Di sebuah Hotel mewah terbesar di kota itu, tepatnya di dalam salah satu ballroom VVIP yang luas dengan kemegahan yang tersuguh di setiap sudut ruangan. Sebuah pesta mewah sedang berlangsung.
Meskipun tuan rumah hanya mengundang rekan bisnisnya saja, namun ruangan tersebut sudah penuh dengan tamu undangan bahkan satu jam sebelum acara dimulai. Kebanyakan dari mereka berasal dari kalangan atas dan orang-orang penting.
Walaupun ini adalah pernikahan keduanya, Zain Malik Ibrahim tetap mempersiapkan sebuah pesta mewah untuk calon istrinya itu.
Di lain tempat, di dalam sebuah persidential suite room, seorang laki-laki dengan setelan tuxedo suit putih-silver lengkap dengan dasi kupu-kupu hitam melingkar di lehernya berdiri dengan raut wajah menahan emosi.
"Cepat cari wanita itu!" teriaknya dengan lantang.
Semua orang yang berada di dalam ruangan tersebut menundukkan kepala dan ketakutan menghadapi tuan mereka yang sedang terbakar amarah.
"Baik, Tuan," ucap Barra sang asisten, hanya dia yang terlihat tenang menghadapi kemarahan tuan mereka.
Barra membalikkan tubuhnya menghadap anak buahnya. "Cepat! Tunggu apa lagi? Apa kurang jelas apa yang diperintahkan oleh tuan muda!"
Semua orang mengangguk hormat. Satu persatu anak buahnya meninggalkan ruangan untuk menjalankan perintah tuannya, meninggalkan Barra berdua dengan tuan mudanya.
"Ck. Berani sekali wanita itu membuat kekacauan di pestaku!" kesalnya, lalu ia berjalan ke arah singgle sofa dan duduk di atasnya.
Sedangkan asistennya, setia berdiri di tempat semula. Menunggu perintah selanjutnya dari tuannya.
"Tuan, wanita itu telah kabur ke luar negeri." Barra memberi tahu tuannya setelah ia mendapat informasi dari salah satu anak buahnya.
"Panggil orang tuanya!"
"Baik Tuan." Barra menghubungi seseorang lewat ponselnya.
Lima menit kemudian, pintu kamar terbuka, sepasang suami istri paruh baya masuk ke dalam kamar tersebut.
"A-Anda memanggil kami, Tu-tuan?" Pria paruh baya itu berdiri di depan Zain dengan menundukkan kepalanya, keringat dingin membasahi keningnya.
"Apa kamu ingin mempermainkan keluargaku? Hah!" Bentak Zain.
"Ti-tidak, Tuan."
"Tidak kamu bilang?" Zain berdiri dari duduknya. "Setengah jam lagi acara akan di mulai. Lalu ke mana perginya putrimu itu?"
"Ma-maafkan kami Tuan." Mohon pria paruh baya tersebut masih dengan kepala tertunduk.
"Cari putrimu sampai ketemu!" titah Zain.
"Ta-tapi, Tuan. Orang suruhan saya mengatakan bahwa putri saya sudah berangkat ke luar negeri."
"Aku tidak mau tahu! Acara ini harus tetap berjalan bagaimanapun caranya!" Zain berjalan ke arah jendela. Ia berdiri membelakangi sepasang suami istri itu, matanya menatap pemandangan kerlap-kerlip lampu kota di bawah sana.
"Tuan, maaf jika saya lancang. Tapi kami masih memiliki seorang putri." Wanita paruh baya itu melirik sekilas ke arah suaminya. "Jika Tuan bersedia, dia bisa menggantikan mempelai wanitanya."
"Terserah apa yang akan kalian lakukan. Aku tidak mau acara ini gagal dan mempermalukan keluargaku."
...*****...
30 menit kemudian, Zain berdiri di atas panggung pernikahan yang telah didesain begitu mewah. Dengan pengawalan ketat dari orang-orangnya yang telah tersebar di setiap sudut.
Pria itu terlihat gagah dan tampan. Wajah dingin dengan rahang tegasnya, semakin menambah nilai kesempurnaan ciptaan Tuhan itu.
Pintu utama terbuka, semua mata yang berada di dalam ruangan terutama mata para pria, bahkan tidak berkedip sedikit pun saat mempelai wanita memasuki ballroom dengan berjalan sangat anggun di samping ayahnya.
Para pria itu bahkan harus menelan salivanya saat melihat begitu cantik dan sexy sang pengantin wanita. Dengan gaun pengantin lengan panjang dengan model dada terbuka mengekspos sebagian tubuh atasnya memperlihatkan belahan dadanya. Tulang selangka dan lekukan lehernya yang terbuka juga menjadi santapan mata para pria itu.
Satu orang yang tidak terusik akan suguhan pemandangan itu. Zain hanya menatap tajam ke arah calon pengantinnya itu. Bahkan, ia merasa jijik mengira wanitanya itu sengaja ingin memamerkan tubuhnya di depan semua orang.
Zahwa semakin merasa tidak nyaman dengan pandangan lapar para pria itu. Baru kali ini ia memakai baju terbuka, bahkan sangat terbuka baginya.
Gaun yang menempel lekat ditubuhnya seakan menelanjanginya. Zahwa mengeratkan tangannya di lengan ayahnya. Ingin sekali Zahwa menghilang dari muka bumi ini.
Sesampainya Zahwa di depannya, Zain mengulurkan tangannya meraih tangan Zahwa yang hanya diam membisu dengan wajah pucatnya.
Sepanjang acara Zahwa hanya diam, tak tahu harus berbuat apa. Tak ada seorang pun yang ia kenal kecuali ayah dan ibunya. Ia hanya mengekor di belakang Zain yang sibuk menyapa tamu undangan.
Pesta mewah pernikahan kedua pria muda yang dijuluki sebagai 'The King of Business' itu berakhir sempurna dengan ditutup sebuah lagu yang dinyanyikan oleh salah satu artis top se-Asia.
Zahwa melihat seorang wanita cantik berambut coklat terang dengan pakaian mewah terbuka dan terlihat sangat sexy berjalan ke arahnya. Wanita itu berhenti tepat di depan Zahwa.
"Ayo, ikuti aku!" ucap wanita tersebut dingin dan tanpa ekspresi di wajahnya.
"Mbak Clarisa mau membawaku ke mana?" tanya Zahwa bingung, tadi dia sudah berkenalan dengan istri pertama suaminya itu.
"Mansion. Memangnya kamu tidak mau pulang?"
"Tapi i-itu ...." Zahwa menengok kesana-kemari mencari keberadaan suaminya.
"Zain tidak ikut pulang bersama kita," ujar Clarisa yang mengerti bahwa Zahwa sedang mencari suaminya.
Zahwa menautkan alisnya. "Kemana tuan Zain pergi?"
"Kamu tidak perlu tahu, dan jangan mencoba mencari tahu tentang Zain jika kamu tidak ingin terluka," ucap Clarisa menasihati madunya itu.
Zahwa mengikuti langkah Clarisa ke luar gedung dan masuk ke dalam sebuah mobil mewah yang telah menunggu kedatangan mereka di depan pintu lobi.
"Jalan, Pak!" perintah Clarisa kepada sang sopir.
Mobil mereka berjalan ke luar menjauh dari hotel diikuti beberapa mobil hitam yang mengawal mereka. Mobil melaju membelah keheningan malam jalanan kota.
Satu jam kemudian mobil mereka memasuki sebuah jalan yang terlihat sepi, hanya ada pepohonan yang tumbuh rindang di kiri-kanannya.
Zahwa bergidik ngeri melihat pemandangan di luar. "Mbak, kita mau ke mana? kenapa masuk ke dalam hutan?"
"Jika ingin ke Mansion, kita harus melewati jalan ini," ucap Clarisa tanpa mengalihkan matanya dari layar ponsel di tangannya.
"Tapi ini seram banget, Mbak. Memangnya tidak ada jalan lainnya?"
"Hmm, sayangnya tidak."
Setelah sepuluh menit lamanya mobil mereka melewati jalanan yang lebih mirip disebut hutan itu, mata Zahwa melihat sebuah bangunan besar tiga tingkat yang begitu megah dengan gaya modern berdiri kokoh di depannya.
Banyak pengawal berjaga di setiap sudut rumah, beberapa pelayan wanita berbaris rapi menyambut kedatangan mereka.
“Selamat datang, Nyonya.” Semua pelayan menyapa mereka.
Clarisa mengantar Zahwa ke kamarnya. "Kamar kamu di sini, dan kamarku di seberang sana." Clarisa menunjuk ke arah rumah bagian kanan.
Kamar Zahwa di lantai dua bagian kiri, sedangkan kamar Clarisa berada jauh di seberang rumah bagian kanan.
"Masuklah! Aku capek ingin segera istirahat. Jangan pernah mencari tahu lebih dalam tentang Zain, ingat itu!" peringat Clarisa sebelum meninggalkan Zahwa sendirian.
Zahwa mengangguk lalu masuk ke dalam kamarnya, satu kata yang ingin Zahwa ucapkan. "Wow, indahnya."
Zahwa tidak percaya dengan yang ia lihat di depan matanya, kamar yang sangat luas dan mewah lengkap dengan segala macam perlengkapan mewahnya.
Di rumahnya dulu, Zahwa tidur di dalam gudang sempit yang ia sulap menjadi sebuah kamar yang layak untuk ia tempati.
Setelah membersihkan tubuhnya, Zahwa membaringkan tubuhnya di atas kasur. Terasa nyaman membuat Zahwa terbuai dan tertidur dengan bathrobe yang masih melekat di tubuhnya.
Di tempat lain di waktu yang sama, Zain duduk menikmati minuman yang tersedia di depannya. Alunan musik yang dibawakan oleh sang Dj tidak mengusiknya sama sekali. Beberapa wanita dengan pakaian sexy berlomba-lomba untuk mendekatinya. Berharap mendapat lirikan dari sang tuan muda tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
lalalicious
Hai thor salam kenal ya👋 "My Favorite Wife" sudah mampir nih, jangan lupa mampir baca juga ya thor🤗
2023-05-30
0
Dinar Damayanti
jadi yg ke dua yg penting hidup mewah... wkwkwkkwkwkw
2022-07-02
2
Ranran Miura
gpp lah jadi yang ke 2, istri holang kaya bok.
Clarissa kayak udah berpengalaman diselingkuhin, bisa santuy gitu. kukira bakal ada adegan jambak²an 😁
2022-06-22
7