Part 11

Pagi ini seperti biasa Gresia bersama Akeno sarapan pagi sebelum pergi beraktivitas.

"Malam ini temanku dari Paris akan berkunjung ke mansion. Kalau dia datang dan aku belum pulang. Tetap diam dikamarmu jangan temui dia." ujar Akeno membuka percakapan setelah hening benerapa saat. Gresia mengagguk patuh sembari mengunyah makanannya dengan wajah tertunduk. Walau sudah sering berintraksi dengan Akeno tetap saja Gresia merasa gugup bersitatap dengan mata Elang Akeno.

Akeno makan sembari sesekali menatap wajah canti istrinya. Bibirnya yang merah dan sedikit berminyak terlihat sangat seksi saat mengunyah makanan. Sayang usianya baru tujuh belas tahu, andaikan sudah cukup umur dia tak kan rela menahan gairahnya pada sang istri.

Semenjak Akeno mengucap janji pada neneknya, perlahan dia menetapkan hatinya pada Gresia. Belajar mencintai seiring berjalannya waktu, menunggu bunga mekar sempurna untuk di petik.

Selesai sarapan Akeno berangkat kekantor sementara Gresia pergi kesekolahnya.

Sesampainya di sekolah Gresia disambut tatapan aneh dan bisik-bisik tidak jelas.

Dari kelas terlihat Ayana tergopoh berlari kearahnya, sementara Kety mengikutinya dari belakang.

"Udah lihat unggahan berita sekolah belum?" tanya Ayana begitu tiba didepan Gresia. Gresia menggeleng. Dia tidak begitu suka mengikuti berita disekolah yang banyak berisi gosip dari pada hal bermanfaat.

Ayana merogoh ponsel disaku roknya, mengutak atik ponselnya sebentar lalu memperlihatkannya pada Gresia.

Gresia menerima ponsel Ayana, lalu melihat Video berdurasi pendek yang berisikan adegan dia memberi amplop milik Kety pada Haris.

Tapi diunggahan itu tertulis, Gresia memberi Harisah sepucuk surat cinta. Gresia tertawa pelan, lalu menyerahkan ponsel Ayana kembali.

"Masih bisake tawa kamu? Gak kamu baca tuh komen, mereka hujat kamu seenak jidat mereka begitu!" sembur Ayana kesal melihat sikap tenang Gresia.

"Lalu aku harus apa, nangis? Beritanya sudah terlanjur tersebar kan? Di jelasin juga percuma. Biarkan mereka berasumsi sesukanya. Tahan berapa lama sih, capekkan berhenti sendiri." sahut Gresia dibarengi seulas senyum.

"Dan kamu, suratmu udah sampai," ujar Gresia sembari menatap Kety. Kety tersenyum bahagia. "Terimakasih." ucapnya dengan wajah berseri.

Karena video itu, Gresia mendadak jadi terkenal disekolahnya. Kemanapun dia pergi, seluruh siswa mengenalinya. Bisik-bisik yang mencemooh tindakan yang menurut mereka nekat dan tau malu terdengar sumbang di telinga Gresia. Tapi Gresia memilih diam. Dirumahnya dia tak punya wewenang untuk membela diri, apa yang mereka ucapkan adalah mutlak.

Terbiasa di perlakukan tak adil menempa pribadi Gresia menjadi lebih tak perduli dan cuek. Sementara Ayana merasa tak sependapat padanya. Ini fitnah dan harus diluruskan.

"Video itu tidak bohong dan aku memang benar memberinya surat. Walau bukan milikku. Tapi yang terlihat memang seperti yang tertulis. Jadi apa yang salah?" ujar Gresia saat Ayana kembali memintanya mengklarifikasi berita sekolah.

"Tapi surat itu bukan milikmu."

"Lalu aku harus bilang bahwa Kety memintaku menyampaikan suratnya pada Harisah gitu?" tanya Gresia sembari beralih menatap Katy. Kety menggeleng dengan wajah pucat, dia tak sekuat Gresia menerima bulyan penggemar wanita Harisah.

"Kamu lihatkan," ujar Gresia sembari mengangkat bahunya. Ayana mendesah berat sembari menatap tajam kearah Kety. Dia masih belum puas dengan sikap kety yang terkesan lepas tangan.

"Sudahlah jangan pikirkan lagi. Kalau hanya omongan percayalah aku masih bisa menahannya." ujar Gresia sembari tersenyum pada kedua temannya.

"Maaf Gres, harusnya aku gak minta kamu ngantarin suratku." lirih Kety.

"Sudah aku bilang lupakan saja. Anggap disekolah ini hanya ada kita bertiga. Mereka hanya hembusan angin yang cuma nunpang lalu." ujar Gresia sembari menepuk pundak Kety dengan lembut.

Keduanya mengangguk di barengi helaan napas berat.

Sementara Harisah seharian ini tak bertegur sapa padanya, sikap itu justru membuat Gresia lega dia tak harus susah payah menghidar darinya.

Sepulang sekolah Gresia mengurung diri dikamar, setelah makan siang terlebih dahulu. Itu dia lakukan seperti perintah Akeno padanya tadi pagi. untuk sembunyi dari tamunya yang datang dari Paris. Gresia maklum akan tindakan Akeno. Pastinya dia tak mau pernikahan mereka diketahui orang luar.

Benar saja, sekitar jam tiga sore tamu yang dimaksud Akeno datang. Begitu datang dia langsung istrahat dikamar tamu dilantai bawah. Melihat itu Gresia tau kedekatan mereka dalam berteman.

Menjelang makan malam Akeno baru pulang. Dia langsung menuju kamarnya untuk membersihkan diri sebelum menemui tamunya.

Sebelum turun menemui tamunya, Akeno terlebih dahulu menemui Gresia dilamarnya. Akeno masuk dengan mudah kekamar Gresia karena kamarnya tidak terkunci.

Akeno menghentikan langkahnya tepat dibelakang tempat tidur Gresia. Netranya menatap sosok Gresia tak berkedip.Gresia tidut tengkurap di atas ranjang dengan kepala miring kesamping. Akeno bisa melihat jelas lekuk tubuh Gresia di bagian bokongnya, juga kaki jenjangnya yang terjulur begitu indah. Perlahan dia mendekat, menarik kursi disamping tempat tidur lalu duduk disana. Jantungnya berdetak kencang menatap wajah Gresia yang begitu tenang. Bibirnya yang merah dan sedikit tebal terlihat terbuka. Tanpa sadar Akeno menggerakkan jarinya menyentuh bibir merah itu dengan lembut.

Tapi kemudian dengan cepat dia menarik tangannya, lalu memejamkan matanya erat. Beberapa detik kemudian dia sudah beranjak pergi dari kamar Gresia dengan pikiran kacau.

Dia merasa gila oleh pesona istrinya, begitu ranum, indah dan begitu mengoda. Ini pula alasan Akeno menjaga jarak dari istrinya. Dia lelaki normal dan Gresia adalah istri sahnya. Sah baginya melakukan apapun terhadap Gresia dan Akeno menyadari itu.

Sebelum menemui tamunya di kamar tamu, Akeno terlebih dahulu menemui bik Sumi. "Bik, bangunkan Gresia saat makan malam. Aku makan malam dengan Adam diluar."

"Baik tuan."

Setelah memberitahu bik Sumi baru Akeno menemui Adam dikamar tamu. Di dalam kamar tampak dia tertidur nyenyak, sampai tak menyadari kehadiran Akeno.

"Hey! Bangunlah, waktunya makan malam." Akeno mengguncang tubuh Adam sedikit kencang.

Adam membuka matanya dengan berat, lalu mengerjab beberapa kali untuk mengumpulkan kesadarannya. "Sebentar lagi, aku masih ngantuk," sahut Adam, kembali memejamkan matanya.

"Bangunlah aku sudah lapar. Bereskan juga barangmu, aku sudah siapakan tempat untukmu." titah Akeno tegas.

"Hey aku tidak ingin tinggal sendiri." rajuk Adam dengan pupil melebar.

Akeno menanggapinya dengan ekspresi datar. "Jangan bertingkah, aku tidak suka diganggu apalagi dengan teman kencanmu yang tak jelas itu. Cepat kemasi barangmu, akau akan mengantarmu sekalian makan malam." titah Akeno lalu meninggalkan Adam dikamarnya.

Beberapa menit kemudian Adam keluar dari kamar tamu sembari menenteng koper.

"Puas lihat aku susah." sungut Adam.

"Aku sudah baik meminjamimu apartemen mewah. Atau kau ingin menyewa sendiri menggunakan uangmu?" ujar Akeno sembari menaikkan kedua alisnya.

"Aku sedang berhemat, belakangan ini job manggungku sedikit sepi. Memakai apartemenmu saja." sungut Adam sembari melenggang keluar apartemen sembari menarik koper besarnya.

Akeno tersenyum tipis. Dia terpaksa mengusir Adam, dia tak mau adam melihat Gresia dirumah ini. Adam tidak pandai menyimpan rahasia, dia tak mau pernikahannya bocor sebelum waktunya.

Sekitar jam satu malam Akeno baru pulang. Mansion sudah sepi dan lampu ruang tamu juga sudah berubah temaram.

Akeno berjalan menuju kamar Gresia, berdiri untuk beberapa saat didepan pintu. Baru kemudian masuk kedalam.

Akeno berjalan pelan di tengah cahaya temaram, lalu perlahan naik keatas tempat tidur berbaring disamping tubuh Gresia. Memeluk tubuh hangat itu dengan sangat lembut tak ingin mengejutkan Gresia dengan sentuhanya.

"Apa senang memelukku diam-diam seperti ini." tegur Gresia dengan suara pelan.

"Ahh!" seru Akeno tertahan. Pelukannya sedikit mengendur, tapi kemudian dia kembali memeluk tubuh Gresia semakin erat.

"Belum tidur?" tanya Akeno dengan lembut.

"Sudah, tapi kau bergerak seperti maling. Membuatku bangun." sungut Gresia.

"Maaf, sudah tidurlah lagi. Kalau terus bicara aku tidak tahan untuk tidak memakanmu." ujar Akeno dengan suara berat. Kata-kata dan hembusan napas Akeno membuat Gresia merinding panas dingin.

Tapi entah mengapa di antara deburan jantungnya yang tidak karuan, Gresia merasa begitu nyaman. Membuat dia membiarkan saja tubuhnya dipeluk Akeno suaminya.

To be continuous

Dukungannya ya readers emak 😘😘😘🥰🙏

Terpopuler

Comments

Trisna

Trisna

awe mereka yang berpelukan gue yang deg-degan

2024-05-09

0

Ani Ani

Ani Ani

sama2 nayam

2024-04-28

0

ira

ira

sdh candu ya akeno meluk gresia🤣🤣🤣

2024-04-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!