Jam 12 siang Ayunda baru saja selesai mengajar. Ia langsung pulang kerumah dengan hati senang karena mendapat kan penghasilan tambahan.
Sesampai dirumah, Ayunda juga langsung membersihkan diri dan menuju dapur memasak untuk makan siang.
"Masak apa kamu,". Ayunda di kagetkan dengan suara lantang mertuanya.
Ayunda langsung menoleh bukan hanya mertua bahkan dengan suaminya juga.
"Masak, opor telor bu,". Jawab Ayunda
"Aku sudah bilangkan hari ini masak daging atau ayam, telor terus kalau gak telor tempe,ikan asin aku bosan yu,". Tegur suaminya
"Aku Sudah bilang kan kita berhemat mas,itu pun aku juga ngutang di warung kalau gak cukup uang bulanan,".
"Kamu ini pelit sekali yu,yu sama suami,". Terlihat mertuanya tak suka kepada menantunya.
"Lebih baik kamu ambil kerjaan di kafe itu, lumayan kan pulang mengajar kerja di kafe lagi,jadi banyak uang aku juga bisa makan enak,".
Tak menyangka jika suaminya berkata seperti itu kepada Ayunda.
"Nah benar yu, jadi ibu juga bisa minta lebih,iyakan nak Hendri,". Ucap mertua Ayunda menoleh ke anaknya.
"Iya dong bu, apa sih yang gak buat ibu,".
Ayunda terlihat menahan amarahnya,sakit hati itu sudah pasti yang di rasakan Ayunda. Dia hanya diam tanpa menjawab perkataan mertua dan Suaminya.
"Ayo,bu. Kita makan aku sudah lapar,". Hendri mengajak ibunya makan.
Ayunda,juga menarik bangku untuk makan bersama.
"Ngapain kamu ikut duduk,mau makan juga.lebih baik kamu pergi mandi kek bau banget badan,mana kucel lagi bikin gak nafsu makan saja,". Teguran Hendri kepada istrinya.
"Kamu pergi sana yu,anakku gak nafsu makan kalau liat kamu jelek begitu,". Ibu mertua Ayunda tak kalah juga mengusir dirinya.
Tanpa berkata apa-apa ayunda pergi meninggalkan meja makan, dengan perut keroncong ia masuk kedalam kamar dan menangis sesenggukan.
Cukup lama Ayunda, menahan diri didalam kamar,karena perut nya sakit ia sangat lapar.
Langsung keluar dan menuju meja makan.di atas meja makan sangat berantakan bahkan opor telor nya hanya tertinggal kuahnya saja.
Piring-piring bekas mereka makan masih terletak di meja itu tanpa di bersihkan.
"ya Allah,kalau seperti ini terus-menerus aku tidak sanggup,". Keluh Ayunda
Ia sambil memasak telor ceplok saja,karena perutnya sangat lapar.
"Ayunda, Ayunda,". Teriak suami nya di ruang tamu.
Ayunda, langsung bergegas menuju arah suara memanggil namanya.
"Ada apa mas,". Ujar Ayunda
"Lama banget di panggil,kamu tuli yah,".
"Ya Allah,mas. Aku tadi makan,".
"Ck,alasan. Bilang saja kamu malas kan mendatang suamimu karena ada aku ha,". Bentak mertuanya.
"Bukan begitu bu,aku jujur baru saja habis makan dan mencuci piring-piring juga,".
"Hari ini aku sudah mendaftar kan kamu bekerja di kafe itu dan di terima juga,". Ayunda kaget tanpa ba-bi-bu darinya sang suami tega melamar pekerjaan untuk dirinya.
"Apa mas,untukku. Gak bisa mas aku capek,mana mengajar pulangnya mengurus rumah juga,". Tolak Ayunda. Sungguh kecewa Ayunda terhadap suaminya itu
"Kamu ini udah jadi istri pemalas. Kamu mau jadi istri durhaka yang tidak mau menuruti kemauan suami yu,". Decak mertuanya
"Lebih baik buat kakak kamu saja mas,bukankah kak Neli dan Ambar, mereka menganggur saja,". Sahut Ayunda.
"Kamu itu gak usah mengurus mereka yu,urus diri kamu sendiri saja gak becus,".
"Kamu sudah berani yah melawan bahkan meremehkan Neli dan Ambar,menganggur gitu,". Teriak ibu mertua Ayunda
Ayunda kaget mendengar perkataan mertuanya,dia tidak bermaksud menyinggung dengan perkataan nya. Bukankah benar apa yang di katakan Ayunda
Plak
"Istri kurang ajar kamu yu, berani-beraninya mengatakan kakakku seperti itu ha,". Hendri langsung menarik rambut Ayunda.
"Ampun mas,aku tidak bermaksud seperti itu,". Ayunan merintih kesakitan.
Hendri menghempas tangannya dengan kuat di rambut Ayunda,hingga dia terjatuh dilantai.
Ayunda, menangis menahan rasa sakit luar biasa di kepalanya.
"Makanya jadi istri itu jangan sok hebat kamu,". Kini mertua Ayunda yang menjabak rambutnya.
"Ampun bu,sakit,". Air mata mengalir di pipi mulus Ayunda.
"ayo bu,kita tinggalkan dia,kita harus pergi. Bukannya ibu mau beli baju buat acara besok,". Ajak Hendri kepada ibunya
Dengan kasar, Hendri juga mengambil uang di dompet Ayunda.
"Mas,jangan ambil uang itu. Uang itu untuk makan kita,". Ayunda menarik paksa dompet
"Diam kamu,dasar istri pelit,". Hendri mendorong kasar Ayunda.
Plak
Satu tamparan mendarat di pipi Ayunda.
Bukan Hendri yang menampar tapi ibu mertuanya.
Ayunda, seketika terdiam dan membeku tanpa berkata lagi.
"Istri tidak tau diri kamu,nurut saja apa kata suami,". Teriak mertuanya dengan emosi sambil menunjuk kepada Ayunda dengan kasar
Tanpa respon apapun dari Ayunda.
"Kamu kenapa diam ha,". Tanya Hendri.
Ayunda melenggang pergi menuju kamarnya tanpa menjawab perkataan suaminya.
"Tinggalkan saja Hend,nanti dia sadar sendiri paling mau cari simpati kepadamu,". ujar mertua Ayunda.
"iya bu,". jawab Hendri yang masih menatap istrinya pergi menuju kekamar
Langsung saja Hendri dan ibunya pergi dari rumah untuk membeli baju yang diinginkan Ibunya.
Sedangkan Ayunda,dia terdiam meringkuk di atas kasur meratapi nasipnya.
"Akan aku balas kalian,". Gumam Ayunda.
"liat apa yang aku lakukan,". Ayunda tersenyum sinis
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Nursaid Tri
kq eq masih ada seh di jaman now istri yg bego kek gitu ea....nurut ama suami seh boleh tapi omongan yg gimana dulu dan suami yg tipe gimana.....kalau modelan laki kek gt mah tinggalun ajj dagh nyakitin diri sendiri nama xa kalau masih bertahan
2024-09-30
1
Mariani SPd
hadeeeh si Ayunda tuh bego atau gimana sih..... punya suami kek gitu lebih baik cerai aja lagi. jadi malas bacanya hhhhhh
2023-01-27
1
Wiwik Wardoyo
kejamnya membunuh x thooorrr
2022-11-26
1