Eps 5. The One That Got Away

Airin POV

"Airin."

Mendengar deep voice yang khas itu membuat seluruh sendi di tubuhku tiba-tiba menegang. Seperti saat sesuatu yang terasa hangat melewati rahimku.

Astaga! Kenapa pikiranku malah ke arah sana?

Aku mendongak, lalu mencari-cari seseorang. Celia. Benar juga, dari tadi aku tidak menemukannya dimana pun. Aku yakin, jika tahu suaminya sedang berusaha mendekati sang mantan, dia akan mengamuk seperti rubah sembilan ekor yang ingin menghancurkan Konoha. Celia itu sangat posesif.

"Kita perlu bicara."

Lagi-lagi dia berusaha mengajak bicara. Padahal aku sudah mengacuhkannya. Tidak bisa apa, dia tidak mengusik kehidupanku lagi.

Aku jadi menyesal menuruti paksaan Risa untuk datang ke acara reuni ini. Tapi rasa rindu akan teman-teman SMA membuatku gentar juga, kecuali Celia dan mahkluk yang barusan mengajakku bicara itu tentunya.

Aku sangat tidak merindukan mereka. Malah berharap penghianat seperti mereka enyah saja dari muka bumi.

Tiba-tiba lelaki begajulan itu dengan tidak sopannya menarik tanganku. Aku kelimpungan dengan ulahnya yang bisa saja menempatkanku dalam situasi terancam. Bagaimana jika Celia melihat ini? Bisa-bisa aku dicap sebagai pelakor.

"Keano! Lepas!" Aku berusaha melepaskan diri dari jeratan tangan kekar yang semakin mengencang saat aku menariknya.

"Jangan menghindar! Kita perlu bicara."

"Sudah tidak ada yang perlu dibicarakan. Jadi tolong lepaskan tanganku. "

Sial. Permintaanku sama sekali tidak dihiraukannya. Dasar kepala batu. Dari dulu selalu seperti itu. Aku tidak bisa membayangkan bisa-bisanya dia hidup dengan Celia yang sama-sama batunya.

Batu ketemu dengan batu sama dengan pondasi rumah—eh?

Tapi nyatanya mereka bisa hidup bahagia sampai saat ini. Apakah mereka sudah memiliki anak? Ah, kenapa juga aku mempertanyakan pertanyaan yang tidak penting seperti itu.

Bukankah aku sudah tidak peduli dengan mereka? Kalau Celia, memang iya. Tapi kalau Keano? Entahlah aku jadi meragukan perasaanku sendiri.

Bagaimana pun aku harus menepis perasaan apapun itu. Kalau tidak, sia-sia saja tembok pertahanan yang sudah aku bangun dengan kokoh melebihi kokohnya tembok RRC ini akan runtuh begitu saja.

Keano adalah masa lalu. Masa lalu itu seperti barang kedaluwarsa yang lebih baik dibuang dari pada keracunan lalu mati sia-sia.

Aku sedikit tersentak saat Keano membawaku menuju halaman belakang sekolah. Apalagi sekarang gerimis sedang membasahi wilayah ini.

Ingatanku seketika melayang ke masa dimana aku dan Keano akhirnya bisa bermain hujan bersama.

Siang itu kami sedang berbincang di kantin saat pulang sekolah. Keano yang pembawaannya easy going membuatku langsung nyaman ketika berada di dekatnya.

Apalagi didukung oleh benih-benih yang mulai tumbuh di hatiku. Membuat kami menjadi seperti bestie dadakan, padahal baru ketiga kalinya kami mulai mengobrol.

Yang pertama saat di UKS. Lalu yang ke dua saat kami berpapasan di koridor dan dia menyapaku, "Hai." Aku pun membalas, "Hai."

Meski hanya 'say hai' tapi mampu membuat hatiku melompat-lompat kegirangan.

Tes ... Tes ...

Kala itu hujan mulai datang tanpa diundang. Hal itu membuatku sumringah dan langsung mengambil ancang-ancang untuk melakukan ritual.

Bukan ritual seperti yang dilakukan pawang hujan loh ya ...

Ritual untuk menghilangkan segala penat, gundah-gulana, dan beban.

Aku baru mau berdiri, tapi Keano sudah lebih dulu menarikku ke halaman belakang.

"Kenapa?" tanyaku heran.

"Ayo hujan-hujanan bersama, Rin," balasannya dengan mata berbinar.

"Di kantin kan bisa," sangkalku.

"Malu. Banyak yang liatin. Nanti diledekin kayak anak kecil," Keano melengos.

"Kalau kamu yang diledekin, gak apa-apa sih. Soalnya kamu kayak anak bayi yang lagi tumbuh gigi. Hihihi," lanjutnya sambil tersenyum geli yang malah membuatku merengut.

"Kok bisa?!" tanyaku sedikit kesal.

"Soalnya lagi lucu-lucunya. Hahaha."

Tawa Keano berbarengan dengan pipiku yang langsung merona. Sial. Dia berhasil menggodaku.

"Terlebih kalau lagi kayak gini," Tiba-tiba Keano menangkup kedua pipiku dengan tangan besarnya.

Mengarahkan wajahku agar menatap iris coklatnya. Beberapa saat mata kita saling mengunci. Wajah Keano semakin mendekat, hingga hidung kita saling menempel.

Aku sudah memejamkan mata saat merasakan deru nafas hangatnya yang membuat bibirku panas.

Agak lama kami dalam posisi itu. Akhirnya aku membuka mata dan menemukan sorot mata jahil Keano yang menyala-nyala.

"Pikirannya mesum, ih," Keano menjauhkan wajahnya sambil menyeringai.

Wajahku semakin panas dibuatnya. Dasar kutil anoa nyebelin!

Aku memukuli bahunya berulang kali karena kesal setengah mati.

"Ampun, sakit!" pekiknya sok kesakitan.

Semakin membuatku membabi buta menghujaninya dengan pukulan dan cubitan, menyalurkan segala kekesalanku.

Grep.

Dengan gesit Keano meraih kedua tanganku, lalu meletakkan di lehernya. Sementara tangannya mulai berada di pinggangku.

Tatapan matanya membuatku terpana. Keano mulai bernyanyi sambil menggerakkan badan ke kanan dan kiri mengikuti alunan lagunya yang mampu membuatku terbuai.

Lagu The One That Got Away milik Katy Perry mengalun merdu, dinyanyikan oleh suara deep khas Keano yang mampu membuat hatiku meleleh.

Entah sejak kapan bibir Keano sudah menyentuh bibirku. Hangat. Seluruh tubuhku terasa hangat, meski kami masih ada di tengah derai hujan. Mataku terpejam mengikuti permainannya.

"I love you," bisiknya, tepat di depan bibirku.

Tes ... Tes ...

Tetesan hujan di wajah menyadarkanku kembali pada realita yang tak seindah ekspektasi. Aku menepis tangan Keano, lalu berteduh di bawah kanopi yang tersedia di sana.

Keano menoleh dan menatapku heran, lalu menyusulku berteduh.

"Bukankah kau suka hujan? Kenapa berteduh?" tanyanya.

Aku menggeleng.

"Kenapa?"

"Make up-ku bisa luntur. Aku dandan selama dua jam, tahu!" Aku berbohong untuk menutupi fakta jika air hujan mengingatkanku padanya.

Pada pengkhianatan yang mampu memporak-porandakan hati dan hidupku. Aku harus menjadi wanita yang kuat di hadapannya. Tidak boleh lemah lagi.

Terpopuler

Comments

Bintang Laut

Bintang Laut

Kak, baru baca bab awal. Udah aku tambah ke favorit. Mampir di novelku juga ya 😊 judul Crazy Rich Daddy 😇 mari saling dukung 🍑 Aku anterin setangkai bunga untukmu😘😘😘

2022-08-06

1

Bintang Laut

Bintang Laut

Ada Kurama dong🤣🤣🤣

2022-08-06

0

Bintang Laut

Bintang Laut

Ada Kurama dong🤣🤣🤣

2022-08-06

1

lihat semua
Episodes
1 Eps 1. Kenyataan Pahit
2 Eps 2. Pergi Membawa Luka
3 Eps 3. Hujan dan Kenangan
4 Eps 4. Reuni
5 Eps 5. The One That Got Away
6 Eps 6. Maafkan Aku
7 Eps 7. Percikan
8 Eps 8. Never Goodbye
9 Eps 9. Hati yang Tertinggal
10 Eps 10. Kembali Pulang
11 Eps 11. Rasa yang Masih Tetap Sama
12 Eps 12. Aku Memperhatikanmu
13 Eps 13. Hantu Masa Lalu
14 Eps 14. Itu Mimpi Kita... Tapi Dulu
15 Eps 15. Rubah Mengamuk
16 Eps 16. Turn On
17 Eps 17. Dari Balik Tembok
18 Eps 18. Kalut
19 Eps 19. Mendung Tanpa Hujan
20 Eps 20. Kenangan saat Hujan
21 Eps 21. Pertemuan yang Menyisakan Tanda Tanya
22 Eps 22. Nama Kita Mirip
23 Eps 23. Ellipsism
24 Eps 24. Penuh Sesal
25 Eps 25. Bercanda dengan Takdir
26 Eps 26. Drama Queen
27 Eps 27. Bisakah Aku Berdamai dengan Masa Lalu?
28 Eps 28. Ayah Zia?
29 Eps 29. Orang Asing
30 Eps 30. Kemana Zia?
31 Eps 31. Dalam Bahaya
32 Eps 32. Deal!
33 Eps 33. Di Bawah Sinar Bulan
34 Eps 34. Look At Me
35 Eps 35. Arsen
36 Eps 36. Tes DNA
37 Eps 37. Kebetulan atau Takdir?
38 Eps 38. Pengakuan Rain
39 Eps 39. Rain PoV
40 Eps 40. Tamu Tak Diundang
41 Eps 41. Aku Berhenti
42 Eps 42. Danau
43 Eps 43. Luka yang Semakin Dalam
44 Eps 44. Menyerah
45 Eps 45. Mundur Teratur
46 Eps 46. Maaf Zia
47 Eps 47. Saling Terikat
48 Eps 48. Aku Ingin Kita Berdamai
49 Eps 49. Jawaban Ada di Depan Mata
50 Eps 50. Ingkar
51 Eps 51. Aku Pulang Malam Ini
52 Eps 52. Rencana Rain
53 Eps 53. Morning Kiss
54 Eps 54. Api Cemburu
55 Eps 55. Cinta itu Menyakitkan
56 Eps 56. Goodbye, Keano
57 Eps 57. Harus Pergi Lagi
58 Eps 58. Kemana Orang Itu?
59 Eps 59. Penculikan
60 Eps 60. Alter Ego
61 Eps 61. Jauhi Airin
62 Eps 62. Tempat Tinggal Baru
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Eps 1. Kenyataan Pahit
2
Eps 2. Pergi Membawa Luka
3
Eps 3. Hujan dan Kenangan
4
Eps 4. Reuni
5
Eps 5. The One That Got Away
6
Eps 6. Maafkan Aku
7
Eps 7. Percikan
8
Eps 8. Never Goodbye
9
Eps 9. Hati yang Tertinggal
10
Eps 10. Kembali Pulang
11
Eps 11. Rasa yang Masih Tetap Sama
12
Eps 12. Aku Memperhatikanmu
13
Eps 13. Hantu Masa Lalu
14
Eps 14. Itu Mimpi Kita... Tapi Dulu
15
Eps 15. Rubah Mengamuk
16
Eps 16. Turn On
17
Eps 17. Dari Balik Tembok
18
Eps 18. Kalut
19
Eps 19. Mendung Tanpa Hujan
20
Eps 20. Kenangan saat Hujan
21
Eps 21. Pertemuan yang Menyisakan Tanda Tanya
22
Eps 22. Nama Kita Mirip
23
Eps 23. Ellipsism
24
Eps 24. Penuh Sesal
25
Eps 25. Bercanda dengan Takdir
26
Eps 26. Drama Queen
27
Eps 27. Bisakah Aku Berdamai dengan Masa Lalu?
28
Eps 28. Ayah Zia?
29
Eps 29. Orang Asing
30
Eps 30. Kemana Zia?
31
Eps 31. Dalam Bahaya
32
Eps 32. Deal!
33
Eps 33. Di Bawah Sinar Bulan
34
Eps 34. Look At Me
35
Eps 35. Arsen
36
Eps 36. Tes DNA
37
Eps 37. Kebetulan atau Takdir?
38
Eps 38. Pengakuan Rain
39
Eps 39. Rain PoV
40
Eps 40. Tamu Tak Diundang
41
Eps 41. Aku Berhenti
42
Eps 42. Danau
43
Eps 43. Luka yang Semakin Dalam
44
Eps 44. Menyerah
45
Eps 45. Mundur Teratur
46
Eps 46. Maaf Zia
47
Eps 47. Saling Terikat
48
Eps 48. Aku Ingin Kita Berdamai
49
Eps 49. Jawaban Ada di Depan Mata
50
Eps 50. Ingkar
51
Eps 51. Aku Pulang Malam Ini
52
Eps 52. Rencana Rain
53
Eps 53. Morning Kiss
54
Eps 54. Api Cemburu
55
Eps 55. Cinta itu Menyakitkan
56
Eps 56. Goodbye, Keano
57
Eps 57. Harus Pergi Lagi
58
Eps 58. Kemana Orang Itu?
59
Eps 59. Penculikan
60
Eps 60. Alter Ego
61
Eps 61. Jauhi Airin
62
Eps 62. Tempat Tinggal Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!