Eps 4. Reuni

Keano POV

Aku mendengus kesal saat lagi-lagi terjebak macet. Kemacetan di kota J memang tak pandang bulu. Jika seperti ini terus, aku bisa terlambat ke acara reuni SMA.

Membayangkan masa SMA saja sudah membuat hatiku berdebar. Lagu The One That Got Away milik Katy Perry mengalun lembut dari radio. Didukung dengan hujan rintik yang mulai menghiasi kaca Ferrari 599 GTO-ku, membuat kenangan kembali muncul. Aku jadi teringat dengan seorang gadis yang sangat menyukai hujan.

Tidak tahu bagaimana dia bisa menyelinap ke halaman belakang sekolah, lalu bermain hujan sambil menari di sana. Apa dia tidak kedinginan? Batinku saat itu.

Setiap hujan turun aku selalu memandangi halaman belakang lewat jendela kelas yang berada tepat di sampingku. Dan yang ditunggu-tunggu akhirnya muncul.

Tingkahnya membuatku terkikik geli. Dia sudah besar, tapi akan menjadi layaknya bocah ketika sudah berhadapan dengan air hujan.

Semakin lama memperhatikannya, semakin aneh pula perasaan yang menyerang hatiku. Jantung tiba-tiba berdebar ketika melihat senyumnya mengembang.

Hatiku terasa hangat di tengah cuaca yang dingin. Sejak saat itu, aku terus mencari tahu tentang dirinya tanpa berani mendekati. Ku pikir, aku butuh waktu untuk mengajaknya mengobrol.

Suatu hari, aku sedang kabur dari mata pelajaran PKn yang paling kubenci.

Jujur, aku lebih suka olahraga otak saat pelajaran matematika, daripada menghafal undang-undang dan pendapat para ahli. Dimana jumlah para ahli terdapat puluhan orang, tapi yang keluar saat ujian hanya satu biji. It's not fair!

Mungkin takdir sedang berada dipihakku, karena tepat disaat itu aku bertemu dengannya di UKS. Sepertinya dia baru saja main hujan lagi.

Biar kutebak, dia pasti habis kena omel guru. Dan mungkin saking kesalnya sampai-sampai dia tidak menyadari keberadaanku. Kita hanya berdua di sini. Mungkin ini waktu yang tepat untuk mengajaknya ngobrol.

"Hey, kamu Airin Kaila Nanda, kan?" tanyaku membuka percakapan.

Dia nampak terkejut seperti habis melihat hantu.

"I-iya."

Aku hampir saja tertawa melihat ekspresi terkejutnya yang terlihat imut, didukung dengan keadaannya yang basah kuyup seperti kucing yang baru saja tercebur di selokan.

"Aku Keano," ujarku, memperkenalkan diri.

Dia hanya menatapku dengan kedua bola matanya yang melebar. Sangat cute. Hey, kenapa ada acara dangdutan mendadak di jantungku?

"Kamu yang suka hujan-hujanan di halaman belakang, kan?" tanyaku, berusaha mengakrabkan diri untuk menyembunyikan debaran jantungku yang mulai usil.

Aku heran saat melihat wajahnya mulai merona. Apakah ada yang salah dengan pertanyaanku?

Tapi pemandangan ini sungguh indah, membuatku ingin menatapnya hingga aku menyadari jika baju seragamnya tembus pandang. Baru menyadari pula penampakkan tali surga berwarna hitam yang membuat perutku terasa panas.

Kulangkahkan kaki mendekatinya sambil melepas satu persatu kancing seragamku. Untung saja aku masih memakai kaos saat memberikan baju seragamku untuk menutupi tubuhnya.

"Kapan-kapan ajak aku kalau kamu mau main hujan-hujanan, oke?"

Entah kalimat itu meluncur dengan mulus dari mulutku. Saat tatapan mata kami mengunci satu sama lain. Jantungku yang jahil sudah mulai bertingkah lagi.

Wajahnya bagai menyihirku untuk tersenyum hingga kedua ujung bibirku terangkat tanpa kusadari. Duniaku seolah teralihkan saat ia membalas senyumanku.

Tiinn ... Tiiiinnn ...

Aku tersadar dari lamunanku saat bunyi klakson mobil yang memekakkan telinga saling bersahutan. Ternyata sudah giliranku untuk maju. Memikirkan Airin selalu saja menjadi kegemaranku yang sulit untuk dihilangkan.

Walau segala hal yang sudah terjadi, dia tetap menjadi 'the one'. Aku jadi menyesal sudah meninggalkannya dulu. Tapi aku tidak ada pilihan lain. Perusahaan ayah sedang diambang kebangkrutan saat itu.

Jadi, aku terpaksa menerima perjodohan dengan Celia untuk memenuhi syarat kerja sama dengan perusahaan AR Corp milik ayah Celia, yang saat itu sedang jaya-jayanya.

Parahnya lagi, mantan istriku itu adalah sahabat baik Airin. Mantan istri? Ya, aku sudah menceraikannya satu tahun yang lalu.

Lima tahun hidup bersamanya sama sekali tak bisa menumbuhkan rasa cinta dalam hatiku. Malah semakin menguatkan keputusan untuk berpisah dengannya. Mungkin ini adalah yang terbaik, setidaknya untukku. Karena aku merasa kita benar-benar tidak cocok satu sama lain. Cinta tidak bisa dipaksakan.

Dan selama itu pula, kami belum dipercaya untuk menghadirkan buah hati ditengah hubungan yang hambar dan semakin renggang. Jika kami mempunyai baby, mungkin aku masih bisa mempertimbangkan keputusanku.

Tak terasa aku sudah sampai di halaman sekolah dan memarkirkan Ferrari 599 GTO-ku di parkiran yang terlihat lebih luas dari sebelumnya.

Segera kulangkahkan kaki menuju tempat acara, menghampiri teman-teman lama yang sangat kurindukan. Sebenarnya aku datang juga dengan tujuan ingin melihat perempuan yang masih setia menetap di hatiku. Semoga dia datang.

Apakah dia sudah menikah?

Pertanyaan itu sempat terlintas di kepalaku. Aku tidak bisa terlalu berharap dengannya. Aku yang memutuskan untuk meninggalkannya. Mana bisa aku seenak jidat menyuruhnya untuk kembali.

Saat sedang asyik melepas rindu dengan teman-teman, tiba-tiba ekor mataku menangkap sosok yang mampu membuat jantungku kembali berulah.

Dia tampak sangat cantik, anggun, dan seksi dengan balutan gaun yang sedikit ketat untuk ukuran tubuhnya yang terlihat sedikit lebih berisi. Hingga menampakkan bagian yang membulat sempurna di balik gaunnya.

"Eh, Bro. Itu Airin, kan? " pertanyaan itu membuat fokus teman-temanku teralihkan dan menoleh ke arah orang yang dimaksud.

"Airin?! Uwih, gila! Bodinya, Bro. Sejak kapan dadanya jadi remasable gitu?" celetuk Rendi yang membuatku ingin melayangkan bogem mentah ke wajahnya.

Kalau dulu bogemku tidak segan- segan akan melayang saat ada orang yang berani menatap Airin dengan tatapan kurang ajarnya. Tapi sekarang aku hanya bisa menyembunyikan kepalan tanganku sambil menatap tajam.

"Eh, sorry, No. Lupa kalau dia di luar jangkauan," salah satu teman berujar saat menyadari tatapanku.

"Bukanya kalian sudah putus? Dan kamu sudah menikah dengan Celia, kan?" tanya Rendi yang membuat hatiku semakin panas.

Kenapa juga malah membalas Celia lagi.

"Kalo iya kenapa?! Aku sudah cerai dengan Celia. Jadi jangan bahas dia lagi," ketusku yang membuat gerombolan di sekitarku nampak terkejut.

"Cerai?! Eh, No. Mau kemana? "

Pertanyaan itu sebenarnya masih bisa masuk ke telingaku dengan sangat baik. Tapi aku malas menanggapinya, karena fokusku hanya pada wanita di depan sana.

Aku perlu meluruskan sesuatu. Menjelaskan semua kesalahpahaman yang terjadi diantara kita. Aku merasa sangat bersalah padanya. Bodohnya, aku tidak menjelaskannya dari dulu, dan malah lari menghindar.

Belum ada kata putus yang terlontar dari bibirku. Apakah kami masih menjadi sepasang kekasih?

Aku benar-benar tak sanggup mengatakan kata keramat itu pada Airin. Aku sadar betul, perpisahan tanpa kata selamat tinggal adalah hal paling menyakitkan.

"Airin," panggilku.

Dia tidak langsung berbalik menanggapi panggilanku. Tapi aku yakin dia mendengarnya. Itu jelas terlihat dari mimik wajahnya yang nampak terkejut seperti mendengar tsunami mulai mendekat.

Ayolah, aku bukan bencana yang perlu ditakuti. Sepersekian detik Airin tidak langsung memandangku. Dia malah celingukan seperti mencari seseorang.

Yah, sebenarnya aku sudah tahu siapa orang yang dia cari.

"Kita perlu bicara."

Setelah mengucapkan kalimat itu, aku langsung menarik Airin dari sana tanpa menunggu persetujuannya. Karena aku yakin dia tidak akan mau.

Tak kusangka, kontak fisik diantara kami mampu mengaktifkan sel hormon yang tak pernah kurasakan ketika bersentuhan dengan wanita manapun, termasuk dengan mantan istriku.

Terpopuler

Comments

Bintang Laut

Bintang Laut

Baru baca beberapa bab, eh kok udah jatuh cinta sama Keano. Nasib nasib membaca terlalu menghayati 🤭🤭

2022-08-06

1

Nurwana

Nurwana

Airin jika nantinya kamu kembali sama keano lagi, mendingan kelaut aj. masa dah disakiti masih mau kembali.

2022-07-14

1

tria sulistia

tria sulistia

ketrampilan nulisnya kak ranmaru bagus nih. penyusunan kata-katanya buat pembaca terhibur. kayanya aku harus belajar banyak dari kak ran 😁

2022-06-27

1

lihat semua
Episodes
1 Eps 1. Kenyataan Pahit
2 Eps 2. Pergi Membawa Luka
3 Eps 3. Hujan dan Kenangan
4 Eps 4. Reuni
5 Eps 5. The One That Got Away
6 Eps 6. Maafkan Aku
7 Eps 7. Percikan
8 Eps 8. Never Goodbye
9 Eps 9. Hati yang Tertinggal
10 Eps 10. Kembali Pulang
11 Eps 11. Rasa yang Masih Tetap Sama
12 Eps 12. Aku Memperhatikanmu
13 Eps 13. Hantu Masa Lalu
14 Eps 14. Itu Mimpi Kita... Tapi Dulu
15 Eps 15. Rubah Mengamuk
16 Eps 16. Turn On
17 Eps 17. Dari Balik Tembok
18 Eps 18. Kalut
19 Eps 19. Mendung Tanpa Hujan
20 Eps 20. Kenangan saat Hujan
21 Eps 21. Pertemuan yang Menyisakan Tanda Tanya
22 Eps 22. Nama Kita Mirip
23 Eps 23. Ellipsism
24 Eps 24. Penuh Sesal
25 Eps 25. Bercanda dengan Takdir
26 Eps 26. Drama Queen
27 Eps 27. Bisakah Aku Berdamai dengan Masa Lalu?
28 Eps 28. Ayah Zia?
29 Eps 29. Orang Asing
30 Eps 30. Kemana Zia?
31 Eps 31. Dalam Bahaya
32 Eps 32. Deal!
33 Eps 33. Di Bawah Sinar Bulan
34 Eps 34. Look At Me
35 Eps 35. Arsen
36 Eps 36. Tes DNA
37 Eps 37. Kebetulan atau Takdir?
38 Eps 38. Pengakuan Rain
39 Eps 39. Rain PoV
40 Eps 40. Tamu Tak Diundang
41 Eps 41. Aku Berhenti
42 Eps 42. Danau
43 Eps 43. Luka yang Semakin Dalam
44 Eps 44. Menyerah
45 Eps 45. Mundur Teratur
46 Eps 46. Maaf Zia
47 Eps 47. Saling Terikat
48 Eps 48. Aku Ingin Kita Berdamai
49 Eps 49. Jawaban Ada di Depan Mata
50 Eps 50. Ingkar
51 Eps 51. Aku Pulang Malam Ini
52 Eps 52. Rencana Rain
53 Eps 53. Morning Kiss
54 Eps 54. Api Cemburu
55 Eps 55. Cinta itu Menyakitkan
56 Eps 56. Goodbye, Keano
57 Eps 57. Harus Pergi Lagi
58 Eps 58. Kemana Orang Itu?
59 Eps 59. Penculikan
60 Eps 60. Alter Ego
61 Eps 61. Jauhi Airin
62 Eps 62. Tempat Tinggal Baru
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Eps 1. Kenyataan Pahit
2
Eps 2. Pergi Membawa Luka
3
Eps 3. Hujan dan Kenangan
4
Eps 4. Reuni
5
Eps 5. The One That Got Away
6
Eps 6. Maafkan Aku
7
Eps 7. Percikan
8
Eps 8. Never Goodbye
9
Eps 9. Hati yang Tertinggal
10
Eps 10. Kembali Pulang
11
Eps 11. Rasa yang Masih Tetap Sama
12
Eps 12. Aku Memperhatikanmu
13
Eps 13. Hantu Masa Lalu
14
Eps 14. Itu Mimpi Kita... Tapi Dulu
15
Eps 15. Rubah Mengamuk
16
Eps 16. Turn On
17
Eps 17. Dari Balik Tembok
18
Eps 18. Kalut
19
Eps 19. Mendung Tanpa Hujan
20
Eps 20. Kenangan saat Hujan
21
Eps 21. Pertemuan yang Menyisakan Tanda Tanya
22
Eps 22. Nama Kita Mirip
23
Eps 23. Ellipsism
24
Eps 24. Penuh Sesal
25
Eps 25. Bercanda dengan Takdir
26
Eps 26. Drama Queen
27
Eps 27. Bisakah Aku Berdamai dengan Masa Lalu?
28
Eps 28. Ayah Zia?
29
Eps 29. Orang Asing
30
Eps 30. Kemana Zia?
31
Eps 31. Dalam Bahaya
32
Eps 32. Deal!
33
Eps 33. Di Bawah Sinar Bulan
34
Eps 34. Look At Me
35
Eps 35. Arsen
36
Eps 36. Tes DNA
37
Eps 37. Kebetulan atau Takdir?
38
Eps 38. Pengakuan Rain
39
Eps 39. Rain PoV
40
Eps 40. Tamu Tak Diundang
41
Eps 41. Aku Berhenti
42
Eps 42. Danau
43
Eps 43. Luka yang Semakin Dalam
44
Eps 44. Menyerah
45
Eps 45. Mundur Teratur
46
Eps 46. Maaf Zia
47
Eps 47. Saling Terikat
48
Eps 48. Aku Ingin Kita Berdamai
49
Eps 49. Jawaban Ada di Depan Mata
50
Eps 50. Ingkar
51
Eps 51. Aku Pulang Malam Ini
52
Eps 52. Rencana Rain
53
Eps 53. Morning Kiss
54
Eps 54. Api Cemburu
55
Eps 55. Cinta itu Menyakitkan
56
Eps 56. Goodbye, Keano
57
Eps 57. Harus Pergi Lagi
58
Eps 58. Kemana Orang Itu?
59
Eps 59. Penculikan
60
Eps 60. Alter Ego
61
Eps 61. Jauhi Airin
62
Eps 62. Tempat Tinggal Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!