Airin POV
"Airin."
Mendengar deep voice yang khas itu membuat seluruh sendi di tubuhku tiba-tiba menegang. Seperti saat sesuatu yang terasa hangat melewati rahimku.
Astaga! Kenapa pikiranku malah ke arah sana?
Aku mendongak, lalu mencari-cari seseorang. Celia. Benar juga, dari tadi aku tidak menemukannya dimana pun. Aku yakin, jika tahu suaminya sedang berusaha mendekati sang mantan, dia akan mengamuk seperti rubah sembilan ekor yang ingin menghancurkan Konoha. Celia itu sangat posesif.
"Kita perlu bicara."
Lagi-lagi dia berusaha mengajak bicara. Padahal aku sudah mengacuhkannya. Tidak bisa apa, dia tidak mengusik kehidupanku lagi.
Aku jadi menyesal menuruti paksaan Risa untuk datang ke acara reuni ini. Tapi rasa rindu akan teman-teman SMA membuatku gentar juga, kecuali Celia dan mahkluk yang barusan mengajakku bicara itu tentunya.
Aku sangat tidak merindukan mereka. Malah berharap penghianat seperti mereka enyah saja dari muka bumi.
Tiba-tiba lelaki begajulan itu dengan tidak sopannya menarik tanganku. Aku kelimpungan dengan ulahnya yang bisa saja menempatkanku dalam situasi terancam. Bagaimana jika Celia melihat ini? Bisa-bisa aku dicap sebagai pelakor.
"Keano! Lepas!" Aku berusaha melepaskan diri dari jeratan tangan kekar yang semakin mengencang saat aku menariknya.
"Jangan menghindar! Kita perlu bicara."
"Sudah tidak ada yang perlu dibicarakan. Jadi tolong lepaskan tanganku. "
Sial. Permintaanku sama sekali tidak dihiraukannya. Dasar kepala batu. Dari dulu selalu seperti itu. Aku tidak bisa membayangkan bisa-bisanya dia hidup dengan Celia yang sama-sama batunya.
Batu ketemu dengan batu sama dengan pondasi rumah—eh?
Tapi nyatanya mereka bisa hidup bahagia sampai saat ini. Apakah mereka sudah memiliki anak? Ah, kenapa juga aku mempertanyakan pertanyaan yang tidak penting seperti itu.
Bukankah aku sudah tidak peduli dengan mereka? Kalau Celia, memang iya. Tapi kalau Keano? Entahlah aku jadi meragukan perasaanku sendiri.
Bagaimana pun aku harus menepis perasaan apapun itu. Kalau tidak, sia-sia saja tembok pertahanan yang sudah aku bangun dengan kokoh melebihi kokohnya tembok RRC ini akan runtuh begitu saja.
Keano adalah masa lalu. Masa lalu itu seperti barang kedaluwarsa yang lebih baik dibuang dari pada keracunan lalu mati sia-sia.
Aku sedikit tersentak saat Keano membawaku menuju halaman belakang sekolah. Apalagi sekarang gerimis sedang membasahi wilayah ini.
Ingatanku seketika melayang ke masa dimana aku dan Keano akhirnya bisa bermain hujan bersama.
Siang itu kami sedang berbincang di kantin saat pulang sekolah. Keano yang pembawaannya easy going membuatku langsung nyaman ketika berada di dekatnya.
Apalagi didukung oleh benih-benih yang mulai tumbuh di hatiku. Membuat kami menjadi seperti bestie dadakan, padahal baru ketiga kalinya kami mulai mengobrol.
Yang pertama saat di UKS. Lalu yang ke dua saat kami berpapasan di koridor dan dia menyapaku, "Hai." Aku pun membalas, "Hai."
Meski hanya 'say hai' tapi mampu membuat hatiku melompat-lompat kegirangan.
Tes ... Tes ...
Kala itu hujan mulai datang tanpa diundang. Hal itu membuatku sumringah dan langsung mengambil ancang-ancang untuk melakukan ritual.
Bukan ritual seperti yang dilakukan pawang hujan loh ya ...
Ritual untuk menghilangkan segala penat, gundah-gulana, dan beban.
Aku baru mau berdiri, tapi Keano sudah lebih dulu menarikku ke halaman belakang.
"Kenapa?" tanyaku heran.
"Ayo hujan-hujanan bersama, Rin," balasannya dengan mata berbinar.
"Di kantin kan bisa," sangkalku.
"Malu. Banyak yang liatin. Nanti diledekin kayak anak kecil," Keano melengos.
"Kalau kamu yang diledekin, gak apa-apa sih. Soalnya kamu kayak anak bayi yang lagi tumbuh gigi. Hihihi," lanjutnya sambil tersenyum geli yang malah membuatku merengut.
"Kok bisa?!" tanyaku sedikit kesal.
"Soalnya lagi lucu-lucunya. Hahaha."
Tawa Keano berbarengan dengan pipiku yang langsung merona. Sial. Dia berhasil menggodaku.
"Terlebih kalau lagi kayak gini," Tiba-tiba Keano menangkup kedua pipiku dengan tangan besarnya.
Mengarahkan wajahku agar menatap iris coklatnya. Beberapa saat mata kita saling mengunci. Wajah Keano semakin mendekat, hingga hidung kita saling menempel.
Aku sudah memejamkan mata saat merasakan deru nafas hangatnya yang membuat bibirku panas.
Agak lama kami dalam posisi itu. Akhirnya aku membuka mata dan menemukan sorot mata jahil Keano yang menyala-nyala.
"Pikirannya mesum, ih," Keano menjauhkan wajahnya sambil menyeringai.
Wajahku semakin panas dibuatnya. Dasar kutil anoa nyebelin!
Aku memukuli bahunya berulang kali karena kesal setengah mati.
"Ampun, sakit!" pekiknya sok kesakitan.
Semakin membuatku membabi buta menghujaninya dengan pukulan dan cubitan, menyalurkan segala kekesalanku.
Grep.
Dengan gesit Keano meraih kedua tanganku, lalu meletakkan di lehernya. Sementara tangannya mulai berada di pinggangku.
Tatapan matanya membuatku terpana. Keano mulai bernyanyi sambil menggerakkan badan ke kanan dan kiri mengikuti alunan lagunya yang mampu membuatku terbuai.
Lagu The One That Got Away milik Katy Perry mengalun merdu, dinyanyikan oleh suara deep khas Keano yang mampu membuat hatiku meleleh.
Entah sejak kapan bibir Keano sudah menyentuh bibirku. Hangat. Seluruh tubuhku terasa hangat, meski kami masih ada di tengah derai hujan. Mataku terpejam mengikuti permainannya.
"I love you," bisiknya, tepat di depan bibirku.
Tes ... Tes ...
Tetesan hujan di wajah menyadarkanku kembali pada realita yang tak seindah ekspektasi. Aku menepis tangan Keano, lalu berteduh di bawah kanopi yang tersedia di sana.
Keano menoleh dan menatapku heran, lalu menyusulku berteduh.
"Bukankah kau suka hujan? Kenapa berteduh?" tanyanya.
Aku menggeleng.
"Kenapa?"
"Make up-ku bisa luntur. Aku dandan selama dua jam, tahu!" Aku berbohong untuk menutupi fakta jika air hujan mengingatkanku padanya.
Pada pengkhianatan yang mampu memporak-porandakan hati dan hidupku. Aku harus menjadi wanita yang kuat di hadapannya. Tidak boleh lemah lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Bintang Laut
Kak, baru baca bab awal. Udah aku tambah ke favorit. Mampir di novelku juga ya 😊 judul Crazy Rich Daddy 😇 mari saling dukung 🍑 Aku anterin setangkai bunga untukmu😘😘😘
2022-08-06
1
Bintang Laut
Ada Kurama dong🤣🤣🤣
2022-08-06
0
Bintang Laut
Ada Kurama dong🤣🤣🤣
2022-08-06
1