Part 8

Dua minggu kemudian.

Ayana berhasil membujuk Gresia untuk bersenang-senang menikmati libur akhir pekan. Mereka pergi ke sebuah mall untuk nonton dan berbelanja.

Sebelum pergi Adrian memberinya sebuah kartu untuk aksesnya berbelanja. Dia tidak menolak dia memang berniat membelanjakan uang suaminya sebagai mana semestinya. Dulu saat dia bersikap patuh pada ayahnya dan tidak mendapat bagiannya sedikitpun, dia tetap dalam kesulitan. Kini dia tak kan menaham diri lagi, yang harus jadi miliknya maka tetap jadi miliknya.

Tapi.Gresia bukan gadis tamak, dia hanya belanja sesuai kebutuhannya saja. Dia membeli beberapa baju yang lebih sederhana untuk dia pakai dirumah. Dia risih harus memakai baju berbandrol jutaan hanya untuk pakaian sehari. Juga beberapa keperluannya, seperti bedak, lotion, pembalut dan lainnya.

Selesai nonton, berbelanja merekapun mencari tempat makan. Sebuah cafe yang masih berada didalam mall. Gresia memilih menu sederhana sesuai lidahnya yang masih keturunan luar.

Cafe ini cukup luas dengan bangku dua dan bangku panjang yang cukup menampung benerapa orang.

Gresia selalu jadi pusat perhatian kemanapun dia pergi. Wajahnya yang bertampang bule dengan kulit indonesia asli, mulus tanpa bintik-bintik hitam seperti kebanyak kulit oranga luar. Membuatnya berbeda dengan bule sungguhan. Tapi itu justru menambah daya pikat tersendiri untuknya.

Ayana makan sembari menatap layar kaca berukuran lumayan besar yang terpampang diatasnya.

"Akeno..." Desisnya menatap layar kaca didepannya tak berkedip. Gresia terpaku ditempatnya untuk beberapa saat, saat Ayana menyebut nama suaminya dengan suara lirih.

Mata kelabu Gresia mengikuti arah pandangan Ayana. Dilayar datar TV ukuran besar wajah Akeno dan model papan atas temgah jadi berita hangat. Athalia Suherman model kelas dunia yang pernah digosipkan jadi wanita pertama tuan Akeno, terlihat menemani pengusaha muda itu makan malam. Begitulah kurang lebih isi beritanya.

"Hhhmm siapa sangka Akeno kembali lagi pada cinta pertamanya," gumam Ayana netranya masih saja melekat pada layar kaca didepannya. Seakan begitu tak rela Akeno kembali pada Athalia kekasih pertama Akeno.

"Hhhmm, Gresia kau pasti sudah menebak ini bukan? Mengingat kedekatan kalian dia tidak mungkin merahasiakan ini padamu." tebak Ayana penuh keyakinan.

Gresia tersenyum tipis. "Dia tidak pernah membahas masalah pribadi denganku. Dia juga tidak suka aku mengurusi masalah pribadinya, jadi sejujurnya aku tidak tau." jawab Gresia jujur apa adanya.

"Benarkah, ternyata benar kata orang Akeno pria yang dingin. Tapi aku tidak rela dia kembali pada Athalia, wanita itu tak setia mana boleh Akeno memandangnya lagi. Jujur aku sangat mengidolakan Akeno. Ehh Gresia bisakah kau pertemukan aku pada Akeno?" tanya Ayana kedua mata lentiknya mengerjab indah.

Gresia kembali tersenyum. Lalu menggeleng pelan. "Kenapa?!"

"Dia bisa memintaku keluar kemana saja. Tapi aku tidak, dia bukan paman yang menuruti setiap perkataanku," jawabnya dengan ekpresi datar. Ekspresi yang menghiasi wajahnya setiap hari.

"Dasar pria dingin. Mana adil seperti itu." gerutu Ayana.

Bukan hanya Ayana yang mengomentari gosip Akeno. Sebagian pengunjung cafe mereka juga tengah membahas gosip Akeno. Tentu saja ada yang pro dan ada yang kontra.

Adria sesekali melirik nyonya mudanya di jok belakang. Wajahnya muram menatap keluar jendela sembari bertopang dagu. Dia tau gosip yang tadi dia lihat mempengaruhi hati nyonya, bagaimanapun tuannya adalah suami sahnya.

Gresia membawa wajah murungnya hingga kerumah. Membuat bik Sumi heran. Bukannya tadi pergi dengan wajah riang.

"Mbok aku mau berenang." pamitnya saat melewati bik Sumi diruang tengah. Bik sumi mengangguk bengong sembari menatap tubuh sintal berbalut jubah mandi itu hingga menghilang dibalik pintu.

"Lah ini udah jam berapa kok mau berenang," gumam bok Sumi sembari celinguan nyari posisi jam dinding.

Akeno membanting buku laporan di kantornya dengan geram. Sementara Asisten pribadinya cuma bisa tertunduk di dekatnya. Dia heran kenapa Akeno terpengaruh hingga begitu emosi oleh berita yang beredar di TV dan media online.

"Kau pergilah istrahat." titahnya tanpa beralih pandang dari lantai yang berantakan.

Malam kemarin dia dijamu oleh pengusaha kaya yang juga teman kuliahnya saat di paris dulu, di sebuah kapal pesiar. Disana tak sengaja dia bertemu Athalia wanita yang berusaha dia lupakan beberapa tahun ini.

Athalia memilih meninggalkannya lalu menikahi pengusaha kaya asal Jerman. Akeno patah hati selama bertahun lamanya. Lalu kemarin dia mengaku sudah bersetatus janda dan masih mencintai Akeno. Tapi Akeno mengabaikannya dia merasa tidak layak menerima Athalia lagi.

Atahalia prustasi atas penolakan Akeno, apalagi dia melihat cincin yang terselip dijari Akeno yang di akui sebagai cincin kawin.

Saat Athalia mabuk dan mulai mengacau, Akeno tak tahan dan mengantarnya kembali kehotelnya. Disaat itulah para pemilik kepentingan mengabadikan momen dimana Athalia bergelayut manja di lengan Akeno dengan wajah bersemu merah. Akeno geram, ini bukan hanya tentang dirinya tapi tentang kesehatan neneknya. Bagai mana bila dia melihat berita ini. Lalu bagaimana dengan Gresia?

Akeno meraih ponselnya diatas meja. Lalu berusaha menghubungi nomor Gresia. Satu kali, tak ada jawaban. Begitu juga yang kedua dan sampai kesepuluh kali. Akeno tambah geram.

"Adrian! Diamana nyonya mu?!" bentak Akeno begitun panggilannya tersambung ke Adrian.

"Berenang tuan."

"Apa?" Akeno menarik napas lalu melepasnya dengan kasar.

"Berikan ponselmu pada bik Sumi, minta dia menemui nyonya." Titahnya dengan suara berat dan dingin.

Bik Sumi tergopoh menemui Gresia di kolam renang. "Nyonya! Tuan melakukan panggilan video untuk nyonya!" teriak bik Sumi lumayan keras. Sebab Gresia sedang bergerak lincah di dalam air.

"Apa bik?" tanya Gresia saat tubuhnya menyembul ditengah kolam.

"Tuan, nyonya," sahut bik Sumi sembari mengangsurkan ponsel kearahnya. Gresia berenag ketepi tepat didepan bik Sumi.

"Ada apa?" tanya Gresia dengan napas terengah, membuat dada padat dan berisinya naik turun dengan seksi diantara kilauan air yang tertinggal di tubuhnya. Saat wajah Akeno terpampang nyata di depannya.

Akeno membisu, layar ponselnya penuh oleh sosok Gresia yang begitu seksi dengan balutan bikini berwarna hijau terang yang baru dibelinya siang tadi.

"Naiklah, sudah jam berapa." lirihnya dengan ekpresi campur aduk.

"Lima belas menit lagi aku naik. Kau mencariku ada urusan apa?" tanya Gresia dengan ekpresi dingin sedingin air kolam.

"Aku hanya ingin lihat kamu," sahut Akeno. Kalimat yang tak dia rencanakan keluar dari bibir merahnya. Meluncur tanpa permisi, membuat Akeno gugup seketika.

"Kau sudah lihat bukan. Matikan ponselmu aku mau menghabiskan lima belas menitku." ujar Gresia lalu menyerahkan ponsel pada bik Sumi lalu kembali menyelam kedalam kolam.

Akeno berdecak kesal saat layar ponselnya berganti wajah lebar bik Sumi. "Maaf tuan." ujar bik Sumi gugup.

"Tidak apa bik, suruh dia naik segera setelah lima belas menit. Buatkan dia air hangat agar tidak masuk angin."

"Baik tuan"

Akeno memutus panggilan. Matanya terpejam erat, tapi bayangan Gresia dengan napas terengah dan tubuh basah memenuhi pelupuk matanya. Dadanya berdetak kencang, dia bisa merasakan pembulu darahnya menghangat.

"Fucking ****!" umpatnya geram. Bagaimana bisa gadis tujuh belas tahun mampu meningkatkan hormon libidonya dengan sempurna.

Setelah lima belas menit Gresia naik dari dalam kolam di sambut oleh bik sumi. Bibirnya membiru dan wajahnya terlihat pucat.

"Nyonya kau terlalu lama di air lihat tubuhmu pucat begini." bik Sumi membalutkan jubah mandi ketubuh Gresia.

"Tidak apa bik. Setelah mandi air hangat nanti segar lagi kok." sahut Gresia sembari mengusap bahu bik Sumi lembut.

"Ya udah ayo masuk. Biar bibik buatkan teh hangat."

Sesampainya diruang tamu mereka disambut Adrian. Saat berpapasan dengan Adrian, Adrian memalingkan mukanya tak berani menatap Gresia dia ingat titah tuannya.

"Ini hp mu." ujar bik Sumi sembari menyodorkan benda pipih itu pada Adrian.

"Apa nyonya memarahi tuan?" tanya Adrian berbisik saat Gresia terlihat sudah masuk kamarnya. Bik sumi mengangguk tegas dengan bibir mengerucut.

"Kali ini tuan Akeno dapat lawan seimbang." gumam Adrian kemudian berlalu meningalkan bik sumi yang tak paham maksud perkataan Adrian.

To be continuous

Hay readers emak, makasih untuk like, vote juga hadiahnya. Semua itu sangat membantu karya emak untuk lebih baik lagi 🙏🥰

Terpopuler

Comments

Ani Ani

Ani Ani

Tahu marah Rupa nya

2024-04-28

0

Tri Widayanti

Tri Widayanti

😁😁😁😁

2024-04-27

0

ira

ira

langsung luluh g th s akeno🤣🤣🤣

2024-04-04

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!