Bab 12. Ancaman untuk Zahra

Ny. Amara melangkahkan kakinya menuju lift khusus menuju lantai 3, ia ingin mendatangi ruang kerja Zain, ia tidak peduli dengan larangan rumah ini. Jika pun Zain marah, putranya tidak akan menghukum berat dirinya, paling hanya memarahinya atau sekedar mendiamkannya sebentar.

Tok! Tok! Tok!

Ny. Amara berdiri di depan pintu ruang kerja Zain dan mengetuknya. “Zain, mommy boleh masuk?” tanyanya.

“Masuk!” seru Zain dari dalam ruangan.

Ny. Amara dengan pelan membuka pintu itu, dan masuk ke dalamnya. Terlihat putranya duduk di kursi kerjanya dan asistennya yang berdiri di depannya.

“Apa mommy mengganggumu?” tanya Ny. Amara pelan.

“Tidak, Nyonya. Kami sudah selesai dengan pembicaraan kami,” jelas Barra yang mengerti jika tuan mudanya tidak akan menjawab pertanyaan ibunya.

“Aku tidak bertanya kepadamu!” ketus Ny. Amara, ia melampiaskan kekesalannya kepada Barra.

“Kalu begitu saya permisi, Tuan Muda. Hasilnya akan keluar besok pagi.” Barra pamit dan membungkukkan sedikit tubuhnya dan dibalas dengan anggukan kepala dari tuannya.

“ Saya permisi, Nyonya.”

“Hmm.”

Sepeninggal Barra, Ny. Amara mendekat ke arah putranya dan duduk di kursi depan meja kerja Zain.

“Zain!” panggil Ny. Amara merasa kesal karena putranya tidak menghiraukan kehadirannya.

“Hmm.”

“Bagaimana dengan permintaan mommy?” tanya Ny. Amara.

Zain menautkan alisnya, lalu menatap ke arah ibunya.

“Kamu masa lupa!” kesal Ny. Amara. “Kapan akan memindahkan Zahra dari rumah ini?” lanjutnya.

“Mommy!” seru Zain namun masih terdengar sopan.

“Ini demi anak kamu, Zain. Kamu tega melihat Clarisa merasa tidak nyaman dan tersiksa?”

“Mom! Please, jangan membahas masalah ini lagi!”

Zain bangkit dan berjalan keluar meninggalkan ibunya yang masih duduk di dalam ruangan itu.

“Zain!” kesal Ny. Amara memandang kepergian putranya.

...*****...

Keesokan harinya, Zahra duduk di depan ibu mertuanya, hanya berdua. Zain sibuk dengan pekerjaannya, sedangkan Clarisa entah menghilang ke mana.

“Ada apa Mommy memanggilku?” tanya Zahra dengan perasaan waswas.

“Kamu belum ada tanda-tanda hamil, Zahra?” tanya Ny. Amara menyelidik.

Zahra menggelengkan kepalanya pelan. “Belum, Mom.”

“Sudah tiga bulan lebih usia pernikahanmu dengan Zain, kamu belum juga hamil? Apa jangan-jangan kamu sengaja menundanya karena ingin melanjutkan kuliahmu?” Ny. Amara menatap tajam ke arah Zahra.

“Ti-tidak, Mom.” Zahra bingung harus menjawab apa, tidak mungkin dia mengatakan kebenaran bahwa putranya belum sekalipun menyentuhnya.

“Awas jika sampai kamu menundanya!” ancam Ny. Amara.

“Iya, Mom.”

“Aku kasih waktu selama 3 bulan ke depan, jika kamu belum juga hamil, aku pastikan Zain akan menceraikanmu dan menjadikanmu seorang janda!” peringat Ny. Amara kepada menantu mudanya.

Ny. Amara terpaksa mengancam Zahra karena dia tidak berhasil membuat Zain memindahkan Zahra dari mansion ini sesuai dengan keinginan Clarisa.

Di tempat lain, di dalam ruang kerja perusahaan ZM Corp., Zain duduk memejamkan matanya sambil bersandar pada sandaran kursi kebesarannya.

“Apa sudah keluar hasilnya?” tanya Zain tanpa membuka matanya.

“Sudah, Tuan Muda. Ini hasil laboratoriumnya.” Barra meletakkan map biru di atas meja.

“Buka!” titahnya.

“Baik, Tuan.”

Barra meraih kembali map tersebut dan perlahan mengeluarkan isinya. Sedetik kemudian senyum kecil terbit dari bibirnya.

“Hasilnya negatif, Tuan.”

“Ck. Berani sekali wanita itu bermain di belakangku! Bahkan mengerjai gadis manjaku dengan alasan mengidam!” dengus Zain.

Zain membuka matanya, lalu meraih kertas di tangan asistennya dan mencermati isinya. Ia teringat ketika memergoki Zahra keluar dari kamarnya. Bahkan belum seorang pun masuk ke dalamnya termasuk ibunya.

“Kumpulkan semua bukti kehidupannya di dalam dan luar negeri!”

“Baik, Tuan.” Barra berjalan ke arah pintu untuk menjalankan tugasnya.

“Lihat saja nanti! selama ini aku membiarkanmu karena kakekmu, dasar wanita bodoh!” ucap Zain dengan sinis.

‘Tuan Muda, saya titipkan cucu saya satu-satunya kepada Anda. Saya percaya Anda akan menjaganya seperti saya menjaganya. Sebelum saya meninggalkan dunia ini, saya ingin melihatnya menikah dengan laki-laki yang bisa menjaganya. Tuan. Nikahilah cucu saya Clarisa, Tuan.’

Zain teringat permintaan terakhir kakek Clarisa, orang kepercayaan ayahnya dulu. Setelah kepergian ayahnya, laki-laki itulah yang telah membimbingnya, menggantikan sosok ayah dalam hidupnya. Ayah yang pergi meninggalkan dirinya dan ibunya demi wanita lain 17 tahun lalu, dan beberapa tahun kemudian ayahnya pulang hanya tinggal namanya saja.

Zain mengusap wajahnya kasar. Setiap mengingat kejadian itu, ia akan kesulitan untuk mengendalikan emosinya.

Di satu sisi, ia terikat janji dengan kakek Clarisa, namun di sisi lain Zain merasa muak dengan perilaku Clarisa di belakangnya. Dulu Zain pernah ingin mencoba membuka hati kepada Clarisa, namun semuanya meluap begitu saja setelah Barra memberikan semua hasil penyelidikannya terhadap Clarisa.

Zain meraih map merah yang dibawakan oleh asistennya bersama dengan hasil laboratorium tadi. Perlahan Zain mengeluarkan isi di dalam map tersebut.

Matanya mencermati setiap detail gambar di depannya. Foto-foto asli sebelum di edit tentang Zahra dan beberapa pria yang waktu itu sempat tersebar di kampus Zahra. Zain tersenyum menyeringai, lalu melempar isi map tersebut dengan keras.

“Sampai mana kamu akan bermain denganku, Clarisa?” sinis Zain, tangannya mengepal erat di atas meja kerjanya.

Malam harinya, Zain terlihat masuk ke dalam kamar Zahra, kali ini dia terang-terangan masuk ke dalamnya.

Waktu menunjukkan pukul 21.00, Zahra sibuk duduk di depan meja belajarnya sambil mencoret-coret kertas di depannya tanpa menyadari seseorang yang sedari tadi berdiri di belakangnya sambil menatap tajam ke arahnya.

“Apa kamu sangat menyukai desain?” tanya Zain membuat Zahra terperanjat dan menjatuhkan pensil di tangannya.

Zahra berdiri dan memutar tubuhnya. “Tu-tuan sejak kapan ada di sini?”

Zain mengabaikan pertanyaan istrinya dan meraih kertas-kertas di atas meja.

“Bagus,” ucap Zain mengomentari hasil karya istrinya dengan ekspresi wajah yang sulit diartikan.

Zahra mencoba merebut kertas itu dari tangan suaminya, namun percuma karena Zahra kalah tinggi dari tubuh suaminya.

“Tuan, kembalikan punya saya!”

“Ambil saja jika bisa!” Zain mengangkat tangannya ke atas.

Zahra mencoba meraihnya, namun Zain melangkah mundur dan terjadilah aksi kejar-kejaran di antara mereka.

Clarisa yang kebetulan keluar dari kamarnya, samar-samar mendengar keributan dari dalam kamar Zahra menyebabkan percikan api cemburu semakin berkobar di hatinya.

“Dasar pengganggu! Tidak tahu diri! Awas saja kamu, tunggu pembalasanku. Akan aku buat kamu jatuh sejatuh-jatuhnya!” gerutu Clarisa.

Clarisa membalikkan tubuhnya kembali menuju kamarnya, dan mengurungkan niatnya untuk turun ke bawah mengambil camilan dan air minum.

Terpopuler

Comments

Susanty

Susanty

ceraikan aja Zain, ngapain di pertahankan. orang licik tidak akan berubah.

2022-10-30

1

Rini Musrini

Rini Musrini

tunggu hukuman dari zain clarisa

2022-09-29

1

Senajudifa

Senajudifa

sdh kuduga pasti clarisa hamil boongan

2022-06-28

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Sebuah Kejutan Besar
2 Bab 2. Pengantin Pengganti
3 Bab 3. Mansion Utama
4 Bab 4. Perjanjian
5 Bab 5. Mengantar Makan Siang untuk Zain
6 Bab 6. Kenyataan Menyakitkan
7 Bab 7. Zahwa Sakit
8 Bab 8. Rencana Clarisa
9 Bab 9. Berita Menggemparkan
10 Bab 10. Kehamilan Clarisa
11 Bab 11. Gara-gara Ramyeon
12 Bab 12. Ancaman untuk Zahra
13 Bab 13. Kamar 305
14 Bab 14. Pertolongan
15 Bab 15. Kehancuran Zahra
16 Bab 16. Kepanikan Zain
17 Bab 17. Kemarahan Zain
18 Bab 18. Trauma Zahra
19 Bab 19. Berpisah
20 Bab 20. Masa Lalu Ny. Amara
21 Bab 21. Buket Bunga dari Zain
22 Bab 22. Anindya
23 Bab 23. Kedatangan Anindya
24 Bab 24. Rencana Zain
25 Bab 25. Perubahan Sikap Zain
26 Bab 26. Kedatangan Tuan Harun
27 Bab 27. Keterkejutan Tuan Harun
28 Bab 28. Pertemuan Zahra dengan Tuan Harun
29 Bab 29. Pengakuan Zahra
30 Bab 30. Keluarga Athaillah
31 Bab 31. Karena Takut Kehilangan
32 Bab 32. Masa Lalu Tuan Harun
33 Bab 33. Masa Lalu Tuan Harun 2
34 Bab 34. Merasa Dipermainkan
35 Bab 35. Tidur Seranjang
36 Bab 36. Sisi Lain Ny. Amara
37 Bab 37. Ziya's House
38 Bab 38. Ziya's House 2
39 Bab 39. Manis Bagai Candu
40 Bab 40. Kebiasaan Baru Zain
41 Bab 41. Rencana Ny. Amara
42 Bab 42. Keluar dari Penjara
43 Bab 43. Kejutan untuk Zahra
44 Bab 44. Harapan Ny. Amara
45 Hai, Kenalan dengan Author yuk!
46 Bab 45. Keposesifan Zain
47 Bab 46. Kepulangan Ny. Zain Malik
48 Bab 47. Mencairnya Es Kutub
49 Bab 48. Syukuran
50 Bab 49. Malam Penuh Drama
51 Bab 50. Rencana Berkunjung
52 Bab 51. Godaan
53 Bab 52. Menahan Emosi
54 Bab 53. Terungkap
55 Bab 54. Drama Keluarga
56 Bab 55. Keputusan Akhir
57 Bab 56. Gelisah
58 Bab 57. Kecemasan Semua Orang
59 Bab 58. Hukuman untuk Zahra
60 Bab 59. Tidak Sesuai dengan Rencana
61 Bab 60. Crazy Rich Man
62 Bab 61. Nama Pemberian Kakek
63 Bab 62. Masih Seputar Nama dan Wajah
64 Bab 63. Hu Yitian
65 Bab 64. Karantina
66 Bab 65. Tiga Hari Terlewati
67 Bab 66. Melepas Rindu
68 Bab 67. Pergi
69 Bab 68. Salah Paham
70 Bab 69. Dia Baik-Baik Saja
71 Bab 70. Zhang Yang Zi
72 Bab 71. Keputusan Barra
73 Bab 72. Calon Menantu
74 Bab 73. Nasihat dari Paman
75 Bab 74. Kejutan
76 Bab 75. Mengutarakan Niat Baik
77 Bab 76. Tragedi
78 Bab 77. Kisah Yang Zi
79 Bab 78. Amarah Sang Kakak
80 Bab 79. Disneyland
81 Bab 80. Mengulang Pesta
82 Bab 81. Satu-satunya Istri Zain Malik
83 Bab 82. Berkunjung ke Pesantren
84 Bab 83. Cinta Seorang Ayah
85 Bab 84. Alun-Alun Kota
86 Bab 85. Pengakuan Barra
87 Bab 86. Pesta Pernikahan
88 Bab 87. Kekacauan
89 Bab 88. Kehancuran Keluarga Bramasta
90 Bab 89. Malam Pesta
91 Bab 90. Cucu Kesayangan
92 Bab 91. Hanya Salah Paham
93 Bab 92. Retak
94 Bab 93. Tak Pernah Terencana
95 Bab 94. Luka dan Trauma
96 Bab 95. Kegelisahan Hati Zahra
97 Bab 96. Gelisah
98 Bab 97. Bumil Muda
99 Bab 98. Orang Asing
100 Bab 99. Meluluhkan Hati Mommy Amara
101 Bab 100. Singa yang Posesif
102 Bab 101. Drama di Kantin
103 Bab 102. Ketakutan Zahra
104 Bab 103. Teman Baru
105 Bab 104. Teman Lama
106 Bab 105. Kegigihan Aldebaran
107 Bab 106. Perlengkapan Bayi
108 Bab 107. Musibah
109 Bab 108. Kembali Bermimpi
110 Bab 109. Pengakuan
111 Pengumuman Giveaway dan Promosi Novel
112 Bab 110. Ali dan Tania
113 Bab 111. Penjelasan Zain
114 Bab 112. Baby Rayyanza
115 Bab 113. Kedatangan Keluarga Pesantren
116 Bab 114. Bertemu Iblis Betina
117 Bab 115. Keluarga Mahardika
118 Bab 116. Istana Tersembunyi
119 Bab 117. Apa Wajahku Terlihat Menakutkan?
120 Bab 118. Berbeda dari Lainnya
121 Bab 119. Merajuk
122 Bab 120. Datang untuk Melamar
123 Bab 121. Hadiah Pernikahan
124 Bab 122. Klub Malam
125 Bab 123. Permintaan Zahra
126 Bab 124. Sisi Lain Yitian
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Bab 1. Sebuah Kejutan Besar
2
Bab 2. Pengantin Pengganti
3
Bab 3. Mansion Utama
4
Bab 4. Perjanjian
5
Bab 5. Mengantar Makan Siang untuk Zain
6
Bab 6. Kenyataan Menyakitkan
7
Bab 7. Zahwa Sakit
8
Bab 8. Rencana Clarisa
9
Bab 9. Berita Menggemparkan
10
Bab 10. Kehamilan Clarisa
11
Bab 11. Gara-gara Ramyeon
12
Bab 12. Ancaman untuk Zahra
13
Bab 13. Kamar 305
14
Bab 14. Pertolongan
15
Bab 15. Kehancuran Zahra
16
Bab 16. Kepanikan Zain
17
Bab 17. Kemarahan Zain
18
Bab 18. Trauma Zahra
19
Bab 19. Berpisah
20
Bab 20. Masa Lalu Ny. Amara
21
Bab 21. Buket Bunga dari Zain
22
Bab 22. Anindya
23
Bab 23. Kedatangan Anindya
24
Bab 24. Rencana Zain
25
Bab 25. Perubahan Sikap Zain
26
Bab 26. Kedatangan Tuan Harun
27
Bab 27. Keterkejutan Tuan Harun
28
Bab 28. Pertemuan Zahra dengan Tuan Harun
29
Bab 29. Pengakuan Zahra
30
Bab 30. Keluarga Athaillah
31
Bab 31. Karena Takut Kehilangan
32
Bab 32. Masa Lalu Tuan Harun
33
Bab 33. Masa Lalu Tuan Harun 2
34
Bab 34. Merasa Dipermainkan
35
Bab 35. Tidur Seranjang
36
Bab 36. Sisi Lain Ny. Amara
37
Bab 37. Ziya's House
38
Bab 38. Ziya's House 2
39
Bab 39. Manis Bagai Candu
40
Bab 40. Kebiasaan Baru Zain
41
Bab 41. Rencana Ny. Amara
42
Bab 42. Keluar dari Penjara
43
Bab 43. Kejutan untuk Zahra
44
Bab 44. Harapan Ny. Amara
45
Hai, Kenalan dengan Author yuk!
46
Bab 45. Keposesifan Zain
47
Bab 46. Kepulangan Ny. Zain Malik
48
Bab 47. Mencairnya Es Kutub
49
Bab 48. Syukuran
50
Bab 49. Malam Penuh Drama
51
Bab 50. Rencana Berkunjung
52
Bab 51. Godaan
53
Bab 52. Menahan Emosi
54
Bab 53. Terungkap
55
Bab 54. Drama Keluarga
56
Bab 55. Keputusan Akhir
57
Bab 56. Gelisah
58
Bab 57. Kecemasan Semua Orang
59
Bab 58. Hukuman untuk Zahra
60
Bab 59. Tidak Sesuai dengan Rencana
61
Bab 60. Crazy Rich Man
62
Bab 61. Nama Pemberian Kakek
63
Bab 62. Masih Seputar Nama dan Wajah
64
Bab 63. Hu Yitian
65
Bab 64. Karantina
66
Bab 65. Tiga Hari Terlewati
67
Bab 66. Melepas Rindu
68
Bab 67. Pergi
69
Bab 68. Salah Paham
70
Bab 69. Dia Baik-Baik Saja
71
Bab 70. Zhang Yang Zi
72
Bab 71. Keputusan Barra
73
Bab 72. Calon Menantu
74
Bab 73. Nasihat dari Paman
75
Bab 74. Kejutan
76
Bab 75. Mengutarakan Niat Baik
77
Bab 76. Tragedi
78
Bab 77. Kisah Yang Zi
79
Bab 78. Amarah Sang Kakak
80
Bab 79. Disneyland
81
Bab 80. Mengulang Pesta
82
Bab 81. Satu-satunya Istri Zain Malik
83
Bab 82. Berkunjung ke Pesantren
84
Bab 83. Cinta Seorang Ayah
85
Bab 84. Alun-Alun Kota
86
Bab 85. Pengakuan Barra
87
Bab 86. Pesta Pernikahan
88
Bab 87. Kekacauan
89
Bab 88. Kehancuran Keluarga Bramasta
90
Bab 89. Malam Pesta
91
Bab 90. Cucu Kesayangan
92
Bab 91. Hanya Salah Paham
93
Bab 92. Retak
94
Bab 93. Tak Pernah Terencana
95
Bab 94. Luka dan Trauma
96
Bab 95. Kegelisahan Hati Zahra
97
Bab 96. Gelisah
98
Bab 97. Bumil Muda
99
Bab 98. Orang Asing
100
Bab 99. Meluluhkan Hati Mommy Amara
101
Bab 100. Singa yang Posesif
102
Bab 101. Drama di Kantin
103
Bab 102. Ketakutan Zahra
104
Bab 103. Teman Baru
105
Bab 104. Teman Lama
106
Bab 105. Kegigihan Aldebaran
107
Bab 106. Perlengkapan Bayi
108
Bab 107. Musibah
109
Bab 108. Kembali Bermimpi
110
Bab 109. Pengakuan
111
Pengumuman Giveaway dan Promosi Novel
112
Bab 110. Ali dan Tania
113
Bab 111. Penjelasan Zain
114
Bab 112. Baby Rayyanza
115
Bab 113. Kedatangan Keluarga Pesantren
116
Bab 114. Bertemu Iblis Betina
117
Bab 115. Keluarga Mahardika
118
Bab 116. Istana Tersembunyi
119
Bab 117. Apa Wajahku Terlihat Menakutkan?
120
Bab 118. Berbeda dari Lainnya
121
Bab 119. Merajuk
122
Bab 120. Datang untuk Melamar
123
Bab 121. Hadiah Pernikahan
124
Bab 122. Klub Malam
125
Bab 123. Permintaan Zahra
126
Bab 124. Sisi Lain Yitian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!