Eps 7. Percikan

Airin POV

Sedikit terkejut, saat pria batu itu membawaku ke sebuah mansion. Setelah insiden paksa memaksa yang menguras emosi, akhirnya aku bersedia masuk ke dalam kediamannya yang terkesan mewah namun sepi.

Kemana orang tua Keano? Bahkan di dalam aku tak menjumpai siapapun, termasuk pelayan atau ART. Apakah setelah berpisah dengan Celia, pria batu itu hidup seorang diri?

Aku diarahkan menuju kamar di lantai dua. Keano menyuruhku untuk berganti pakaian dengan dress yang tadi sempat dibelikannya untukku.

Menolak pun percuma, dia itu batu yang benci penolakan.

Astaga! Dress ini kurang bahan apa gimana? Kenapa kecil sekali. Pasti Keano sengaja ingin mengerjaiku.

Huh, dasar menyebalkan! Sepertinya ada yang salah dengan kepalanya.

Ceklek.

Aku terkejut mendapati Keano yang sudah duduk di atas ranjang sambil mengamatiku keluar dari kamar mandi, dengan seringai setannya.

"Wow," gumamnya, dengan tatapan menggoda yang terus mengamatiku intens dari atas ke bawah.

Ingin kucolok saja mata kurang ajar itu. Ya, walau tak bisa dipungkiri jika dia pernah melihatku tanpa busana sekalipun. Tapi itu dulu. Sekarang kita hanya dua orang asing yang tidak sengaja dipertemukan oleh waktu.

Ku pikir dengan penghianatan yang dilakukannya dulu, aku sudah move on sejak memutuskan untuk pergi dari hidupnya. Tapi, siapa yang harus aku bohongi? Hatiku?

Nyatanya bayang-bayang dirinya masih saja hadir berseliweran dalam mimpiku selama ini. Meski ada perasaan marah, kesal, dan benci, namun terkadang rasa itu hilang karena rindu. Apalagi saat melihat buah cinta kami yang bisa dibilang sangat mirip dengannya.

Bagaimana aku bisa melupakan seseorang jika replikanya saja selalu ada di dekatku?

"Aku mau pulang."

Ya, aku harus segera pulang sebelum semuanya semakin rumit. Berurusan dengan manusia berhati batu benar-benar menguras emosi dan tenaga.

"Kita makan dulu, ya? Aku sudah memesan beberapa makanan untuk kita," tawar Keano, sembari mengendikkan kepalanya pada plastik besar di atas karpet bulu.

Ya ampun, bahkan aku sampai lupa dengan cacing di perut yang sudah mulai menabuh genderang perang.

Aku mematung di tempat. Bahkan setelah sekian lamanya, dia masih begitu perhatian padaku. Tapi aku tak boleh masuk ke dalam perangkapnya lagi.

Bisa saja ini hanya strategi marketing untuk menggaet hatiku agar jatuh ke dalam hatinya kembali. Dasar makhluk sok manis. Aku harus waspada. Sudah cukup pria seenaknya itu memporak-porandakan kehidupanku.

Keano mengeluarkan satu persatu kotak makanan yang ia pesan. Salah satu menunya yang dibungkus dengan plastik mika, mampu mengalihkan atensiku.

"Tidak usah. Aku tidak lapar, " tolakku berbohong.

Padahal aku sudah hampir ngiler melihat makanan yang dipesan olehnya.

Ekor mataku terus mencuri pandang ke salah satu makanan di sana. Oh, terong balado. Sudah lama sekali aku tidak memakanmu.

Terakhir, saat masih tinggal seorang diri di apartemen dan saat itu aku masih berstatus sebagai pacar Keano. Ah, sial kenapa juga dia masih ingat makanan kesukaanku?

Stop! Flashback masa lalu itu lama-lama mengganggu pikiranku saja.

Kruyukk Kruyuukk..

Bunyi perut yang terdengar sangat nyaring. Aku terbelalak ketika para cacing biadab di perutku mulai berulah. Benar-benar mengajak perang mereka ini.

Keano melihat ke arahku sambil tersenyum miring. Wajahku sudah panas dibuatnya.

"Kalau lapar bilang. Sini dong, makan sama-sama. Tidak aku tambahkan racun atau obat perangsang, kok. Tenang saja," ujarnya santai.

Keano sudah duduk di atas karpet sambil memindahkan nasi dari kotak ke atas piring yang tadi telah dia siapkan.

Sialan. Dia bisa sesantai itu mengucapkan kalimat tak beradab saat hanya berduaan dengan wanita.

Aku pun menyerah. Dengan terpaksa mengambil tempat di sampingnya. Lalu mulai memakan makanan yang disajikan agar bisa segera pulang.

Sunyi, dan sedikit canggung. Kami makan dengan keterdiaman. Hanya terdengar alat makan yang saling beradu. Aku mulai tidak nyaman dengan kebersamaan ini.

"Kau belum menjawab pertanyaanku," Keano membuka pembicaraan saat kami tengah menikmati makanan.

"Yang mana?"

"Apakah kau sudah menikah?"

"Uhuk ... Uhuk ... " Aku tersedak mendengar pertanyaan sederhana itu.

"Hati-hati makannya."

Keano menyodorkan segelas air yang langsung kusambar sebelum makanan itu berhasil menyumbat pernafasanku.

Drrttt... Drrttt...

Syukurlah, ponselku berbunyi disaat yang tepat. Jadi pertanyaan Keano bisa teralihkan. Bisa ge-er dia, jika tahu aku belum menikah sampai saat ini.

Dia mungkin akan menganggapku masih menunggunya, hingga belum menikah diusia yang bisa dibilang sudah matang. Tapi bukan itu alasanku.

"Halo? Oh, iya sayang. Sebentar lagi acaranya selesai kok. Iya. Iya. Dah, sayang. Muach."

Pip

"Sepertinya pertanyaanku sudah terjawab," sambar Keano, ketika aku baru saja memutuskan sambungan telepon.

"Apa?" tanyaku tak mengerti.

"Biar kuantar pulang," sahutnya, yang tidak nyambung sama sekali dengan pertanyaanku.

"Rumahku jauh. Lagi pula, aku tidak butuh bantuanmu," tolakku lagi, sembari membereskan peralatan makan dan sisa makanan di atas karpet.

"Biar aku saja."

Keano mengambil piring kotor dari tanganku, lalu membawanya keluar kamar.

"Terserah," balasku sambil mengangkat bahu.

Diam-diam aku tersenyum tipis. Sepertinya waktu sudah mengubah Keano yang manja menjadi pria dewasa yang mandiri.

Lama menunggu di kamar, namun Keano tak kunjung muncul. Aku berniat mencari makhluk itu. Tak bisa menunggu lebih lama lagi untuk berpamitan. Seseorang sudah menungguku di rumah.

Namun aneh. Kenapa aku tak menemukan dia dimana pun? Ku telusuri setiap ruangan yang ada. Kosong. Seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan. Lantai bawah pun tampak lenggang.

Sret!

Saat hampir mencapai halaman belakang, seseorang menarik tubuhku ke belakang. Karena terkejut, juga tarikan itu terlampau kuat, membuatku gagal mempertahankan keseimbangan.

Brugh!

"Awh," rintihku pelan saat terjatuh di atas kasur yang empuk.

Tunggu!

Sejak kapan ada kasur di sini?

Perlahan aku membuka mata.

Deg!

Pemandangan yang mampu membuat waktu seakan berhenti. Manik mata indah namun tajam yang selalu membuatku terpana, kembali dapat kusaksikan secara langsung setelah sekian lamanya.

Aku mulai terbuai dengan permainannya. Melakukan hal yang sudah 6 tahun tak kulakukan dengan pria manapun.

Sensasi panas di bibir yang kusambut dengan suka rela, perlahan turun ke leher.

Tidak. Ini salah.

Segera tersadar dari kebodohanku saat merasakan gigitan kecil di atas dada yang tidak tertutup karena dress sialan ini terlalu terbuka.

"M-maaf ... " lirihku, langsung berdiri dari posisi tumpang tindih kami. Dimana tubuhku yang berada di atas.

Aku berlari ke luar mansion dengan air mata yang sudah tumpah ruah.

"Bodoh! Dasar bodoh!" umpatku pada diri sendiri.

"Airin tunggu!"

Terpopuler

Comments

Bintang Laut

Bintang Laut

Ehm, ,Hampir, tapi masih aman

2022-08-15

0

Bunda Abizzan

Bunda Abizzan

Maaf Airin, Kamu terlalu lemah saat berhadapan dengan Keano 🙄

2022-06-23

1

Bunda Abizzan

Bunda Abizzan

🙈🙈🙈

2022-06-23

1

lihat semua
Episodes
1 Eps 1. Kenyataan Pahit
2 Eps 2. Pergi Membawa Luka
3 Eps 3. Hujan dan Kenangan
4 Eps 4. Reuni
5 Eps 5. The One That Got Away
6 Eps 6. Maafkan Aku
7 Eps 7. Percikan
8 Eps 8. Never Goodbye
9 Eps 9. Hati yang Tertinggal
10 Eps 10. Kembali Pulang
11 Eps 11. Rasa yang Masih Tetap Sama
12 Eps 12. Aku Memperhatikanmu
13 Eps 13. Hantu Masa Lalu
14 Eps 14. Itu Mimpi Kita... Tapi Dulu
15 Eps 15. Rubah Mengamuk
16 Eps 16. Turn On
17 Eps 17. Dari Balik Tembok
18 Eps 18. Kalut
19 Eps 19. Mendung Tanpa Hujan
20 Eps 20. Kenangan saat Hujan
21 Eps 21. Pertemuan yang Menyisakan Tanda Tanya
22 Eps 22. Nama Kita Mirip
23 Eps 23. Ellipsism
24 Eps 24. Penuh Sesal
25 Eps 25. Bercanda dengan Takdir
26 Eps 26. Drama Queen
27 Eps 27. Bisakah Aku Berdamai dengan Masa Lalu?
28 Eps 28. Ayah Zia?
29 Eps 29. Orang Asing
30 Eps 30. Kemana Zia?
31 Eps 31. Dalam Bahaya
32 Eps 32. Deal!
33 Eps 33. Di Bawah Sinar Bulan
34 Eps 34. Look At Me
35 Eps 35. Arsen
36 Eps 36. Tes DNA
37 Eps 37. Kebetulan atau Takdir?
38 Eps 38. Pengakuan Rain
39 Eps 39. Rain PoV
40 Eps 40. Tamu Tak Diundang
41 Eps 41. Aku Berhenti
42 Eps 42. Danau
43 Eps 43. Luka yang Semakin Dalam
44 Eps 44. Menyerah
45 Eps 45. Mundur Teratur
46 Eps 46. Maaf Zia
47 Eps 47. Saling Terikat
48 Eps 48. Aku Ingin Kita Berdamai
49 Eps 49. Jawaban Ada di Depan Mata
50 Eps 50. Ingkar
51 Eps 51. Aku Pulang Malam Ini
52 Eps 52. Rencana Rain
53 Eps 53. Morning Kiss
54 Eps 54. Api Cemburu
55 Eps 55. Cinta itu Menyakitkan
56 Eps 56. Goodbye, Keano
57 Eps 57. Harus Pergi Lagi
58 Eps 58. Kemana Orang Itu?
59 Eps 59. Penculikan
60 Eps 60. Alter Ego
61 Eps 61. Jauhi Airin
62 Eps 62. Tempat Tinggal Baru
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Eps 1. Kenyataan Pahit
2
Eps 2. Pergi Membawa Luka
3
Eps 3. Hujan dan Kenangan
4
Eps 4. Reuni
5
Eps 5. The One That Got Away
6
Eps 6. Maafkan Aku
7
Eps 7. Percikan
8
Eps 8. Never Goodbye
9
Eps 9. Hati yang Tertinggal
10
Eps 10. Kembali Pulang
11
Eps 11. Rasa yang Masih Tetap Sama
12
Eps 12. Aku Memperhatikanmu
13
Eps 13. Hantu Masa Lalu
14
Eps 14. Itu Mimpi Kita... Tapi Dulu
15
Eps 15. Rubah Mengamuk
16
Eps 16. Turn On
17
Eps 17. Dari Balik Tembok
18
Eps 18. Kalut
19
Eps 19. Mendung Tanpa Hujan
20
Eps 20. Kenangan saat Hujan
21
Eps 21. Pertemuan yang Menyisakan Tanda Tanya
22
Eps 22. Nama Kita Mirip
23
Eps 23. Ellipsism
24
Eps 24. Penuh Sesal
25
Eps 25. Bercanda dengan Takdir
26
Eps 26. Drama Queen
27
Eps 27. Bisakah Aku Berdamai dengan Masa Lalu?
28
Eps 28. Ayah Zia?
29
Eps 29. Orang Asing
30
Eps 30. Kemana Zia?
31
Eps 31. Dalam Bahaya
32
Eps 32. Deal!
33
Eps 33. Di Bawah Sinar Bulan
34
Eps 34. Look At Me
35
Eps 35. Arsen
36
Eps 36. Tes DNA
37
Eps 37. Kebetulan atau Takdir?
38
Eps 38. Pengakuan Rain
39
Eps 39. Rain PoV
40
Eps 40. Tamu Tak Diundang
41
Eps 41. Aku Berhenti
42
Eps 42. Danau
43
Eps 43. Luka yang Semakin Dalam
44
Eps 44. Menyerah
45
Eps 45. Mundur Teratur
46
Eps 46. Maaf Zia
47
Eps 47. Saling Terikat
48
Eps 48. Aku Ingin Kita Berdamai
49
Eps 49. Jawaban Ada di Depan Mata
50
Eps 50. Ingkar
51
Eps 51. Aku Pulang Malam Ini
52
Eps 52. Rencana Rain
53
Eps 53. Morning Kiss
54
Eps 54. Api Cemburu
55
Eps 55. Cinta itu Menyakitkan
56
Eps 56. Goodbye, Keano
57
Eps 57. Harus Pergi Lagi
58
Eps 58. Kemana Orang Itu?
59
Eps 59. Penculikan
60
Eps 60. Alter Ego
61
Eps 61. Jauhi Airin
62
Eps 62. Tempat Tinggal Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!