Bab 8. Rencana Clarisa

Setelah kejadian malam itu Zain menyuruh Barra untuk mencari tahu apa penyebab istri mudanya menangis sehingga membuatnya jatuh sakit.

Dengan mudahnya Zain mendapatkan informasi dengan detail dari pekerja baru di rumah orang tua Zahra, tentunya dengan sedikit tekanan dan paksaan wanita itu mau membuka suaranya.

Namun Zain tidak melakukan tindakan apa pun. Ia hanya mengamati masalah tersebut dan tidak berniat untuk ikut campur ke dalam masalah Zahra. Zain ingin melihat seberapa jauh istri mudanya itu bisa bertahan dan menghadapi masalah yang sedang menimpanya.

Zain menetapkan peraturan baru di dalam mansion. Ia menyuruh seluruh pelayan dan pekerja termasuk Clarisa dan Ny. Amara untuk mengikutinya memanggil Zahwa dengan panggilan Zahra.

“Tidurlah yang nyenyak, gadis manja,” ucap Zain sambil menatap lekat wajah Zahra yang berbaring di depannya.

"Ck! Dasar bocah, kamu tidur begitu pulas bahkan tidak menyadari kehadiranku,” gerutu Zain sembari tangannya mengusap pelan kepala istrinya.

Selama sebulan terakhir, hampir setiap malam Zain diam-diam masuk ke dalam kamar Zahra sekedar hanya untuk melihat keadaannya. Bahkan beberapa kali Zain tertidur di dalam kamar Zahra dan akan kembali ke kamar pribadinya sebelum Zahra terbangun.

Zain keluar dari kamar Zahra dan berpapasan dengan Clarisa yang baru pulang dari pekerjaannya.

“Kamu dari mana, Zain? Tanya Clarisa dengan wajah lelahnya.

“Bukan urusanmu!” ketus Zain.

“Kamu tidak adil pa-”

Zain berlalu tanpa menunggu Clarisa menyelesaikan perkataannya.

“Zain!” seru Clarisa merasa kesal dengan sikap suaminya, ia pandangi punggung suaminya yang mulai hilang di lantai 3.

Beberapa kali Clarisa memergoki Suaminya itu keluar tengah malam dari kamar madunya, namun Clarisa tidak bisa berbuat apa pun, ia hanya bisa menggerutu tanpa bisa mencegah atau melarang suaminya itu.

Clarisa melangkahkan kakinya menuju kamarnya dengan mengentak-entakkan kakinya dengan wajah yang cemberut.

Brak!

Dengan keras Clarisa menutup pintu kamarnya untuk menyalurkan kekesalannya.

...*****...

Zahra kembali ceria seperti sedia kala, ia menutupi luka hatinya. Setiap pagi Zahra tetap harus memasak untuk suaminya, sesuai dengan permintaan dari Zain. Namun, untuk siang harinya Zahwa tidak lagi mengantarkan makanan untuk Zain karena ia sudah mulai aktif dengan kegiatan kampusnya.

Zahra berjalan menyusuri koridor kampus barunya dengan mengulas senyum di wajahnya.

“Selamat pagi,” sapa Zahra kepada teman yang ia jumpai di sepanjang jalan.

Zahra kuliah sesuai dengan jurusan yang sudah dipilihkan oleh suaminya. Dan kebetulan sahabatnya Rara beserta kekasihnya Bastian juga kuliah di tempat yang sama dengannya. Walaupun mereka berbeda fakultas, Zahra tetap bersyukur karena ada seseorang yang dia kenal di kampus itu.

Penampilan Zahra juga sudah sangat jauh berbeda dari penampilannya sewaktu SMA, semua itu karena arahan dan permintaan dari ibu mertuanya Ny. Amara agar Zahra terlihat lebih cantik, elegan dan semakin membuat suaminya jatuh cinta kepadanya. Padahal Ny. Amara mempunyai maksud lain, yaitu agar dia segera dapat menimang cucu.

Siang harinya selesai dengan kelasnya, dengan sedikit berlari Zahra menyusuri lorong kampus karena Barra baru saja menghubunginya. Zain menyuruhnya untuk segera datang ke restoran yang berada di sebelah kampus dan mengajak Zahra untuk makan siang bersamanya.

Tepat ketika kaki Zahra memasuki restoran, ia sudah disambut oleh seorang pelayan, pelayan itu ia mengantarkannya menuju ruang VVIP yang berada di lantai 2.

Zahra masuk ke dalam ruangan itu, dan ternyata sudah ada suaminya yang duduk menunggunya dengan berbagai macam menu yang sudah tersaji di atas meja.

“Duduklah!” ucap Zain datar.

Zahra mendekat dan duduk di depan suaminya. Namun Zain memintanya untuk menggeser kursi itu agar berada di sebelahnya.

Seperti biasa, Zahra mulai menyuapi suaminya, sedangkan Zain duduk dengan tenang sibuk dengan ponsel ditangannya sambil menikmati suap demi suap makanan dari tangan istri mudanya.

Setelah beberapa suap, Zain menyudahi makannya.

“Saya sudah kenyang! Kamu habiskan sisanya!” ucap Zain tanpa menoleh ke arah Zahra yang terkejut.

“Tuan, tapi in-”

“Jangan menjadi gadis pembangkang!” ucap Zain dingin membuat Zahra terdiam dan mulai memakan makanan di depannya.

Zahra mengerucutkan bibirnya, tangannya sibuk menyendok makanan ke dalam mulutnya, namun matanya melirik ke arah suaminya yang mengacuhkannya.

‘Sudah tahu makannya sedikit, selalu saja memesan menu sebanyak ini. Dan menyuruhku menghabiskannya tanpa sisa!’ gerutu Zahra di dalam hati.

“Jika sedang makan jangan mengumpat seseorang di dalam hati!” ucap Zain tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya.

Uhuk! Uhuk! Uhuk!

Zahra tersedak makanan yang sedang dimakannya. Tangannya meraih gelas berisi air di depannya.

Glek. Glek. Glek.

Dengan rakus Zahra meneguk air itu, berharap air tersebut dapat segera melegakan tenggorokannya. Wajahnya merah, matanya berkaca-kaca, merasakan hidungnya yang terasa pedas dan panas secara bersamaan.

Zain hanya meliriknya sebentar lalu kembali fokus ke layar ponselnya.

“Cukup. Saya tidak mau makan lagi,” ucap Zahra sambil mengusap ujung matanya yang berair.

“Habiskan! Saya tidak akan pergi sebelum kamu menghabiskan semuanya!” tegas Zain.

Perlahan Zahra memakan makanan itu sampai habis tanpa sisa. Zahra duduk bersandar pada sandaran kursi dan memegangi perutnya yang kekenyangan.

Zain melirik ke arah istrinya dan meja di depannya secara bergantian, ia terlihat tersenyum sekilas. Hanya sekejap mata tanpa di sadari oleh Zahra.

“Sudah habis? Ayo pulang!” Zain bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah pintu tanpa menunggu jawaban dari Zahra.

Zahra menghela napasnya kasar. Baru saja dia selesai makan, bahkan makanan itu belum turun ke perutnya masih menyangkut di tenggorokan. Namun, apalah daya Zahra tidak berani hanya sekedar untuk membantah suami dinginnya itu.

Sepanjang perjalanan pulang, Zahra hanya terdiam duduk di kursi belakang. Zain duduk di kursi penumpang di depan dan Barra duduk di belakang kemudi.

Sesekali Zain melirik istri mudanya lewat pantulan kaca spion di depan, hal itu tidak luput dari pengawasan Barra, Barra melebarkan senyumnya.

“Apa?” tanya Zain dengan tatapan membunuhnya.

“Tidak, Tuan.”

“Jangan berpikir macam-macam!”

“Baik, Tuan.”

Mereka melanjutkan perjalanan dengan keheningan, hingga tanpa terasa mobil mereka telah memasuki halaman mansion.

Barra bergegas keluar dari mobil berlari kecil memutari mobil itu dan bersiap membukakan pintu untuk tuan mudanya, namun Zain terlebih dahulu keluar dari mobil itu.

Zain membuka pintu belakang dan dengan sangat pelan mengangkat tubuh Zahra lalu menggendongnya masuk ke dalam rumah. Ternyata Zahra tertidur karena kekenyangan.

Di ujung tangga Zain berpasan dengan Clarisa, namun ia melangkah begitu saja tak menganggap keberadaan istri pertamanya.

Clarisa memandang punggung suaminya yang hilang di balik pintu kamar Zahra. Wajahnya memerah terlihat kebencian yang semakin memenuhi hatinya. Lo

‘Akan aku buat kamu pergi dari rumah ini dasar parasit! Aku saja sekalipun belum pernah di perlakuan seperti itu oleh Zain!’ janji Clarisa di dalam hati. Ia melanjutkan langkahnya menuruni anak tangga.

Di pintu depan Clarisa berpapasan dengan Barra.

“Selamat siang Nyonya Clarisa,” sapa Barra namun Clarisa hanya melengoskan wajahnya, ia masih dalam mode marah karena melihat suaminya bersama madunya.

Clarisa masuk ke dalam mobilnya, ia meraih ponselnya dan menghubungi seseorang.

“Lakukan tugasmu segera! Aku ingin besok pagi sudah mendengar kabar baik darimu,” ucap Clarisa kepada orang di seberang telepon.

Setelah mengakhiri panggilannya, Clarisa melajukan mobilnya meninggalkan mansion utama milik suaminya.

Terpopuler

Comments

Susanty

Susanty

udah mulai ada rasa tapi gengsinya terlalu tinggi 🤭
Zain menuju bucin😂😂

2022-10-30

2

Buthet Bnd

Buthet Bnd

enak bingit yg JD suaminya....ntar bucin loh koe ...sabar ya Zahra..sebelum ngasuh anak bayi belajar dulu ngasuh bayi besar 😂😂😂😂😂😁😁😁😁🤣🤣🤣🤣🤣

2022-10-20

1

Senajudifa

Senajudifa

haduh istri pertama vs istri kedua...ruwet ya...kutukan cinta hadiri

2022-06-25

5

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Sebuah Kejutan Besar
2 Bab 2. Pengantin Pengganti
3 Bab 3. Mansion Utama
4 Bab 4. Perjanjian
5 Bab 5. Mengantar Makan Siang untuk Zain
6 Bab 6. Kenyataan Menyakitkan
7 Bab 7. Zahwa Sakit
8 Bab 8. Rencana Clarisa
9 Bab 9. Berita Menggemparkan
10 Bab 10. Kehamilan Clarisa
11 Bab 11. Gara-gara Ramyeon
12 Bab 12. Ancaman untuk Zahra
13 Bab 13. Kamar 305
14 Bab 14. Pertolongan
15 Bab 15. Kehancuran Zahra
16 Bab 16. Kepanikan Zain
17 Bab 17. Kemarahan Zain
18 Bab 18. Trauma Zahra
19 Bab 19. Berpisah
20 Bab 20. Masa Lalu Ny. Amara
21 Bab 21. Buket Bunga dari Zain
22 Bab 22. Anindya
23 Bab 23. Kedatangan Anindya
24 Bab 24. Rencana Zain
25 Bab 25. Perubahan Sikap Zain
26 Bab 26. Kedatangan Tuan Harun
27 Bab 27. Keterkejutan Tuan Harun
28 Bab 28. Pertemuan Zahra dengan Tuan Harun
29 Bab 29. Pengakuan Zahra
30 Bab 30. Keluarga Athaillah
31 Bab 31. Karena Takut Kehilangan
32 Bab 32. Masa Lalu Tuan Harun
33 Bab 33. Masa Lalu Tuan Harun 2
34 Bab 34. Merasa Dipermainkan
35 Bab 35. Tidur Seranjang
36 Bab 36. Sisi Lain Ny. Amara
37 Bab 37. Ziya's House
38 Bab 38. Ziya's House 2
39 Bab 39. Manis Bagai Candu
40 Bab 40. Kebiasaan Baru Zain
41 Bab 41. Rencana Ny. Amara
42 Bab 42. Keluar dari Penjara
43 Bab 43. Kejutan untuk Zahra
44 Bab 44. Harapan Ny. Amara
45 Hai, Kenalan dengan Author yuk!
46 Bab 45. Keposesifan Zain
47 Bab 46. Kepulangan Ny. Zain Malik
48 Bab 47. Mencairnya Es Kutub
49 Bab 48. Syukuran
50 Bab 49. Malam Penuh Drama
51 Bab 50. Rencana Berkunjung
52 Bab 51. Godaan
53 Bab 52. Menahan Emosi
54 Bab 53. Terungkap
55 Bab 54. Drama Keluarga
56 Bab 55. Keputusan Akhir
57 Bab 56. Gelisah
58 Bab 57. Kecemasan Semua Orang
59 Bab 58. Hukuman untuk Zahra
60 Bab 59. Tidak Sesuai dengan Rencana
61 Bab 60. Crazy Rich Man
62 Bab 61. Nama Pemberian Kakek
63 Bab 62. Masih Seputar Nama dan Wajah
64 Bab 63. Hu Yitian
65 Bab 64. Karantina
66 Bab 65. Tiga Hari Terlewati
67 Bab 66. Melepas Rindu
68 Bab 67. Pergi
69 Bab 68. Salah Paham
70 Bab 69. Dia Baik-Baik Saja
71 Bab 70. Zhang Yang Zi
72 Bab 71. Keputusan Barra
73 Bab 72. Calon Menantu
74 Bab 73. Nasihat dari Paman
75 Bab 74. Kejutan
76 Bab 75. Mengutarakan Niat Baik
77 Bab 76. Tragedi
78 Bab 77. Kisah Yang Zi
79 Bab 78. Amarah Sang Kakak
80 Bab 79. Disneyland
81 Bab 80. Mengulang Pesta
82 Bab 81. Satu-satunya Istri Zain Malik
83 Bab 82. Berkunjung ke Pesantren
84 Bab 83. Cinta Seorang Ayah
85 Bab 84. Alun-Alun Kota
86 Bab 85. Pengakuan Barra
87 Bab 86. Pesta Pernikahan
88 Bab 87. Kekacauan
89 Bab 88. Kehancuran Keluarga Bramasta
90 Bab 89. Malam Pesta
91 Bab 90. Cucu Kesayangan
92 Bab 91. Hanya Salah Paham
93 Bab 92. Retak
94 Bab 93. Tak Pernah Terencana
95 Bab 94. Luka dan Trauma
96 Bab 95. Kegelisahan Hati Zahra
97 Bab 96. Gelisah
98 Bab 97. Bumil Muda
99 Bab 98. Orang Asing
100 Bab 99. Meluluhkan Hati Mommy Amara
101 Bab 100. Singa yang Posesif
102 Bab 101. Drama di Kantin
103 Bab 102. Ketakutan Zahra
104 Bab 103. Teman Baru
105 Bab 104. Teman Lama
106 Bab 105. Kegigihan Aldebaran
107 Bab 106. Perlengkapan Bayi
108 Bab 107. Musibah
109 Bab 108. Kembali Bermimpi
110 Bab 109. Pengakuan
111 Pengumuman Giveaway dan Promosi Novel
112 Bab 110. Ali dan Tania
113 Bab 111. Penjelasan Zain
114 Bab 112. Baby Rayyanza
115 Bab 113. Kedatangan Keluarga Pesantren
116 Bab 114. Bertemu Iblis Betina
117 Bab 115. Keluarga Mahardika
118 Bab 116. Istana Tersembunyi
119 Bab 117. Apa Wajahku Terlihat Menakutkan?
120 Bab 118. Berbeda dari Lainnya
121 Bab 119. Merajuk
122 Bab 120. Datang untuk Melamar
123 Bab 121. Hadiah Pernikahan
124 Bab 122. Klub Malam
125 Bab 123. Permintaan Zahra
126 Bab 124. Sisi Lain Yitian
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Bab 1. Sebuah Kejutan Besar
2
Bab 2. Pengantin Pengganti
3
Bab 3. Mansion Utama
4
Bab 4. Perjanjian
5
Bab 5. Mengantar Makan Siang untuk Zain
6
Bab 6. Kenyataan Menyakitkan
7
Bab 7. Zahwa Sakit
8
Bab 8. Rencana Clarisa
9
Bab 9. Berita Menggemparkan
10
Bab 10. Kehamilan Clarisa
11
Bab 11. Gara-gara Ramyeon
12
Bab 12. Ancaman untuk Zahra
13
Bab 13. Kamar 305
14
Bab 14. Pertolongan
15
Bab 15. Kehancuran Zahra
16
Bab 16. Kepanikan Zain
17
Bab 17. Kemarahan Zain
18
Bab 18. Trauma Zahra
19
Bab 19. Berpisah
20
Bab 20. Masa Lalu Ny. Amara
21
Bab 21. Buket Bunga dari Zain
22
Bab 22. Anindya
23
Bab 23. Kedatangan Anindya
24
Bab 24. Rencana Zain
25
Bab 25. Perubahan Sikap Zain
26
Bab 26. Kedatangan Tuan Harun
27
Bab 27. Keterkejutan Tuan Harun
28
Bab 28. Pertemuan Zahra dengan Tuan Harun
29
Bab 29. Pengakuan Zahra
30
Bab 30. Keluarga Athaillah
31
Bab 31. Karena Takut Kehilangan
32
Bab 32. Masa Lalu Tuan Harun
33
Bab 33. Masa Lalu Tuan Harun 2
34
Bab 34. Merasa Dipermainkan
35
Bab 35. Tidur Seranjang
36
Bab 36. Sisi Lain Ny. Amara
37
Bab 37. Ziya's House
38
Bab 38. Ziya's House 2
39
Bab 39. Manis Bagai Candu
40
Bab 40. Kebiasaan Baru Zain
41
Bab 41. Rencana Ny. Amara
42
Bab 42. Keluar dari Penjara
43
Bab 43. Kejutan untuk Zahra
44
Bab 44. Harapan Ny. Amara
45
Hai, Kenalan dengan Author yuk!
46
Bab 45. Keposesifan Zain
47
Bab 46. Kepulangan Ny. Zain Malik
48
Bab 47. Mencairnya Es Kutub
49
Bab 48. Syukuran
50
Bab 49. Malam Penuh Drama
51
Bab 50. Rencana Berkunjung
52
Bab 51. Godaan
53
Bab 52. Menahan Emosi
54
Bab 53. Terungkap
55
Bab 54. Drama Keluarga
56
Bab 55. Keputusan Akhir
57
Bab 56. Gelisah
58
Bab 57. Kecemasan Semua Orang
59
Bab 58. Hukuman untuk Zahra
60
Bab 59. Tidak Sesuai dengan Rencana
61
Bab 60. Crazy Rich Man
62
Bab 61. Nama Pemberian Kakek
63
Bab 62. Masih Seputar Nama dan Wajah
64
Bab 63. Hu Yitian
65
Bab 64. Karantina
66
Bab 65. Tiga Hari Terlewati
67
Bab 66. Melepas Rindu
68
Bab 67. Pergi
69
Bab 68. Salah Paham
70
Bab 69. Dia Baik-Baik Saja
71
Bab 70. Zhang Yang Zi
72
Bab 71. Keputusan Barra
73
Bab 72. Calon Menantu
74
Bab 73. Nasihat dari Paman
75
Bab 74. Kejutan
76
Bab 75. Mengutarakan Niat Baik
77
Bab 76. Tragedi
78
Bab 77. Kisah Yang Zi
79
Bab 78. Amarah Sang Kakak
80
Bab 79. Disneyland
81
Bab 80. Mengulang Pesta
82
Bab 81. Satu-satunya Istri Zain Malik
83
Bab 82. Berkunjung ke Pesantren
84
Bab 83. Cinta Seorang Ayah
85
Bab 84. Alun-Alun Kota
86
Bab 85. Pengakuan Barra
87
Bab 86. Pesta Pernikahan
88
Bab 87. Kekacauan
89
Bab 88. Kehancuran Keluarga Bramasta
90
Bab 89. Malam Pesta
91
Bab 90. Cucu Kesayangan
92
Bab 91. Hanya Salah Paham
93
Bab 92. Retak
94
Bab 93. Tak Pernah Terencana
95
Bab 94. Luka dan Trauma
96
Bab 95. Kegelisahan Hati Zahra
97
Bab 96. Gelisah
98
Bab 97. Bumil Muda
99
Bab 98. Orang Asing
100
Bab 99. Meluluhkan Hati Mommy Amara
101
Bab 100. Singa yang Posesif
102
Bab 101. Drama di Kantin
103
Bab 102. Ketakutan Zahra
104
Bab 103. Teman Baru
105
Bab 104. Teman Lama
106
Bab 105. Kegigihan Aldebaran
107
Bab 106. Perlengkapan Bayi
108
Bab 107. Musibah
109
Bab 108. Kembali Bermimpi
110
Bab 109. Pengakuan
111
Pengumuman Giveaway dan Promosi Novel
112
Bab 110. Ali dan Tania
113
Bab 111. Penjelasan Zain
114
Bab 112. Baby Rayyanza
115
Bab 113. Kedatangan Keluarga Pesantren
116
Bab 114. Bertemu Iblis Betina
117
Bab 115. Keluarga Mahardika
118
Bab 116. Istana Tersembunyi
119
Bab 117. Apa Wajahku Terlihat Menakutkan?
120
Bab 118. Berbeda dari Lainnya
121
Bab 119. Merajuk
122
Bab 120. Datang untuk Melamar
123
Bab 121. Hadiah Pernikahan
124
Bab 122. Klub Malam
125
Bab 123. Permintaan Zahra
126
Bab 124. Sisi Lain Yitian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!