Keano POV
Aku mendengus kesal saat lagi-lagi terjebak macet. Kemacetan di kota J memang tak pandang bulu. Jika seperti ini terus, aku bisa terlambat ke acara reuni SMA.
Membayangkan masa SMA saja sudah membuat hatiku berdebar. Lagu The One That Got Away milik Katy Perry mengalun lembut dari radio. Didukung dengan hujan rintik yang mulai menghiasi kaca Ferrari 599 GTO-ku, membuat kenangan kembali muncul. Aku jadi teringat dengan seorang gadis yang sangat menyukai hujan.
Tidak tahu bagaimana dia bisa menyelinap ke halaman belakang sekolah, lalu bermain hujan sambil menari di sana. Apa dia tidak kedinginan? Batinku saat itu.
Setiap hujan turun aku selalu memandangi halaman belakang lewat jendela kelas yang berada tepat di sampingku. Dan yang ditunggu-tunggu akhirnya muncul.
Tingkahnya membuatku terkikik geli. Dia sudah besar, tapi akan menjadi layaknya bocah ketika sudah berhadapan dengan air hujan.
Semakin lama memperhatikannya, semakin aneh pula perasaan yang menyerang hatiku. Jantung tiba-tiba berdebar ketika melihat senyumnya mengembang.
Hatiku terasa hangat di tengah cuaca yang dingin. Sejak saat itu, aku terus mencari tahu tentang dirinya tanpa berani mendekati. Ku pikir, aku butuh waktu untuk mengajaknya mengobrol.
Suatu hari, aku sedang kabur dari mata pelajaran PKn yang paling kubenci.
Jujur, aku lebih suka olahraga otak saat pelajaran matematika, daripada menghafal undang-undang dan pendapat para ahli. Dimana jumlah para ahli terdapat puluhan orang, tapi yang keluar saat ujian hanya satu biji. It's not fair!
Mungkin takdir sedang berada dipihakku, karena tepat disaat itu aku bertemu dengannya di UKS. Sepertinya dia baru saja main hujan lagi.
Biar kutebak, dia pasti habis kena omel guru. Dan mungkin saking kesalnya sampai-sampai dia tidak menyadari keberadaanku. Kita hanya berdua di sini. Mungkin ini waktu yang tepat untuk mengajaknya ngobrol.
"Hey, kamu Airin Kaila Nanda, kan?" tanyaku membuka percakapan.
Dia nampak terkejut seperti habis melihat hantu.
"I-iya."
Aku hampir saja tertawa melihat ekspresi terkejutnya yang terlihat imut, didukung dengan keadaannya yang basah kuyup seperti kucing yang baru saja tercebur di selokan.
"Aku Keano," ujarku, memperkenalkan diri.
Dia hanya menatapku dengan kedua bola matanya yang melebar. Sangat cute. Hey, kenapa ada acara dangdutan mendadak di jantungku?
"Kamu yang suka hujan-hujanan di halaman belakang, kan?" tanyaku, berusaha mengakrabkan diri untuk menyembunyikan debaran jantungku yang mulai usil.
Aku heran saat melihat wajahnya mulai merona. Apakah ada yang salah dengan pertanyaanku?
Tapi pemandangan ini sungguh indah, membuatku ingin menatapnya hingga aku menyadari jika baju seragamnya tembus pandang. Baru menyadari pula penampakkan tali surga berwarna hitam yang membuat perutku terasa panas.
Kulangkahkan kaki mendekatinya sambil melepas satu persatu kancing seragamku. Untung saja aku masih memakai kaos saat memberikan baju seragamku untuk menutupi tubuhnya.
"Kapan-kapan ajak aku kalau kamu mau main hujan-hujanan, oke?"
Entah kalimat itu meluncur dengan mulus dari mulutku. Saat tatapan mata kami mengunci satu sama lain. Jantungku yang jahil sudah mulai bertingkah lagi.
Wajahnya bagai menyihirku untuk tersenyum hingga kedua ujung bibirku terangkat tanpa kusadari. Duniaku seolah teralihkan saat ia membalas senyumanku.
Tiinn ... Tiiiinnn ...
Aku tersadar dari lamunanku saat bunyi klakson mobil yang memekakkan telinga saling bersahutan. Ternyata sudah giliranku untuk maju. Memikirkan Airin selalu saja menjadi kegemaranku yang sulit untuk dihilangkan.
Walau segala hal yang sudah terjadi, dia tetap menjadi 'the one'. Aku jadi menyesal sudah meninggalkannya dulu. Tapi aku tidak ada pilihan lain. Perusahaan ayah sedang diambang kebangkrutan saat itu.
Jadi, aku terpaksa menerima perjodohan dengan Celia untuk memenuhi syarat kerja sama dengan perusahaan AR Corp milik ayah Celia, yang saat itu sedang jaya-jayanya.
Parahnya lagi, mantan istriku itu adalah sahabat baik Airin. Mantan istri? Ya, aku sudah menceraikannya satu tahun yang lalu.
Lima tahun hidup bersamanya sama sekali tak bisa menumbuhkan rasa cinta dalam hatiku. Malah semakin menguatkan keputusan untuk berpisah dengannya. Mungkin ini adalah yang terbaik, setidaknya untukku. Karena aku merasa kita benar-benar tidak cocok satu sama lain. Cinta tidak bisa dipaksakan.
Dan selama itu pula, kami belum dipercaya untuk menghadirkan buah hati ditengah hubungan yang hambar dan semakin renggang. Jika kami mempunyai baby, mungkin aku masih bisa mempertimbangkan keputusanku.
Tak terasa aku sudah sampai di halaman sekolah dan memarkirkan Ferrari 599 GTO-ku di parkiran yang terlihat lebih luas dari sebelumnya.
Segera kulangkahkan kaki menuju tempat acara, menghampiri teman-teman lama yang sangat kurindukan. Sebenarnya aku datang juga dengan tujuan ingin melihat perempuan yang masih setia menetap di hatiku. Semoga dia datang.
Apakah dia sudah menikah?
Pertanyaan itu sempat terlintas di kepalaku. Aku tidak bisa terlalu berharap dengannya. Aku yang memutuskan untuk meninggalkannya. Mana bisa aku seenak jidat menyuruhnya untuk kembali.
Saat sedang asyik melepas rindu dengan teman-teman, tiba-tiba ekor mataku menangkap sosok yang mampu membuat jantungku kembali berulah.
Dia tampak sangat cantik, anggun, dan seksi dengan balutan gaun yang sedikit ketat untuk ukuran tubuhnya yang terlihat sedikit lebih berisi. Hingga menampakkan bagian yang membulat sempurna di balik gaunnya.
"Eh, Bro. Itu Airin, kan? " pertanyaan itu membuat fokus teman-temanku teralihkan dan menoleh ke arah orang yang dimaksud.
"Airin?! Uwih, gila! Bodinya, Bro. Sejak kapan dadanya jadi remasable gitu?" celetuk Rendi yang membuatku ingin melayangkan bogem mentah ke wajahnya.
Kalau dulu bogemku tidak segan- segan akan melayang saat ada orang yang berani menatap Airin dengan tatapan kurang ajarnya. Tapi sekarang aku hanya bisa menyembunyikan kepalan tanganku sambil menatap tajam.
"Eh, sorry, No. Lupa kalau dia di luar jangkauan," salah satu teman berujar saat menyadari tatapanku.
"Bukanya kalian sudah putus? Dan kamu sudah menikah dengan Celia, kan?" tanya Rendi yang membuat hatiku semakin panas.
Kenapa juga malah membalas Celia lagi.
"Kalo iya kenapa?! Aku sudah cerai dengan Celia. Jadi jangan bahas dia lagi," ketusku yang membuat gerombolan di sekitarku nampak terkejut.
"Cerai?! Eh, No. Mau kemana? "
Pertanyaan itu sebenarnya masih bisa masuk ke telingaku dengan sangat baik. Tapi aku malas menanggapinya, karena fokusku hanya pada wanita di depan sana.
Aku perlu meluruskan sesuatu. Menjelaskan semua kesalahpahaman yang terjadi diantara kita. Aku merasa sangat bersalah padanya. Bodohnya, aku tidak menjelaskannya dari dulu, dan malah lari menghindar.
Belum ada kata putus yang terlontar dari bibirku. Apakah kami masih menjadi sepasang kekasih?
Aku benar-benar tak sanggup mengatakan kata keramat itu pada Airin. Aku sadar betul, perpisahan tanpa kata selamat tinggal adalah hal paling menyakitkan.
"Airin," panggilku.
Dia tidak langsung berbalik menanggapi panggilanku. Tapi aku yakin dia mendengarnya. Itu jelas terlihat dari mimik wajahnya yang nampak terkejut seperti mendengar tsunami mulai mendekat.
Ayolah, aku bukan bencana yang perlu ditakuti. Sepersekian detik Airin tidak langsung memandangku. Dia malah celingukan seperti mencari seseorang.
Yah, sebenarnya aku sudah tahu siapa orang yang dia cari.
"Kita perlu bicara."
Setelah mengucapkan kalimat itu, aku langsung menarik Airin dari sana tanpa menunggu persetujuannya. Karena aku yakin dia tidak akan mau.
Tak kusangka, kontak fisik diantara kami mampu mengaktifkan sel hormon yang tak pernah kurasakan ketika bersentuhan dengan wanita manapun, termasuk dengan mantan istriku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Bintang Laut
Baru baca beberapa bab, eh kok udah jatuh cinta sama Keano. Nasib nasib membaca terlalu menghayati 🤭🤭
2022-08-06
1
Nurwana
Airin jika nantinya kamu kembali sama keano lagi, mendingan kelaut aj. masa dah disakiti masih mau kembali.
2022-07-14
1
tria sulistia
ketrampilan nulisnya kak ranmaru bagus nih. penyusunan kata-katanya buat pembaca terhibur. kayanya aku harus belajar banyak dari kak ran 😁
2022-06-27
1