Part 5

Sejak perdebatannya dengan Adrian Akeno tidak pernah menghubungi Adrian menanyakan kabar Gresia. Bukan karena dia marah, tapi pekerjaannya yang membuat dia tidak memiliki waktu memikirkan Gresia.

Salah satu perusahaannya mengalamami masalah serius. Orang kepercayaannya menjebaknya dalam kasus penipuan tender dengan pebisnis asing. Hal ini membuatnya sibuk sepanjang hari untuk melakukan penyelidikan dan menghadiri beberapa pertemuan penting.

Gresia sendiri disibukkan oleh kegiatan sekolah nya. Ayana dan Harisah memaksanya masuk dalam organisasi sekolah peduli lingkungan yang di ketuai oleh Harisah sendiri.

Organisasi yang memiliki paling banyak angota wanita ketimbang organisasi lainnya. Tak hanya tentang lingkukang, organisasi ini juga sering mengadakan Pekan Amal membantu anak jalanan dan anak-anak di pemukiman kumuh yang diadakan setiap sebulan sekali.

Organisasi ini tak pernah kurang dana walau setiap pekan mengadakan pekan amal. Semua anggota organisasi adalah anak orang-orang berduit, hanya dengan merengek pada orang tua mereka, mereka mampu menyumbang puluhan anak-anak kurang mampu.

Kali ini sasaran mereka adalah para korban kebakaran dilingkungan padat penduduk. Menurut berita online yang mereka baca, akibat kebakaran ini puluhan rumah hangus rata dengan tanah.

Harisa yang menjabat sebagai ketua terlihat sibuk mengecek barang-barang yang akan mereka sumbangkan secara langsung kepada para korban.

Selain barang dan uang, mereka juga menyediakan nasi bungkus untuk kebutuhan makan para korban untuk tiga hari kedepan. Untuk urusan nasi, Haris minta beberapa anggota memesan nasi dari kedai nasi di sekitar lokasi kejadian.

Sebelum makan siang rombongan siswa menengah keatas itu sudah sampai di lokasi kejadian. Disana juga sudah berdiri posko tanggap bencana.

Gresia, Ayana dan beberapa siswi lainnya mulai membagikan bingkisan sembako dan amplop berisi uang, lalu lanjut antri pada pembagian nasi yang di urus oleh beberapa siswa.

Diantara ratusan orang yang berkerumun ada sepasang mata yang menatap Gresia tak berkedip. Jemarinya mengepal erat menahan geram.

Gadis berusia dua puluh tahun itu memandang geram kearah Gresia. Dia adalah Jeniver kakak tiri Gresia. Kepergian Gresia dari rumah bersama nenek Akeno menimbulkan kecemburuan dihatinya. Bagaimana bisa dia bernasib begitu baik, sementara dia lahir dari wanita kedua dikeluarganya.

"Nona, ini nasinya." pemuda bertubuh ceking yang membawa satu box nasi dari kedainya, membuyarkan lamunannya.

"Kau ini cerewet sekali! Kau lihat antrian itu? taruh saja disana!" bentaknya kesal. Dia melirik Gresia sekilas lalu beranjak pergi. Dia tak ingin bertemu Gresia disini bersama teman orang kayanya itu dia akan terlihat buruk di mata mereka.

Dengan langkah tergesa dia pergi kekedai makan milik ayahnya memberitahu saudaranya apa yang dilihatnya tadi.

"Gresia datang dengan siswa sekolah elite itu?!" tanya Maria dengan intonasi meninggi. Jeniver mengangguk tegas.

"Sial! Kebaikan apa yang dilakukan ibunya hingga nasip baik datang pada Gresia." ucap Maria. Dia tak senang dengan nasib baik Gresia, anak luar nikah seperti dia harusnya hidup sengsara dan tidak mendapat perhatian. Tapi yang didapat Gresia malah sebaliknya, ini membuat dadanya panas.

"Jangan sedih kak, lihat sampai mereka tau identitas asli Gerisia mereka pasti membuangnya ketempat pembuangan sampah dengan jijik!" seringai Jeniver dengan sorot mata licik dan penuh tipu daya. Maria menatap adiknya penuh binar, Jenifer benar. Pikiran jahat langsung melintas dibenaknya.

Setelah selesai disekolahnya, Geria pulang seperti biasa dijemput Adrian. Pria tampan itu berdiri gagah disamping mobil mewah berwarna hitam. Tersenyum ramah dan hormat sembari membukakan pintu.

"Trimakasih Adrian." ucap Gresia sembari masuk kedalam mobil, duduk dengan tenang disana.

"Bagaimana kegiatan amal mu nyonya, apa menyenangkan?" tanya Adrian sembari melajukan mobil meningalkan sekola.

"Sangat menyenangkan. Ini pertama kalinya aku melakukan hal baik untuk orang lain. Adrian terimakasih kau sudah memberiku uang untuk menyumbang." sahut Gresia, menatap Adrian dengan binar dimatanya.

Di tatap oleh mata bening nyonyanya, Adrian mendadak merasa gugup. Dia berdehem beberap kali untuk menghilangkan rasa gugupnya. "Uang itu bukan uang saya nyonya. Itu adalah milik tuan Akeno." jelasnya.

"Ooo." sahut Gresia dengan bibir membulat.

Hari ini Gresia pulang sedikit telat, sudah melewati makan siang. Hal ini membuat bik Sumi khawatir, begitu melihat nyonyanya datang dia langsung menyambutnya dengan bebagai pertanyaan.

"Nyonya kenapa telat pulang? Apa sesuatu terjadi padamu nyonya?"

Gresia tersenyum lalu menggeleng pelan. "Aku ada kegiatan amal disekolah bik. Jadi telat pulang."

"Lalu apa nyonya sudah makan?" Tanyanya lagi.

"Sudah tadi bersama teman-teman bik."

"Baguslah kalau begitu. Cepatlah ganti bajumu dan istrahat."

"Baik bik."

Gresia melangkah pergi kelantai atas. Dia berhenti sejenak di depan pintu, menatap sebentar kekamar Akeno. Sudah lebih seminggu dia tidak pulang entah dimana dia sekarang.

Gresia mendesah berat, entah mengapa tiba-tiba dia ingin tau kabar Akeno. Beberapa hari ini bahkan dia tidak beepikir tentang Akeno, tapi hari ini dia rindu.

Jam dipergelangan tangan Adrian menunjukkan pukul sembilan malam. Waktunya istrahat, tapi nyonya mudanya malah memilih berenang. Dia sendiri tidak berani mendekati nyonyanya dia teringat pesan tuannya tidak boleh menatapnya saat dia berkeringat sedang saat ini dia bahkan basah kuyub.

Saat Adrian gelisah, mobil Akeno nampak memasuki halaman mansion.

"Ada apa, kenapa menyambutku dengan gelisah." tanya Akeno sembari mengendurkan dasinya.

"Apa terlihat begitu jelas tuan?" tanya Adrian sembari mengikuti langkah Akeno menuju ruang keluarga.

"Hanya seperti itu saja tidak terlihat. Kau meremehkan aku Adrian." ucap Akeno dengan sorot mata tajam.

"Mana mungkin aku berani meremehkanmu tuan." sahut Adrian cepat, dia tau Akeno luar dalam, Instingnya tak mungkin diragukan.

"Lalu apa tadi yang membuatmu resah."

"Nyonya sedang berenang. Aku tidak berani memintanya berhenti karena intruksi tuan, agar tak menatap nona saat dia basah," jelas Adrian.

Akeno terdiam, menatap Adrian sesaat. "Pergilah istrahat, nyonya biar aku tangani." titah Akeno.

Gresia meliukkan tubuhnya dengan begitu indah didalam air yang tampak bergelombang oleh gerakan cantiknya. Dia berenang tanpa memakai baju renang karena dia tidak punya. Celana ketat sebatas lutut dan kaos ketat tanpa lengan membalut tubuhnya saat ini. Sudah sangat lama dia tidak merasakan dinginnya air kolam renang, dia kira dia kehilangan kemampuan berenangnya setelah sekian tahun.

Sementara di bangku panjang sebelah kolam renang. Akeno duduk bersilang kaki dalam cahaya temaram, menatap geluat tubuh Gresia dengan perasaan tak menentu.

Matanya menatap riak air kolam dengan tatapan kelam dan dalam. Tak terpikurkan olehnya dia mampu merasakan pesona gadis tujuh belas tahun itu tak terkendali.

Matanya melebar saat Gresia muncul tepat didepannya dengan napas terengah, begitu seksi dan sensual.

"Aaahhh!" pekik Gresia saat menagkap bayangan Akeno didepannya. Rasa kaget membuat tubuhnya limbung dan kembali tercebur kedalam kolam. Saat dia naik kembali kepermukaan, Akeno sudah berjongkok didepannya mengulurkan tangan rampingnya menyambut Gresia.

"Naiklah, sudah terlalu malam untuk berenang." ujar Akeno dengan ekspresi datar. Gresia meraih tangan Akeno lalu naik kepermukaan. "Trimakasih." lirih Gresia tersipu malu.

"Pakai ini." Akeno membalut tubuh basah Gresia dengan jubah mandi, menatap tubuh basah itu dengan napas sesak.

"Masuklah." titahnya sembari beranjak pergi masuk kedalam mansion.

Gresia mengikuti langkah Akeno dengan jantung berdebar. Dia tak tau Akeno bakal pulang malam ini. Kalau dia tau Akeno pulang mana mungkin dia nekat berenang dan ditatap dengan tatapan Aneh olehnya.

Gemericik air yang nenguyur tubuh Akeno tak mampu membuyarkan lamunannya. Pikirannya berkabut saat ini, bayangan tubuh sintal yang begitu sempurna membuatnya sedikit gila.

"Sial, dia masih tujuh belas tahun Akeno!" umpatnya seorang diri, saat imajinasinya tak juga mau berhenti.

To be continuous

Terpopuler

Comments

Rania

Rania

emang kenapa dgn 17 tahun
aku dulu juga menikah di usia 17 tahun

2024-04-29

2

Tri Widayanti

Tri Widayanti

Awas Noo,jangan mcm mcm😁

2024-04-27

0

Ani Ani

Ani Ani

dah terpikat lah tu

2024-04-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!