Bab 10. Kehamilan Clarisa

Zain membanting amplop tersebut ke atas meja dengan keras membuat semua isinya berceceran ke mana-mana.

Tok! Tok! Tok!

“Masuk!” serunya dengan nada kesal.

Pintu ruangan itu terbuka dan muncullah sang asisten, Barra mengerutkan dahinya ketika melihat ke arah tuannya.

Wajah dingin yang beberapa hari terakhir sempat mencair, kini kembali terlihat dingin dan memerah karena menahan emosi.

Beberapa lembar foto tergeletak tak beraturan di atas meja dan lantai di dekat meja kerja Zain.

“Tuan memanggil saya?” tanya Barra pelan.

“Batalkan semua jadwal hari ini! Perintahkan Zahra untuk segera pulang!” perintah Zain dengan tegas.

“Baik, Tuan.”

Barra menghubungi Ali sopir pribadi Zahra untuk segera membawanya pulang atas perintah tuan muda mereka.

Zain bangkit dan keluar meninggalkan ruangannya diikuti oleh Barra yang mengekor di belakang tuannya.

...*****...

Ali memutar mobilnya kembali menuju kampus tempat Zahra kuliah. Baru saja beberapa menit lalu ia pergi meninggalkan nyonyanya di depan gerbang kampus, dan sekarang harus kembali lagi untuk membawanya kembali ke mansion.

Tugas Ali hanyalah untuk mengantar jemput Zahra dan melaporkan ke mana saja Zahra pergi. Selain itu Ali harus kembali ke kantor menjalankan tugas lainnya.

Beberapa kali Ali menghubungi nomor Zahra namun tidak tersambung. Ia lalu mencoba mencari ke dalam gedung kampus dan bertanya kepada orang yang ia temui di dalamnya, namun tidak seorang pun yang mengetahui keberadaan Zahra.

“Ada di mana Anda nyonya?” tanya Ali kepada dirinya sendiri dengan wajah paniknya.

Ali berlari menyusuri setiap sudut kampus untuk menemukan Zahra, sudah lebih dari 30 menit ia mencari namun belum juga menemukan keberadaan Zahra.

“Tu-tuan, saya tidak menemukan keberadaan Ny. Zahra,” ucap Ali dengan suara bergetar.

‘Temukan nona Zahra apa pun caranya! Hubungi saya jika kamu sudah menemukannya!’

“Ba-baik, Tuan Barra.”

Ali melajukan  mobilnya setelah mengakhiri panggilannya dengan Barra. Ia menyusuri jalanan kota berharap dapat menemukan Zahra, dari keterangan yang dia dapat dari security, Zahra keluar meninggalkan kampus dengan keadaan menangis.

15 menit sudah Ali mengelilingi jalanan di sekitar kampus, namun belum juga membuahkan hasil. Ali teringat sesuatu, waktu itu Zahra memintanya untuk mengantarkan ke sebuah tempat ketika nyonyanya itu menangis sepulang dari rumah orang tuanya.

Ali melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, berharap semoga kali ini tebakannya benar.

Ali memarkirkan mobilnya di tepi taman dekat danau, ia mengedarkan pandangannya mencari sosok nyonya mudanya.

Sampai di ujung jalan, Ali melihat seorang wanita duduk di bawah pohon besar dengan menekuk dan memeluk lututnya serta menenggelamkan wajahnya di dalamnya. Ia cermati wanita itu memastikan bahwa wanita itu adalah nyonyanya.

Setelah yakin bahwa wanita itu adalah orang yang sedang ia cari, Ali meraih ponselnya dan menghubungi seseorang.

“Halo, Tuan Barra. Saya sudah menemukan keberadaan Ny. Zahra.”

‘Kirimkan lokasinya dan tunggu di sana! Awasi nona, tuan muda akan segera ke sana!’

“Baik, Tuan.”

30 menit kemudian Zain dan Barra sudah berada di lokasi, dengan langkah lebar Zain mendekat ke arah istri mudanya yang tetap duduk dengan posisi semula.

Zain menarik lengan Zahra sehingga membuat Zahra mendongakkan kepalanya. Terlihat wajah sayu dengan mata sembah dan merah terlihat berantakan.

“Sedang apa kamu di sini?” tanya Zain dengan suara dinginnya.

Zain menarik paksa tubuh Zahra membuat Zahra berdiri dari duduknya, lalu dengan kasar Zain menyeret Zahra menuju ke mobilnya.

Zain mendorong kasar tubuh Zahra di jok belakang. Zahra terduduk, dia hanya terdiam dengan pandangan kosong.

Sesampainya di depan mansion, Zain kembali menyeret tubuh Zahra masuk ke dalam rumah.

“Apa yang kamu lakukan Zain?” tanya Ny. Amara, dia baru saja datang karena Clarisa menghubunginya untuk memberi tahukan sesuatu, namun ia malah melihat kemarahan putranya.

Zain tidak menghiraukan keberadaan dan pertanyaan dari ibunya. Dengan langkah lebar, ia menyeret Zahra menuju kamarnya.

Zain membuka pintu kamar Zahra dengan kasar, lalu mendorong tubuh kecil Zahra agar masuk ke dalamnya.

Brak!

Dengan keras Zain menutup pintu kamar tersebut membuat Zahra kembali tersadar. Seketika tubuh Zahra menegang, perlahan tubuhnya merosot ke lantai dan mulai terisak pelan. Zahra merasakan perih di pergelangan tangannya yang memerah.

Zain meraih kunci kamar yang menggantung di lubang pintu.

“Tidak ada lagi kuliah untukmu! Diam di dalam kamar jangan berani-berani untuk keluar!” seru Zain sebelum menutup pintu kamar Zahra dan menguncinya dari luar.

Zahra memeluk lututnya dan menangis pilu, ia merasa kehidupan sangat kejam kepadanya.

‘Tuhan! Aku lelah! Aku menyerah! Aku ingin beristirahat dari semua ini. Izinkan aku untuk tidur dalam lelapku, dan jangan Engkau bangunkan aku lagi, Tuhan!’

...*****...

Clarisa mengajak Ny. Amara masuk ke dalam kamarnya, mereka duduk di tepi ranjang. Clarisa  memberikan sebuah kotak merah dengan hiasan pita berwarna biru kepada ibu mertuanya.

“Apa ini, Sa?” tanya Ny. Amara dengan wajah penasaran.

“Buka saja, Mom. Ini hadiah untuk Mommy dariku.” Clarisa mengulas senyum di wajahnya.

Perlahan tangan Ny. Amara membuka kotak tersebut dengan dada berdebar, sedetik kemudian Ny. Amara membuka mulutnya lebar dengan mata yang membola karena terkejut.

“I-ini benar nyata?” tanya Ny. Amara dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca.

“Iya, Mom.” Clarisa semakin tersenyum lebar dan menatap wajah ibu mertuanya yang terharu.

Ny. Amara meletakkan kotak tersebut dan kedua tangannya menangkup wajah Clarisa.

“Terima kasih, Sayang. Kamu sudah memberikan hadiah terindah untuk mommy,” ucap Ny. Amara lalu memeluk tubuh Clarisa.

Clarisa membalas pelukan dari ibu mertuanya dan menaikkan sebelah bibirnya.

Ny. Amara menangis terharu, ia tidak bisa mengungkapkan kebahagiaannya dengan kata-kata. Sebentar lagi keinginannya selama ini untuk memiliki cucu akan segera terwujud.

“Apakah Zain sudah mengetahui kabar bahagia ini?” tanya Ny. Amara setelah melepas pelukan mereka.

Clarisa menggelengkan kepalanya pelan. “Belum, Mom.”

“Izinkan mommy yang memberitahukannya kepada Zain, ya!” pinta Ny. Amara.

“Terserah Mommy, asalkan Mommy bahagia.”

“Terima kasih, Sayang.” Ny. Amara membelai lembut pipi kanan Clarisa.

Di saat makan malam, semua telah siap duduk di tempat masing-masing tanpa kehadiran Zahra.

Zain mengurung Zahra di dalam kamarnya dan melarang siapa pun untuk mendekati kamar itu.

Selesai makan, Ny. Amara terlihat gelisah karena merasa ragu untuk memberitahukan kabar bahagia ini dikala putranya dalam suasana hati yang buruk.

“Ada apa, Mom?” tanya Zain yang melihat kegelisahan ibunya.

“Emm, itu. Ada yang ingin mommy katakan,” ucap Ny. Amara dengan ragu.

Zain menatap lekat ke arah ibunya, tetap dengan wajah dinginnya yang tanpa ekspresi.

“Mommy ada kabar bahagia.” Ny. Amara menjeda perkataannya dan melihat ekspresi wajah putranya.

“Sebentar lagi mommy akan menjadi nenek, Zain!” seru Ny. Clarisa dengan wajah yang berbinar. “Kamu akan menjadi seorang ayah! Akhirnya Clarisa Hamil!”

Ny. Amara terlihat sangat bahagia, namun berbeda dengan putranya yang bersikap cuek dengan tatapan datarnya.

Zain meraih tisu di atas meja dan membersihkan mulutnya. Tanpa sepatah kata pun, ia melangkah meninggalkan meja makan dengan wajah datarnya.

Clarisa menatap kepergian suaminya, ia kecewa dengan sikap yang ditunjukkan oleh Zain tentang kabar kehamilannya.

“Bawakan makanan Zahra ke kamarnya!” perintah Zain tepat sebelum kakinya melangkah menaiki anak tangga.

Zain membuka pintu kamar istri mudanya dan masuk ke dalamnya. Ia melihat punggung Zahra di ranjang dengan membenamkan wajahnya di atas bantal belum juga berhenti dengan tangisnya.

“Berhenti menangis! Apa dengan menangis semua masalah akan terselesaikan?” tanya Zain dingin lalu berjalan ke arah sofa dan duduk di atasnya dengan menyilangkan sebelah kakinya.

Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu dari luar.

Tok! Tok! Tok!

“Masuk!” seru Zain.

Bi Nur masuk dengan sebuah nampan di tangannya diikuti seorang pelayan yang juga membawa sebuah nampan.

“Ini makanan untuk Ny. Zahra, Tuan.”

“Hmm.”

Bi Nur dan pelayan itu meletakkan nampan tersebut si atas meja, kemudian membungkukkan sedikit tubuh mereka tanda hormat kepada tuan muda mereka dan berjalan keluar dari kamar Zahra.

“Cepat makan!” perintah Zain kepada Zahra, namun Zahra tetap diam tidak mengindahkan perintah suaminya.

“Zahra!” seru Zain seketika membuat istrinya bangkit dari tidurnya.

Zahra turun dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi tanpa menoleh ke arah suaminya.

“Aku menyuruhmu untuk makan!” ucap Zain dingin.

Zahra menghentikan langkahnya dan menatap ke arah suaminya. “Aku harus membasuh wajahku terlebih dahulu, Tuan,” ucap Zahra tanpa ekspresi.

Terpopuler

Comments

Ranran Miura

Ranran Miura

kasihan zahwa.. eh zahra... 😭😭 pengen lempar clarisa ke kandang beruang deh

2022-06-25

5

최리아

최리아

Inggih Bun

2022-06-15

1

Bunda Abizzan

Bunda Abizzan

Akal-akalan Clarisaa deh ini kayaknya..

Salam dari "Perjalanan Cinta Qonita"

2022-06-15

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Sebuah Kejutan Besar
2 Bab 2. Pengantin Pengganti
3 Bab 3. Mansion Utama
4 Bab 4. Perjanjian
5 Bab 5. Mengantar Makan Siang untuk Zain
6 Bab 6. Kenyataan Menyakitkan
7 Bab 7. Zahwa Sakit
8 Bab 8. Rencana Clarisa
9 Bab 9. Berita Menggemparkan
10 Bab 10. Kehamilan Clarisa
11 Bab 11. Gara-gara Ramyeon
12 Bab 12. Ancaman untuk Zahra
13 Bab 13. Kamar 305
14 Bab 14. Pertolongan
15 Bab 15. Kehancuran Zahra
16 Bab 16. Kepanikan Zain
17 Bab 17. Kemarahan Zain
18 Bab 18. Trauma Zahra
19 Bab 19. Berpisah
20 Bab 20. Masa Lalu Ny. Amara
21 Bab 21. Buket Bunga dari Zain
22 Bab 22. Anindya
23 Bab 23. Kedatangan Anindya
24 Bab 24. Rencana Zain
25 Bab 25. Perubahan Sikap Zain
26 Bab 26. Kedatangan Tuan Harun
27 Bab 27. Keterkejutan Tuan Harun
28 Bab 28. Pertemuan Zahra dengan Tuan Harun
29 Bab 29. Pengakuan Zahra
30 Bab 30. Keluarga Athaillah
31 Bab 31. Karena Takut Kehilangan
32 Bab 32. Masa Lalu Tuan Harun
33 Bab 33. Masa Lalu Tuan Harun 2
34 Bab 34. Merasa Dipermainkan
35 Bab 35. Tidur Seranjang
36 Bab 36. Sisi Lain Ny. Amara
37 Bab 37. Ziya's House
38 Bab 38. Ziya's House 2
39 Bab 39. Manis Bagai Candu
40 Bab 40. Kebiasaan Baru Zain
41 Bab 41. Rencana Ny. Amara
42 Bab 42. Keluar dari Penjara
43 Bab 43. Kejutan untuk Zahra
44 Bab 44. Harapan Ny. Amara
45 Hai, Kenalan dengan Author yuk!
46 Bab 45. Keposesifan Zain
47 Bab 46. Kepulangan Ny. Zain Malik
48 Bab 47. Mencairnya Es Kutub
49 Bab 48. Syukuran
50 Bab 49. Malam Penuh Drama
51 Bab 50. Rencana Berkunjung
52 Bab 51. Godaan
53 Bab 52. Menahan Emosi
54 Bab 53. Terungkap
55 Bab 54. Drama Keluarga
56 Bab 55. Keputusan Akhir
57 Bab 56. Gelisah
58 Bab 57. Kecemasan Semua Orang
59 Bab 58. Hukuman untuk Zahra
60 Bab 59. Tidak Sesuai dengan Rencana
61 Bab 60. Crazy Rich Man
62 Bab 61. Nama Pemberian Kakek
63 Bab 62. Masih Seputar Nama dan Wajah
64 Bab 63. Hu Yitian
65 Bab 64. Karantina
66 Bab 65. Tiga Hari Terlewati
67 Bab 66. Melepas Rindu
68 Bab 67. Pergi
69 Bab 68. Salah Paham
70 Bab 69. Dia Baik-Baik Saja
71 Bab 70. Zhang Yang Zi
72 Bab 71. Keputusan Barra
73 Bab 72. Calon Menantu
74 Bab 73. Nasihat dari Paman
75 Bab 74. Kejutan
76 Bab 75. Mengutarakan Niat Baik
77 Bab 76. Tragedi
78 Bab 77. Kisah Yang Zi
79 Bab 78. Amarah Sang Kakak
80 Bab 79. Disneyland
81 Bab 80. Mengulang Pesta
82 Bab 81. Satu-satunya Istri Zain Malik
83 Bab 82. Berkunjung ke Pesantren
84 Bab 83. Cinta Seorang Ayah
85 Bab 84. Alun-Alun Kota
86 Bab 85. Pengakuan Barra
87 Bab 86. Pesta Pernikahan
88 Bab 87. Kekacauan
89 Bab 88. Kehancuran Keluarga Bramasta
90 Bab 89. Malam Pesta
91 Bab 90. Cucu Kesayangan
92 Bab 91. Hanya Salah Paham
93 Bab 92. Retak
94 Bab 93. Tak Pernah Terencana
95 Bab 94. Luka dan Trauma
96 Bab 95. Kegelisahan Hati Zahra
97 Bab 96. Gelisah
98 Bab 97. Bumil Muda
99 Bab 98. Orang Asing
100 Bab 99. Meluluhkan Hati Mommy Amara
101 Bab 100. Singa yang Posesif
102 Bab 101. Drama di Kantin
103 Bab 102. Ketakutan Zahra
104 Bab 103. Teman Baru
105 Bab 104. Teman Lama
106 Bab 105. Kegigihan Aldebaran
107 Bab 106. Perlengkapan Bayi
108 Bab 107. Musibah
109 Bab 108. Kembali Bermimpi
110 Bab 109. Pengakuan
111 Pengumuman Giveaway dan Promosi Novel
112 Bab 110. Ali dan Tania
113 Bab 111. Penjelasan Zain
114 Bab 112. Baby Rayyanza
115 Bab 113. Kedatangan Keluarga Pesantren
116 Bab 114. Bertemu Iblis Betina
117 Bab 115. Keluarga Mahardika
118 Bab 116. Istana Tersembunyi
119 Bab 117. Apa Wajahku Terlihat Menakutkan?
120 Bab 118. Berbeda dari Lainnya
121 Bab 119. Merajuk
122 Bab 120. Datang untuk Melamar
123 Bab 121. Hadiah Pernikahan
124 Bab 122. Klub Malam
125 Bab 123. Permintaan Zahra
126 Bab 124. Sisi Lain Yitian
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Bab 1. Sebuah Kejutan Besar
2
Bab 2. Pengantin Pengganti
3
Bab 3. Mansion Utama
4
Bab 4. Perjanjian
5
Bab 5. Mengantar Makan Siang untuk Zain
6
Bab 6. Kenyataan Menyakitkan
7
Bab 7. Zahwa Sakit
8
Bab 8. Rencana Clarisa
9
Bab 9. Berita Menggemparkan
10
Bab 10. Kehamilan Clarisa
11
Bab 11. Gara-gara Ramyeon
12
Bab 12. Ancaman untuk Zahra
13
Bab 13. Kamar 305
14
Bab 14. Pertolongan
15
Bab 15. Kehancuran Zahra
16
Bab 16. Kepanikan Zain
17
Bab 17. Kemarahan Zain
18
Bab 18. Trauma Zahra
19
Bab 19. Berpisah
20
Bab 20. Masa Lalu Ny. Amara
21
Bab 21. Buket Bunga dari Zain
22
Bab 22. Anindya
23
Bab 23. Kedatangan Anindya
24
Bab 24. Rencana Zain
25
Bab 25. Perubahan Sikap Zain
26
Bab 26. Kedatangan Tuan Harun
27
Bab 27. Keterkejutan Tuan Harun
28
Bab 28. Pertemuan Zahra dengan Tuan Harun
29
Bab 29. Pengakuan Zahra
30
Bab 30. Keluarga Athaillah
31
Bab 31. Karena Takut Kehilangan
32
Bab 32. Masa Lalu Tuan Harun
33
Bab 33. Masa Lalu Tuan Harun 2
34
Bab 34. Merasa Dipermainkan
35
Bab 35. Tidur Seranjang
36
Bab 36. Sisi Lain Ny. Amara
37
Bab 37. Ziya's House
38
Bab 38. Ziya's House 2
39
Bab 39. Manis Bagai Candu
40
Bab 40. Kebiasaan Baru Zain
41
Bab 41. Rencana Ny. Amara
42
Bab 42. Keluar dari Penjara
43
Bab 43. Kejutan untuk Zahra
44
Bab 44. Harapan Ny. Amara
45
Hai, Kenalan dengan Author yuk!
46
Bab 45. Keposesifan Zain
47
Bab 46. Kepulangan Ny. Zain Malik
48
Bab 47. Mencairnya Es Kutub
49
Bab 48. Syukuran
50
Bab 49. Malam Penuh Drama
51
Bab 50. Rencana Berkunjung
52
Bab 51. Godaan
53
Bab 52. Menahan Emosi
54
Bab 53. Terungkap
55
Bab 54. Drama Keluarga
56
Bab 55. Keputusan Akhir
57
Bab 56. Gelisah
58
Bab 57. Kecemasan Semua Orang
59
Bab 58. Hukuman untuk Zahra
60
Bab 59. Tidak Sesuai dengan Rencana
61
Bab 60. Crazy Rich Man
62
Bab 61. Nama Pemberian Kakek
63
Bab 62. Masih Seputar Nama dan Wajah
64
Bab 63. Hu Yitian
65
Bab 64. Karantina
66
Bab 65. Tiga Hari Terlewati
67
Bab 66. Melepas Rindu
68
Bab 67. Pergi
69
Bab 68. Salah Paham
70
Bab 69. Dia Baik-Baik Saja
71
Bab 70. Zhang Yang Zi
72
Bab 71. Keputusan Barra
73
Bab 72. Calon Menantu
74
Bab 73. Nasihat dari Paman
75
Bab 74. Kejutan
76
Bab 75. Mengutarakan Niat Baik
77
Bab 76. Tragedi
78
Bab 77. Kisah Yang Zi
79
Bab 78. Amarah Sang Kakak
80
Bab 79. Disneyland
81
Bab 80. Mengulang Pesta
82
Bab 81. Satu-satunya Istri Zain Malik
83
Bab 82. Berkunjung ke Pesantren
84
Bab 83. Cinta Seorang Ayah
85
Bab 84. Alun-Alun Kota
86
Bab 85. Pengakuan Barra
87
Bab 86. Pesta Pernikahan
88
Bab 87. Kekacauan
89
Bab 88. Kehancuran Keluarga Bramasta
90
Bab 89. Malam Pesta
91
Bab 90. Cucu Kesayangan
92
Bab 91. Hanya Salah Paham
93
Bab 92. Retak
94
Bab 93. Tak Pernah Terencana
95
Bab 94. Luka dan Trauma
96
Bab 95. Kegelisahan Hati Zahra
97
Bab 96. Gelisah
98
Bab 97. Bumil Muda
99
Bab 98. Orang Asing
100
Bab 99. Meluluhkan Hati Mommy Amara
101
Bab 100. Singa yang Posesif
102
Bab 101. Drama di Kantin
103
Bab 102. Ketakutan Zahra
104
Bab 103. Teman Baru
105
Bab 104. Teman Lama
106
Bab 105. Kegigihan Aldebaran
107
Bab 106. Perlengkapan Bayi
108
Bab 107. Musibah
109
Bab 108. Kembali Bermimpi
110
Bab 109. Pengakuan
111
Pengumuman Giveaway dan Promosi Novel
112
Bab 110. Ali dan Tania
113
Bab 111. Penjelasan Zain
114
Bab 112. Baby Rayyanza
115
Bab 113. Kedatangan Keluarga Pesantren
116
Bab 114. Bertemu Iblis Betina
117
Bab 115. Keluarga Mahardika
118
Bab 116. Istana Tersembunyi
119
Bab 117. Apa Wajahku Terlihat Menakutkan?
120
Bab 118. Berbeda dari Lainnya
121
Bab 119. Merajuk
122
Bab 120. Datang untuk Melamar
123
Bab 121. Hadiah Pernikahan
124
Bab 122. Klub Malam
125
Bab 123. Permintaan Zahra
126
Bab 124. Sisi Lain Yitian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!