Ani Ani

Ani Ani

sunguh sangat nayam

2024-04-28

0

Nabilah Hanum

Nabilah Hanum

candu yg mengasyikan 🥰

2024-04-26

0

ira

ira

sebesar apa sih kekuasaan kakeknya sampe akeno g bisa melawan trs klo d suruh nikahin Hyun apakah bakal nikahin jg

2024-04-04

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!