Bab 15. Kehancuran Zahra

Pagi harinya Zain terbangun dan pemandangan pertama yang dilihatnya adalah wajah cantik istri mudanya, ia pandangi wajah itu tanpa berkedip

Zain teringat bahwa wanita di depannya bukan lagi gadis kecilnya karena semalam mereka sudah melakukan penyatuan yang sudah lama tertunda setelah hari pernikahan mereka. Kini Zahra telah menjadi istri seutuhnya untuk Zain.

Tangan Zain terulur untuk membelai pipi mulus istrinya. “Terima kasih.” Zain lalu mengecup kening Zahra.

“Maaf, maafkan aku.” Zain menempelkan keningnya dengan kening Zahra.

Zain bangkit dari tidurnya dan meraih handuk yang semalam ia lempar ke lantai dan memakainya asal lalu berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Pagi ini Zain harus pergi ke luar kota untuk menghadiri acara peresmian pembukaan salah satu cabang Hotel miliknya.

Zain keluar dari kamar mandi dan mengambil bungkusan di atas meja yang semalam di antarkan oleh Barra yang berisi pakaian ganti miliknya dan Zahra, serta salep untuk mengobati luka di tangan dan kaki istrinya.

Zain berjalan kembali mendekat ke tempat tidur lalu duduk di tepi ranjang. Ia menyibak selimut yang menutupi tubuh Zahra dan memperlihatkan tubuh atas Zahra yang masih telanjang.

Zain mengangkat tangan Zahra lalu meletakkan tangan mungil itu di atas pangkuannya dan mengamatinya dengan pandangan terluka. Terdapat banyak bekas luka sayatan di kedua tangan Zahra. Perlahan Zain mengoleskan salep ke pergelangan tangan Zahra yang memar dan memerah karena ikatan tali yang mengikat tangan itu kemarin.

Zain beralih sedikit menyibak selimut yang menutupi kaki Zahra, lalu mengoleskan salep di atas kulit kaki istrinya. Hal yang sama ia dapatkan pada betis putih mulus istri mudanya itu. Banyak bekas luka menghiasi kaki jenjang Zahra.

“Apa yang terjadi denganmu? Apa semua ini bekas cambukkan yang kamu terima?” tanya Zain kepada Zahra yang masih terlelap di depannya.

Zain menarik selimut dan merapikannya untuk menutup tubuh istrinya. Kemudian ia melanjutkan dengan memakai pakaian kerjanya dan bersiap-siap untuk pergi.

Cup.

Zain mengecup kening Zahra sebelum pergi dan berpamitan kepadanya.

“Tidurlah! Kamu pasti lelah, aku akan kembali lagi nanti,” pamit Zain lalu berjalan menuju pintu dan menghilang dibaliknya.

Di lobi hotel, Barra duduk menunggu kedatangan tuan mudanya. Ia segera bangkit dan berjalan mendekat ke arah Zain Setelah melihat keberadaan tuan mudanya itu.

“Saya sudah mengurus kedua pria itu, Tuan,” terang Barra setelah mendapati tuan mudanya keluar dari kamar bernomor 305.

“Hmm, pastikan mereka tidak terlihat lagi di depan mataku!” tegas Zain sembari melangkah keluar dari hotel melati tersebut.

“Semua sudah beres, Tuan. Mereka beserta keluarganya sudah saya pindahkan jauh dari kota.”

“Lanjutkan!”

“Mereka juga mengaku melakukan semua itu atas perintah Ny. Clarisa,” ucap Barra sambil membukakan pintu mobil untuk tuan mudanya.

“Karena uang?” tanya Zain dengan wajah datarnya lalu masuk ke dalam mobil.

“Iya, Tuan.” Barra menutup pintu itu dengan pelan kemudian ia berlari menuju pintu seberang.

...*****...

Waktu menunjukkan pukul 13.00, seorang gadis tampak masih terlelap di bawah selimutnya, perlahan ia mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan intensitas cahaya yang masuk ke dalam retinanya. Penglihatannya masih sedikit mengabur dengan kepala yang terasa pusing.

Zahra mulai mengumpulkan kesadarannya dan merenggangkan otot-ototnya yang terasa sedikit kaku. Zahra mengedarkan pandangan ke sekelilingnya, ia terlihat bingung karena terbangun di tempat yang asing.

“Aku di mana?” tanyanya  pelan.

Zahra mencoba untuk duduk sambil memegangi kepalanya yang terasa sangat berat dengan mata yang berkunang-kunang.

Deg.

Tubuh Zahra membeku, bagaikan tersambar petir di siang bolong. Zahra terkejut ketika mendapati selimut yang membungkus tubuhnya melorot begitu saja memperlihatkan tubuh atasnya tanpa sehelai benang apa pun.

Dengan tangan gemetar, Zahra mengangkat selimut yang masih menutupi sebagian tubuhnya itu. Zahra merasakan dadanya semakin sesak, napasnya tercekat di saat ia melihat kondisi tubuhnya yang polos penuh dengan tanda kemerahan di berbagai bagian tubuhnya, bahkan terdapat bekas gigitan di bahu dan lehernya.

Zahra terpekik dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya, matanya berkaca-kaca siap untuk menumpahkan air dari dalamnya.

“A-apa yang terjadi padaku?”

Zahra begitu syok mendapati dirinya yang mendapatkan tindak pelecehan atau pemerkosaan. Seketika tangisnya pecah, ia tidak tahu apa yang terjadi kepadanya. Zahra tidak tahu siapa pria yang telah mengambil mahkotanya, hal terakhir yang ia ingat adalah ketika dirinya dan Clarisa yang menyewa sebuah kamar hotel untuk Zahra menumpang mandi karena kepanasan.

Dengan hati hancur, Zahra melilitkan selimut ke tubuh polosnya kemudian ia turun dari tempat tidur. Mata Zahra mendapati ada bercak darah di atas seprei putih tempatnya tertidur membuat Zahra semakin terisak.

Perlahan Zahra melangkah dengan tertatih.

“Ssssst!” desis Zahra menahan rasa sakit dan perih di bagian kewanitaannya.

Zahra menyeret kakinya menuju kamar mandi, berdiri di bawah shower dan menyalakan airnya hingga mengguyur membasahi tubuh Zahra. Tubuh Zahra merosot ke lantai dan ia menangis meraung menumpahkan semua amarah dan kekecewaannya. Kamar mandi dan guyuran air dari shower menjadi saksi bisu betapa hancur dan hina dirinya.

“Papa! Tolong Zahwa, pa! Zahwa bodoh tidak bisa menjaga kehormatan Zahwa, bahkan suami Zahwa belum pernah menyentuh tubuh Zahwa pa ... hiks, hiks,” racau Zahra sambil menjambak rambutnya.

Zahra menggosok tubuhnya dengan keras berharap dapat membersihkan tubuhnya dari noda-noda menjijikkan itu. Amarah, kesal, kecewa bercampur menjadi satu.

“Aku wanita menjijikkan! Kotor! Aku sudah tidak suci lagi! Aku benci tubuhku! Hidupku hancur!” teriak Zahra di bawah guyuran air.

“Tuhan! Bawa aku pergi bersamamu! Kenapa Engkau begitu kejam kepadaku?” teriak Zahra dengan keadaan yang sudah kacau.

Zahra berdiri dari duduknya, ia berjalan ke arah bathub dan masuk ke dalamnya tanpa mematikan keran shower yang masih menyala.

Zahra merebahkan tubuhnya, tangannya memutar keran air dan mengalirlah air dingin yang mengisi bathub itu.

Zahra berendam dan mulai memejamkan matanya, ia mengabaikan suara perutnya yang mulai keroncongan karena belum terisi apa pun sejak kemarin malam.

Zahra melupakan rasa laparnya, ia sedang tertimpa musibah, musibah yang teramat besar yang membuat jiwanya terguncang hebat.

Di tempat lain seorang wanita duduk di depan sebuah komputer dan mengetukan jarinya di atas meja sambil menunggu printer di sebelahnya selesai mencetak gambar.

Gambar itu selesai tercetak, tangan wanita itu mengambilnya lalu menatap hasil cetakan itu dengan senyum lebar di wajahnya.

“Sebentar lagi kamu akan hancur Zahra. Jangan main-main denganku! Aku tidak akan rela membagi kebahagiaan yang sebentar lagi akan menjadi sempurna setelah kelahiran anak ini.”

Clarisa memasukkan foto-foto tersebut ke dalam sebuah amplop, lalu dia berjalan menjauh dari komputer di kantornya untuk segera pulang ke mansion dan melanjutkan rencana liciknya.

Terpopuler

Comments

Susanty

Susanty

sayangnya semua perbuatan burukmu Clarisa,sudah di ketahui Zain. tapi Zain masih aja gak bertindak,entah apa yang akan di lakukan Zain untuk membalas kejahatan kamu Clarisa, tunggu saja

2022-10-30

1

Senajudifa

Senajudifa

dasar licik

2022-07-04

1

SimboLon Hayati Nur

SimboLon Hayati Nur

knp Zain selalu manggil Zahwa gadis kecil k,apakh Zain da knl Zahwa dr kecil

2022-07-01

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Sebuah Kejutan Besar
2 Bab 2. Pengantin Pengganti
3 Bab 3. Mansion Utama
4 Bab 4. Perjanjian
5 Bab 5. Mengantar Makan Siang untuk Zain
6 Bab 6. Kenyataan Menyakitkan
7 Bab 7. Zahwa Sakit
8 Bab 8. Rencana Clarisa
9 Bab 9. Berita Menggemparkan
10 Bab 10. Kehamilan Clarisa
11 Bab 11. Gara-gara Ramyeon
12 Bab 12. Ancaman untuk Zahra
13 Bab 13. Kamar 305
14 Bab 14. Pertolongan
15 Bab 15. Kehancuran Zahra
16 Bab 16. Kepanikan Zain
17 Bab 17. Kemarahan Zain
18 Bab 18. Trauma Zahra
19 Bab 19. Berpisah
20 Bab 20. Masa Lalu Ny. Amara
21 Bab 21. Buket Bunga dari Zain
22 Bab 22. Anindya
23 Bab 23. Kedatangan Anindya
24 Bab 24. Rencana Zain
25 Bab 25. Perubahan Sikap Zain
26 Bab 26. Kedatangan Tuan Harun
27 Bab 27. Keterkejutan Tuan Harun
28 Bab 28. Pertemuan Zahra dengan Tuan Harun
29 Bab 29. Pengakuan Zahra
30 Bab 30. Keluarga Athaillah
31 Bab 31. Karena Takut Kehilangan
32 Bab 32. Masa Lalu Tuan Harun
33 Bab 33. Masa Lalu Tuan Harun 2
34 Bab 34. Merasa Dipermainkan
35 Bab 35. Tidur Seranjang
36 Bab 36. Sisi Lain Ny. Amara
37 Bab 37. Ziya's House
38 Bab 38. Ziya's House 2
39 Bab 39. Manis Bagai Candu
40 Bab 40. Kebiasaan Baru Zain
41 Bab 41. Rencana Ny. Amara
42 Bab 42. Keluar dari Penjara
43 Bab 43. Kejutan untuk Zahra
44 Bab 44. Harapan Ny. Amara
45 Hai, Kenalan dengan Author yuk!
46 Bab 45. Keposesifan Zain
47 Bab 46. Kepulangan Ny. Zain Malik
48 Bab 47. Mencairnya Es Kutub
49 Bab 48. Syukuran
50 Bab 49. Malam Penuh Drama
51 Bab 50. Rencana Berkunjung
52 Bab 51. Godaan
53 Bab 52. Menahan Emosi
54 Bab 53. Terungkap
55 Bab 54. Drama Keluarga
56 Bab 55. Keputusan Akhir
57 Bab 56. Gelisah
58 Bab 57. Kecemasan Semua Orang
59 Bab 58. Hukuman untuk Zahra
60 Bab 59. Tidak Sesuai dengan Rencana
61 Bab 60. Crazy Rich Man
62 Bab 61. Nama Pemberian Kakek
63 Bab 62. Masih Seputar Nama dan Wajah
64 Bab 63. Hu Yitian
65 Bab 64. Karantina
66 Bab 65. Tiga Hari Terlewati
67 Bab 66. Melepas Rindu
68 Bab 67. Pergi
69 Bab 68. Salah Paham
70 Bab 69. Dia Baik-Baik Saja
71 Bab 70. Zhang Yang Zi
72 Bab 71. Keputusan Barra
73 Bab 72. Calon Menantu
74 Bab 73. Nasihat dari Paman
75 Bab 74. Kejutan
76 Bab 75. Mengutarakan Niat Baik
77 Bab 76. Tragedi
78 Bab 77. Kisah Yang Zi
79 Bab 78. Amarah Sang Kakak
80 Bab 79. Disneyland
81 Bab 80. Mengulang Pesta
82 Bab 81. Satu-satunya Istri Zain Malik
83 Bab 82. Berkunjung ke Pesantren
84 Bab 83. Cinta Seorang Ayah
85 Bab 84. Alun-Alun Kota
86 Bab 85. Pengakuan Barra
87 Bab 86. Pesta Pernikahan
88 Bab 87. Kekacauan
89 Bab 88. Kehancuran Keluarga Bramasta
90 Bab 89. Malam Pesta
91 Bab 90. Cucu Kesayangan
92 Bab 91. Hanya Salah Paham
93 Bab 92. Retak
94 Bab 93. Tak Pernah Terencana
95 Bab 94. Luka dan Trauma
96 Bab 95. Kegelisahan Hati Zahra
97 Bab 96. Gelisah
98 Bab 97. Bumil Muda
99 Bab 98. Orang Asing
100 Bab 99. Meluluhkan Hati Mommy Amara
101 Bab 100. Singa yang Posesif
102 Bab 101. Drama di Kantin
103 Bab 102. Ketakutan Zahra
104 Bab 103. Teman Baru
105 Bab 104. Teman Lama
106 Bab 105. Kegigihan Aldebaran
107 Bab 106. Perlengkapan Bayi
108 Bab 107. Musibah
109 Bab 108. Kembali Bermimpi
110 Bab 109. Pengakuan
111 Pengumuman Giveaway dan Promosi Novel
112 Bab 110. Ali dan Tania
113 Bab 111. Penjelasan Zain
114 Bab 112. Baby Rayyanza
115 Bab 113. Kedatangan Keluarga Pesantren
116 Bab 114. Bertemu Iblis Betina
117 Bab 115. Keluarga Mahardika
118 Bab 116. Istana Tersembunyi
119 Bab 117. Apa Wajahku Terlihat Menakutkan?
120 Bab 118. Berbeda dari Lainnya
121 Bab 119. Merajuk
122 Bab 120. Datang untuk Melamar
123 Bab 121. Hadiah Pernikahan
124 Bab 122. Klub Malam
125 Bab 123. Permintaan Zahra
126 Bab 124. Sisi Lain Yitian
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Bab 1. Sebuah Kejutan Besar
2
Bab 2. Pengantin Pengganti
3
Bab 3. Mansion Utama
4
Bab 4. Perjanjian
5
Bab 5. Mengantar Makan Siang untuk Zain
6
Bab 6. Kenyataan Menyakitkan
7
Bab 7. Zahwa Sakit
8
Bab 8. Rencana Clarisa
9
Bab 9. Berita Menggemparkan
10
Bab 10. Kehamilan Clarisa
11
Bab 11. Gara-gara Ramyeon
12
Bab 12. Ancaman untuk Zahra
13
Bab 13. Kamar 305
14
Bab 14. Pertolongan
15
Bab 15. Kehancuran Zahra
16
Bab 16. Kepanikan Zain
17
Bab 17. Kemarahan Zain
18
Bab 18. Trauma Zahra
19
Bab 19. Berpisah
20
Bab 20. Masa Lalu Ny. Amara
21
Bab 21. Buket Bunga dari Zain
22
Bab 22. Anindya
23
Bab 23. Kedatangan Anindya
24
Bab 24. Rencana Zain
25
Bab 25. Perubahan Sikap Zain
26
Bab 26. Kedatangan Tuan Harun
27
Bab 27. Keterkejutan Tuan Harun
28
Bab 28. Pertemuan Zahra dengan Tuan Harun
29
Bab 29. Pengakuan Zahra
30
Bab 30. Keluarga Athaillah
31
Bab 31. Karena Takut Kehilangan
32
Bab 32. Masa Lalu Tuan Harun
33
Bab 33. Masa Lalu Tuan Harun 2
34
Bab 34. Merasa Dipermainkan
35
Bab 35. Tidur Seranjang
36
Bab 36. Sisi Lain Ny. Amara
37
Bab 37. Ziya's House
38
Bab 38. Ziya's House 2
39
Bab 39. Manis Bagai Candu
40
Bab 40. Kebiasaan Baru Zain
41
Bab 41. Rencana Ny. Amara
42
Bab 42. Keluar dari Penjara
43
Bab 43. Kejutan untuk Zahra
44
Bab 44. Harapan Ny. Amara
45
Hai, Kenalan dengan Author yuk!
46
Bab 45. Keposesifan Zain
47
Bab 46. Kepulangan Ny. Zain Malik
48
Bab 47. Mencairnya Es Kutub
49
Bab 48. Syukuran
50
Bab 49. Malam Penuh Drama
51
Bab 50. Rencana Berkunjung
52
Bab 51. Godaan
53
Bab 52. Menahan Emosi
54
Bab 53. Terungkap
55
Bab 54. Drama Keluarga
56
Bab 55. Keputusan Akhir
57
Bab 56. Gelisah
58
Bab 57. Kecemasan Semua Orang
59
Bab 58. Hukuman untuk Zahra
60
Bab 59. Tidak Sesuai dengan Rencana
61
Bab 60. Crazy Rich Man
62
Bab 61. Nama Pemberian Kakek
63
Bab 62. Masih Seputar Nama dan Wajah
64
Bab 63. Hu Yitian
65
Bab 64. Karantina
66
Bab 65. Tiga Hari Terlewati
67
Bab 66. Melepas Rindu
68
Bab 67. Pergi
69
Bab 68. Salah Paham
70
Bab 69. Dia Baik-Baik Saja
71
Bab 70. Zhang Yang Zi
72
Bab 71. Keputusan Barra
73
Bab 72. Calon Menantu
74
Bab 73. Nasihat dari Paman
75
Bab 74. Kejutan
76
Bab 75. Mengutarakan Niat Baik
77
Bab 76. Tragedi
78
Bab 77. Kisah Yang Zi
79
Bab 78. Amarah Sang Kakak
80
Bab 79. Disneyland
81
Bab 80. Mengulang Pesta
82
Bab 81. Satu-satunya Istri Zain Malik
83
Bab 82. Berkunjung ke Pesantren
84
Bab 83. Cinta Seorang Ayah
85
Bab 84. Alun-Alun Kota
86
Bab 85. Pengakuan Barra
87
Bab 86. Pesta Pernikahan
88
Bab 87. Kekacauan
89
Bab 88. Kehancuran Keluarga Bramasta
90
Bab 89. Malam Pesta
91
Bab 90. Cucu Kesayangan
92
Bab 91. Hanya Salah Paham
93
Bab 92. Retak
94
Bab 93. Tak Pernah Terencana
95
Bab 94. Luka dan Trauma
96
Bab 95. Kegelisahan Hati Zahra
97
Bab 96. Gelisah
98
Bab 97. Bumil Muda
99
Bab 98. Orang Asing
100
Bab 99. Meluluhkan Hati Mommy Amara
101
Bab 100. Singa yang Posesif
102
Bab 101. Drama di Kantin
103
Bab 102. Ketakutan Zahra
104
Bab 103. Teman Baru
105
Bab 104. Teman Lama
106
Bab 105. Kegigihan Aldebaran
107
Bab 106. Perlengkapan Bayi
108
Bab 107. Musibah
109
Bab 108. Kembali Bermimpi
110
Bab 109. Pengakuan
111
Pengumuman Giveaway dan Promosi Novel
112
Bab 110. Ali dan Tania
113
Bab 111. Penjelasan Zain
114
Bab 112. Baby Rayyanza
115
Bab 113. Kedatangan Keluarga Pesantren
116
Bab 114. Bertemu Iblis Betina
117
Bab 115. Keluarga Mahardika
118
Bab 116. Istana Tersembunyi
119
Bab 117. Apa Wajahku Terlihat Menakutkan?
120
Bab 118. Berbeda dari Lainnya
121
Bab 119. Merajuk
122
Bab 120. Datang untuk Melamar
123
Bab 121. Hadiah Pernikahan
124
Bab 122. Klub Malam
125
Bab 123. Permintaan Zahra
126
Bab 124. Sisi Lain Yitian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!